My Nerdy Girl

Author: Grace Jung a.k.a Jung Eun Hye

Main Cast:

Kim Jaejoong

Jung Yunho

Support Cast:

Lee Teuk

Shim (Kim) Changmin

Genre: Romance, fluff

Warning: Genderswitch! Adaptasi dari manga 'My Nerdy Girl' karya AIKAWA SAKI

DON'T LIKE? DON'T READ THEN!

LIKE? ENJOY READING^^

.

.

CHAPTER 1

.

.

.

Apa kau punya rahasia yang tidak bisa kau katakan pada orang lain?

Ya, aku punya

Author POV

Bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaringnya. Semua anak mendesah lega dan mulai berdengung berisik sambil bersiap-siap pulang. Termasuk seorang yeoja berambut pendek sebahu yang baru saja berdiri dari kursinya dan beranjak menuju pintu kelas.

"Kim Jaejoong, tunggu sebentar! Kita mau mengundi pergantian tempat duduk." Suara Han sonsaengnim –guru Bahasa Inggris sekaligus wali kelas 3-A, menghentikan langkah yeoja berambut pendek yang dipanggil Kim Jaejoong itu.

Jaejoong menoleh, sebuah kacamata berbingkai hitam menghiasi wajahnya.

"Maaf, aku tidak ada waktu. Tentukan saja kursiku dengan undian yang tersisa."

Usai berkata begitu Jaejoong melangkahkan kakinya keluar kelas. Meninggalkan Han sonsaengnim dan para murid yang terbengong-bengong dengan tingkahnya. Sepanjang menyusuri koridor dia bergumam kecil.

"Tadi aku benar-benar tidak sopan. Tapi apa boleh buat, aku memang sedang tidak ada waktu," gumamnya membela diri, meski ada sebersit rasa tidak enak pada guru berusia 45 tahun itu.

Jaejoong tengah melintasi ruang guru ketika tiba-tiba seseorang memanggilnya.

"Eh, Kim Jaejoong."

Jaejoong menoleh, dan melihat seorang namja berambut putih dan berkacamata baru saja keluar dari ruang guru. Jaejoong menelan ludahnya. Kepala Sekolah!

"Bapak sudah dengar, lho. Katanya kau meraih nilai tertinggi lagi di ujian percobaan se-prefektur ya. Kau memang murid beasiswa kebanggaan sekolah kita. Hoho.." namja tua itu tertawa bangga.

Jaejoong tersenyum rikuh lalu membungkuk. "Gamsahamnida Kim Hyunjoong saengnim," ucapnya sopan. Dalam hati dia mengumpat karena sekarang dia harus kerja paruh waktu dan namja tua ini malah menahannya.

Sebenarnya murid beasiswa di sekolah ini dilarang bekerja paruh waktu.

"Jadi kutu buku benar-benar berat ya."

Jaejoong menoleh. Disana berdiri dengan angkuhnya sesosok namja tampan bertubuh tinggi dan atletis. Teman sekelas Jaejoong, Jung Yunho. Anak dari presdir sebuah perusahaan elektronik yang terkenal.

"Oh, Jung Yunho," sapa Kim Hyunjoong saengnim senang. Yunho membungkuk hormat.

Jaejoong menatap namja tampan disebelahnya dengan wajah tanpa ekspresi. Mata mereka beradu.

"Iya benar. Memang berat sekali," ujar Jaejoong mengiyakan pernyataan Yunho tadi. Sekolah sambil diam-diam mencari nafkah maksudku, tambah Jaejoong dalam hati.

Tampang Yunho langsung jengkel. "Itu sindiran, tahu!"

Kim Hyunjoong saengnim tertawa pelan melihat dua anak didiknya itu. Pandangannya beralih ke Yunho.

"Bapak dengar prestasi Jung Yunho juga sangat bagus. Kau selalu jadi peringkat dua setelah Kim Jaejoong, kan. Prestasimu sekarang sudah cukup memuaskan. Asal belajar lebih keras nilaimu pasti lebih baik lagi," ucap Kim Hyunjoong saengnim panjang lebar.

Yunho langsung drop begitu mendengar kata 'peringkat dua'. Tapi dengan cepat dia kembali memasang wajah cool-nya dan mengibaskan tangannya santai.

"Ah, aku bukan orang yang kerjanya hanya belajar terus seperti dia," matanya melirik Jaejoong. "Aku tidak peduli soal peringkat sekolah."

Jaejoong menatap Yunho diam. Namja tampan itu melanjutkan.

"Belajar seperlunya dan bisa masuk universitas, itu sudah cukup buatku. Tidak perlu memaksakan diri. Aku hanya ingin bermain dan menikmati masa SMA-ku sebaik mungkin," jelas Yunho dengan nada menyebalkan.

Jaejoong menatapnya kesal sekarang.

"Iya benar! Yunho oppa memang berbeda dengan si kutu buku itu!" seru Tiffany, Yoona, dan Jessica tiba-tiba. Yeoja-yeoja yang entah datang darimana dan ikut nimbrung itu langsung menarik lengan Yunho pergi.

"Ayo oppa, kita ke karaokean!"

Yunho menebar senyum menawannya. "Okay, ladies."

.

.

'Apa-apaan sih! Aku bukan Tuan Muda sepertinya yang punya waktu untuk main-main!' batin Jaejoong geram.

"Menyebalkan! Apa maksudnya dengan 'bermain dan menikmati sebaik mungkin'?! Dasar belagu!" dengan kesal dibantingnya nampan berisi piring dan gelas kotor yang sedang dipegangnya ke meja. Menimbulkan bunyi 'brak' yang cukup keras.

"Hero-chan!"

Seorang yeoja berambut panjang dan memakai yukata menghampiri Jaejoong yang berada di dapur.

"Kau ini kenapa sih? Hati-hati pegang barangnya dong!" omelnya.

"Ahjussie!" Jaejoong kaget.

PLETAK! Yeoja-eh, namja yang ternyata memakai wig dan yukata itu menjitak kepala Jaejoong. "Panggil aku manajer!"

Jaejoong mengusap-ngusap kepalanya yang sakit. Bibirnya mengerucut.

"Lihat itu," manajer sekaligus paman Jaejoong dan yeoja jadi-jadian yang bernama Leeteuk itu mengedikan kepalanya ke pintu dapur yang terbuka lebar. Menunjukkan sebuah ruang luas dimana namja-namja tengah menikmati makananannya sementara maid-maid cantik berpakaian unik berseliweran memberikan pelayanan pada mereka. Beberapa di antara mereka tampak melirik ke arah dapur tempat Jaejoong berada.

"Semua tamu yang datang kesini berharap bisa melewati waktu dengan pelayan yang manis. Mereka membayar mahal untuk itu, jadi bekerjalah yang benar." Leeteuk mengingatkan.

"Aih, tanganku licin. Benar-benar payah, haha.." Jaejoong memasang wajah manisnya yang menggemaskan, tertawa pelan seraya menutupi mulut dengan punggung tangannya. Suara tawanya yang merdu mengalihkan dunia para tamu. Mereka semua mimisan.

"Hero-chan.."

"Manisnya.."

Leeteuk: -.-

"Kau ini, kalau sudah masuk mode bisnis suara dan wajahmu benar-benar berubah ya." komentar Leeteuk tak habis pikir.

"Itu namanya profesional," ujar Jaejoong bangga. "Nah, ayo semangat!" Jaejoong mengepalkan tangannya lalu keluar dari dapur dengan senyum manisnya. Bersiap melayani para tamu yang sudah menanti dirinya.

Inilah Cassie Cafe. Sebuah cafe unik yang berbeda dari yang lainnya. Kenapa? Karena selain menjual makanan dan minuman enak, cafe ini juga mengandalkan para maid manis berkostum cosplay dan pelayananannya yang memuaskan sebagai jualan utama cafe. Tapi karena menjual minuman beralkohol, cafe inipun dilarang untuk dimasuki anak sekolah.

Lalu kenapa Jaejoong yang masih sekolah diperbolehkan bekerja disini? Gampang, tentu saja karena pamannya adalah pemilik cafe ini. Dan untuk berjaga-jaga agar tidak ketahuan pihak sekolah, Jaejoong tidak pernah keluar cafe dan selalu memakai wig panjang serta melepas kacamatanya jika sedang bekerja.

Seperti sekarang, Jaejoong tampak cantik dan manis dengan kostum Alice-nya. Dia bergerak kesana kemari dengan lincah. Hampir semua tamu ingin dilayani olehnya. Karenanya dia menjadi maid terpopuler di Cassie Cafe.

Jejoong tengah membereskan piring kotor di meja no. 6 ketika matanya menangkap sebuah ponsel tergeletak di atas meja. Dia mengambilnya lalu mengernyit.

"Kalau tidak salah yang tadi duduk di meja ini adalah Lee Joon-ssi, pelanggan tetap disini," gumamnya pelan. Dengan segera Jaejoong menghampiri Leeteuk yang tengah berdiri diam mengawasi para pekerjanya.

"Manajer! Lee Joon-ssi meninggalkan ponselnya di meja. Boleh aku mengembalikannya?"

"Eh?" Leeteuk yang kaget segera mendekat dan berbisik. "Tunggu Jae! Bahaya kalau kau keluar dengan pakaian seperti itu! Bagaimana kalau ketahuan orang dari sekolahmu?!"

Jaejoong mengibaskan tangannya.

"Tenang saja, Joon-ssi pasti belum jauh. Aku akan coba susul ke stasiun." Jaejoong keluar cafe dan berlari menuju stasiun kereta bawah tanah yang berada di dekat cafe. Dia berjalan sambil celingak-celinguk, mengabaikan berpasang-pasang mata yang menatapnya lapar.

"Lho?" Jaejoong menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Bingung. "Kupikir dia masih ada disekitar sini," ucapnya heran ketika matanya tak menangkap sosok Lee Joon dimanapun. Setelah yakin Lee Joon tidak ada di stasiun, Jaejoong memutuskan kembali ke cafe, berniat mengembalikan ponselnya besok jika Lee Joon datang ke cafe lagi.

Jaejoong berjalan menuju cafe sambil mengedarkan pandangannya ke jalanan. Siapa tahu dia bisa menemukan Joon. Karena kurang memperhatikan jalan, tak sengaja tubuhnya menabrak orang.

'Dukh!'

"Aww!" Jaejoong memekik. Tubuhnya hampir jatuh kalau saja orang yang ditrabaknya tak cepat-cepat menahan lengannya.

"Gwenchana?" tanya orang itu cemas.

"Ah, mi.. mian," Jaejoong mendongakkan kepalanya.

Deg! Jaejoong dan orang itu sama-sama terpaku menatap satu sama lain. Mata sipit orang itu sedikit membesar, menatap Jaejoong tanpa kedip.

Jaejoong terdiam, tak percaya dengan apa yang ada di depan matanya saat ini. Tapi sesaat kemudian dia tersadar.

"Huwaaaa!" serunya panik. Dengan cepat dia menarik tangannya yang ditahan orang itu. Matanya menatap shock namja di depannya.

Jung Yunho?!

Jaejoong mundur satu langkah. Kakinya bergetar dan wajahnya seketika menjadi pucat pasi. Keringat dingin mulai keluar dari pelipisnya. Ba-bagaimana bisa dia ada disini?! Gawat! Gawat! Apa dia mengenalinya?

Yunho mengernyit bingung. Yeoja cantik di depannya ini melihatnya seperti melihat hantu saja. Apa ada yang salah dengan wajahnya? Terakhir dia lihat semenit yang lalu masih tampan kok. Koreksi, sangat tampan.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Yunho akhirnya.

Jaejoong yang gugup mencoba memberikan senyum bisnisnya, dan sukses membuat wajah Yunho memerah.

"A-aku tidak apa-apa, gomawo. Permisi!" dengan langkah seribu Jaejoong berlari ke dalam cafe. Meninggalkan Yunho yang hanya bisa menatap punggungnya menjauh.

"Cantik.." gumam Yunho. Dia menunduk dan tak sengaja matanya melihat sesuatu berkilauan di tanah. Yunho memungutnya. Sebuah gelang.

"Punyanya ya?"

.

.

"Manajer.. manajer.. manajeeer!"

Jaejoong meringkuk di belakang meja kasir sambil terus merengek pada Leeteuk yang menatapnya ogah.

"Bagaimana ini.. habislah aku.. pasti aku ketahuan.." Jaejoong menyembunyikan wajah diantara kedua lututnya sembari mengacak wig-nya frustasi.

Leeteuk menghela nafas. "Makanya, sudah kubilang jangan keluar!"

"Uh.."

Jaejoong mendongak. Matanya yang besar berkaca-kaca. Dia benar-benar sedang ketakutan sekarang. Tamat sudah riwayatnya kali ini jika Yunho menyadari dirinya seorang maid dan memberitahukannya ke pihak sekolah. Dia bisa ditendang keluar saat itu juga.

"Tapi belum tentu juga dia sadar itu kau, kan. Makanya mulai sekarang berhati-hatilah." Leeteuk mencoba menenangkan Jaejoong. Bagaimanapun juga dia tak tega melihat keponakannya yang imut itu galau.

'Ting!'

Suara bel pintu. Pintu terbuka, menampilkan sesosok namja tinggi berwajah tampan dan maskulin. Leeteuk mendecih melihat pakaian namja itu.

"Aish, seragam sekolah Jaejoong. Baru saja dibicarakan orangnya sudah datang."

Wajah Jaejoong langsung horror memandang Yunho yang berdiri di pintu masuk cafe. Dengan cepat dia merangkak ke bawah meja kasir dan bersembunyi disitu. Astaga, mau apa namja itu kesini?!

Melihat ada tamu datang, Heechul, Sungmin, dan Eunhyuk yang sedang bebas langsung menyambutnya dengan wajah ramah dan senyum sejuta dolar mereka.

"Selamat datang~"

"Maaf, apa disini ada yeoja berbaju biru muda? Tadi aku melihatnya masuk sini." tanya Yunho langsung. Dia mengedarkan pandangannya menjelajah isi cafe yang lumayan ramai itu.

"Baju biru muda?" ketiganya saling berpandangan. Eunhyuk yang pertama kali menganggukkan kepalanya paham.

"Oh, kalau itu sih He-"

"Selamat dataaang!" kalimat Eunhyuk terpotong oleh Leeteuk yang tiba-tiba menghampiri mereka. Dengan lirikkan matanya Leeteuk memberi isyarat kepada tiga yeoja di disampingnya untuk pergi. Dia lalu menatap Yunho.

"Duh, kau anak SMA ya? Maaf ya, anak SMA ke bawah dilarang masuk sini." Leeteuk mencoba mengusirnya halus.

Yunho balas menatap Leeteuk berani. "Anu, aku mau mengembalikan barang yang dijatuhkan oleh yeoja berbaju biru muda. Aku ingin mengembalikannya secara langsung. Boleh aku menemuinya?" pinta Yunho.

"Nak.." Leeteuk memasang wajah berbahayanya, aura hitam mulai mengelilingi tubuhnya. "Tadi aku sudah bilang kan.. anak SMA ke bawah dilarang masuk sini! Jadi, ayo keluar sana! Keluar!"

"Eh, aku hanya mau mengembalikkan barangnya kok!"

"Tetap tidak bisa!"

"Tapi-"

"Maaf sekali ya." Leeteuk tersenyum manis sebelum menutup pintu cafe tepat di depan wajah Yunho.

'Blam!'

Yunho menatap pintu di depannya tak percaya. "Apa, apa-apaan sih dia?! Dasar waria!" umpatnya kesal. Dia menatap gelang di tangannya.

"Huh! Ya sudahlah, aku tunggu dia di luar cafe saja."

.

.

Jam di ponsel Yunho sudah menunjukkan pukul 21.30, berarti sudah hampir 5 jam dia menunggu si yeoja berbaju biru keluar cafe.

"Aish, lama banget," Yunho menggerutu pelan sambil menyeruput kopi dingin kesukaannya.

Saat ini dia tengah berada di dalam minimarket. Duduk santai sambil mengamati bagian samping Cassie Cafe yang terlihat dari dinding kaca di depannya. Tepatnya mengamati sebuah pintu yang Yunho yakin menjadi akses keluar-masuk pekerja.

"Kapan sih dia akan keluar?" Yunho mengetuk-ngetukan jarinya ke meja panjang di depannya dengan tak sabar. Dia menegakkan tubuhnya ketika melihat pintu di samping cafe terbuka dan seorang yeoja berseragam sekolah keluar dari sana.

"Ada yang keluar.." Yunho menajamkan matanya dan seketika itu juga matanya membelalak begitu melihat dengan lebih jelas sosok yeoja berambut sebahu dan berkacamata itu.

Lho? Si yeoja kutu buku?!

Yunho memandangnya tak percaya. Kok.. dia keluar dari cafe itu?! Padahal dirinya saja ditolak! Eh? Yunho mengernyit ketika melihat seorang namja bertubuh jangkung berlari menghampiri Jaejoong.

"Siapa dia?"

.

.

"Noona!" seorang namja melambaikan tangannya pada Jaejoong yang baru saja keluar dari cafe.

"Changmin?!" Jaejoong menatap namja yang kini ada di depannya kaget. "Ada apa?! Bahaya kan anak SMP datang ke tempat seperti ini sendirian!"

"Habis, Jae noona tidak punya ponsel sih," jawab Changmin apa adanya. "Aku mau memberitahu kalau noona tidak perlu masak makan malam untuk appa. Noona baru akan pergi belanja kan?"

"Eh?! Appa pergi lagi?!" seru Jaejoong tak percaya.

"Ne, kali ini dia pergi ke India," jawab Changmin kalem. Dia mengambil sebuah lipatan kertas dari saku jaketnya lalu menyerahkannya pada Jaejoong.

Appa pergi ke India untuk menyelamatkan anak-anak kecil yang kurang beruntung. Jaga diri kalian baik-baik ya.

Appa kalian yang tercinta,

Kim Jonghyun

Tangan Jaejoong yang memegang surat itu bergetar. Perlahan tubuhnya jatuh terduduk di tanah. Kepalanya menunduk, meratapi nasib.

Jaejoong sangat menghormati apa yang appa-nya lakukan sebagai seorang dokter. Tapi karena dia tidak bekerja di rumah sakit dan malah sibuk menjadi dokter sukarela di negara-negara miskin, appa-nya tidak pernah ada di rumah dan praktis tidak punya penghasilan karena kegiatan sukarelanya. Sepertinya namja itu tidak memikirkan nasib anak-anak tidak beruntung miliknya yang ada di rumah -.-

"Noona," Changmin memandang Jaejoong iba. Dia ikut berjongkok lalu memegang kedua pundak Jaejoong. Yeoja itu mendongakkan kepalanya.

"Setengah tahun lagi aku masuk SMA dan bisa mulai kerja paruh waktu seperti noona. Jadi noona jangan sedih ya," hibur Changmin. Jaejoong menatap Changmin dengan mata berkaca-kaca.

"Changmin.." Jaejoong langsung memeluk adik laki-lakinya itu dengan sayang. Changmin balas memeluknya dan mengusap-usap punggung Jaejoong lembut.

.

.

BYURRRR!

Yunho menyemburkan kopi yang ada di mulutnya.

"Uhuk.. uhuk.." Yunho mengelap area sekitar mulutnya yang basah dengan punggung tangannya. Matanya menatap nyalang pemandangan yang tersaji di depannya.

Berani-beraninya yeoja itu bermesraan dengan seorang namja di depan umum?! Yunho tidak terima! Gara-gara yeoja itu, dia yang di SMP selalu peringkat satu sekarang harus merasakan menjadi peringkat dua. Dan sekarang yeoja itu malah kencan?! Mana namjachingunya keren pula!

"Astaga, aku kalah oleh yeoja seperti itu?!" Yunho menggeram kesal. Harga dirinya yang tinggi serasa dilecehkan begitu saja. "Grrr.. kutu buku tidak pantas punya pacar segala! Seharusnya dia belajar saja terus dan menjalani hidup membosankan layaknya seorang kutu buku. Kalau perlu pacaran dengan buku sekalian!"

Puas dengan mengumpati Jaejoong, Yunho keluar dari minimarket itu. Sepanjang perjalanan pulang menggunakan mobil jemputan, Yunho tak henti-hentinya mengetuki keningnya. Berpikir. Sepertinya dia melupakan sesuatu, tapi apa ya?

.

.

.

To be continue...

Ini adalah ff adaptasi dari manga jepang My Nerdy Girl, karya Aikawa Saki. Ceritanya bagus dan kebetulan dia adalah mangaka favoritku^^

Semoga kalian suka, ne :D