Trap
airi shirayuki
.
Akhirnya...selama 7 bulan hiatus Ai balik lagi! Yeeyy! *tebar bunga*.
Ada kabar baik dan buruk.
Kabar baiknya Ai sekarang punya laptop baru, jadi Ai bisa ngelanjutin dan nge-publish lagi dengan bebas! Ohoho!. Kabar buruknya Ai naik ke kelas 12 yang artinya fokus belajar dan gak bisa terlalu fokus nge-fic QAQ maafkaann…
Sementara Ai ngelanjutin fic-fic Ai yang belum kelar Ai pingin banget ngeluarin ini fic. Ide fic ini menghantui Ai setiap saat…horror banget deh… *ba dum tss*
Maafkan bila ada kesamaan cerita atau yang lainnya karena fic ini murni dari otak Ai. Btw Ai udah lama banget gak liat fic-fic di fandom Vocaloid karena sibuk mengembara di fandom lain.
Yosh, dimulai dari chapter pendek dulu!
.
SUMMARY
Jantungku selalu berdebar saat berada di dekat sahabatku. Tapi, tak mungkin ini jatuh cinta, kan? Aku tak mau mengakuinya. Itu karena dia cewek! / "Nee, bagaimana kalau aku bukan cewek?" / "Ha?"
.
RATE
T
.
CHARA
Rin Kagamine
Lenka Len Kagamine
.
GENRE
Friendship / Romance
.
WARNING
Keliatannya sih Yuri tapi aslinya gak kok *kayaknya* tenang aja…
Beware - Trap alert
.
DISCLAIMER
Vocaloid bukan punya Ai!
.
ENJOY!
.
Chapter 1 : Prologue
.
Rin PoV
Kuhela napasku kembali. Sudah berapa kali aku melakukannya. Tanganku yang masih menopang daguku tampaknya semakin dingin mengingat musim dingin telah datang beberapa hari yang lalu.
Langit diluar jendela semakin kelabu, seperti hatiku saat ini. Satu hal yang selalu kuingat saat langit mendung, jemuran di rumah belum keangkat. Secara, hidup mandiri emang ada tantangannya, kayak iklan-iklan terjun payung atau panjat tebing. Tapi ini dalam artian beda. Hidup mandiri itu, angkat jemuran sendiri, masak sendiri, tidur sendiri, ngomong sendiri, dan semuanya dilakukan sendiri. Apalagi yang jomblo. 'Lu hidup sendiri terus jomblo? Kelar idup lo'. Ini nge-jleb banget mengingat aku sebangsa dengan spesies itu.
Tapi ada yang berbeda beberapa hari ini. Selain berstatus jomblo dan hidup 'mandiri' alias mandi sendiri, kayaknya aku mulai gak waras. 99,99% terbukti bahwa aku jatuh cinta, 00,01%-nya gila. Kenapa ada 'gila'nya? Ya jelas saja karena orang yang kusukai itu cewek! Apalagi sahabat sendiri!. Aku tak percaya!
"Rin-chan, ngelamun?" Panjang umur dia. Aku menoleh ke arahnya dan menatap alisnya. Jujur, aku yang sekarang tak bisa menatap matanya. Mata sahabatku yang terlalu indah untuk dipandang.
Ya, namanya Lenka. Aku bertemu dengannya saat kelas 1 SMA dan sekarang kami sudah kelas 2. Pertama berkenalan dengannya saat hari pertama sekolah yang kebetulan duduk bersebelahan. Kami mulai mengobrol dan lama-kelamaan menjadi dekat sekali.
Lenka tergolong anak yang cantik dengan rambutnya yang panjang dan matanya yang bisa membuat para kaum hawa gigit meja. Sekilas dia tampak maskulin, dia juga ahli bela diri dan kuat. Aku tak menyangka anak secantik dia bisa menggulingkan kapten judo di sekolahku. Dia juga pintar, tapi kalau soal nilai dia masih di bawahku.
"Gak, lagi gigit meja."
"Oh…" Lenka menggeret kursinya ke mejaku dan menyabet jus jeruk kotakku.
"Hei! Jangan jus jerukku lagi!"
"Ohohoho…pertahananmu melemah, Rin-chan!" Terdengar suara yang tak ingin kudengar dari kotak oranye itu.
"Kau…menghabiskannya…..lagi…"
"Ehehe, gomen!"
Dan siang kelabu itu berubah menjadi kejar-kejaran antara sepasang sahabat.
.
"Rin-chan, pulang bareng yok!"
"Ogah!" Lenka menggembungkan pipinya. Lucunya.
"Aku tunggu di depan ya!" Aku hanya mengacungkan jempolku tanpa melihat ke arahnya.
Satu hari lagi pulang bersamanya.
Rumah Lenka dekat dengan rumahku. Walau begitu, dia selalu tidak memberitahu dimana letaknya. Ya namanya juga privasi. Mungkin dia gak mau ada maling atau alien yang datang ke rumahnya sampai merahasiakan lokasi rumahnya. Gak apa-apa. Aku tahu dia populer banget di komplek rumahnya. Palingan om-om tetangga sebelah juga mesti nyariin dia.
Kagak, bercanda.
"Ya udah ya Rin-chan, besok jangan bolos!"
"Kamu ya juga hati-hati kalau ketemu om-om tetangga"
"Jiaah….lupa ya sama pukulan kemarin?"
"Iya-iya, bintang judo sombongnyah. Hati-hati!" Aku melambaikan tanganku kepada Lenka. Dia melanjutkan perjalanannya.
Rin PoV end
.
"Huh, demi apa aku diganggu om-om tetangga, tante-tante sih iya!" Suaranya yang semula tinggi menjadi rendah seketika. Wig honey-blonde panjangnya ia lepaskan dan tangannya mengacak-acak rambut 'asli'nya yang pendek. Rencana 'jaga Rin selamat sehat wal a'fiat sampe rumah' kembali sukses.
"Sampe rumah harus cuci muka bersihin make-up…"
.
TBC
Sampe sini dulu. Aneh? Jelek? Masukkan kritik saran dan sebangsanya di kotak review!
Dilanjutkan apa tidaknya terserah readers!
Review, please?
