Ini Mimpi atau Apa?
By
aktf_9096
Yamadavina
D.A.S
Pair :
Masih di tentukan. :D
Genre :
Romance, Drama, Friendship, Mystery (Entahlah) dan tentukan sendiri. :D
Rate :
T
Disclaimer :
Kuroko no Basuke milik Fujimaki Tadatoshi.
Saya hanya meminjam karakter.
Cerita ini murni dari pikiran saya dan itu artinya milik saya.
Warning :
Banyak Typo[s]. Ide pasaran. DLDR. OC. OOC. AU. Gaje. Semi-Canon, Author POV, Reader/OC POV.
A/n :
Hallo ^^ saya kembali bawa fiksi baru. Hehe. Entahlah ini kenapa dapet ide aneh kayak begini. Yah mungkin pasaran idenya. :D tapi semoga menarik. ^-^ Oh iya, disini pake nama asli aja. Yah meskipun nanti akan aneh tapi tak apa apa lah.
Summary :
Seorang gadis menyadari ini bukanlah dunianya setelah ia bangun dari tidurnya. Entah ini mimpi tau apa. Ia akan menemukan kebenarannya sendiri. Namun, apakah hanya pada dirinya saja hal ini terjadi?/Summary Gagal/Judul sepertinya ga nyambung/Langsung baca saja kalo berminat.
.
.
.
.
.
Chaper 1
Hari ini langit malam terlihat cerah. Terlihat seorang gadis tengah duduk manis di kursi menghadap meja yang terdapat sebuah laptop di depannya yang berada di dalam karmarnya.. Menatap serius apa yang ia tonton. Sesekali ekspresinya berubah sesaat. Ia tengah menonton sebuah anime yang tengah di gandrungi. Mempunyai tiga season, yang season tiganya rilis mulai tahun ini. Yap. Kuroko no Baket, atau Kuroko no basuke, atau The Basketball Which Kuroko Plays.
Kembali ke cerita.
Setelah episode itu selesai ia memutuskan unuk meneruskannya besok. Karna ia mungkin akan di tegur ibunya jika ketahuan bulum tidur karna jam sudah menunjukan pukul sebelas lebih lima belas menit. Setelah mematikan dan menutup laptop miliknya ia berdiri dan merenggangkan badannya yang sudah duduk terlalu lama. Setelah itu ia menuju kasur dan mendudukkan diri disana sebentar lalu membaringkan tubuhnya. Menarik selimut sebatas dada. Menyamankan diri lalu menutup mata unuk tidur.
Oh. Iya. Mari Saya pekenalkan dahulu. Gadis itu bernama [Full Name]. Memiliki rambut lurus hitam pajang sepunggung. Mata dengan manik coklat. Tidak telalu tinggi. Mungkin 157cm(maaf jika itu pendek sekali). Berat badan? Um. Rahasia. Ia sudah lulus SMA tahun ini. ia telah mengikuti Ujian masuk perguruan Tinggi Negeri, namun karna mungkin ia tidak beruntung ia tidak lolos dan memutuskan(karna pilihan alternatif) untuk masuk ke perguruan tinggi swasta. Ia tinggal di indonesia. Ia masih belum masuk saat ini, alias nganggur.
.
.
.
.
.
Pagi tiba. Dengan matahari yang bersinar cerah. Membiarkan sinarnya menyusupi celah tirai yang tergantung di jendela. Membuat semua orang tak terkecuali [Name] harus bangun untuk memulai aktifitasnya.
Ia mengerjabkan matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya. Ia lalu bangun dan segera berjalan menuju kamar mandi. Namun, belum sampai di kamar mandi ia melihat sosok lain saat melewati cermin besar di kamarnya itu membuatnya berhenti. Dan menghampiri cermin itu untuk memastikannya lagi.
Saat ia berdiri tepat di depan cermin, mata melebar dan terkejut melihat bayangannya di cermin. Dia siapa? Pikirnya heran. Ia menyenuh pipinya lalu menepuk-nepuk pipinya pelan. Gerakannya sama. Tidak mungkin!. Batinnya berteriak tak percaya. Yang [Name] lihat saat ini adalah, seorang gadis bermata biru tua serupa langit malam, dengan rambut biru kehitaman yang panjang se pinggang, dengan kulit yang putih.
Belum sempat ia kekamar mandi sebagai tujuan awalnya, ia segera belari keluar kamarnya. Tujuan utamanya adalah menemukan ibunya. Dan tempat yang paling memungkinkan mudah menemui ibunya saat ini adalah di dapur.
Ia sampai disana dengan tergesa. "Ada apa [Name]?" tanya ibunya melihat putrinya yang terlihat panik. Ia menetralkan nafas yang tersenggal akibat berlari dari kamarnya yang berada di lantai dua."Ibu, ini dimana?" ucap [Name] akhirnya. Kening ibu [Name] mengkerut tak mengerti. "Maksudnya?" ucap ibunya balik bertanya. "Ini dimana" ulang [Name]. "tentu saja di rumah." Jawab ibunya.
"ah. Tidak. Maksudku, benar ini di dunia nyata?" ucap [Name] kembali bertanya. Kening Ibu [name] semakin mengkerut(?) tidak mengerti dengan pertanyaan [Name]. "Tentu saja ini di dunia nyata [Name]. Kau ini. pertanyaanmu aneh" ucap ibunya di iringi tawa kecil. "T-tapi-" "sudahlah [Name], lebih baik kau bersiap-siap. Hari ini adalah hari pertamamu masuk ke SMA Seirin" ucap ibunya menyela perkataan [Name].
"APA!?" ucapnya berteriak.
.
.
.
.
.
[Name] berjalan lesu menuju ke sekolah barunya. SMA Seirin. Kepalanya masih pusing memikirkan apa yang terjadi padanya. Bagaimana bisa? Batinnya nelangsa.
Yup. Bagaimana bisa ia kembali ke SMA lagi? Dan lebih membuatnya syok adalah ini dunia Kuroko no Basuke yang ia tonton semalam. Ia sudah berusaha dengan segala upaya(?) untuk memastikan ini mimpi atau tidak. Mulai mencubit pipinya sendiri, memukul kepala, lalu mandi. Namun tidak ada perubahan yang terjadi. Terlebih lagi ia berada di cerita awal. Apa tidak apa apa?. Bainnya bertanya. Jika ceritanya berubah bagaimana?. Bainnya lagi.
Ia berhenti saat ia tepat berada di depan pintu gerbang SMA Seirin. Ia menghembuskan nafasnya. Mencoba menenangkan hatinya yang tidak tenang. Ia melanjutkan langkahnya untuk memasuki SMA yang mulai saat ini adalah tempat ia belajar.
Saat ia mulai masuk sudah terlihat keramaian. Esktrakurikuler di sekolah ini sedang mencari anggota baru untuk klub mereka. Kuroko, dan Kagami muncul di episeode ini kan? Pikirnya. Berjalan sambil mencari-cari keberadaan dua orang itu. Dan juga menolak dengan halus tawaran memasuki klub setiap apa yang ia lewati.
Akhirnya ia melihat seorang pemuda inggi berambut merah berdiri membelakanginya. Matanya mulai berbinar melihatnya. "Ka-" baru saja ia akan berucap namun ia urungkan kembali. Bisa gawat jika di tanya yang aneh aneh. Tidak mungkin ia menceritakan hal aneh yang terjadi padanya. Bisa disebut gila nanti.
Setelah melewati orang orang yang menawarkan unuk masuk ke klub mereka, [Name] menuju ke sebuah papan pengumuman yang dekat dengan perpustakaan untuk mencari tau ia berada di kelas apa. Sesampainya di sana ia meneliti, dan mencari namanya. "1-B" gumamnya lalu menegakkan tubuhnya. Lalu Ia berjalan untuk mencari kelasnya berada. Ia sampai di depan pintu kelas.
Tunggu.
1-B
APA? Jeritnya dalam hati.
Berarti ia sekelas dengan dua bocah itu? Batinnya lagi. Baiklah! Ayo masuk! Gumamnya menyemangati diri sendiri. Saat membuka pintu pendangan matanya langsung tertuju dua makhluk dengan warna rambut yang mencolok. Lalu pandangannya teralih untuk mencari bangku yang kosong. Terlihat baris ke tiga dari kanan paling belakang kosong.
Kenapa harus paling belakang? Batinnya kesal. Lalu ia berjalan meuju bangku tersebut. Ia meletakkan tas selempang khusus dari seolah itu di atas meja. Sebelum duduk, ia menyapa teman yang berada dekat dengan bangkunya.
"Hallo Kuroko-san" sapa [Name] pada pemuda berambut biru muda itu. "Hallo, maaf, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya pemuda itu dengan wajah datar.
Mati kau [Name]. Batinnya.
"I-itu, tidak. Kita belum pernah bertemu" ucapnya mulai gugup. "a- perkenalkan, namaku [Full Name]. Salam kenal." Lanjutya memperkenalkan diri. "Ha'i." Kata pemuda bernama Kuroko itu singkat. "Tapi, jika boleh tau [Name]-san tahu namaku dari mana?" lanjut Kuroko bertanya. "Aku pernah mendengar tentengmu dari saudaraku" kata [Nama] menjawab pertanyaan Kuroko.
Baiklah. Setidaknya itu jawaban logis. Batinnya menenangkan.
"Oh iya Kuroko-san, kau ikut klub apa?" tanya [Name] pada Kuroko. Padahal sudah pasti ia tau. (#plok #ditimpuk #abaikan)
"Aku masuk klub basket [Na-]" "Wah? Benarkah? Apa aku boleh ikut saat Kuroko-san berkumpul ?" belum selesai Kuroko menyelesaikan kalimatnya, [Name] menyela. "Apa [Name]-san tidak ikut sebuah klub?" tanya Kuroko. [Name] hanya menggeleng. "[Name]-san bisa ikut sepulang sekolah nanti jika kau bisa" ucap Kuroko menawari.
"Um. Baiklah." Ucapnya dan tersenyum. Setelah itu bell tanda pelajaran dimulai terdengar.
.
.
.
.
.
Sekarang ini [Name] berada di dalam gym. Ia melihat-lihat ruangan itu. Ternyata ini lebih keren! Batinnya kagum. "Maaf, ada yang perlu dibantu?" ucap seseorang membuatnya kaget. [Name] menoleh pada sumber suara. Terlihat seorang pemuda berkacamata berdiri menatapnya. Hyuuga. Batin [Name] saat tau siapa yang bicara. "um. itu. Aku hanya ingin melihat-lihat" ucap [Name] disertai tawa garing(?).
"Ah. Aku [Full Name]. Senang bertemu denganmu" ucapnya sambil membungkuk sekilas. "Aku Hyuuga Junpei." Ucap Hyuuga balik memperkenalkan diri. "Apa kau punya tujuan lain untuk kesini?" tanya Hyuuga lagi. "Tidak ada. Oh iy Hyuuga-san, perempuan yang disana itu manager klub basket?" ucap [Name] Basa basi. Hyuuga mengalihkan pandangannya mengikuti apa yang dipandang [Name]. "Oh. Dia pelatih klub basket ini. Dia Aida Riko." Ucap Hyuuga melanjutkan.
"Ah. Sepertinya akan di mulai. Hyuuga-san bisa menyusul mereka. terimakasih." kata [Name]. "Hm" gumam Hyuuga. "Oh iya Hyuuga-san, apa boleh aku berkunjung kesini setiap ada latihan?" tanya [Name]. Lebih tepat meminta izin sepertinya. "Hm. Boleh. Tempat ini bisa di kunjungi semua orang." Kata pemuda itu. "Ha'i. Terimakasih." Ucap [Name] lagi berterimakasih.
Setelah itu Hyuuga berkumpul bersama teman-temannya. [Name] masih tetap setia berdiri di samping pintu masuk. Ia menyandarkan punggungnya ke dinding. Ia memerperhatikan dari tempatnya berdiri.
Terlihat dua orang pemuda berbisik-bisik entah tentang apa. Namun tiba-tiba Hyuuga, memukul kepala kedua pemuda itu. Terlihat juga perempuan bernama Aida Riko yang sedang berbicara dengan seorang pemuda bermata elang. Setelah ia selesai dengan pemuda itu, ia beralih ke depan para anggota baru. Memperenalkan diri sebagai pelatih klun basket. Semua anak kelas satu minus pemuda berambut merah gradasi hitam disetiap ujungnya itu berteriak terkejut. Ada yang berkata bahwa bukan pria tua disana. Namun Aida menjelaskan jika itu advisor mereka, Takeda-sensei.
Kemudian Aida memerintahkan kepada anak kelas satu untuk melepas kaos yang mereka pakai. Seketika mereka kembali berteriak apa dan mengapa-minus pemuda berambut merah dan anggota tahun kedua. Setelah mereka melepaskan kaos yang mereka kenakan, aida mulai melihat tubuh para calon anggota sambil menjelaskan sesuatu. Mereka tampak tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh aida, atau mungin kagum?
Saat sampai didepan Pemuda tinggi berambut merah, mukanya terlihat terperangah dengan apa yang ia lihat.
Sementara itu, [Name] mengalihkan perhatiannya saat seseorang masuk. Ah. Kuroko. Batinnya lalu tersenyum. Ia memperhatikan Kuroko yang berjalan menuju kumpulan orang yang berbaris disana. Ia berdiri tepat disamping Pemuda berambut merah-Kagami.
Hyuuga membuyarkan keterperangahan(?) Aida. Aida melihat papan yang ia bawa. Kuroko. Ia mencari Kuroko. Ia bertanya apakah Kuroko berada disini. Sesaat setelah aida berkata sesuatu, yang mungkin menyuruh yang bernama Kuroko mengangkat tangannya sanbil mencari cari orang tersebut, tiba-tiba Kuroko muncul dihadapannya. Berkata dialah Kuroko. Membuat gadis itu berteriak karna terkejut.
[Name] yang melihat itu hanya tertawa kecil melihat reaksi Aida.
Seperti yang lain ia disuruh membuka kaos yang dipakainya.
.
.
.
.
.
Akhirnya waktu mereka pulang tiba. [Name] masih setia berdiri disana. Hingga Aida menangkap sosok gadis itu.
"Junpei, dia siapa?" tanya gadis berambut coklat madu menunjuk dengan dagunya pada pemuda berkacamata. "Itu. Dia [Full Name], mungkin dia kelas satu. Katanya ingin lihat-lihat" jelasnya memberi tau. Sebuah ide muncul dibenak Aida. "Hm. Junpei, bagaimana jika dia menjadi manager kita?" tanya Aida pada Hyuuga meminta pendapat.
.
.
.
.
.
To Be Continued
Hol- eh, Hallo maksudnya. Wkwk. Sepertinya saya tidak akan bercuap cuap banyak. Terimakasih yang sudah menyempatkan diri untuk memaca fiksi ini. sampai jumpa di chapter selanjutnya! '-'/
