Disclaimer : Akira Amano

Because Of You

Miharu's POV

Hari yang membosankan selalu kurasakan setiap hari. Mengulang semua kegiatan yang sama tanpa satupun ada yang menarik. Pagi inipun seperti biasa,aku bangun pagi untuk berangkat ke sekolah. Mengganti piyama tidurku dengan kemeja lengan pendek warna putih, sweater biru tua, pita warna merah dan rok di atas lutut. Kusisir dan kubiarkan rambutku yang panjang ini terurai. Aku memang tidak pernah repot untuk mengikatnya. Kulihat jam di dinding masih menunjukkan pukul 7 pagi. Aku menghela nafas, akankah aku terus seperti ini tanpa ada yang membuatku merasa bangun pagi adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu?

Setelah semua siap aku turun dari kamarku yang terletak di lantai 2. Kulihat ibuku sedang memasak di dapur

"Selamat pagi Bu."

"Selamat pagi, Miharu. Ayo duduk,ibu siapkan sarapannya."

Aku pun duduk di arah berseberangan dengan Ayahku sedang meminum kopi dan membaca koran. Kulihat adik perempuanku,Yui sedang memegang garpu dan sendok duduk di sebelah kananku. Yui baru duduk di bangku kelas 1 SD. Ayahku adalah seorang Kepala Polisi. Sejak kecil aku selalu diajarkan untuk selalu disiplin dan sopan. Tapi aku terlalu malas untuk melakukannya. Ayahku juga bisa dibilang pendiam.

Ibu meletakkan sarapan di meja dan duduk di sebelah Ayah.

"Selamat makan."

Sarapan hari ini sangat suka pancake buatan Ibu. Tak lama kemudian aku melahap habis pancake buatan Ibu.

"Aku pergi dulu." Kataku sambil membawa tasku yang kuletakkan di lantai begitu saja, "Apa tidak terlalu pagi?" Tanya Ibuku heran. Sekarang baru saja jam setengah 8 sedangkan sekolah dimulai jam 8.

"Tidak apa-apa Bu, aku ingin santai jalan ke Sekolah." Aku pun berjalan menuju pintu depan.

Hati-hati di jalan!"

"Iya!" Jawabku sambil memakai sepatu dan beranjak keluar rumah.

Aku berjalan kaki menuju sekolah. Sepanjang jalan seperti biasa pemandangan tidak ada yang berubah. Aku menghela nafas panjang. Benar-benar hari yang membosankan, apakah tidak ada hal yang menarik?

Tiba-tiba aku terjatuh. Aku merasa telah menabrak seseorang. Segera aku bangun dan minta maaf kepada orang itu. "Ah! Ma-maaf aku sedang melamun."

"Ti-tidak apa-apa kok." Aku pun melihat ke arah orang yang sudah ku tabrak. Seorang laki-laki yang sebaya denganku, memakai pakaian seragam yang sama dengan rambut berwarna coklat. Dia adalah Sawada Tsunayoshi. Dia terkenal di sekolahku karena dia payah di bidang apapun dan dijuluki "Dame-Tsuna" Oh ya, dia sekelas denganku.

"Tsuna?"

"Iya, kamu...eto…. Miharu kan? Yang duduk di belakang? Maaf tadi tidak sengaja menabrakmu"

"ah tidak apa-apa, aku juga tadi tidak melihatmu di depan" Aku mengulurkan tanganku membantunya berdiri.

"Terima kasih, Ma-mau jalan bareng ke Sekolah gak?" Ajak Tsuna kepadaku.

"Eh, i..Iya." aku menyetujui ajakan Tsuna. Kamipun berjalan bersama menuju sekolah. Sebenarnya aku sangat senang ada yang mau mengajakku karena aku selalu berangkat ke sekolah sendiri. "O ya Tsuna, tumben kamu tidak terlambat hari ini. Kenapa?" Tanyaku penasaran. Soalnya dia hampir setiap hari telat.

"Oh, ini karena tadi pagi Reborn membangunkanku dengan pa- uh... Memukulku."

"Oh begitu..., Reborn? Siapa dia?" tanyaku di dalam hati. Kami sudah hampir sampai di sekolah tapi tiba-tiba aku melihat seorang banci. Ya, banci sedang berdiri di samping tiang listrik. Dengan dandanannya yang sangat "nyentrik" bulu mata tebal, eye shadow warna hijau tua, blush on warna pink yang sangat merona. Dia memakai baju yang cukup terbuka dan high heels warna merah yang tinggi.

"Ts..Tsuna... Itu.. Ada banci.." Aku pun bersembunyi di belakang Tsuna.

"Ha? Banci?... Hieee! Jangan aku, aku takut.." Jawab Tsuna. Tiba-tiba banci itu menatap kearah kami dan berkata "Hey kalian berdua anterin eke ke tempat ini donk."

"Eh uh ,maaf kami mau ke Sekolah.." Kata Tsuna agak gemetaran dengan perlahan berjalan ke belakang.

"Eh~ Cuma sebentar kok, ya?" Banci itu pun mendekati kami dengan berjalan berlenggak-lenggok.

"Ma-maaf!" Aku pun menggenggam tangan Tsuna dan berlari ke arah berlawanan dengan banci itu. "Hei! Mau ke mana? Jangan tinggalin eke!" Banci itu pun berlari mengikuti kami.

"Hieeee! Bu-bukanya banci itu cuma ada si sekitar Akihabara?!" Tanya Tsuna sambil berlari denganku.

"Mana aku tahu! Pokoknya ayo lari!" Kataku sambil berjalan lebih cepat, tak lama kemudian aku melihat ke belakang dan banci itu pun sudah tidak mengikuti kami.

Tidak disangka kami lari cukup jauh sampai depan supermarket. Karena kecapekan kami duduk dulu di bangku yang ada di depan supermarket. "Hahh... Capekkk.. Kayaknya kita udah telat deh Tsuna." Kataku kepada Tsuna dan mencoba mengatur nafasku.

"I-iya... Pasti Pak Guru akan memarahi kita..." Kata Tsuna yang duduk di sebelahku, dia juga terlihat sangat capek. Aku menundukkan kepalaku ke bawah. Tiba-tiba aku melihat bayangan seseorang mendekat. Aku angkat ke atas kepalaku untuk melihat siapa orang itu.

"Hibari?!" Rasanya jantungku mau copot saat melihat sang Ketua Kedisiplinan Namimori. Dia terkenal si seluruh Namimori karena suka menghukum orang-orang yang melanggar peraturan atau membuat ricuh di Namimori. Termasuk yang telat datang ke Sekolah.

"Hibari-san?!" Tsuna pun terlihat terkejut sekali saat melihat Hibari berdiri di depannya.

"Kalian berani-beraninya bolos Sekolah.." Kata Hibari sambil menatap kami dengan tatapan yang seram, aku bisa merasakan aura hitam di sekitarnya.

"Tunggu Hibari! Kita bukan bolos, kita bisa jelasin kenapa!" Kataku sambil melambaikan tangan ke arah Hibari. Aku heran kenapa dia bisa berada di sini, bukannya dia harusnya di sekolah?

"Sudah telat kalian malah bolos, kalian akan aku hukum." Kata Hibari sambil mengeluarkan tonfanya dan mengarahkannya kepada kami.

"Tu-tunggu Hibari!" Kata Tsuna ketakutan.

"Kamikorosu!"

"GYAAAA!"

._._._._.

Hibari membuka pintu kelas sambil memegang bahu kami, "Cepat belajar, jangan coba-coba melakukan hal ini lagi." Hibari lalu mendorong kami ke dalam kelas dan menutup pintu dengan keras.

"Ow..ow.. Sakit.." Pikirku sambil memegang daerah yang sakit. Jadi ini ya? Rasanya di kamikorosu sama Hibari?

"Sawada! Midorikawa! Cepat duduk!" Pak Guru memarahi kami.

"Ya!" Kami pun menjawabnya dan langsung berlari menuju meja kami masing-masing. Karena kejadian tadi ditambah lagi rasa sakit karena Hibarimembuatku tidak terlalu fokus kepada pelajaran. Saat aku dan Tsuna dipanggil ke depan untuk mengerjakan soal matematika, kami tidak bisa menjawabnya dan dimarahi oleh guru.

.

.

.

Jam istirahat.

Aku membereskan buku-buku yang ada dimejaku "Miharu-chan." Seseorang memanggil namaku. aku langsung berhenti membereskan mejaku. Aku melihat tsuna menghampiri mejaku.

"Oh hey Tsuna, ada apa?" Tanyaku.

"Uhh.. Um.. Mau makan siang bareng aku gak? Eh, bareng kita. ada Gokudera, Yamamoto, Kyoko-chan dan Hana juga." Ajak Tsuna.

"Eh..? Um.. Ok deh tunggu sebentar ya." Aku memasukan bukuku ke tas dan membawa bekalku, bekalku hari ini adalah roti dan susu.

"Ayo, mereka sudah menunggu di atap." Kami berjalan menuju atap sekolah. Aku merasa agak gugup juga. Ini pertama kalianya ada yang mengajakku makan siang bersama, apalagi seorang membukakan pintunya.

"Juudaime, kenapa lama?" Tanya Gokudera kepada Tsuna. Dia cowok populer di kelasku. Dia ini sangat dingin dan tidak terlalu mempedulikan orang lain selain Tsuna. dia juga memanggil Tsuna dengan sebutan "Juudaime" entah apa sebabnya.

"Yo Tsuna!" Sapa Yamamoto, dia juga populer di kelasku. Dia anggota klub baseball. Kalau dia sedang latihan baseball pasti para cewek selalu berteriak dan mendukungnya dari pinggir lapangan. Menurutku dia ini cowok yang easy going.

"Maaf Gokudera-kun, aku tadi mengajak Miharu-chan untuk makan bersama kita." Jawab Tsuna.

"Oh." Jawab Gokudera. Aku langsung duduk di sebelah Kyoko dan Hana.

"Miharu-chan, Tsuna-kun,ngomong-ngomong kenapa kalian tadi telat?" tanya Kyoko kepada kami. Sasagawa Kyoko cewek yang cukup populer di Sekolahku Dia mempunyai seorang kakak laki-laki bernama Ryohei di kelas 3.

"Iya, cerita dong." Hana pun ikut bertanya, Kurokawa Hana dia teman baiknya Kyoko.

"Itu.." Aku dan Tsuna pun saling memandang, tak lama kemudian kami pun tertawa. "Ahahaha, itu.." Aku dan Tsuna menjelaskan kejadian tadi pagi kepada mereka.

"Seandainya saja aku ada di sisimu pagi itu, pasti aku akan melindungimu dari banci itu dan Hibari Juudaime! Aku gagal menjadi Tangan Kananmu..." Kata Gokudera, terlihat terpuruk.

"Hahahaha, menarik sekali!" Kata Yamamoto sambil terus tertawa.

"Benar-benar pagi yang hebat ya! Hahahaha." Kata Kyoko sambil memegang perut karena lelah tertawa.

"Miharu, apa kamu ketularan sialnya Dame-Tsuna?" Kata Hana sambil menunjuk kearahku.

Aku tertawa. Jarang sekali aku bisa tertawa seperti ini. Dan seperti siang itu aku menghabiskan jam istirahatku dengan teman-teman baru yang menyenangkan.

.

.

.

-Pulang Sekolah-

Aku membereskan bukuku dan bersiap-siap untuk pulang. Aku melihat kearah Tsuna. aku ingin mengajaknya pulang bersama. Hari ini berkat dia sekolah serasa menyenangkan. Aku mendekati meja Tsuna dan memberanikan diriku untuk mengajaknya pulang bersama.

"Tsuna, mau pulang bareng? Arah Rumah kita kan sama."

"Ayo, lagipula Gokudera sedang berada di Ruang Guru, Yamamoto juga ada latihan baseball."

Kamipun pulang bersama. Sepanjang perjalanan pulang terus mengobrol. "Miharu-chan, rumahku ke arah sini. Sampai jumpa besok ya!" Tsuna mengambil persimpangan kanan jalan sambil melambaikan tangannya.

"Ya! Sampai besok Tsuna!" Aku terus berjalan lurus dan akhirnya sampai dirumahku. Aku membuka pintu. "Aku pulang!"

"Selamat pulang Kak!" Yui menyapaku dan memelukku. Hubungan ku dan adikku sangat erat kadang-kadang Yui tidur bareng aku.

"Miharu-chan, mandi dulu saja nanti kalau makan malamnya sudah jadi akan Ibu panggil!"

"Ya!" aku melepaskan pelukan Yui. Kutaruh tas di Ruang Tamu dan langsung mandi.

Setelah mandi dan ganti baju, aku langsung menuju ke Dapur.

Rupanyan ayah sudah pulang. Aku melihat Ayah sudah berada di meja makan. Aku duduk di seberang Ayah lagi.

"Bagaimana sekolahmu tadi?" Tanya Ayah kepadaku

"Aku..tadi telat.." Dengan suara kecil aku menjawabnya.

"Kenapa kau bisa telat?! Jangan-jangan kamu main dulu ke suatu tempat?" Ayahpun terus memarahiku dan memberikanku ceramah panjang lebar. Aku hanya diam saja. Makan malam ini pun penuh kesunyian karena Ayah..

.

.

-Kamarku-

Aku beranjak naik ke kasurku. Ku tarik selimut dan merebahkan badanku di atas kasur yang empuk. Masih tergiang kata-kata ayah tadi. Aku tidak terlalu suka pada sikap ayah yang selalu saja memaksaku untuk sesuai keinginannya. Aku melihat kearah jendela dengan padangan menerawang. Mengingat semua kejadian hari ini membuatku kembali tersenyum. Apakah besok akan menarik seperti hari ini? Terima kasih kepada Tsuna, banci dan Hibari yang membuat hariku menjadi menyenangkan.

Tak lama kemudian aku pun terlelap...

.

Hari ini aku berangkat pagi seperti biasa. Berharap aku bisa bertemu dengan Tsuna dan berangkat bersama. Namun nampaknya Tsuna tidak terlihat dari arah persimpangan jalan tempat kami berpisah kemarin. Aku pikir mungkin hari ini dia akan telat seperti biasanya. Aku kembali melanjutkan ke sekolah dengan perasaan kecewa. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Seseorang datang dari arah belakangku sambil berteriak. Ada api menyala di kepalanya dan dia hanya mengenakan celana dalam a.k.a boxer berwarna orange. Aku hampir meneriakinya orang gila jika saja tidak melihat wajah orang itu.

"Tsu.. Tsunaaa?!"

To Be Continued

Gimana? Kuharap ini lebih bagus dari fanfic-ku yang sebelumnya.

I hope you enjoy this fanfiction, feel free to review or PM me Ok?

Until next time! Ciao Ciao!