Disclamer by: Masashi Kishimoto
but this story is mine.
*#*
*#*
*#*
Warning!: typos, OOC, EYD tidak baku, AU dan sebagainya. Pokoknya masih belum sempurna.
*Cupid*
*Cupid*
*Cupid*
Happy Reading!!!
*#*
*#*
*#*
Cupid
@••@
@••@
@••@
Hinata sudah putus dari Naruto Uzumaki sejak lama dan enggan memulai hubungan lagi sejak saat itu. Tetapi sebuah bisikan lirih yang ia dengar membuat hidup dan ideologinya berubah sejak saat itu.
/"Apa itu karena aku mirip seseorang yang kau benci sekaligus cinta?"/"Jatuh cinta lah pada orang yang tepat."/"Aku?!"/"Kau?!"/"A... Siapa, ya...? Aku tidak mengenalmu, nona. Maaf,"
#*#
#*#
#*#
Seorang gadis memetik bunga liar dan memandangnya dengan tatapan kosong. Angin memainkan helai rambutnya usil. Beberapa lembar daun kuning berguguran menjadi latar belakang baginya. Taman belakang tempat kerja yang telah ia singgahi sejak setengah tahun yang lalu menjadi sentral strategis untuk menyendiri.
Sejak kapan dia memiliki hobi ini, ya?
Hinata, gadis bermanik amethyst itu membelai lembut mahkota bunga liar yang memiliki nasib sial karena telah ia petik. Jingga. Mengingatkannya pada seseorang. Siapa, ya? Biar ia ingat dahulu...
Jarum jam seolah bergerak menuju kiri, menyibak kilas balik kisahnya yang penuh drama—Oh sebaiknya ia hentikan itu sebelum ia hanyut.
Tring
Suara dari ponsel menghentikan acara melamunnya dan ternyata itu telepon dari rekannya.
"Halo?" Hinata membuka suara.
"Ya, kamu ada dimana?"
"Di tempat paling sepi."
"Perpus?"
"..." Hinata memutuskan untuk tidak menjawab.
"Oke, aku akan ke tempatmu sekarang. Jangan kemana-mana!"
Tuut
Gadis itu menutup panggilan rekannya dan memilih untuk duduk di bangku yang tersedia. Hinata sedang sangat badmood karena melihat seseorang yang ia kenal bersama seorang wanita lain beberapa jam yang lalu.
Tidak!
Dia tidak cemburu. Untuk apa? Mereka sudah berakhir bertahun-tahun yang lalu!
Helaan napas berat terdengar keluar dari mulut gadis bersurai indigo tersebut.
'Lihat oh lihatlah
Hinata sedikit mengerjap mendengar bisikan kecil yang menggelitik telinganya. Dia menoleh ke kanan dan kiri guna mencari sumber bisikan tersebut.
Buanglah segala keruh dalam benak
Dan abaikan kabut yang menutup pintu hati
Hinata berdiri lalu membalikkan badan. Kembali mencarinya.
Lihat oh cobalah lihat
Bukalah hatimu,
peluk segalanya
Rengkuh dan lukislah kembali
Meski lelah diri mencari-cari
Apa sebenarnya ini? Begitu pikir Hinata heran sambil mencari-cari gelisah. Bola matanya bergerak cepat. Mungkin di balik semak-semak? Atau di atas dahan kokoh? Dimana sumber nyanyian lirih itu?!
Angin 'kan membawa lukamu pergi
Hujan 'kan meluruhkanmu
Biarkan dia kembali
Aku 'kan menuntunmu menujunya
Lihatlah wahai takdir benang merah...'
Sriingg
Sebuah cahaya kuning muncul membesar, membuat Hinata terpejam karena silaunya. Sejenak, Hinata mencoba untuk membuka mata, melihat apa yang terjadi.
*Cupid*
*Cupid*
*Cupid*
TBC
