Our Love
Rated: T
Genre: Romance
Shugo Chara! © Peach-Pit
Suatu hari, Kukai menginap di rumahnya Utau karena rumahnya kebakaran. Dengan sangat senang hati, Utau mengijinkannya tinggal di rumah bak istana keluarga Hoshina yang kamarnya bejibun banyaknya. Tapi, jangan salah! Cuman Kukai aja yang diijinin tinggal disana, keluarganya nggak (dasar calon menantu kurang ajar!). Tapi emang keluarganya Kukai udah ada tempat tinggalnya kok. Cuman karena mereka kekurangan kamar, Kukai ngalah untuk tinggal di tempat lain. Awalnya keluarganya nggak setuju, tapi karena Kukai myakinkan orangtuanya kalau dia adalah calon pria sejati yang siap mengembara (ceilah!), akhirnya keluarganya ngijinin. Kukai pamitnya tinggal di mansion, alhasil dia dikasih uang. Tapi ternyata malah larinya ke istananya Utau (dasar anak sama calon menantu sama-sama kurang ajar!).
Di suatu malam, KuTau tinggal berdua di rumah, ngejagain rumah. Mereka berbincang-bincang di kamarnya Utau. Di atas kasur lagi! TIDURAN LAGI! (Parah)
"Utau," panggil Kukai pada Utau yang sedang main game sepakbola di HPnya. Nggak usah ditanya game-nya dapet darimana! Pastinya dari Kukai (readers: siapa yang pingin nanya coba? Narsis!).
"Hmm?!" sahut Utau makin antusias mainnya gara-gara gawangnya kebobolan 0-8.
"Katanya persahabatan itu jauh lebih bermakna dan lebih penting dari pacaran. Bener nggak, sih?"
"Ya, terserah elu. Pendapat elu gimana, loh?"
"Mmm… gimana, ya? Ya fifty-fifty gitu."
"Dasar loe, nggak punya pendirian!"
"Ya menurut loe gimana, loh?"
"Menurut gue, sih emang bener. Kan bisa jadi sebelum pacaran ada persahabatan dulu. Ya kan? Masa' orang langsung mau pacaran sebelum tahu lebih jauh tentang gebetan?"
"Ya ada aja yang mau, sayang. Kalo cintanya buta."
"Semua cinta itu buta. Nggak ada yang punya mata."
"Ya elah, bukan gitu. Maksudnya tuh…"
"Iya, iya gue tahu. Cinta buta itu suka sama seseorang yang sama sekali bukan tipe kita, tapi kita cinta buanget. Entah dia itu mukanya ancur ato urakan kayak elu. Gua juga kayaknya cinta buta sama loe."
"Yee, emang muka gue ancur, ya?"
"Nggak. Loe tuh bukan kebagian ancurnya, tapi urakannya. Loe kan tipe-tipe cowok yang nggak punya manner..."
"Enak aja, awas lu ya!"
"Nih, buktinya. Masa' masih pacaran kok udah tiduran bareng, sih?" Utau memojokkan diri.
"Tapi kan nggak ngelakuin lebih lanjut. Ya deh, terusin aja mojokin gue kayak gitu!"
"Hehe, nggak, nggak. Bercanda kok, sayangku!" hibur Utau yang kemudian melumat bibirnya dengan Kukai.
"Ya udah, deh. Ayo, cepetan tidur! Ntar kesiangan lagi." suruh Kukai pada Utau sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Lho, eh?! Loe keluar, dong! Ini kan kamar gue! Enak aja, tiba-tiba masang selimut.." omel Utau sambil menyadarkan kekasihnya dengan cara menggoyangkan kepala Kukai.
"Oh iya! Sorry, lupa! 'Kan biasanya kita bicaranya dikamarku. Lagian loe sering juga ketiduran di kamar gue. Gue selalu repot tahu! Ngegendong loe ke kamar. Apalagi harus nungguin semua orang tidur dulu!" omel Kukai sambil ngelepasin selimutnya dan bangun untuk beranjak keluar.
"Ya udah cepet keluar sono!" Utau mendorong Kukai keluar kamarnya dan menutup pintunya dengan keras.
"Waduh, biasa aja, deh, Utau!"
"Bodo!" balas Utau. 'Uh, ngapain juga tadi gue marah-marah ngusir Kukai? Harusnya tuh dia disini aja sampe pagi!' batinnya sambil blushing. Pikiran Utau itu emang negatiiiif aja (dasar tsundere mupeng).
