Suara bayi menangis menjadi pertanda proses kelahiran yang dilakukan Mrs. Mebuki telah berjalan dengan sukses. Lantunan suara tersebut menjadi sumber kebahagian bagi pihak keluarga yang saat ini tengah menunggu di depan pintu ruang tunggu operasi karena harus melalui proses persalinan caesar.
Mr. Haruno dipersilahkan terlebih dahulu masuk oleh sang dokter untuk melihat sang buah hati dan istri tercinta.
"Selamat anak anda berjenis kelamin perempuan dan wajahnya cantik sekali sama seperti istri anda," ujar dokter ber-name tag Patricia Carollete―dengan menggunakan bahasa jepang yang terlalu formal.
"Terima kasih atas bantuan anda dokter Patricia," ucap Haruno Kizashi sambil berojigi dan menyalami dokter tersebut.
"Sama-sama. Saya pamit undur diri," kata dokter tersebut sopan dan meninggalkan Kizashi untuk lebih leluasa berada di dalam ruangan.
Kizashi berjalan kearah istrinya yang sedang berbaring di atas ranjang setelah tadi baru saja dipindahkan ke ruang rawat pasien.
Mebuki tersenyum lembut kepada sang suami.
"Anata, kita sekarang sudah punya anak," ucap Mebuki dengan suara yang menahan tangis.
"Iya, sayang. Bahkan putri kita sangat cantik. Lihat rambutnya berwarna pink sama seperti pipinya yang kemerahan." Kizashi meletakan putrinya di samping sang istri di atas ranjang.
"Kau benar Kizashi-kun. Kau akan memberinya nama apa?" Mebuki mengelus-elus tangan mungil putri kecilnya. Kentara sekali kalau dia begitu bahagia.
"Bagaimana kalau 'sakura'?" Lelaki berusia tiga puluhan tersebut memasang pose berpikir.
"Ya, Haruno Sakura. Putri kecil kita pasti akan menjadi musim semi yang indah jika ia sudah dewasa nanti." Dalam hati Kizashi menyetujui apa yang diucapkan istrinya. Kelak Putrinya akan menjadi sumber kebahagian bagi keluarga Haruno mengingat Clan Haruno belum memiliki cucu perempuan.
.
.
.
.
Disclaimer © Naruto milik Masashi Kishimoto dan saya tidak mengambil keutungan materi apa pun
Story © Nuria agazta/ Naya Aditia
Pairing: SasuSaku
Warning: AU, OOC (little bit..), Abal dan aneh, Typo(s) bertebaran, tidak masuk di akal, diksi jelek, MINIM DESKRIP OVER DIALOG, alur cepat.
Don't Like Don't Read
.
.
.
.
7 years later...
"Saku-chan jangan bermain kejar-kejaran di jalan raya itu berbaha―" Belum sempat Mebuki meyempurnakan ucapannya hal yang ditakutinya terjadi.
BRUKKKK...DRAKKK...
Sebuah mobil pengantar susu baru saja melintas dan kecelakaan tak diinginkan pun terjadi. Mebuki terdiam. Seakan tersadar dari sengatan petir seratus ribu volt, Mebuki berteriak histeris melihat putrinya tergeletak di tanah aspal dengan darah bercucuran. Bau anyir darah tak dihiraukannya ia tetap memeluk tubuh ringkih nan kecil anaknya sambil menangis.
.
.
.
Genap tujuh hari sudah Haruno Sakura―putri tunggal Haruno Kizashi dan Mebuki ini koma di rumah sakit. Bahkan sang Nenek― Haruno Julia ikut terbaring di rumah sakit akibat serangan jantung begitu mendengar kabar cucu perempuan tersayang mengalami kecelakaan dan kritis di rumah sakit. Nenek sakura yang pada saat itu sedang bertolak ke Costa Rica terpaksa harus dirawat di rumah sakit yang ada di sana.
Seperti bunga yang tidak disiram dan berakhir layu, keluarga Haruno saat ini dirundung duka mendalam. Haruno Julia dinyatakan meninggal dunia saat pihak rumah sakit United Costa Rica menghubungi pihak keluarga Haruno di Jepang. Jenazah nenek Sakura tersebut akan di kremasi dan di kuburkan di tanah kelahiran yaitu Suna City.
Spanduk bela sungkawa, dan karangan bunga besar memenuhi rumah besar keluarga haruno. Orang-orang berduka atas meninggalnya Haruno Julia― Buisness Independent Women―di kawasan Negeri HI tersebut. Bahkan ia pernah menyandang penghargaan dari majalah People sebagai salah seorang wanita yang berpengaruh di dunia.
.
.
.
Haruno Mebuki tetap setia menemani sang anak yang terbaring lemah di atas ranjang pesakitan rumah sakit. Ia miris melihat putrinya yang setiap hari harus dipasangi selang infus dan alat-alat bantu detak jantung. Setiap hari ia berdoa kepada Kami-sama agar anaknya diberikan kesembuhan dan bisa ceria kembali seperti hari-hari sebelumnnya. Mebuki sendiri bergantian dengan Kizashi dalam menjaga Sakura. Mengingat baru saja ibu mertuanya meninggal dunia.
.
.
.
Jam menunjukkan pukul 00.00 waktu dini hari. Wanita paruh baya― ibu dari Sakura tersebut tertidur di samping ranjang putrinya dengan tangannya yang menggenggam tangan mungil Sakura.
Cuaca berubah menjadi dingin. Suhu temperatur ruangan yang telah diatur menjadi hangat menjadi tak ada artinya.
Sebuah cahaya ungu muda masuk melalui celah fentilasi ruangan yang bernuansa putih tersebut. Haruno Sakura dikerubungi cahaya ungu. Denting jam bergerak secara perlahan seperti layaknya manusia yang bernafas memenuhi oksigen di paru-paru lalu membuang karbon dioksida melalui mulut secara teratur. Hening. Sunyi. Dan tiba-tiba...
"Ibu." Haruno Sakura membuka matanya untuk pertama kali pasca kecelakaan. Batu emerald itu bersinar kembali.
.
.
.
Jepang di bagian timur atau orang-orang menyebutnya Negeri HI terbagi menjadi beberapa kota besar yakni Konoha Town, Suna City, Ame Island, dan Kiri Village.
Malam itu sinar ungu menyinari salah satu masing-masing bangunan yang ada di empat kota besar. Bulan tertutup kabut malam walau cahayanya terang tidak seperti malam-malam sebelumnya. Cuaca dingin menyengat kulit. Tak banyak orang yang berlalu lalang di jalanan yang sunyi temaram.
Legenda pecahan Big Bang? Percayakah kau kalau kukatakan setiap 600 tahun sekali bumi akan berada tepat sejajar dengan planet Purpleous dan terjadi ledakan maha dasyat yang menyebabkan bumi bagian kawasan asia timur di selimuti cahaya ungu.
Masyarakat Jepang percaya jika Dewa Matahari yang mereka agungkan yang menginginkan hal itu terjadi. Tak sedikit orang juga yang mengatakan kalau itu hanyalah sebuah mitos di masyarakat.
Dan mereka yakin hanya orang terpilihlah yang akan mendapat julukan Generation Miracle.
Dan di era zaman modern abad ke-21 ini, Generation Miracle berawal...
.
.
.
.
10 years later present...
Tournament Spring Day beberapa bulan lagi akan berlangsung. Di setiap sekolah di Negeri HI wajib mengirim salah satu perwakilannya untuk mengikuti beberapa perlombaan yang telah ditetapkan. Tournament ini di kelola langsung oleh pemerintah Jepang dari skala Nasional sampai Internasional.
Peraturan perlombaan sendiri yaitu diikuti empat kota besar di negeri HI dengan kawasan HI Timur terpusat di Konoha Town, Suna City Kawasan HI Barat, Ame Island Kawasan HI Utara, dan yang terakhir Kiri Village Kawasan Hi Selatan.
Masing-masing kota melakukan penyisihan terlebih dahulu di kawasannya masing-masing. Setelah di tetapkan sang pemenang utama, maka sekolah itulah yang mewakili perpektur kawasannya dalam mengikuti Tournament untuk melawan pemenang perpektur kawasan lain.
Setiap tahun selalu diadakan pertandingan untuk mencari predikat sekolah terbaik. Walau terkadang ada intrik-intrik kecurangan dimana-mana, entah dari pemerintah, pihak sekolah, maupan murid yang mewakili perlombaan.
The Last King tahun lalu masih di tempati oleh Konoha Town dengan salah satu sekolah kebanggaan mereka yaitu Teitan Senior High School. Sekolah yang luar biasa hebat mengingat reputasi murid-muridnya yang di domisili anak bangsawan Jepang.
Di posisi kedua Ame Island sang juara bertahan dengan salah satu sekolah kebanggaan mereka yaitu Benfort Academy. Sekolah yang mayoritas muridnya campuran warga asing yang bersekolah di Jepang. Benfort Academy merupakan cabang dari sekolah ASA Academy―Birmingham Inggris.
Diposisi ketiga adalah Kiri Village. Jangan sangka jika kalian menduga sekolah di Kiri Village akan seperti sekolah terlantar dan kuno di desa-desa maka kau salah besar. Salah satu sekolah kebanggaan mereka adalah Uzumaki Gakuen. Sekolah dengan arsitektur ala kerajaan Perancis. Pertama kali melihat sekolah ini kau susah membedakan antara bangunan sekolah atau kastil istana.
Terakhir. Rakuzan Internasional School. Baru di resmikan dua tahun belakangan ini. Sekolah ini di peruntukkan untuk anak Pebisnis. Suna City adalah kota pusatnya perdagangan dan wara laba.
.
.
.
"Minggu depan Tournament Spring Day, bukan? Aku penasaran siapa yang akan mewakili sekolah kita. Apa 'dia' lagi?" ucap seorang gadis berambut coklat caramel.
"Aku juga tidak tahu. Mungkin saja iya," kata teman di sebelah bangkunya menyahut.
"Yihaaa... aku sudah tidak sabar lagi ingin melihat pertandingan berlangsung. Apalagi melihat Prince of Teitan yang super ganteng, jenius, dan Sexy Boy itu, loh?" Seorang gadis berambut hitam tiba-tiba datang dan ikut nimbrung dalam sesi obrolan. Lihat saja matanya sudah love-love begitu. Hahh... ujung-ujungnya fangerlingan anak sekolah lain lagi.
"Seharusnya kamu kan dukung anak sekolah kita. Dasar pengkhianat!" Si gadis berambut coklat mendengus kesal.
"Bukan gitu guys. Aku tetap dukung sekolah kita kok. Kau tahu kan aku cuma pengen cuci mata," ujarnya sambil mengedip-ngedipkan matanya.
Teman-temannya yang lain cuma bisa menghela nafas pasrah walau dalam hati ikut membenarkan perkataan temannnya barusan.
.
.
.
"Moshi-moshi."
"Hn."
"Jawab yang benar Sasu-kun," ujar suara di seberang telepon.
"Iya."
"Dasar manusia pelit kata," katanya jengkel.
"Hn. Tumben kau yang menelponku duluan. Biasanya kau selalu sibuk,eh?" pria bernama Uchiha Sasuke itu menyindir telak sang penelpon.
"Kau jahat sekali Uke-chan. Aku tidak seperti itu kok," ucap sang gadis sambil mengerucutkan bibirnya walau Sasuke tidak melihatnya. Sasuke memutar matanya imajiner. Selalu seperti ini, pikirnya malas.
"Berhenti memanggilku seperti itu," ujar Sasuke kesal.
"Biarin. Oh my Uke-chan, my bunny sweety, my lovely."
"Kenapa kau menelponku?" ucapnya to do point.
"Kau tidak senang yah kalau aku telepon?" terdengar dari nadanya kalo gadis itu sedang marah.
"Bukan begitu Sakura. Sebenarnya ada apa?" Sasuke berusaha berbicara selembut mungkin walau hasilnya nihil tetap saja kesannya ketus.
"Tebak aku ada di mana?" Sakura cekikikan di seberang telepon. Cepat sekali moodnya berubah padahal tadi marah, batin Sasuke heran.
"Mana aku tahu," balas Sasuke cuek.
"Sasukee-kun," geram Sakura pada Sasuke.
"Swiss."
"Salah. Pesawatku baru saja mendarat di airport Suna City. I'am back..." Sakura berteriak ceria.
Mata Sasuke terbelalak. Kenapa Sakura tidak bilang sebelumnya kalau ia akan pulang. Ia merasa tidak di hargai. Heii..
"Kenapa kau tidak bilang sebelumnya, baka!"
Reflex Sakura menjauhkan telinganya dari SmartPhone miliknya. Kalau Sasuke sudah marah itu sangat berbahaya. Dan heii..kenapa Sasuke senang sekali mengatainya bodoh. Lama-lama ia bodoh betulan.
"Aku cuma mau buat surprise kok. Oh iya Sasuke-kun, bisakah kau jemput aku di bandara. Aku lupa dengan daerah jalanan Suna. Ayah dan Ibuku minggu depan baru pulang jadi aku cuma sendiri," jelas Sakura panjang lebar.
"Konoha dan Suna itu jauh, baka! Pulang sendiri sana!" dengus pria bersurai donker itu kesal.
"Teganya kau Sasu-kun. Cewek zaman dulu mintanya satu malam di buatin candi si pria sanggup, kenapa aku yang minta di jemput saja kau tak mau. Jangan-jangan Sasuke-kun sudah gak cinta lagi sama aku. Huaaaa..." Sakura nangis heboh seanggukan.
Aduhh..lama-lama Sasuke kena hipertensi usia muda juga ngehadapin kekasihnya yang super duper nyebelin dan nyusahin. Dan mana ada orang bisa buat candi dalam satu malam itu cuma legenda kan?
"Kalau begitu aku cari pria lain saja yang mau ngantarin aku pul―"
"Kubunuh kau kalau berani," ujar Sasuke menusuk.
"Tunggu di situ, jangan kemana-mana. Satu jam aku sudah sampai di sana," lanjut Sasuke memberitahu.
"Satu jam?" Sakura membeo.
"Aku naik jet pribadi," jawab Sasuke seolah mengerti apa yang dipikirkan Sakura.
"Betulkah. Asyik...I Love You Sasu-koi." Gadis berambut pink pucat tersebut melompat-lompat sangking senangnya. Para pengunjung bandara melihat ke arah Sakura dengan tatapan aneh.
"Hn. Tunggu aku di sana. Jika ada pria yang berani macam-macam, tendang saja 'anu'nya," perintah pria tampan tersebut setengah bercanda.
Sakura mengembikkan bibirnya sebal.
"Punyamu yang bakal ku tendang Sasu-kun," ucap Sakura kesal.
"Kau juga yang rugi nanti saat kita menikah," balas Sasuke dengan seringai sexy.
"Sasu no Baka. Dasar mesumm!" Gadis cantik pemilik marga Haruno tersebut duduk di kursi tunggu di dalam bandara.
"Tapi kau suka kan?" goda Sasuke. Blusshh..wajah Sakura memerah.
"Sialan!" umpat Sakura.
Hah... image Sasuke yang dingin, cool, hilang seketika jika sudah berhadapan dengan kekasihnya Haruno Sakura. Terkadang omongan mereka memang cukup prontal dan absurd. Kombinasi yang bagus kan?
.
.
.
Sakura masih asyik dengan game harvest moon di Smart Phonenya. Terlihat ia sesekali tersenyum senang saat memandikan sapi salah satu peliharaannya di game. Sangking fokusnya dengan game Sakura tidak menyadari ada yang menepuk bahunya dari belakang.
"Heii..." suara seorang wanita menginterupsi. Setengah tak rela menunda gamenya Sakura mencoba untuk berbalik ke belakang.
"Who are you, Miss?" Sakura mengerutkan alisnya bingung. Ia tidak mengenal siapa wanita yang ada dihadapannya ini. Wanita tersebut melepaskan kaca mata hitamnya dan terlihatlah mata ruby yang indah.
"Ini aku Karin. Tega sekali kau melupakan aku, pink panther!" tunjuk Karin tepat di depan wajah Sakura.
"Aaa... kau ratu iblis," sebut Sakura kalem. Karin mendecih kesal. Malas untuk berdebat ia memutuskan untuk duduk di samping Sakura.
"Kau pulang?" kata Karin ambigu.
"Ya, aku memutuskan untuk pindah ke Jepang." Sakura melanjutkan gamenya yang tertunda tetapi tetap menajamkan pendengarannya.
"Kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Sakura pada Karin walau matanya masih fokus terhadap layar Smart Phone.
"Aku baru saja pulang dari Penhouse milik keluargaku di Kiri Village. Liburan musim panas di sana memang menyenangkan, tak salah aku memilih berlibur ke sana," ujarnya kelewat senang.
"Oh ya Saku, jadi kau memilih sekolah 'di sana'? Kenapa tidak satu sekolah saja dengan kekasihmu yang brengsek itu." Karin bertanya dengan nada yang meremehkan. Sakura mematikan ponselnya dan memasukannya ke dalam tas tangan miliknya.
"Aa. Seperti yang ku katakan di Path kemarin. Terserah aku loh Karin mau bersekolah dimana." Sakura menekankan kata-kata terakhirnya kalau ia tidak suka ditanyai seperti itu. Karin mengangkat bahu acuh.
"Sudah tau 'dia' brengsek kau masih saja bertahan dengan dia. Otakmu tidak waras,eh?" sindir Karin keluar dari topic yang di bahas.
Gadis bernama Haruno Sakura tersebut menopangkan kaki kanannya ke kaki yang lain lalu meyesap pelan Coffee Late miliknya pelan seakan mengerti arah pembicaraan kawan merahnya itu. Kata-kata Karin tidak membuatnya tersinggung ia malah terlihat tenang.
"Jangan campuri urusanku Uzumaki Karin," desisnya tajam. Ia memandang Karin datar tetapi mata emeraldnya berkilat tajam.
"Sasuke 'mencabangimu' kau diam saja. Dasar pink panther bodoh!" Karin terus menyindir Sakura tanpa henti. Karin sendiri tak habis pikir dengan temannya yang satu ini. Karin ingin menyadarkan Sakura karena ia pernah mengalami hal yang serupa. Sebagai sesama wanita pasti lah saling mengingatkan.
"Kau tak perlu khawatir, aku tahu apa yang aku lakukan," kata Sakura lirih.
Karin memandang Sakura dengan pandangan menyidik. "Apa yang sedang kau rencanakan," tuntut Karin curiga.
"Tak ada." Sakura terseny―tidak, tepatnya menyeringai misterius.
"Kau kira bisa membohongiku. Aku tahu siapa dirimu. Kau aktris ulung. Queen drama terbaik," ujar Karin menatap Sakura angkuh.
Sakura mengangkat bahunya acuh pertanda ia ingin topic obrolan ini selesai sampai di sini. Wanita berambut merah darah itu menarik nafas pasrah. Sakura yang ngejalanin kenapa dia yang jadi repot, pikirnya sebal.
"Di BM kalian lovey dovey, taunya dia di sana lagi beduan sama teman cewekmu yang lain. Susah yah yang namanya LDR." Singgung Karin. Ia merasa gregetan dengan teman pink panther nya ini. Tapi Karin yakin pasti ada yang Sakura sembunyikan darinya. Sakura bukan gadis bodoh yang diam saja saat melihat kebenaran di depan matanya.
Keheningan terjadi di antara mereka. Karin tidak tahu lagi apa yang ingin ia obrolkan dan Sakura sendiri berkutat dengan isi pikirannya sendiri.
"Kalau kau ingin menghancurkan seseorang, hancurkan ia dari dalam," kata Sakura tiba-tiba lalu menyeringai kejam pada Karin.
Gadis yang diajak bicara bergidik ngeri di sampingnya. Tapi sejurus kemudian mereka berdua tertawa. Hahahaa..
"Kau mengerikan Sakura," kata Karin menahan tawa.
"Tournament tahun ini Teitan akan hancur," ucapnya pelan namun penuh arti.
"Perlukah sekolahku membantu?" ujar Karin terkikik geli.
"Aa. Sekutu,eh?" Kedua gadis tersebut melakukan tos tangan.
"Hush..." Sakura menaruh telunjuknya di bibir. Karin menatap Sakura seakan bertanya ada apa.
"Dia datang..." Sakura melambaikan tangannya kepada seseorang di seberang sana.
To be Countinued^^
A/N: Fik yang lain belum selesai malah baut MC baru. Gomen n(-,-)n Ide fik naya selalu di luar akal manusia. Suka-suka dong wkwkwk..
Lagi bad mood ama RL yang sibuk khususnya tugas kuliah jadi fik nya maaf rada ngawur beud #effect Nay terinsfirasi dari Kiseki No Sedai nya Kurobas tapi ceritanya JELAS BERBEDA. Jujur Nay Fans Kurobas akut namun di jalan yang benar(?) straight no yaoi hahaha..
Ciauuu...
Review dong...
Salam hangat,
Naya Aditia
