Summary : Youngwoon merestui Yunho dengan Jaejoong sampai mereka berdua telah menikah dengan saat yang tak terduga. Bagimanakah kehidupan mereka saat menikah?

Desclaimer : Jae umma selamanya milik Yun appa. Minho oppa selamanya milik Taeminnie. Tapi baru-baru ini Taeminnie mengakui kalau Minho oppa mutlak milik Julie. #ditendang Shawol.

Warning : Genderswitch, akan ada typo yang berkeliaran (?).

,

,

(Yunjae Version)

,

,

Setelah pernikahan Yunho dan Jaejoong, Youngwoon, Jungsoo, Hankyung dan Heechul pulang kerumah tanpa ada Jaejoong diantara mereka. Setelah Jungsoo membuka pintu, Youngwoon masuk mendahului anak dan istrinya. Menghempaskan tubuhnya dikursi sofa sambil melonggarkan dasinya lalu memejamkan matanya. Heechul dan Hankyung mengikuti Youngwoon duduk dikursi sofa juga.

"Kalian mau minum apa? Akan aku buatkan minuman?" tanya Jungsoo sambil tersenyum menatap Youngwoon yang menutup matanya.

"Terserah ahjumma saja." Jawab Hankyung sopan.

"Bagaimana denganmu yeobo?"

"Terserah kau saja,Teukie." Jawab Youngwoon malas dengan masih tetap memjamkan matanya.

"Arra, tunggu sebentar ne."

"Aku ikut umma." Ucap Heechul sambil bangkit dari duduknya. Jungsoo hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban untuk Heechul.

"Ahjussi.." panggil Hankyung hati-hati.

"Hmm…"

"Gomawoyo."

"Ne?" Youngwoon membuka matanya dan menoleh ke Hankyung.

"Terima kasih karena sudah merestui saya dengan Heechul."

"Aku pikir untuk apa. Ne, cheon. Seharusnya aku yang harus berterima kasih padamu, Hankyung-ah." jawab Youngwoon sambil tersenyum.

"Aniya. Saya yang seharusnya berterima kasih ahjussi."

"Ani. Aku yang harus berterima kasih. Meski aku membencimu sampai melukaimu seperti itu kau masih tetap mencintai Heechul sampai setulus ini. Aku benar-benar terharu." Youngwoon terkekeh mengingat dua tahun lalu dia menghajar Hankyung sampai dia harus opname dirumah sakit selama berhari-hari.

"Haha..Saya anggap itu sebagai kenang-kenangan."

"Mwo? Kenang-kenangan yang buruk maksudmu?" tanya Youngwoon sedikit tersinggung.

"Haha..Jangan marah dulu ahjussi. Maksud saya, kenang-kenangan terindah sebagai salam perkenalan dari calon mertua." Jawab Hankyung sambil tersenyum.

"Hhh..Arra. Gomawo." Hankyung tersenyum mendengar ucapan Youngwoon. Hatinya benar-benar lega karena Youngwoon sudah merestuinya dengan Heechul.

"Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Heechul tiba-tiba sambil meletakkan empat gelas dimeja.

"Tidak membicarakan apa-apa." Jawab Youngwoon sambil mengambil satu gelas dan meminumnya.

"Jinjja? Tidak membicarakan tentangku kan?" tanya Heechul sedikit narsis (?) yang membuat Hankyung terkekeh.

Heechul mengambil dua gelas, satu untuknya dan satunya lagi untuk Hankyung. Jungsoo mengambil satu gelas yang tersisa daan duduk disamping Youngwoon.

"Tidak ada Jaejoong, rasanya ada yang kurang ya."gumam Jungsoo yang dibalas anggukan dari Heechul.

"Ne umma. Aku juga merasa begitu."

"Karena kita sudah terbiasa ada Jaejoong disekitar kita. Sudahlah Teukie, aku yakin Jaejoong akan baik-baik saja. Bukankah ada Yunho yang akan selalu menjaganya." Hibur Youngwoon.

"Kau benar. Tapi tetap saja, aku merindukan Jaejoong." Ucap Jungsoo sedikit tersenyum miris.

"Ahjumma jangan sedih, ini semua memang salah Youngwoon ahjussi."

"Mwo? Apa maksudmu Hankyung-ah?" tanya Youngwoon dengan tatapan bingung.

"Kalau saja saya yang anda seret, pasti saat ini saya dan Heechul sudah berstatus suami-istri. Bukan Yunho dan Jaejoong."

"Kau benar Hankyung-ah." Ucap Jungsoo membenarkan ucapan Hankyung.

"Aku sendiri juga tidak tahu kenapa aku menarik Jaejoong. Dia kan belum lulus kuliah. Masa' sudah menikah duluan, tadi Junsu juga tahu kalau Jaejoong yang menikah dengan Yunho." Ucap Youngwoon sambil menggaruk belakang kepalanya yang tiba-tiba gatal.

"Kalau hanya Junsu yang tahu tidak apa-apa. Kalau satu kampus yang tahu bagaimana? Nanti dikira kalau Jaejoong hamil diluar nikah." Gerutu Jungsoo yang dibalas anggukan dari Hankyung dan Heechul.

"Baiklah, aku mengaku salah. Jangan memojokkanku seperti ini." Protes Youngwoon tidak terima.

"Arra, ini sudah malam. Apa kau tidak pulang Hankyung-ah?" tanya Jungsoo menatap Hankyung dengan tatapan lembut.

Hankyung menoleh melihat jam besar yang terpajang manis di ruang tengah itu.

"Aigoo..Sudah jam segini. Chullie, aku pulang dulu ne." pamit Hankyung lalu berdiri.

"Apa tidak sebaiknya kau menginap disini saja, Hankyung-ah?" tawar Youngwoon. Mendengar itu, Hankyung tersenyum. Dia benar-benar bahagia karena Youngwoon sudah benar-benar mau menerimanya.

"Aniya ahjussi. Saya pulang saja."

"Arra, hati-hati ne." ucap Jungsoo.

Youngwoon, Jungsoo, dan Heechul mengantar Hankyung sampai depan pintu.

"Hati-hati ne." Hankyung mengangguk sebagai jawaban untuk Heechul. Hankyung mendekati Heechul lalu mencium keningnya. Youngwoon dan Jungsoo hanya tersenyum melihat keduanya. Jungsoo sedikit terkejut saat dirasakannya ada lengan kekar yang memeluk pinggangnya. Dan saat dia menoleh, tampak Youngwoon menatapnya dengan tersenyum sangat manis yang membuat pipi Jungsoo bersemu merah.

"Ahjussi, ahjumma..saya pulang dulu ne. Annyeong." Pamit Hankyung yang membuat Youngwoon dan Jungsoo menoleh ke Hankyung.

"Ne, hati-hati ne" ucap Jungsoo dengan tersenyum manis.

"Jangan ngebut. Aki tidak suka namja urakan." Tambah Youngwoon sambil menatap Hankyung tajam.

"Appa.." protes Heechul kesal.

"Ne ahjussi. Saya akan menjauhi semua yang menjadi larangan ahjussi." Jawab Hankyung dengan mantap (?).

"Hannie.." rajuk Heechul.

"Sudahlah Chullie. Appamu benar. Kalau aku ngebut itu akan membahayakan diriku sendiri kan? Appamu memiliki maksud yang baik." Ucap Hankyung sambil mengacak rambut Heechul gemas.

"Itu benar. Kau mau menjanda kalau Hankyung kenapa-napa dijalan?" ucap Youngwoon asal.

"Kanginie…" Jungsoo memukul bahu Youngwoon pelan yang membuat Youngwoon terkekeh.

"Pulanglah. Jika kau tidak ada kegiatan dikantor, mainlah kemari."

"Ne ahjussi. Saya pulang dulu. Annyeong." Hankyung membungkukkan badannya sekali pada kedua calon mertuanya itu.

Setelah mobil Hankyung sudah tidak terlihat, Youngwoon, Jungsoo, dan Heechul masuk kembali kedalam rumah.

"Kalian tidurlah. Sudah malam." Ucap Jungsoo yang dibalas anggukan dari Heechul.

"Aku tidur dulu ne. Jumuseyo umma, appa." Heechul beranjak menuju kamarnya.

"Kau juga tidurlah, besok kau kekantor kan?"

"Ne, bukan hanya aku saja, tapi kita juga harus tidur sayang." Youngwoon menarik tangan Jungsoo dan langsung memasuki kamar mereka.

"Capek sekali." Gumam Jaejoong sambil mengucek matanya yang berair karena sudah kesekian kalinya dia menguap.

"Bukan resepsi pernikahan saja sudah secapek ini. Apalagi kalau saat resepsinya nanti." Gumam Jaejoong sedikit ngeri membayangkan resepsi pernikahannya dengan Yunho nanti. Pastinya resepsi pernikahannya akan dibuat semegah mungkin sehingga tamu yang diundangpun juga banyak.

"Ngomong-ngomong soal banyak, jadi ingat Junsu. Kuharap penyakit 'embernya' tidak kambuh besok. Jika satu kampus mengetahui aku sudah menikah, matilah aku."

Cklek..

Jaejoong menoleh, dan kini matanya membulat sempurna melihat Yunho yang keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang melilit dipinggangnya.

Blushh..

Entah kenapa tiba-tiba wajahnya memanas. Padahal dia sudah pernah melihat Yunho tanpa memakai selembar (?) pakaian.

"Kau sedang apa, Boo?" tanya Yunho sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk.

Blushh..

Lagi-lagi Jaejoong merona melihat Yunho mengeringkan rambutnya. Yunho tampak seksi dengan rambut basah seperti itu. Dan membuat Jaejoong teringat kalau dia pernah berada dibawah Yunho dengan keadaan sama-sama telanjang.

"Boo.." panggil Yunho setelah mengeringkan rambutnya.

Sedikit mengerutkan keningnya saat Jaejoong tidak menyahuti panggilannya. Merasa khawatir karena dilihatnya saat ini Jaejoong terdiam dengan tatapan menerawang yang kosong.

"Boo.." panggil Yunho lagi sambil duduk ditepi ranjang.

"Eh.." kaget Jaejoong karena tiba-tiba Yunho berada tepat didepan wajahnya.

"Kenapa tidak menyahuti panggilanku?"

"Eh.."

"Kau melamun ya, Boo?" tebak Yunho yang masih bisa melihat dengan jelas rona merah dipipi putih Jaejoong dikamar mereka –lebih tepatnya kamar Yunho-.

"A..Ani.."

"Wajahmu juga memerah, kau sakit?" tanya Yunho perhatian sambil meletakkan telapak tangannya dikening Jaejoong.

"Ani Yun. Aku tidak sakit."

"Lalu kenapa wajahmu memerah?"

"A..Ani.." jawab Jaejoong lalu menunduk. Tiba-tiba saja wajahnya memerah lagi saat diketahuinya Yunho setengah menindihnya dengan dada yang tidak tertutup apapun.

Yunho mengikuti arah pandang Jaejoong, dan terkekeh setelah tahu apa yang membuat istrinya itu bersemu merah.

"Aigoo..Apa karena aku setengah telanjang jadi kau merona heboh begitu?" goda Yunho yang membuat Jaejoong semakin merona heboh.

"Kita sudah pernah melakukannya kan? Masa' kau sudah lupa dengan bentuk tubuhku?"

"Ya!" Jaejoong mempoutkan bibirnya sambil memukul dada bidang Yunho. Yang dipukul hanya terkekeh melihat kelakuan imut Jaejoong.

Cupp..

Yunho mencium bibir merah itu sekilas lalu mengusap rambut Jaejoong dengan sayang.

"Jangan malu lagi ne. kita sudah menjadi suami-istri, semua yang ada didiriku adalah milikmu juga. Begitupun dengan dirimu." Ucap Yunho sambil menenmpelkan keningnya pada kening Jaejoong.

"Ne. aku hanya belum terbiasa."

"Aku mengerti." Jawab Yunho sambil tersenyum manis.

"Mandilah, aku sudah meletakkan piyamamu dikamar mandi. Setelah itu kita istirahat, besok pagi kita kerumahmu untuk mengambil barang-barangmu kan."

"Emm..." Jaejoong mengangguk, lalu Yunho mencium pipinya sekali kemudian menarik tubuhnya dan beranjak menuju lemari pakaiannya.

"Yun.."

"Emm.." Yunho membalikkan badannya dan tersenyum menatap Jaejoong.

"Jangan mengintip ne."

"Haha.. tidak jika kau tidak menggodaku."

"Aku janji tidak akan menggodamu."

"Jinjja? Padahal aku ingin kau menggodaku."

"Ya! Jangan macam-macam eoh?" ancam Jaejoong lalu masuk kekamar mandi dan menutup pintunya dengan cepat.

"Haha.. Masih malu eoh." Goda Yunho lagi. Senyum manis masih terpampang diwajah tampannya.

"Aku bahagia Boo. Karena kau telah menjadi milikku untuk selamanya."

Setelah memakai piyama, Yunho naik kekasur king sizenya dan mengambil buku bacaannya sembari menunggu Jaejoong.

Sepuluh menit kemudian Jaejoong sudah selesai mandi dan keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama berwarna pink. Yang diyakininya ini sebenarnya untuk Heechul, dalam rencana kan yang menikah dengan Yunho adalah Heechul bukan Jaejoong.

"Kenapa belum tidur, Yun?" tanya Jaejoong sambil naik keatas kasur dan berbaring disamping Yunho.

"Aku menunggumu, Boo." Jawab Yunho lalu meletakkan bukunya dimeja kecil disamping kasurnya.

"Arra, sekarang kita tidur ne." ajak Jaejoong yang dibalas anggukan oleh Yunho.

Yunho mematikan lampu dan kembali berbaring disamping Jaejoong.

"Yunnie, boleh aku tidur didekatmu?"

"Tentu boleh, Boo. Kemarilah." Jaejoong tersenyum lalu merapatkan tubuhnya pada Yunho. Tersenyum dengan mata terpejam saat dirasakannya tangan besar nan hangat Yunho mengusap lembut rambutnya dan Yunho mencium puncak kepalanya dengan sayang.

"Yun.."

"Emm.."

"I love you." Ucap Jaejoong lalu mendongak menatap suaminya.

"I love you too." Jaejoong tersenyum mendengar jawaban Yunho. Lalu mereka terdiam saling memandang satu sama lain.

Dengan perlahan, Yunho mendekatkan wajahnya pada Jaejoong tapi satu jari Jaejoong menghentikannya saat jari Jaejoong ditempelkan dibibir Yunho.

"Aku capek, Yun. Jangan sekarang ya." Rajuk Jaejoong.

"Hanya mencium apa tidak boleh?" Yunho agak sedikit sebal karena penolakan Jaejoong. Kalau boleh jujur, Yunho benar-benar ingin melakukan'nya' lagi dengan Jaejoong,

"Boleh, tapi kening saja ne."

"Kenapa kening?"

"Aku takut kau kehilangan kendali kalau dibibir. Yunnie kan beruang mesum." Ucap Jaejoong sambil terkikik geli.

"Dasar kau ini." Yunho tersenyum lalu mencium kening Jaejoong.

"Kajja kita tidur." Yunho memeluk Jaejoong dengan cukup erat.

"Jumuseyo, Boo." Ucap Yunho lalu mencium puncak kepala Jaejoong.

"Nado jumuseyo, Yun."

Tak lama kemudian merekapun terlelap sambil tersenyum merasakan kehangatan tubuh masing-masing.

#Pagi hari.

"Ngghh.." Yunho melenguh dan membuka matanya perlahan dan mengerjapkan matanya berkali-kali, lalu menoleh kesamping kirinya.

"Kemana Jaejoong?" gumam Yunho saat Jaejoong tidak ada disampingnya.

"Jaejoongie."

Karena tidak ada sahutan dari Jaejoong, Yunho bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.

"Jaejoongie." Panggilnya sambil membuka pintu kamar mandi. Tapi Jaejoong tidak ada disana.

"Kemana dia?" gumam Yunho lalu berjalan menuju pintu lalu turun kelantai dasar.

"Masih gelap. Kemana Jaejoong?"

Yunho mendengar suara penggorengan dari arah dapur, dan tanpa pikir panjang Yunho melangkah menuju dapur.

"Boo." Panggil Yunho saat melihat Jaejoong sedang membuka kulkas.

"Yunnie, sudah bangun eoh?" ucap Jaejoong sambil tersenyum lalu menutup pintu kulkas dan kembali berkutat dengan masakannya.

"Ini masih terlalu pagi untuk memasak, Boo." Yunho mendekati Jaejoong dan memeluk tubuh ramping itu dari belakang.

"Tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa begini waktu dirumah."

"Apa kau tidak lelah?" tanya Yunho lalu mencium tengkuk Jaejoong dan sedikit mengecupnya.

"Tidak. Hentikan Yun." Jaejoong sedikit menaik-turunkan bahunya agar Yunho menghentikan kegiatannya.

"Sebentar lagi, Boo." Yunho semakin mengeratkan pelukannya dan semakin gencar pula menciumi tengkuk Jaejoong.

"Nanti umma dan appa lihat." Jawab Jaejoong sambil memotongi sayuran dan mencoba tidak menghiraukan Yunho.

"Biarkan saja. Umma dan appa sering begini didepanku." Ucap Yunho enteng.

"Mwo?" Jaejoong menghentikan aktifitasnya dan menoleh menatap Yunho dengan tatapan curiga.

"Wae?"

"Jangan mencari alasan Yun. Sudah sana mandi. Kau bilang mau mengantarku kerumah untuk mengambil barang-barangku kan. Kita harus cepat karena nanti aku ada kuliah siang."

"Tapi aku belum selesai." Yunho kembali mengecupi leher dan tengkuk Jaejoong.

"Yunnie.." panggil Jaejoong sedikit menahan desahan yang hampir akan keluar dari bibirnya.

"Emm.."

"Cepat mandi."

"Sebentar lagi, Boo."

"Ya! Apa yang kalian lakukan eoh?" sebuah suara membuat Yunho menghentikan aktifitasnya dan itu menjadi kesempatan bagi Jaejoong untuk menjauhkan Yunho dari tubuhnya.

"Ck, umma ini mengganggu saja." Cibir Yunho.

"Mwo? Kau ini tidak sopan. Jangan mentang-mentang kau masih pengantin baru jadi bertindak sesukamu. Kalau ingin melakukannya ajaklah Jaejoong kekamar. Itu lebih baik."

Blushh..

"U..Umma.." Jaejoong menundukkan kepalanya dan rona merah terlihat dikedua pipinya.

"Hehe.. Lagipula dapur sedang sepi. Seperti umma dan appa tidak pernah saja."

Pletakk..

"Ya! Umma!." Protes Yunho sambil mengelus kepalanya yang tadi menjadi sasaran pukulan sendok sayur dari ummanya.

"Berani kau mengatakan yang tidak-tidak lagi, aku tidak akan segan-segan melemparkan kulkas ke kepalamu." Ancam Wookie pada Yunho sambil mengacungkan sendok sayur didepan wajah Yunho.

Jaejoong hanya terkekeh melihat Yunho dan ibu mertuanya.

"Sudah umma, kasihan Yunho oppa. Cepatlah mandi oppa. Kau juga harus kekantor kan nantinya."

"Ne." jawab Yunho singkat dengan wajah sedikit cemberut karena Wookie sudah memalukannya didepan Jaejoong.

"Kau masak apa, chagi?" tanya Wookie setelah Yunho menaiki tangga menuju kamarnya.

"Hanya masak sup ikan umma."

"Kau ini rajin sekali. Kemarin kau pasti lelah sekali kan? Tapi pagi-pagi sekali kau harus bangun dan membuat sarapan. Umma jadi tidak enak." Ucap Wookie sambil membantu Jaejoong memotong ikan.

"Tidak apa-apa, umma. Umma tidak perlu merasa tidak enak. Ini sudah menjadi salah satu tugasku sebagai seorang istri kan." Jawab Jaejoong sambil tersenyum manis ke Wookie.

"Aigoo.. Betapa beruntungnya aku memiliki menantu sepertimu. Kalau sampai Yunho menyakitimu, langsung katakan pada umma. Biar umma yang akan memberinya pelajaran. Tidak akan aku biarkan Yunho atau Yesungie menyakitimu." Ucap Wookie mantap yang membuat Jaejoong terkekeh.

"Ne, gomawo umma. Akan kulaksanakan perintah umma dengan baik." Jawab Jaejoong sambil terkekeh. Melihat itupun membuat Wookie tertawa.

Tak lama kemudian masakan Jaejoong dan Wookiepun sudah siap. Jaejoong meletakkan sup ikan dalam mangkok besar kemeja makan beserta dengan nasinya. Meletakkan empat piring dan gelas. Jaejoong menyiapkannya sendiri karena Wookie membangunkan Yesung.

"Sudah jadi, Boo?" tanya Yunho tiba-tiba sambil menarik satu kursi.

"Ne, tinggal menunggu umma dan appa." Jawab Jaejoong yang dibalas anggukan oleh Yunho.

"Kenapa masih memakai baju santai, Yun? Kau tidak kekantor nanti?" tanya Jaejoong karena saat ini Yunho hanya memakai sweater hitam lengan panjang dan celana jeans.

"Aku mengantarmu dulu. Setelah selesai membantu memindahkan barangmu, aku akan mengganti bajuku dan langsung kekantor."

Jaejoong mengangguk lalu duduk disebelah Yunho. Tak lama kemudian Yesung dan Wookie datang lalu mereka berdua duduk berhadapan dengan Yunho dan Jaejoong.

"Siapa yang memasak ini?" tanya Yesung saat sudah duduk.

"Jaejoongie." Jawab Wookie antusias.

"Aniya, umma juga ikut memasak kok."

"Kelihatannya enak." Gumam Yesung lalu membalik piringnya. Dengan cekatan Wookie mengambil piring Yesung lalu mengisinya dengan nasi dan sup ikan.

"Gomawo baby."

"Cheon."

Melihat itu, Jaejoong tersenyum. Lalu mengambil piring Yunho dan mengisinya dengan nasi dan sup ikan. Setelah selesai diberikannya kembali pada Yunho.

"Gomawo, Boo." Ucap Yunho lalu mencium kening Jaejoong.

"Ne Yunnie."

Yesung dan Wookie tersenyum melihat anak dan menantunya itu. Mereka berdua terlihat sangat bahagia sekarang.

Jaejoong mengambil piring Wookie lalu mengisinya, setelah selesai diberikannya kembali pada Wookie.

"Gomawo chagi." Jaejoong tersenyum sebagai balasan untuk ibu mertuanya itu.

Jaejoong membalik piringnya sendiri lalu mengisinya dengan nasi dan sup ikan. Sebelum makan tidak lupa dia menuangkan susu rendah gula pada keempat gelas yang ada dimeja. Setelah Jaejoong selesai menuangkan susu, mereka berempat berdoa lalu makan.

"Oya Yunho, kau jadi mengantar Jaejoong mengambil barangnya hari ini?" tanya Yesung.

"Ne appa. Dan aku akan langsung meletakkannya diapartemenku."

"Mwo? Apartemen? Kapan kau membelinya?" tanya Yesung heran.

"Sebenarnya sudah lumayan lama. Aku membelinya sudah satu tahun yang lalu."

"Mwo? Kenapa membeli apartemen? Kami bisa membuatkanmu rumah Yunho." Tambah Wookie lalu meminum susunya.

"Ne, aku tahu umma. Alasanku mau menetap disana selain karena apartemen itu proyek kerjasamaku dengan klien Cha, disana sangat strategis dengan berbagai tempat seperti pusat belanja, supermarket, rumah sakit bahkan dekat juga dengan kampus Jaejoong dan juga kantor. Jadi kalau Jaejoong membutuhkan apa-apa tidak perlu memakan waktu yang lama. Lagipula untuk kerumah kita dan rumah Jaejoong juga jadi lebih dekat." Ucap Yunho panjang lebar.

"Sebenarnya aku kurang setuju kau meninggalkan rumah, kenapa tidak tinggal disini saja? Toh nanti rumah ini akan menjadi milikmu juga."

"Betul yang dikatakan appamu. Kenapa tidak tinggal disini saja?" tambah Wookie.

"Aniya umma. Aku sudah dewasa dan telah menikah. Aku ingin membina rumah tanggaku sendiri bersama dengan Jaejoong. Ya kan, Boo?" Yunho menoleh pada Jaejoong yang dibalas Jaejoong dengan tatapan bingung.

"Tapi lebih baik kau tetap tinggal disini Yunho-ah." Ucap Yesung lagi tanpa memperdulikan ucapan Yunho.

"Appa, umma, aku memang pergi dari rumah ini tapi tidak untuk tidak kembali. Aku pasti kembali. Ini tetap rumahku." Yunho menggenggam tangan Jaejoong diatas meja.

"Aku mencintai Jaejoong, akan aku buktikan itu pada appa, umma, Youngwoon ahjussi dan Jungsoo ahjumma. Kalau tetap disini, aku rasa akan sulit untuk melakukan pembuktian itu."

Yesung menatap Yunho, Yesung dapat melihat ada kesungguhan dimata dan ucapan Yunho.

"Baiklah, lakukan apa yang ingin kau lakukan. Tapi jangan lupa untuk tetap memberitahu kami jika kau membutuhkan sesuatu." Wookie mengusap pundak Yesung untuk meyakinkannya. Bahwa Yunho sudah dewasa bukan balita yang harus selalu dijaga.

"Baiklah, tapi berhati-hatilah. Jaga Jaejoong, itu pesanku." Ucap Yesung sambil tersenyum menatap Yunho dan Jaejoong.

"Ne, aku kan menjaganya. Aku janji appa, umma."

Jaejoong tersenyum mendengar ucapan Yunho, meskipun masih bingung dengan apa yang akan dilakukan Yunho tapi didalam hatinya dia merasa tenang sekarang. Karena Yunho akan benar-benar menjaganya.

Mereka berempat sudah selesai makan, Jaejoong dan Wookie membersihkan piring yang telah dipakai tadi. Setelah selesai mebersihkan piring, Jaejoong berpamitan pada Yesung dan Wookie.

"Appa, umma, saya pamit pulang dulu ne."

"Ne, titip salam kami untuk kedua orang tuamu." Jawab Yesung sambil tersenyum.

"Hati-hati dijalan ne." tambah Wookie yang dibalas angguka kepala dari Jaejoong.

Yunho tersenyum pada orang tuanya lalu membukakan pintu mobil untuk Jaejoong. Setelah selesai, diletakkannya koper milik Jaejoong kebagasi mobil. Kemudian Yunho masuk kedalam mobil dan menjalankannya.

"Yun, memangnya kita nanti akan tinggal diapartemenmu ya?" tanya Jaejoong saat mereka sedang dalam perjalanan.

"Ne, mian karena aku tidak memberitahukanmu. Karena ternyata kau yang menjadi istriku membuatku lupa akan segalanya."

"Aishh..Berhenti menggodaku." Protes Jaejoong.

"Aku tidak menggodamu, Boo. Aku bicara jujur." Jawab Yunho menoleh sekilas pada Jaejoong.

"Baiklah, terserah kau saja. Aku akan ikut kemanapun kau pergi."

"Gomawo sudah mempercayaiku." Ucap Yunho lalu menggenggam tangan Jaejoong dan mecium telapak tangannya. Lalu menempelkannya pada dada Yunho.

Tak lama kemudian merekapun sampai dikediaman keluarga Kim. Yunho membukakan pintu untuk Jaejoong dan mereka berdua berjalan dengan bergandengan tangan menuju pintu keluarga Kim.

Ting..Tong..

Yunho menoleh pada Jaejoong dan dibalas Jaejoon dengan senyuman manis.

Cklek..

"Eonnie." Jaejoong langsung memeluk Heechul begitu Heechul tampak saat membukakan pintu.

"Aigoo..Joongie!" Heechul balas memeluk Jaejoong setelah sadar dari terkejutnya.

"Pagi-pagi mau apa kemari eoh, Yunho-ah?" tanya Heechul setelah melepaskan pelukan Jaejoong.

"Aku mau mengambil barang-barangku, eon."

"Aku mengantar Jaejoongie mengambil barang-barangnya, noona." Jawab Yunho lalu terkekeh.

"Haha..Aku lupa kalau sekarang kau adik iparku. Masuklah." Heechul membukakan pintu lebih lebar.

"Umma, appa, Joongie pulang!" ucap Heechul sedikit berteriak lalu tak lama kemudian Jungsoo dan Youngwoon datang dari dapur.

"Joongie." Panggil Jungsoo lalu memeluk putri bungsunya.

"Umma begitu merindukanmu padahal baru sehari kau tidak bersama kami."

"Annyeong ahjussi." Sapa Yunho pada Yongwoon.

"Ahjussi? Panggil saja appa. Kau ini sudah menjadi bagian dari keluarga kami Yunho-ah."

"Ne." jawab Yunho sambil tersenyum.

"Duduklah dulu. Apa kalian sudah sarapan?" tanya Jungsoo pada Jaejoong dan Yunho.

"Sudah ahjumma, tadi Jaejoong yang memasak." Jawab Yunho lalu duduk disofa.

"Kenapa memanggil ahjumma? Panggil aku umma." Jawab Jungsoo setelah mendudukkan dirinya disamping Jaejoong.

"Ne umma." Jawab Yunho.

"Lalu bagaimana malam pertama kalian?" tanya Heechul setelah duduk disamping appanya.

Pletakk..

"Appa!" protes Heechul tidak terima karena appanya memukulnya dengan koran.

"Bicara yang sopan. Apa pantas kau menanyakan itu."

"Memangnya salah aku bertanya begitu?" Heechul mempoutkan bibirnya yang membuat Jungsoo terkekeh.

"Sudah melakukannya atau belum itu terserah Joongie." Ucap Jungsoo.

"Itu benar, tapi ada satu hal yang tidak boleh sampai terjadi padamu Joongie."

"Eh.." Yunho sedikit terkejut mendengar ucapan Youngwoon.

"Apa itu appa?" tanya Jaejoong.

"Kau tidak boleh hamil dulu." Youngwoon menatap Yunho tajam setelah mengatakannya.

Yunho menggaruk belakang kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal.

"Waeyo?"

"Kau kan masih kuliah. Bagaimana dengan kuliahmu nanti kalau kau hamil. Jadi aku harap kau menunda kehamilanmu sampai kau sudah lulus."

"Mwo?" Yunho sedikit berteriak yang membuat Youngwoon mengerutkan keningnya.

"Tenang saja, aku tahu apa yang ada dipikiranmu. Kau boleh 'berhubungan' dengan Jaejoong tapi tidak sampai membuat Jaejoong hamil."

Yunho tersenyum dan sedikit salah tingkah karena Youngwoon mengerti dengan isi pikirannya.

"Jangan memutuskan secara sepihak begitu. Yang akan hamil dan melahirkan adalah Jaejoong. Joongie, apa kau mau menuruti perkataan appamu?" tanya Jungsoo lembut sambil mengusap rambut panjang Jaejoong.

"Aku setuju umma. Aku kan masih kuliah. Lagipula aku juga belum siap untuk hamil."

"Bagus. Jangan hamil dulu ne." tambah Youngwoon.

"Ne appa." Jawab Jaejoong mantap.

"Jadi mulai sekarang kau harus berhati-hati, Yunho-ah." Goda Heechul yang dibalas dengan helaan nafas dari Yunho.

"Ne, mulai sekarang saya berjanji akan berhati-hati." Jawab Yunho.

"Jinjja? Tapi kau tidak marah kan Yunnie?" tanya Jaejoong menoleh ke Yunho.

"Aniya, apapun yang kau mau akan aku dukung." Jawab Yunho yang membuat Jaejoong tersenyum.

"Aku senang kau bisa mengerti, Yunho-ah." Kata Jungsoo dan menatap Yunho dengan tatapan bangga.

"Kalau begitu, aku kekamarku dulu ne. Aku mau mengambil barang-barangku dulu."

"Oya, kalian akan tinggal dimana?"

"Saya akan mengajak Jaejoong tinggal diapartemen saya appa."

"Apartemen?" tanya Youngwoon, Jungsoo, dan Heechul bersamaan.

"Ne, saya sudah mempertimbangkannya dengan baik. Saya berjanji akan selalu menjaga Jaejoong." Ucap Yunho mantap.

"Arra, aku tidak berhak ikut campur urusan rumah tangga kalian lebih dalam. Jaejoong adalah tanggung jawabmu sekarang Yunho-ah." Ucap Youngwoon yang diamini Jungsoo.

"Ne, saya berjanji akan menjaga dan membahagiakan Jaejoong." Ucap Yunho pasti yang membuat Heechul sedikit iri dengan Jaejoong.

"Aku berharap semoga Hankyung sama bertanggung jawabnya seperti Yunho. Aku benar-benar iri." Gumam Heechul dalam hati.

"Arra, kajja Yunnie, kita kekamarku." Ajak Jaejoong.

"Ne, masuklah duluan kekamarmu. Aku akan mengambil kopermu dulu."

Jaejoong mengangguk dan Yunho beranjak dari duduknya untuk mengambil koper Jaejoong yang masih ada dibagasi mobil.

Jaejoong masuk kekamarnya dan memandang lekat-lekat kamarnya.

"Aku akan meninggalkan kalian mulai saat ini. Terima kasih sudah menemani malam-malamku." Gumam Jaejoong.

Lalu Jaejoong membuka lemari pakaiannya dan mengeluarkan semua bajunya. Tak lama kemudian Yunho datang dengan membawa koper besar Jaejoong.

"Apa saja yang akan kau bawa?" tanya Yunho sambil membantu Jaejoong memasukkan baju-bajunya kedalam koper.

"Semuanya yang penting-penting." Jawab Jaejoong sambil melipat bajunya.

Sepuluh menit kemudian Jaejoong dan Yunho sudah memasukkan semua baju-baju Jaejoong kedalam koper. Jaejoong mengambil alat-alat kecantikannya yang tidak banyak, setelah itu mengambil laptop, perlengkapan mandinya beserta boneka karet gajahnya dan ini yang membuat Yunho terkekeh.

"Untuk apa boneka karet itu Boo?" tanya Yunho sambil menunjuk boneka karet yang dibawa Jaejoong.

"Tentu saja untuk menemaniku mandi."

"Kenapa tidak denganku saja. Lebih enak denganku daripada boneka karet itu."

Blushh..

Jaejoong merona hebat dan membayangkan kalau dia akan mandi bersama dengan Yunho.

"Berhenti menggodaku Jung Yunho." Protes Jaejoong lalu memasukkan boneka karetnya yang berjumlah lima buah itu kedalam koper.

"Baik Jung Jaejoong." Goda Yunho lagi.

"Aishh.." gerutu Jaejoong yang membuat Yunho tertawa cukup keras.

Setelah memasukkan semua barang-barang Jaejoong, Yunho menutup koper Jaejoong.

"Apa ada lagi yang ingin kau bawa?"

"Aigoo..aku hampir lupa." Jaejoong menepuk dahinya cukup keras yang membuat Yunho menatapnya bingung.

"Hampir saja aku meninggalkan ini." Ucap Jaejoong setelah membalikkan badannya sehingga dengan jelas Yunho dapat melihat apa yang didekap istrinya.

"Astaga, jadi boneka usang itu eoh?" tanya Yunho sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Jangan bicara begitu. Ini kado pemberian Heechul eonnie." Protes Jaejoong.

"Ne, kajja. Sebentar lagi kau ada kuliah kan?"

"Ne."

Yunho menggandeng tangan Jaejoong sedang tangan kanannya menarik koper Jaejoong.

"Sudah selesai?" tanya Jungsoo saat Yunho dan Jaejoong keluar dari kamar.

"Ne umma. Aku langsung pulang saja ne. Siang ini aku ada kuliah." Pamit Jaejoong lalu memeluk ummanya.

"Sering-seringlah main." Ucap Youngwoon saat Jaejoong berganti memeluknya.

"Jangan lupakan aku ya, saeng." Ucap Heechul saat Jaejoong melepaskan pelukannya dari Youngwoon.

"Ne eon. Aku akan sering menghubungimu." Ucap Jaejoong lalu memeluk Heechul.

"Kami pamit dulu ne. Annyeong appa, umma, noona." Ucap Yunho setelah Jaejoong melepaskan pelukannya dari Heechul.

"Hati-hati ne." jawab Jungsoo.

Yunho mengangguk lalu menggandeng tangan Jaejoong dan keluar dari kediaman keluarga Kim. Menjalankan mobilnya setelah Jaejoong melambaikan tangannya pada keluarganya.

"Apa kau sedih?" tanya Yunho saat melihat wajah Jaejoong murung.

"Sedikit. Aku tidak menyangka aku yang akan menikah duluan." Gumam Jaejoong yang membuat Yunho terkekeh.

"Jangan sedih Boo. Aku janji akan membahagiakanmu."

Jaejoong tersenyum dan mengangguk pada Yunho.

Yunho menjalankan mobilnya langsung menuju keapartemennya. Yunho memang tidak membawa barang karena diapartemennya sudah ada barang-barang miliknya.

Setelah memarkirkan mobilnya dipemarkiran yang tersedia, Yunho membukakan pintu untuk Jaejoong lalu mengambil koper milik Jaejoong. Yunho menggandeng tangan Jaejoong dan langsung menuju lift. Saat sudah sampai dilantai delapan, mereka keluar dari lift dan mencari kamar Yunho. Setelah menemukannya, Yunho membuka pintunya setelah menekan angka untuk password.

Keduanya masuk dan Yunho membawa koper Jaejoong kekamar mereka.

"Kau ingin menatanya hari ini apa nanti setelah pulang kuliah, Boo? Tanya Yunho setelah mereka sampai di kamar mewah mereka.

"Nanti saja Yun. Aku menunggumu pulang dari kantor."

"Arra, sekarang bersiap-siaplah. Aku akan menunggumu diluar ne."

"Kau tidak ganti baju?"

"Aniya, mungkin aku hanya mengecek pembangunan proyek hotel dan café saja."

"Arra. Tunggu sebentar ne."

Yunho mengangguk dan keluar dari kamar. Sebenarnya bisa saja Yunho tetap berada didalam kamar. Tapi mengingat ancaman dari Youngwoon yang mengharuskan dia untuk hati-hati mulai dari sekarang. Membuatnya mengurungkan niatnya itu.

Yunho duduk disofa sambil menyalakan televisi. Lalu tak lama kemudian, Jaejoong keluar dengan berpakaian rapi. Rambutnya yang panjang digerai begitu saja membuatnya terlihat sangat cantik. Yunho tersenyum melihat Jaejoong.

"Kau beruntung memilikinya Jung." Gumam Yunho dalam hati.

"Kajja Yun, kita berangkat sekarang."

Yunho mengangguk lalu menggandeng tangan Jaejoong, Yunho tidak melepas gandengannya sampai dipemarkiran. Disepanjang perjalanan (?) tadi banyak orang yang berdecak kagum dan ada juga yang iri. Mereka benar-benar terlihat sangat serasi dengan namja yang tampan bersama dengan yeoja yang sangat cantik. Benar-benar membuat orang-orang kagum dan iri diwaktu yang bersamaan.

Yunho menjalankan mobilnya menuju kampus Jaejoong, jaraknya tidak begitu jauh jika dibandingkan dengan dari rumah Jaejoong. Tak lama kemudian merekapun sampai didepan Dong Bang University.

"Nanti aku akan menjemputmu. Kalau kau sudah pulang segera hubungi aku ne."

"Ne Yun. Hati-hati ne." Yunho hanya mengangguk sebagai jawaban untuk Jaejoong.

"Eh.." Jaejoong terkejut saat Yunho mendekatkan wajahnya dan reflek membuat Jaejoong mundur kebelakang sehingga punggungnya menyentuh kaca mobil.

"Mana cium untukku?"

Blushh..

"Ya!" jaejoong menunduk menyembunyikan wajah memerahnya dari suaminya.

"Waeyo? Apa salah aku minta cium dar istriku sendiri?" tanya Yunho sambil mengangkat dagu Jaejoong dengan ibu jarinya.

"Ani." Jaejoong menjawab dengan gugup tapi kemudian dia menutup matanya yang membuat Yunho tersenyum mesum.

Yunho mendekatkan wajahnya perlahan, lalu mencium bibir merah itu. Hanya menempel, tidak ada lumatan panas pada ciumannya. Karena Yunho masih tahu tempat dan kondisi. #plakk.

Yunho melepas ciumannya dan menatap dalam ke manik mata Jaejoong.

"Saranghae.."

"Nado Yun."

Yunho mencium kening Jaejoong dengan sayang yang membuat Jaejoong tersenyum dan merona diwaktu yang bersamaan.

"Selamat belajar ne." ucap Yunho yang dibalas anggukan dari Jaejoong.

Jaejoong memasuki gerbang kampus, baru beberapa langkah dia membalikkan tubuhnya dan melambaikan tangannya pada Yunho. Yunho balas melambaikan tangan terlihat dari kaca mobil samping kemudi yang terbuka. Jaejoong terkekeh saat Yunho memberinya kiss bye. Jaejoong memasuki kampus dan bergegas menuju kelasnya. Setelah Jaejoong sudah tidak terlihat, Yunho menjalankan mobilnya menuju kantornya.

Jaejoong sudah sampai didepan pintu kelasnya, sedikit was-was karena takut Junsu akan menceritakan pada seluruh kampus kalau dia telah menikah. Menikah mendadak lebih tepatnya.

"Tenangkan dirimu Jaejoong. Bersikaplah biasa saja." Jaejoong menghela nafas panjang lalu dengan pasti dia membuka pintu kelas.

Awalnya suasana kelas tiba-tiba menjadi sepi saat kedatangan Jaejoong. Tapi setelah itu menjadi normal kembali dan mereka terlihat tidak mengetahui apa-apa. Melihat itupun Jaejoong menghela nafas lega. Segera dia meletakkan tasnya dibarisan nomer empat dari depan.

"Kemana dua pasangan heboh itu? Kok tumben belum datang?" gumam Jaejoong, lalu tak lama kemudian ponsel Jaejoong bergetar.

From : Eunhyuk-ie

Joongie tolong ijinkan kami ya? Aku, Hae, Chun, dan Su tidak bisa masuk hari ini. Dan katakan kalau surat ijinnya menyusul. Oke? Oya besok aku tunggu penjelasan pernikahanmu ya? Dan jangan coba-coba untuk kabur.

Jaejoong tersenyum membaca pesan Eunhyuk, kemudian Park sonsae sudah memasuki kelas dan siap untuk memberikan materi kuliah. Jaejoong memasukkan ponselnya kedalam tas dan mendengarkan penjelasan Park sonsae dengan seksama.

#DI JUNG'S CORP

Yunho melihat laporan hasil kerja karyawannya yang telah diberikan Siwon.

"Bagus, aku tunggu laporan berikutnya ne." ucap Yunho sambil memberikan mapnya pada Siwon.

"Kau kenapa?" tanya Yunho heran saat melihat Siwon tersenyum lebih tepatnya menyeringai ke Yunho.

"Bagaimana rasanya?"

"Mwo?"

"Sempit tidak?"

"Kau ini bicara apa eoh?" tanya Yunho lebih bingung.

"Aishh..Kau sudah menikah. Masa' kau tidak mengerti maksudku?" tanya Siwon sambil menyandarkan kedua lengannya dimeja Yunho sehingga tubuhnya sedikit menunduk.

"Aku belum melakukannya. Jaejoong sepertinya belum siap."

"Kenapa Jaejoong? Bukannya Heechul?" bingung Siwon.

"Aku menikah dengan Jaejoong. Tidak jadi dengan Heechul."

"Mwo?" Siwon terkejut mendengar ucapan Yunho.

"Mian sajangnim, rapat sudah akan dilaksanakan." Ahra tiba-tiba masuk kedalam ruangan Yunho.

"Ne, tolong siapkan semuanya ne." jawab Yunho lalu bangkit dari duduknya.

"Kajja Siwon-ah."

"Kau punya hutang penjelasan padaku Jung." Ucap Siwon lalu dibalas kekehan geli dari Yunho.

"Ne. akan kujelaskan nanti jika aku mau."

"Ya!" protes Siwon tapi tidak digubris oleh Yunho.

Pukul lima sore Yunho menunggu Jaejoong didepan kampusnya. Sebenarnya Yunho sudah pulang sejak jam tiga tadi, tapi karena Siwon menahannya dan meminta penjelasan darinya. Sehingga jam lima, Yunho baru bisa kekampus Jaejoong.

"Sudah lama Yun?" tanya Jaejoong tiba-tiba yang membuat Yunho sedikit terlonjak kaget.

"Boo, kau mengagetkanku. Ani, aku baru sampai disini lima menit yang lalu."

"Hehe. Mian. Kajja, kita pulang sekarang." Ajak Jaejoong yang dijawab Yunho dengan mengangguk.

Kemudian Yunho menjalankan mobilnya menuju apartemen Yunho yang sekarang juga menjadi apartemen Jaejoong. Setelah memarkirkan mobilnya, Yunho menggandeng Jaejoong sampai didepan kamar mereka.

"Mandilah dulu Yun. Aku akan membereskan barang-barangku dulu." Ucap Jaejoong saat keduanya sudah masuk kedalam apartemen mereka.

"Apa tidak memerlukan bantuanku?"

"Aniya, aku akan melakukannya sendiri. Jika membutuhkan bantuan, aku akan memanggilmu." Ucap Jaejoong sambil tersenyum manis.

"Arra, aku mandi dulu ne." jawab Yunho lalu masuk kedalam kamar lalu mandi.

Jaejoong mengikuti Yunho masuk kekamar, membuka kopernya lalu menata barang-barangnya dibeberapa tempat dikamar Yunho.

Setelah selesai menata semuanya, Jaejoong beranjak menuju dapur untuk memasak makan malam sambil menunggu Yunho mandi.

Tak lama kemudian Yunho keluar dari kamar dan melihat Jaejoong yang sedang memasak. Karena belum belanja, Jaejoong hanya memasak ramen yang diolahnya menjadi sedikit lebih berbeda.

"Boo." Panggil Yunho.

"Kau sudah selesai?" tanya Jaejoong lalu meletakkan sebuah panci kecil kemeja makan.

"Ne, mandilah. Aku yang akan menata piring dan gelasnya."

"Arra, aku mandi dulu ne." ucap Jaejoong lalu beranjak dari dapur menuju kamarnya.

Tidak terasa enam hari Yunho dan Jaejoong bersama, Jaejoong merasa cukup menyenangkan menjadi seorang istri. Dia cukup menikmati perannya sebagai seorang istri sekarang.

"Masak apa Boo?" tanya Yunho tiba-tiba yang membuat Jaejoong terlonjak kaget.

"Yunnie..Kau mengagetkanku." Ucap Jaejoong sambil memukul lengan kekar Yunho.

"Hehe.. Mian." Yunho mencium pipi Jaejoong secepat kilat (?) yang membuat Jaejoong lagi-lagi terkejut.

"Yunnie..Kau.." Jaejoong tidak melanjutkan kata-katanya. Jaejoong meremas perutnya lalu menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Boo, Kau kenapa?" tanya Yunho khawatir.

Jaejoong tidak menggubris pertanyaan Yunho, dengan cepat Jaejoong menuju westafel dan memuntahkan isi perutnya.

"Hoeekk.."

Yunho menghampiri Jaejoong lalu reflek memijat tengkuknya.

"Boo, kau baik-baik saja?" tanya Yunho semakin khawatir.

"Tidak apa-ap.. Hoeekk.."

"Apanya yang tidak apa-apa."

Cukup lama Jaejoong muntah, setelah selesai Jaejoong mengusap bibirnya.

"Mungkin aku masuk angin, Yun." Ucap Jaejoong dengan lemas.

"Kenapa bisa mauk angin? Kau tidak pernah keluar malam, Boo."

"Masuk angin kan tidak harus keluar malam, Yun." Kilah Jaejoong.

"Kalau begitu kita kerumah sakit saja."

"Aniya, aku tidak mau."

"Harus mau, Boo. Wajahmu sangat pucat. Aku tidak mau kau kenapa-napa."

"Aku tidak kuat berjalan, Yun. Rasanya aku tidak kuat melakukan apapun." Keluh Jaejoong lalu tubuhnya sedikit merosot dan dengan cekatan Yunho menahan tubuh Jaejoong dengan memeluk pinggangnya.

"Aku akan menggendongmu. Kita kerumah sakit sekarang."

Yunho menggendong Jaejoong dengan brydal style. Setelah mengambil kunci mobil dan sweater untuk Jaejoong, Yunho segera beranjak menuju mobilnya lalu menjalankannya menuju rumah sakit.

Yunho menggenggam tangan Jaejoong saat dilihatnya wajah Jaejoong semakin pucat. Saat ini keduanya sedang berada ditempat UGD.

Bagaimana keadaan istri saya, dokter?" tanya Yunho saat dokter umum itu keluar dari ruangan khusus dokter.

"Dari hasil tes urin, istri anda dinyatakan positif hamil tuan Jung." Ucap Dokter umum itu sambil tersenyum manis.

Yunho dan Jaejoong mengerjapkan mata mereka berkali-kali mencoba mencerna perkataan dari dokter tadi.

"MWO?" Yunho dan Jaejoong setengah berteriak membuat dokter itu mengernyit heran.

"Ne, nyonya Jung positif hamil. Dan saya sarankan anda memeriksakan kehamilan nyonya Jung pada dokter kandungan."

Yunho menelan ludahnya, diliriknya Jaejoong yang matanya sudah berkaca-kaca.

"Mati kau Jung Yunho." Gumam Yunho dalam hati.

T.B.C

Ohayou…#lambai-lambai.

Mian ne, kalo sequelnya ngaco kayak gini. Pengennya satu chap YunJae sidenya langsung selesai. Eh gak taunya malah jadi kepanjangan n akhirnya saya putusin akan saya bagi jadi beberapa chap. T_T

Saya ngerasa banget kalo ni fic lama-lama jadi kayak sinetron. #plakk. Saya bingung chap depan yunjae lagi ato hanchul. Apa yunjae saya selesein dulu baru hanchul apa bertahap yunjae n hanchul sampai tamat. Terserah readers deh..saya bingung soalnya. #garuk2 minho oppa.

Oya, met berpuasa untuk para readers yang menjalankan ne..

Review pliiss…