Fandom: Kuroko no Basuke/Kuroko no Basket
Author: Shana Nakazawa
Jumlah kata: 2.919 kata
Summary: Menjadi manajer klub basket dan dikelilingi pemuda-pemuda tampan yang berkeringat dan saling berangkulan memang menyenangkan, apalagi jika kau adalah fujoshi. Tidak percaya? Tanya Momoi Satsuki dan obsesi rahasianya.
Warning: OOC. AU. First POV. Fujoshi!Momoi. Fudanshi!Kuroko. Established!AoKise. High School timeline. Curhat author. Banyak istilah fandom dan bahasa frontal.
Disclaimer: Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi. Cover © whisperinthecrowd [Tumblr]. Tidak ada keuntungan materil yang diperoleh dari membuat ataupun mempublikasikan fanfiksi ini. Fanfiksi ini dibuat hanya berdasarkan tujuan kepuasan pribadi.
.
.
.
Fujoshi's Desire
.
Hai, semua! Momoi Satsuki di sini! Kurasa aku tak perlu mengenalkan diri lagi, ya?
Aku diminta untuk menceritakan obsesi rahasiaku terhadap, ehem, yaoi! Yep, benar sekali, y-a-o-i. Sebenarnya tidak perlu kujelaskan karena pasti semua sudah mengerti, tetapi ya sudahlah.
Yaoi adalah istilah dalam Bahasa Jepang yang berarti Boy's Love alias BL, yaitu hubungan antar lelaki. Sebenarnya ada perbedaan antara yaoi dengan shounen-ai, seperti yang sering disalahartikan oleh banyak orang. Yaoi adalah hubungan antar laki-laki yang kebanyakan mendeskripsikan hubungan ataupun aktivitas seksual mereka, biasanya berisi unsur eksplisit dan ditujukan untuk penggemar dewasa. Sedangkan shounen-ai lebih 'lembut' karena biasanya menitikberatkan pada perasaan kedua pihak dan jarang menyebut-nyebut materi eksplisit.
Seperti yang tadi kusebutkan di atas, aku adalah penggemar yaoi. Bisa diartikan aku fujoshi akut. Oh ya, fujoshi adalah sebutan untuk wanita yang menggemari BL, baik shounen-ai maupun yaoi.
Aku menjadi fujoshi akut sejak, hmm … setahun setelah aku menyukai BL, kurasa. Awal aku menyukai BL sebenarnya pada anime 07-Hantu*. Di situ aku—yang memang mudah tersentuh akan pengorbanan seseorang untuk yang lain—mulai menyukai pair MikaTei. Istilah fujoshi-nya, aku mulai menge-ship mereka.
Namun aku masih samar merasakan getaran suka itu. Lagipula waktu itu kurasa aku masih menganggap hubungan mereka sebagai bromance.
Lalu aku sadar bahwa aku fujoshi pada saat ada festival alias Bunkasai di dekat rumahku. Itu festival kecil karena penyelenggaranya adalah sebuah sekolah. Aku pergi bersama seorang teman perempuanku dan dua orang senpai-ku. Awalnya kami pergi untuk mengikuti lomba. Aku ikut lomba karaoke (jangan tertawa!), temanku dan senpai-ku yang perempuan ikut lomba menggambar karakter manga, lalu senpai-ku yang laki-laki mendukung senpai-ku yang tadi.
Sebelum pengumuman pemenang, MC memanggil para cosplayer untuk maju ke atas panggung. Para cosplayer diminta untuk berjalan catwalk sementara musik dimainkan. Lalu saat hampir selesai peragaan, dua orang cosplayer laki-laki (cosplayer laki-laki hanya mereka berdua) maju. Terduga uke duduk di panggung dengan gaya kemayu dan si seme mengulurkan tangan. Mereka bangkit lalu berdansa. Saat itu, tempat itu seakan meledak oleh jeritan para fangirls. Aku ikut menjerit bahkan sampai melompat-lompat.
"Itu! Lihat itu! Mereka berdansa dan … AAAKH!" jeritku senang. Aku dapat merasakan wajahku panas.
"Iya, Sa-chan, tenanglah!" kata temanku itu. Dia sih biasa saja.
Lalu kedua senpai-ku menghampiri kami. Kata senpai, "Hei, kalian. Jangan sampai terjerumus jadi fujoshi, ya. Pokoknya jangan."
Aku bertatapan dengan temanku dan dengan menggaruk kepala salah tingkah, aku menjawab, "Ehh, sepertinya sudah terlambat, deh, senpai."
Lalu kedua senpai-ku rusuh sendiri. Hingga festival itu berakhir, aku masih fangirling terhadap suguhan real life BL tadi.
Sejak saat itu, aku mengakui eksistensi jiwa fujoshi dalam diriku. Walaupun begitu aku masih hijau dan tidak terlalu menyelami dunia itu. Kehidupanku berlanjut dengan normal, terutama karena dulu aku masih sangat menyukai straight dan slash hanya menjadi minoritas.
Lalu semua berubah saat ada anime baru berjudul Proyek 「K」*. Aku berani sumpah, itu anime paling homo yang pernah kulihat. Sempilan shounen-ai di anime itu sangat banyak dan sangat frontal sehingga jiwa fujoshi-ku yang selama ini terbelenggu menjerit dan membebaskan diri.
Pair slash pertama yang kubuat fanfiction-nya ada di anime itu juga, yaitu MikoRei.
Oh, kalian belum tahu? Aku juga adalah author di sebuah situs khusus fanfiction. Fanfiction adalah fiksi karya penggemar yang dibuat berdasarkan sebuah karya yang pernah dibuat sebelumnya. Kalau dalam lingkup shipper Jepang, mungkin mirip seperti doujinshi. Hanya saja fanfiction tidak boleh dikomersilkan karena melanggar Undang-Undang. Aku heran, masih saja ada orang dan penerbit yang membuat dan menerbitkan fanfiction.
Lalu karena itu juga lingkup pertemananku meluas. Awalnya aku membuat akun Twitter* khusus untuk orang-orang cyber. Itu sebenarnya akun lama yang terbengkalai. Akhirnya aku mulai aktif lagi. Di sana aku mengikuti, bahasa gaulnya sih mem-follow, seorang fujoshi. Awalnya aku hanya 'mengagumi' dia dari jauh, namun setelah muncul keberanian, pada suatu malam di bulan Desember, aku me-mention dia untuk mengobrol dan memintanya untuk mengikutiku balik alias mem-follback.
Dia membalas mention-ku dan juga mem-follback-ku. Aku senang karena kami mulai berbicara. Lalu aku sadar bahwa ia acap kali membuat tweet yang menyangkut nama sebuah pair di anime Basketnya Kuroko* (judulnya mengingatkanku akan Tetsu-kun!). Pair itu bernama "AoKi". Namanya, lagi-lagi,mengingatkanku akan nama dua temanku di klub basket.
Yup, mereka adalah Aomine Daiki dan Kise Ryouta. Dua orang yang sangat kontras—dan jika Dai-chan tersinggung, ini bukan hanya tentang kulitmu saja!
Jajahanku mulai merambah ke berbagai jenis fandom. Aku juga bertemu dengan sesama fujoshi. Aku banyak berkontak dengan mereka melalui sosial media, kebanyakan adalah author juga. Karena mereka, aku mulai mengenal dunia luar.
Itulah saat aku mengenal Tumblr* dan doujinshi. Pertama kali, aku iseng mencari-cari soal AoKi, karena itu telah menjadi OTP baruku. OTP itu One True Pairing, semua shipper wajib mengetahui ini dan memiliki OTP minimal satu. Yah, karena itulah mereka disebut shipper, karena mereka suka menge-ship suatu pair.
Aku mencari doujin dari OTP baruku itu dan tersandung di sebuah Tumblr. Aku berpesta pora malam itu. Aku cukup yakin suara cekikikanku waktu itu sangat keras karena aku ingat besoknya tetanggaku bergosip tentang cekikik hantu yang menghuni kompleks perumahanku.
Intinya, aku menyelam dalam dunia doujin, lalu setelahnya bergabung dengan Tumblr. Aku jarang mem-post sesuatu, mungkin hanya drabble atas prompt seseorang. Selain karena aku sibuk, Bahasa Inggrisku juga masih belum bagus, jadi aku tidak begitu berminat. Akan tetapi aku tak pernah absen tiap hari mengecek tag OTP-ku di Tumblr. Yah, kecuali saat modemku habis, menyebalkan sekali!
Aku jadi rajin mencari doujin. Saat itu aku belum mengerti apa-apa, apalagi rating-nya. Lalu aku menemui doujin R18 pertamaku. Itu adalah doujin dengan pair threesome AoKiAka dari anime yang sama. Aku waktu itu masih sedikit polos, karenanya melihat gambar ahem-ahem membuatku merinding geli.
Walau bagaimanapun aku tetap menyimpan doujin itu. "Siapa tahu nanti saat sudah dewasa mau baca," ujarku kala itu.
Karena perihal doujin, aku dipertemukan dengan situs LiveJournal*. Aku lupa bagaimana menemukannya. Akan tetapi saat itu aku bahagia karena itu adalah surgaku. LJ penuh berisi doujin-doujin berkualitas incaranku. Aku masuk berbagai community untuk bisa mengunduh doujin-doujin yang kuinginkan.
Hingga akhirnya pada suatu hari, itu mencapai titik balikku. Aku mengoleksi cukup banyak doujin R18 walaupun aku selalu menghindari bagian 'yang asam-asam'. Saat itu aku membuka salah satu doujin R18 dari OTP-ku dan membaca. Yang mengejutkan, aku tidak merasa geli! Aku mulai terbiasa melihat gambar dan adegan ahem-ahem, dan itu cukup … membahagiakan bagiku.
Saat itulah hari-hariku sebagai fujoshi akut dimulai.
Oh, kalian kira sampai situ saja? Tidak mungkin. Karena, percaya atau tidak, berdekatan dengan saat aku resmi menjadi seorang fujoshi akut, kedua sahabatku jadian! Bukan sembarang sahabat, tapi Dai-chan dan Ki-chan!
Bayangkan bagaimana hati fujoshi-ku menjerit dan guling-guling dan koprol mendengar berita itu. Karena itulah aku tak bisa berhenti tersenyum selama seminggu penuh sehingga Dai-chan saja sadar.
"Hei, Satsuki, kau kenapa, senyum-senyum seperti mak lampir begitu?" tanyanya. Aku langsung melemparnya dengan sepatunya yang bau apek minta ampun dan mengomelinya.
Sungguh deh, karena pasangan idiot tapi unyu itulah aku jadi hardcore begini. Bayangkan, koleksi doujin di laptop kesayanganku sudah mencapai angka tiga ratus lebih. Kebanyakan memang hanya comic strip yang diterjemahkan di Tumblr, tetapi doujin asli juga banyak. Bahkan kurang lebih sepuluh persen adalah R18.
Apa? Aku belum cukup umur? M-m-memang sih, tapi tidak ada yang bisa menghentikan fujoshi dari mendapat asupan! Aturan ada untuk dilanggar, tahu!
Oke, kembali ke topik.
Hari ini adalah tepat tiga bulan Dai-chan dan Ki-chan jadian, dan mereka merencanakan kencan karena kebetulan hari ini hari libur. Lalu, seperti kebiasaan, aku membuntuti mereka sambil membawa kamera polaroid milikku, berusaha mengambil momen intim mereka tiap ada kesempatan.
Sejujurnya, ada satu pertanyaan penting menggantung di benakku.
Apakah Dai-chan dan Ki-chan sudah melakukan, ehem, seks?
Oke, oke, aku tahu itu terlalu vulgar dan aku kelewat kepo! Namun aku seorang fujoshi penasaran! Aku tak pernah bisa mengetahui jawabannya, bukan karena tak mau, tapi tak bisa.
Namun sekarang sepertinya Dewi Fortuna sedang nyaman berada di sisiku. Aku mendapatkan alat penyadap suara dan kamera tersembunyi dari Tetsu-kun (entah dia dapat dari mana, tapi terima kasih banyak, Tetsu-kun! Aku mencintaimu!) dan aku dengan sukses menyusup ke apartemen Dai-chan dan mempersiapkan segalanya di sana.
Kencan pertama mereka adalah di Sea World. Sebenarnya kudengar itu karena Ki-chan yang ingin melihat atraksi lumba-lumba, hiu dan paus—oke, aku jadi teringat threesome MaRinKa di anime Bebas!*—namun otakku langsung berpikir bahwa Dai-chan pasti ingin modus di tempat gelap.
Aku menggelengkan kepala untuk menghapuskan pikiran ambigu itu. Sumpah, jika orang-orang tahu jalan pikiranku, aku pasti akan mati.
Aku bersama Tetsu-kun yang kemarin mengaku padaku. Bukan pernyataan cinta, kok! Yah, tentu saja aku bahagia jika itu terjadi, namun aku sudah menge-ship Tetsu-kun dengan seseorang. Siapa? Ehem, itu takkan kuberitahu~
Oke, jadi Tetsu-kun mengaku bahwa dia seorang fudanshi. Aku kemarin langsung memeluknya—oke, sedikit modus tidak apa-apa. Bayangkan betapa bahagia aku mendapati bahwa crush-ku ternyata seseorang yang sealiran denganku.
Kalau boleh jujur, Tetsu-kun lebih senpai dalam dunia per-fujodanshi-an dibanding aku walau dia menjadi fudanshi lebih terlambat dibandingkan aku. Mengapa aku mampu berkata demikian karena ia membeli sendiri doujin-doujin BL dari Comiket, bahkan yang R18. Sial, inilah saat-saat di mana aku sangat menginginkan kemampuan misdirection.
Bagaimanapun juga, ternyata Tetsu-kun juga adalah seorang shipper Dai-chan dan Ki-chan yang kuberi nama AoKise. Padahal sebenarnya aku cukup sering berfantasi mengenai threesome AoKiKuro, dan anehnya kebanyakan berakhir dengan Ki-chan menderita. Maaf, Ki-chan!
Kami berkomplot dalam mengepoi kehidupan asmara Dai-chan dan Ki-chan. Lumayan, sekalian menge-stalk sekalian kencan. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui~
Kami masuk ke Sea World. Dai-chan dan Ki-chan tampak sedang melihat-lihat aula. Ki-chan sepertinya sangat bersemangat, imut sekali~ Oh, lihat itu! Dai-chan blushing! Pfft, segera kupotret momen itu. Lumayan, siapa tahu berguna untuk memerasnya. Yeah, I'm a sadist and I love it~
Aku juga melihat-lihat sekitar. Wah, interiornya indah. Aku kagum melihatnya. Di sana ada akuarium hias besar berisi ikan berwarna-warni.
"Momoi-san, Aomine-kun dan Kise-kun telah bergerak," kata Tetsu-kun. Aku tersadar dan mengejar kedua target kami.
Untuk melewati akuarium, pengunjung menaiki eskalator sehingga tidak perlu repot-repot berjalan. Jika ingin berhenti, cukup melangkah ke samping akuarium di mana lantainya tidak bereskalator.
Saat itu gelap dan hanya diterangi lampu berwarna. Akuarium di sisi kanan dan kiri tampak indah berisi hewan-hewan laut yang eksotis. Ada pari Manta Ray lewat di atas kepalaku tadi. Ada juga ikan badut bersembunyi di balik anemon. Ada ikan pedang dan barakuda berenang mendekat ke kaca. Di pojok, ada gurita yang sedang beristirahat.
Aku asyik memotret dengan kameraku. Aku tidak tahu apakah boleh membawa kamera, namun penjaganya tadi tidak sadar (mungkin efek misdirection Tetsu-kun lagi LOL~) dan aku tidak peduli. Lagipula ini kamuflase agar saat aku memotret Dai-chan dan Ki-chan, mereka tidak curiga dengan blitz-nya.
"Momoi-san, kurasa ada pergerakan," gumam Tetsu-kun. Aku menoleh dari kegiatanku memotret ikan badut dan melihat ke depan.
"Astaganaga Tetsu-kun, tak kusangka Dai-chan benar-benar modus! Kau sudah memasang penyadap di pakaian mereka berdua, 'kan? Rekam itu sementara aku memotret mereka!" ujarku bersemangat. Gayaku sudah seperti fotografer profesional yang sedang memotret model.
"A-Aominecchi! Ini tempat umu—akh, nngh!"
"Tenanglah, Kise, tak ada yang melihat, ini terlalu gelap."
Aku mendengar percakapan kedua target kami dan segera menyambar tisu dari kotak tisu yang dipegang Tetsu-kun, jaga-jaga siapa tahu aku nosebleed duluan.
Sebenarnya, mendengar potongan percakapan mereka, dapat kutebak Dai-chan dan Ki-chan belum melakukan 'itu'. Alasannya mungkin dapat terdengar tidak logis, namun aku sangaaaat sering membaca yaoi, sehingga kemampuan analisisku meningkat tajam. Hanya dari satu percakapan saja aku dapat mengetahui sampai sejauh apa hubungan mereka.
Aku telah mendapat foto yang kuharapkan. Tangan Dai-chan memang nakal, kurasa tadi ia telah menyentuh Ki-chan di bagian yang tak boleh sembarangan disentuh.
"Damnit, just fuck already," gumamku gemas.
"Kuharap juga begitu, Momoi-san." Tetsu-kun tiba-tiba berkata demikian, mengagetkanku.
"Kok Tetsu-kun tahu aku berpikir apa?" tanyaku heran.
"Telingaku sudah terlatih, Momoi-san," jawab Tetsu-kun sambil—demi apa itu senyum di wajah Tetsu-kun? Senyum mesum!?
Astaga, kurasa setelah ini aku butuh pergi ke psikolog.
Perjalanan selesai dan masa-masa surgawi juga selesai untuk sementara. Aku melihat Dai-chan dan Ki-chan sudah ada di sana, melihat-lihat fosil makhluk laut.
Karena aku tahu mereka berdua adalah pasangan idiot, aku yakin mereka cepat bosan melihat fosil-fosil itu. Aku benar. Mereka menuju ke toko suvenir. Aku dan Tetsu-kun lalu mengikuti mereka.
Aku melihat Dai-chan dan Ki-chan sedang melihat lampu berbentuk ikan buntal. Bahkan tanpa alat penyadap, suara mereka terdengar di toko yang entah mengapa sepi. Dai-chan merangkul Ki-chan dari belakang, dagunya ia letakkan di bahu Ki-chan.
"Lihat, mukanya mirip denganmu," goda Dai-chan sambil menunjuk lampu ikan buntal tadi yang bibirnya sedang monyong.
Ki-chan menggembungkan pipi (kyah, imut dan uke-ish sekaliiii!) dan memprotes, "Aku tidak seperti itu!"
Aomine hanya tertawa dan membalas, "Tidak mungkin! Jangan-jangan kalian saudara."
Aku hanya bisa menutup mulutku dan menahan diri dengan seluruh pengendalian diri agar tidak berteriak dan fangirling guling-guling sekarang juga. Tolong, sejak kapan AoKise seimut ini!? Aku menoleh ke arah Tetsu-kun. Ia berkeringat dan sepertinya ia menahan senyum. Ah, bahkan Tetsu-kun tak dapat menahan keinginan fanboying juga.
Karena aku tak mau mengambil risiko ketahuan menge-stalk mereka, aku menggunakan kamera kecil milikku. Resolusinya mungkin tidak sebaik kamera polaroid, namun Midorin pasti bisa menyuntingnya sedikit di sana-sini.
Epik! Aku mendapat beberapa foto romantis AoKise yang pastinya akan kusimpan selama-lamanya. Tetsu-kun tampaknya juga bahagia sekali.
Dai-chan dan Ki-chan tak lama ada di sana. Ki-chan tampak memilih-milih suvenir apa yang sebaiknya ia beli. Saat mereka berdua ada di kasir, aku dan Tetsu-kun keluar dari toko. Kami menunggu di bangku sambil melihat-lihat foto yang berhasil kami potret. Hasilnya? Jangan ditanya lagi. Itu cukup untuk menjadi bahan fangirling sebulan.
Saat itu aku melihat Dai-chan dan Ki-chan keluar. Aku memberitahu Tetsu-kun dan melanjutkan penguntitan kami.
Dai-chan dan Ki-chan menuju ke food court. Kebetulan saat itu food court-nya sedang ramai sekali. Aku memilih untuk duduk di meja yang agak jauh dari meja Dai-chan dan Ki-chan.
"Kise, sepertinya antriannya lama. Kupesankan saja makanannya. Kare dan susu, 'kan?"
"Ah, Aominecchi tahu! Eh, tapi apa tidak apa-apa? Mengantrinya sepertinya lama dan capek sekali."
"Tidak apa-apa. Seorang pria harus bertanggung jawab, kau tahu."
Dai-chaaaan! Sejak kapan kau se-gentle dan se-sweet itu, hah!? Gyaaaah, Tokyo panas sekali hari iniiiii!
Kulihat Tetsu-kun menyambar tisu dan mengelap wajahnya yang berkilau oleh keringat. Aku mengikutinya. Ya ampun, kurasa aku kena diabetes mendadak. Ya Tuhan, aku sangat bersyukur telah dilahirkan sebagai Momoi Satsuki, sungguh!
Kami menunggu setengah jam. Aku memesan jus alpukat sementara Tetsu-kun memesan vanilla milkshake seperti biasa. Setelah itu Dai-chan datang sambil membawakan pesanan mereka berdua.
Aku memotret beberapa momen, seperti saat Ki-chan tersenyum manis pada Dai-chan, atau seperti saat Dai-chan curi-curi kesempatan menyentuh tangan Ki-chan.
Mereka makan seperti pasangan baru menikah. Dai-chan manja sekali pada Ki-chan, sungguh! Beberapa kali Ki-chan menyuapinya. Lalu mereka berbagi minum. Tunggu, itu 'kan … indirect kiss!
Sial, sepertinya pembuluh kapiler di hidungku sebentar lagi meledak.
"Hei, Kise."
"Ya, Aominecchi?"
"Ada es krim di bibirmu."
"Eh, man—"
A-aku tidak salah lihat, 'kan? Tadi itu benar, 'kan!? Dai-chan benar-benar menjilat es krim di ujung bibir Ki-chan, 'kan!? KYAAAAHH!
"Momoi-san, hidungmu berdarah," ujar Tetsu-kun, menyadarkanku. Ia menyodorkan tisu.
"Ah, terima kasih, Tetsu-ku—hidungmu juga berdarah!" jeritku tertahan.
Kami berdua cepat-cepat mengelap darah dari hidung kami. Untung aku tadi tak lupa memotret setiap momen mereka. Sengaja kukosongkan memori kameraku untuk saat ini. Totally worth it!
Setelah Dai-chan dan Ki-chan selesai makan, mereka pulang. Kudengar dari Tetsu-kun (aku tak tahu dari mana ia mendengarnya, namun aku curiga dia menguping dengan menggunakan misdirection lagi) bahwa Ki-chan akan menginap di apartemen Dai-chan.
Di perjalanan, hari mendekati petang. Langit sudah mulai bergradasi merah. Aku dan Tetsu-kun mengawasi dari jauh. Tiba-tiba Dai-chan dan Ki-chan berhenti. Mereka berbicara, aku dan Tetsu-kun mendengarkan lewat alat penyadap.
"Ayo, naik ke punggungku."
"E-eh? Kenapa, Aominecchi?"
"Kau pasti lelah sekali, 'kan? Kakimu belum sembuh betul dari cedera melawan Haizaki sialan itu. Sini, biar kugendong."
Aku yakin Ki-chan sebenarnya ingin menyangkal, namun saat kulihat ia menurut, aku lebih yakin lagi bahwa Dai-chan sedang menatapnya dengan tatapan kasih sayangnya yang tulus. Bahkan Ki-chan akan luluh padanya. Ini manis sekali.
Dai-chan menggendong Ki-chan di punggungnya—istilahnya piggy back ride. Aku melihat pipi Ki-chan yang memerah tampak bercahaya disepuh sinar matahari yang mulai tenggelam.
"Momoi-san," panggil Tetsu-kun. Aku menoleh. Ia tersenyum samar. Tangannya menyodorkan tisu. "Kau menangis."
Aku tersentak dan menyentuh mataku. Benar, kurasakan air mata mengalir di sana. Yah, mau bagaimana lagi. Dengan OTP-ku melakukan hal yang sederhana namun terasa begitu berkesan di hati, dengan latar yang sangat rentan menyentuhku ini (latar senja dengan langit kemerahan, malam bertabur bintang dan pagi di mana matahari muncul malu-malu adalah latar-latar favoritku) rasanya tak mungkin aku tak menangis terharu.
Pada saat inilah aku dapat berpikir bahwa menjadi fujoshi tidaklah buruk. Menjadi fujoshi adalah pilihan. Walaupun salah, walaupun tabu, walaupun dicerca, namun ini adalah pilihanku dan aku mencintainya. Tidak pernah ada kata salah dengan cinta.
Aku tak dapat berhenti tersenyum sepanjang perjalanan. Tetsu-kun juga tampaknya sama. Asal tahu saja, kami tersenyum bukan karena nafsu kami yang menginginkan asupan. Akan tetapi karena kami menyaksikan pemandangan yang pastinya menusuk batin. Manis dan mengharukan. Oh, sial, sepertinya air mataku akan segera mengalir lagi.
"Oh, sepertinya mereka sudah sampai," gumamku.
Aku pulang bersama Tetsu-kun ke rumahku yang berada dekat dari situ. Di kamarku aku duduk dan mengobrol bersama Tetsu-kun.
"Tetsu-kun, hubungan Dai-chan dan Ki-chan itu … indah, ya," kataku.
Tetsu-kun menatapku dan tersenyum samar lagi. "Ya, Momoi-san."
"Di saat-saat seperti inilah aku merasa benar-benar bahagia menjadi fujoshi," kataku lagi.
"Benar. Ada banyak hal indah yang tersembunyi, dan kita berdua harus bersyukur karena dapat membuka mata dan memandang bukan dari satu sudut saja," sahut Tetsu-kun dengan kata-kata bijaknya.
Aku tersenyum. Aku baru mau membalas saat mendengar rekaman penyadap dari kamar Dai-chan.
"Kise, kau siap?"
"A-aahn, Aominecchi—aakh! Nngghhh!"
"Terasa nikmat, bukan?"
"A-Aominecchi, aku … mencinta—aakh—imu …"
Oke, lupakan kata-kata bijak. Video dan penyadap aktif, kotak tisu siap, mode fangirling sudah dinyalakan, semua siap!
Jadi, sudah mengerti, 'kan? Inilah kesenangan utama menjadi fujoshi. Sekarang, aku permisi dulu, ada sesuatu yang harus kulakuk—KYAAAAAAHHH!
.
—End.
.
Glosarium:
*07-Hantu: parodi anime 07-Ghost (Disclaimer: Yuki Amemiya and Yukino Ichihara)
*Proyek 「K」: parodi anime Project 「K」 (Disclaimer: GoRA dan GoHands)
*Basketnya Kuroko: parodi anime Kuroko no Basuke (Disclaimer: Fujimaki Tadatoshi)
*Bebas!: parodi anime Free! (Disclaimer: Kyoto Animation)
*Twitter © Jack Dorsey
*Tumblr © David Karp
*LiveJournal © Brad Fitzpatrick
A/N:
Ini sebenernya cuma fanfiksi iseng yang saya publish buat ngerayain ultah saya sendiri. /yaoiming /berasaforeveralone
BIG THANKS buat temen RL gue yang paling setia, Lilykacchi, YANG SUKSES BIKIN SAYA NANGIS TERHARU KARENA KADONYA, I LOVE YOU SO MUCH. Buat Kyuu yang begadang bikinin fanfiksi buat saya, SUMPAH GUE CINTA LO PAKE BANGET KYUU, LO SEME YANG SANGAT GUE CINTAI /KETJUPBASAH /WOY. Buat Aris, seme saya yang satu lagi, GUE TUNGGU HADIAHNYA YA SEME GUE YANG BAIK HATI DAN TIDAK PERF (?).
Momoi fujoshi? Oh ya, kita saja yang gak nyadar LOL~ /sembarangan
Terakhir, pujian, pertanyaan, kritik dan saran sampaikan lewat kotak review yang unyu-unyu itu. Terima kasih sudah membaca dan sampai jumpa~ Oh, ya, otanjoubi omedetou, watashi~ /narsislo /pergisana /terbangdenganjiyuunotsubasa
