"Go! Go! Come on!"

"Yeaah! Sedikit lagi, boy!"

"One lap to go! And¾"

Teeettt

Bel apartemen milik Uzumaki Naruto berbunyi.

DAMN!"

Uzumaki Naruto membanting stick Play Station 2 miliknya dengan keras ke lantai¾yang untungnya dilapisi permadani coklat tebal. Buru-buru ia berdiri dan berjalan menghampiri pintu apartemen miliknya¾menghiraukan bungkusan snack yang tertendang atau terinjak oleh kakinya.

Naruto membuka pintunya, kemudian terheran saat didapatinya tidak ada siapa-siapa di hadapannya¾minus sebuah kotak dus berukuran 50x100 sentimeter yang diletakkan tepat di depan pintunya.

"Apa aku memesan sesuatu?" Naruto menggaruk pelipis dengan telunjuknya. Matanya bergerak ke arah kiri atas¾pose berpikir favoritnya. Sedetik kemudian wajahnya normal kembali dan kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan. Maksudnya untuk mencari seseorang yang meletakkan kotak di hadapannya ini, karena ia yakin ia tidak pernah memesan sesuatu akhir-akhir ini. Namun sekali lagi, ia hanya mendapati koridor apartemennya kosong.

Naruto kembali memfokuskan dirinya pada kotak di bawahnya ini. Dengan pelan ia mencoba untuk mengintip sedikit kotak tersebut¾sebelum kotak tersebut berbunyi.

"Hmmp! Hmmft!"

Ralat¾bersuara. Naruto kaget bukan main. Tangan kanannya yang tadi terulur untuk menyentuh kotak itu kini sibuk mengusap dadanya dengan cepat, berusahan menetralkan degup jantungnya yang mendadak cepat.

"A-apa itu tadi?" tanya Naruto pada dirinya sendiri.

"Hmmpp! Hnggh! Hammbh!" Kotak itu bersuara semakin jadi. Naruto semakin ketakutan dan memegang dadanya dengan erat. Bagaimana kalau yang di dalamnya itu adalah hantu? Jelas. Semua orang tahu bahwa Uzumaki Naruto takut pada hantu. Takut. Pada. Hantu.

Tapi...

Mana mungkin hantu suaranya seperti itu?

Naruto meneguk ludahnya dengan susah payah. Kemudian ia memberanikan diri untuk kembali mengintip isi kotak tersebut. Dengan tangan yang bergemetaran, Naruto berhasil menyentuh kotak tersebut. Kakinya terasa semakin lemas saat mendengar kotak itu semakin gencar bersuara saat ia menyentuh kotaknya. Namun, karena rasa penasaran mengalahkan rasa takutnya, ia membuka kotak tersebut dan¾

¾matanya terbelalak lebar.

Disana. Di dalam kotak yang bersuara tadi, Naruto melihat seseorang¾laki-laki¾yang meringkuk, tangannya diikat ke belakang dan mulutnya disumpal oleh kain. Nilai minusnya¾atau plus¾laki-laki tersebut tidak memakai apapun. Ya. Tidak. Memakai. Apapun.

Telanjang bulat.

"Hnnggh!"

"UGYAAAA~!"

Naruto jatuh pingsan.


PROLOG

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Diperbolehkan lanjut atau nggak? '-')

RnR? /apaan/