Apa yang di harapkan orang tua kalian saat kalian berusia lima belas tahun? Jadi anak baik? Jadi anak penurut? Jadi anak pintar? Atau mungkin jadi artis biar kaya dan terkenal.


Shingeki No Kyojin (c) Hajime Isayama

Warning : Pastinya bakal OOC RiRen, BL, kayaknya bakal banyak Typos, gaje pastinya ,Romance, garing, EYD kacau balau.

Rating T pake Plus Plus

A/N : Ok.. mohon Maaf sebelumnya ya.. karena Author itu baru pertama publish di FFN jadi tolong di maafkan segudang keamatirannya nanti yah. Maklum dari mulai milih Genre sampe rating aja galau jadi kalau Gaje ya di maafkan yah.. ini juga Author publish karena Kalah taruhan dengan teman temannya di sebuah komunitas . mohon bimbinganya para Senpai sekalian…

Kritikan dan saran, terima flame berbau positive. Kalau negative sorry aja akan saya abaikan.

.

Enjoy yo~


Bagi Grisha Jeager dia hanya berharap putranya bisa jadi orang yang selalu "tatakae!" Maksudnya bukan orang yang mudah menyerah dan berusaha demi masa depannya. Sedangkan Carla hanya ingin anaknya bisa tumbuh sehat dan baik hingga bisa jadi manusia (?) Seutuhnya yang bisa berguna bagi nusa dan bangsa.

Itu dulu...

Sekarang tak lagi begitu..

Sekarang mereka ingin Eren melakukan sesuatu yg mustahil untuk mereka.

Semua memang berubah sejak negara api menyerang... *author di tabok chara fandom tetangga*

Ah.. Ini pasti ulah gorgom.. *di tabok lagi*

Yang pasti sekarang Eren sedang duduk berhadapan dengan orang tuanya. Menatap mereka dengan pandangan tak percaya dan merasa yakin kalau dia salah dengar. Dia pasti sedang bermimpi. Tidak mungkin ini semua kenyataan. Karena kalau bukan sedang bermimpi lalu namanya apa? Orang tuanya memintanya, coret itu, MEMERINTAHKANNYA untuk menandatangani sebuah dokumen. Bukan dokumen biasa, tapi sebuah dokumen Pernikahan..

Di ulangi..

PERNIKAHAN.

Sengaja pakai huruf gede karena author mencoba menciptakan kesan maksa dan dramatis tapi gagal.

"Apa Otou san habis terbentur sesuatu? Atau mungkin sedang sakit?" Tanya Eren memastikan.

"Tidak Aku sehat sehat saja. Cukup tanda tangani itu Eren!" Perintah Grisha tanpa perasaan.

"Tidak! Otou San pasti sudah gila! Aku masih 15 tahun! 15 tahun dan otou san menyuruhku menikah?! Masih sekolah dan bisa dibilang masih anak anak karena masih di bawah umur! Demi Tuhan...!" Eren langsung meledak frustasi.

"Apa masalahnya?" Tanya grisha sambil dengan kalem menghirup kopinya.

Apa masalahnya?! Demi cicak yang ekornya putus ke injek sepatu! Apa kata kata Eren tadi kurang jelas?! Dia masih lima belas tahun bahkan bisa di bilang masih anak anak dan ayahnya bertanya apa masalahnya? Ingin rasanya Eren membenturkan kepala ayahnya ke tembok terdekat. Tapi karena dia bukan anak durhaka jadi dia Cuma bias melotot saja.

"Usia legal bagi laki laki untuk menikah itu 18 tahun dan masalah selesai." Kata Grisha lagi.

"APANYA YANG MASALAH SELESAI?!" Akhirnya Eren meledak juga. "Itu hanya membuktikan kalau aku masih di bawah umur!"

"Yah tenang saja Eren calonmu itu sudah berjanji gak akan ngeraep kamu sebelum kamu genap 18 tahun." Kata Grisha dengan kekaleman yang membuat Eren ingin memutilasi ayahnya saat itu juga.

Bukan itu masalahnya! Pikir Eren makin frustasi. Lagi pula apa itu ngeraep? Maksudnya rape? Darimana ayahnya dapat istilah itu? Kenapa mikirnya langsung kesitu? Apa dia tidak lihat kalau Eren tuh masih lugu bin polos nan suci? Dan kenapa dia mengucapkan itu dengan tenang seolah itu sama sekali bukan hal besar? Seolah olah karena tampang polos nan unyu Eren yang oh so perfect buat jadi ultimate uke itu bearti gak masalah dia boleh di raep seme mana saja dan kapan saja. Eren menoleh pada Carla. Berharap dapat dukungan. Ibunya itu tampak sedang menyeka air matanya. Tentu saja! Pasti dia sedih karna putra satu satunya akan di nikahkan dengan semena mena begini.

"Okaa san.." Rintih Eren dengan muka di pilu piluin berusaha memancing pembelaan ibunya.

"Okaa san sangat terharu... Karena sebentar lagi Eren akan menikah..." Isak Carla sambil menyeka air matanya.

The fuck?

Eren melotot menatap ibunya. Ibunya menangis karena terharu? Bukan karena sedih?

"Kalian siapaaa? Gue anak siapaaaaa? Kalian pasti alien! Kalian kemanakan orang tuaku! Demi Tuhan...!" Eren frustasi tingkat kabupaten.

"Eren tenang saja.. Ini bukanlah sesuatu yang sulit! Kau menikah dengannya dan Otou san bisa melanjutkan penelitian Otou san karena sudah dapat dana besar! Okaa san akan ikut Otou san berkeliling dunia untuk penelitian. Oh iya supaya kau tidak kesepian Armin dan Mikasa akan ikut tinggal di rumah calonmu itu sampai usiamu resmi 18 tahun. Beres kan?" Kata Grisha.

"Tapi…" Eren mau membantah lagi.

"Dia sangat menawan lho…" Carla tersenyum

"Gak peduli." Kata Eren

"Sangat Kaya.." Kata Grisha

"Cowo matre ke laut aja.." Batin Eren.

"Dia juga sangat dewasa.. jauh lebih dewasa darimu…" Kata Carla.

"Umurnya atau sikapnya?" Tanya Eren

"Dua – duanya." Grisha yang Jawab.

"Jadi dia jauh lebih tua dariku?!" Kata Eren berang

"Tidak masalahkan?" Tanya Carla.

"Jelas masalah! Gue bukan Berondong yang suka Tante tante soalnya!" Batin Eren putus asa.

"Kalau begitu kita sepakat! Ayo tanda tangani dokumen itu Eren dank au langsung resmi menikah walau mungkin kita daftarkan ke KUA tiga tahun lagi." Kata Grisha.

Eren mau bunuh diri rasanya.


"Eren.. Bergembiralah.. Kau kan sudah eh.. Ehm.. Menikah.." Kata Armin mencoba menghibur.

Mereka sedang dalam perjalanan menuju ke tempat "pasangan hidup sempurna" Eren. Armin dan Mikasa duduk di kanan dan kiri Eren dalam sebuah limousine mewah yang membawa mereka ke tujuan. Armin tampak salah tingkah. Sedangkan Mikasa tampak suram dan kelabu.

"Gimana gue mau gembira Armin? Gue masih muda! Dan gue di nikahin sama orang yang usianya di atas gue! Tante tante buat singkatnya! Lo nyuruh gue gembira!?" Jerit Eren.

"Eh.. Tapi kan.. Ada perjanjiannya kalau sampai usiamu 18 Tahun dan kau tidak err.. Mencintainya kau bisa bercerai dan eh.. Dia berjanji kau tak akan di raep sebelum ber umur 18 tahun.." Armin berusaha menghibur lagi.

Raep lagi! Eren langsung membenturkan kepalanya ke jendela mobil terdekat.

"Mikasa! Tolong aku.." Pinta Armin sambil berusaha menghentikan Eren.

Mikasa diam saja. Wajahnya suram dan gelap, tatapannya sadis dan tangannya mengepal. Dia juga sibuk mengumamkan sesuatu.

"Kill! Kill! Kill! Kill! Kill!"

Armin sweatdroped.

Setelah sejam penuh suara "jeduk" dari kepala Eren yang mencium mesra kaca jendela mobil beberapa kali dan gumaman "kill!" Penuh nafsu dari Mikasa akhirnya mereka sampai di tujuan.

Mereka turun dari limosine dan langsung ternganga. Mereka sedang menatap rumah paling besar dan paling mewah yang pernah mereka lihat. Rumah itu bergaya arsitektur Eropa, lengkap dengan balkon dan pilar pilar yang artistik. Di depan mereka terhampar red carpet dan belasan maid serta butler di sisinya ber-ojigi menyambut mereka. Mereka berjalan masuk sambil menatap sekeliling.

"Astaga!" Seru Armin.

"Apa?!" Tanya Mikasa dan Eren.

"Itu kan lambang Scouting Legion!" Kata Armin terkejut.

Eren dan Mikasa hanya diam.

"Jangan bilang Kalian tidak tahu apa itu Scouting Legion!" Kata Armin.

Eren dan Mikasa diam lagi.

"Scouting Legion itu adalah nama salah satu Yakuza paling berbahaya di negri ini! Mereka menguasai separuh dari siklus "dunia hitam" di Asia.. dan bahkan punya "pengaruh" di pemerintahan. Tak heran ayahmu dapat uang banyak Eren!" Kata Armin.

"Oh great.. Jadi maksud lo gue bakal nikah sama salah satu tante petinggi Yakuza paling berbahaya di negara ini? Bagus! Bagus banget! Ada yang punya tali? Gue pengen bunuh diri sekarang juga!" Eren berkata dengan nada sinis campur putus asa.

"Mereka juga punya usaha bersih kok.. Tahu Garrison corporation? Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan otomotif juga menyuplai peralatan militir buat Military police negara ini. Itu salah satu perusahaan terbesar yang pernah ada." Kata Armin.

"Sama sekali gak bikin gue tenang." Kata Eren.

"Setidaknya sekarang Kau jadi orang kaya.." Kata Armin.

"Oh gue seneng banget." Kata Eren sinis.

Akhirnya mereka sampai di pintu depan. Di sana berdiri seorang gadis cantik berambut nyaris menyentuh bahu yang tersenyum ramah pada mereka. Itu pasti "istri" Eren

"Selamat datang.. Perkenalkan nama Saya Petra Ral..."

Dan Eren ingin menghilang dari bumi rasanya. Petra masih terlihat muda dan dari wajahnya yang kelihatan manis dan baik hati tak tampak kalau dia adalah salah satu petinggi dari kelompok Yakuza berbahaya. Dia juga tak tampak seperti tante tante pecinta berondong. Lalu kenapa dia ingin menikahi Eren? Dan kenapa harus Eren? Kenapa gak Armin? Atau Mikasa sekalian? Eren membatin putus asa, bertanya pada takdirnya.

Dan takdirnya pun dengan senang hati menjawab. Karena elo lebih uke dari Armin wahai Eren...lo di pairingin sama cewe aja lo masih kalah dominan. *pendapat pribadi author*

"Silahkan masuk.." Kata Petra mengantar mereka menuju ke sebuah ruangan.

Eren keringet dingin. Mereka mau di bawa kemana? Ke kamar? Kan biasanya kalau abis nikah itu langsung main "dokter dokteran" di kamar kan? Eh "dokter - dokteran" apa "kuda - kudaan" ya? Ah the hell with it. Ujung ujungnya artinya sama Eren bakal di raep!

"Ya Tuhan.. Segitu ukenyakah gue sampai sama cewe aja tetep gue yang jadi Uke.." Batin Eren putus Asa menatap Petra yang berjalan di depan mereka. Petra mungkin merasakannya karena dia menoleh dan tersenyum pada Eren. "Selamatkan gue dan keperjakaan gue ya Tuhan..."

"Tenang saja Eren.. Kau akan baik baik saja.." Kata Armin berusaha menghibur Eren lagi.

Armin yang baik. Armin yang pengertian, selalu berusaha menghibur Eren. Tapi apanya yang baik baik saja dari situasi pernikah paksa dan soon to be raped(?) ini. Hati Eren pun langsung berkudeta.

Armin menoleh pada Mikasa, berharap Mikasa membantunya menghibur Eren. Eren menangkap tatapan mata Armin dan menepuk lembut punggung Eren.

"Eren.. Tenang saja tidak akan ada apa apa." Kata Mikasa lembut.

Armin tersenyum.

"Karena sebelum dia sempat menyentuhmu aku akan langsung mematahkan tangannya dan mencabut tulang tulangnya satu persatu." Kata Mikasa dengan tatapan sangat lembut seperti banteng mau menerjang kain merah (?)

Armin facepalm.

Petra berhenti di depan sebuah pintu dan langsung membukanya. Mereka masuk ke sebuah ruangan yang sangat luas. Interiornya bergaya Eropa modern. Mewah dan elegan. Di seperangkat Sofa yang ada di tengah ruangan duduk tiga orang yang langsung menatap mereka. dua di antaranya laki laki berambut pirang dan satu lagi perempuan manis berkacamata dengan rambut berwarna coklat. Petra membungkuk sopan pada mereka.

"Eren Jeager sudah datang para Ketua.." Kata Petra.

"Ah si "istri" sudah datang." Kata perempuan berkacamata itu antusias.

"Oi... "Istri" mu sudah datang nih.." Kata seorang berambut pirang berkumis ke arah balkon ruangan itu.

"Ah Grisha menepati janjinya.. dia juga Mengirim dua orang lagi. Dengan begini kedua belas calon ketua baru sudah lengkap." Kata pria pirang satunya.

Jadi Petra bukan "istri" Eren? Lalu siapa? Dan hei! Eren kan laki laki kenapa di sebut istri? Dan apa maksudnya calon ketua? Ketua apa? Terdengar langkah kaki dari arah balkon ruangan itu dan muncul seseorang yang membuat Eren, Armin dan Mikasa terbelalak.