Baca fic Shucha yang characternya udah nikah n punya anak jadi pengen buat juga. Walaupun idenya nyontek, tapi alur cerita n tokohnya harus beda dong. X9
Yak! Akan kuperkenalkan OC milikku yg jadi para tokohnya. XD
.
Yuina Tsukiyomi
Anak dari Ikuto Tsukiyomi dan Amu Hinamori (Amu Tsukiyomi).
Ciri-ciri: cewek, rambut panjang sepunggung warna biru keunguan, bola mata berwarna kuning keemasan, menyukai style rambut milik ibunya (Amu) yang selalu bervariasi dengan ikat rambut berbentuk X dan mengikuti gayanya. Wajah mirip Amu dan sering di panggil Amu ke-2 oleh Ikuto. Style rambut mirip Amu tapi poni depannya mirip Ikuto.
Sifat: Bersifat cool and spicy jika di sekolah, sedikit kekanak-kanakan di rumahnya dan mengagumi Ayahnya sendiri, Ikuto Tsukiyomi, dan mengidolakan Ibunya, Amu Tsukiyomi. Sering menggoda Ibunya sendiri dengan memotret kemesraannya dengan sang Ayah menggunakan kamera atau ponsel.
Umur: 12-13 tahun (kelas 1 SMP)
Shugo Chara: masih belum ada.
.
Kaoru Souma
Anak dari Kuukai Souma dan Utau Hoshina/Tsukiyomi (Utau Souma), sepupu Yuina.
Ciri-ciri: cowok, rambut pirang dengan mata hijau lumut, style rambut mirip Kuukai.
Sifat: 90% persis seperti Kuukai yang selalu ceria dan bersemangat. 10 % seperti Utau yang brother complex tapi bedanya, Kaoru 'agak' sister complex terhadap Yuina karena Yuina adalah sepupunya. memakai Royal cape warna hijau.
Umur: 13-14 tahun (kelas 2 SMP)
Posisi Guardian: Jack's Chair
Shugo Chara: Riku
.
Ryuuta Hotori
Anak dari Tadase Hotori dan Lulu de morcraft (Lulu Hotori).
Ciri-ciri: cowok, rambut pirang keemasan seperti Tadase dengan mata berwarna biru terang seperti Lulu, style rambut seperti Tadase. memakai Royal cape warna hijau.
Sifat: tenang, kadang suka meledak jika emosi, gampang tersipu jika dipuji.
Umur: 12-13 tahun (kelas 1 SMP)
Posisi Guardian: King's Chair
Shugo Chara: Ren
.
Himeka Fujisaki
Anak dari Nagihiko Fujisaki dan Rima Mashiro (Rima Fujisaki).
Ciri-ciri: cewek, rambut panjang ikal sepinggang berwarna biru gelap dengan mata kuning keemasan. Sering dikira saudara kembar Yuina karena fisik mereka yang hampir mirip. Style rambut mirip Rima hanya saja di kuncir kuda seperti Nadeshiko. memakai Royal cape warna kuning.
Sifat: tenang dan menyukai lelucon seperti Rima. Menyukai Yuina seperti halnya seorang adik kepada kakaknya (mirip Rima dan Amu).
Umur: 12 tahun (kelas 1 SMP)
Posisi Guardian: Queen's Chair
Shugo Chara: Hana
.
Akari Sanjou
Anak dari Kairi Sanjou dan Yaya Yuiki (Yaya Sanjou).
Ciri-ciri: cewek, rambut panjang sebahu berwarna coklat terang seperti Yaya dengan warna mata deep blue seperti Kairi. Style rambut seperti Yaya hanya saja dengan satu kunciran di belahan kiri rambutnya. memakai Royal cape warna kuning.
Sifat: tenang seperti Kairi, gampang terbawa suasana ceria dan membuat karakternya berubah seperti Yaya.
Umur: 12 tahun (kelas 1 SMP)
Posisi Guardian: Ace's Chair
Shugo Chara: Mira
Yak! Itulah para tokohnya. Happy reading minna-san and here we go! XD
********########*********
Disclaimer:
Seandainya aku beneran jadi anak dari Ikuto. *diseret Peach-Pit ke laut*
Summary:
Pertarungan dengan Easter telah lama berakhir, Amu, Ikuto dan yang lainnya kini telah memulai hidup baru bersama pasangannya. Kini, giliran para anak mereka yang akan memulai kehidupan yang menegangkan seperti orangtua mereka dulu. Berburu.. batsu tama.
Rate: T
Warning:
Kayaknya hampir full OC, OOC, not plagiat but same idea *he?*, don't like don't read, dwwl (dan warning-warning lainnya).
.
" 'Suatu hari, aku ingin terlihat seperti itu..' Kau memikirkan itu kan?" goda Ikuto sambil mengedipkan matanya pada Amu saat pernikahan Yuu Nikaido dan Yukari Sanjou berlangsung.
"A-apa? I-Ikuto!" teriak Amu kaget karena kemunculan Ikuto yang tiba-tiba saja ada dibelakangnya. Ikuto tersenyum lembut dan perlahan-lahan menggenggam tangan mungil Amu.
Amu tersentak kaget namun ia pun ikut tersenyum dan membalas genggaman tangan Ikuto sambil menatap langit, "Suatu hari.. semua akan baik-baik saja. Selama aku bisa menggenggam erat tangan ini, masa depanku.. mungkin akan baik-baik saja."
.
Secret Princess
By: Yui Hoshina
Chapter 1: The birth of shugo egg?
.
"Yuina! Cepat bangun! Apa kau mau terlambat di hari pertamamu masuk sekolah, hah?" teriak Amu dari ruang makan.
"Ng.." sesosok anak perempuan yang tengah menikmati alam mimpinya kini membuka matanya perlahan-lahan saat mendengar suara Ibunya, Amu. Bola mata keemasan yang tadi tertutup kini terbuka. Walaupun nyawanya belum terkumpul sepenuhnya, iapun bangun. Wajahnya yang terlihat masih mengantuk mengitari pandangannya ke segala arah.
"Sudah pagi ya? Hoaammph.. tidak terasa sudah semester baru," ucapnya seraya berjalan ke kamar mandi yang ada di lantai bawah karena kamarnya sendiri ada di lantai 2. Saat ia hampir membuka pintu kamarnya, ponselnya berbunyi menandakan ada e-mail masuk.
Anak perempuan itupun membatalkan niatnya membuka pintu dan beralih pada ponselnya yang berwarna pink lavender di atas meja belajarnya. Ia pun membuka e-mailnya dan membacanya. Matanya terbelalak melihat siapa pengirim e-mail tersebut.
From: The Cool Violinist
Subject: Omedetto
Text: Omedetto, Yuina. Hari ini hari pertamamu masuk sekolah di Seiyo Gakuen kan? Semoga harimu menyenangkan.
"Aah.. Papa!" batin sang gadis bernama Yuina. Ia pun membalas e-mail dari Ayahnya a.k.a Ikuto dengan semangat.
To: The Cool Violinist
Subject: Arigatou
Text: Arigatou, Papa. Ne, ne, kapan Papa pulang ke Jepang? Aku rindu Papa. T.T
"Send," Yuina pun mengirim pesan tersebut. "Sebaiknya aku harus bersiap-siap agar tidak terlambat nanti."
Yuina pun melesat ke kamar mandi tanpa mempedulikan ponselnya yang kini berdering kembali.
.
"Ohayou, Yuina," sapa Amu sambil menaruh makanan untuk mereka berdua.
"Ohayou, Mama," balas Yuina seraya duduk di depan Amu setelah dirinya sempat merapikan barang bawaannya untuk dibawa ke sekolah. Di depannya sekarang sudah terhidang Rice Omelet dan segelas susu hangat.
"Ittadakimasu!" ucap Amu dan Yuina bersamaan. Mereka berduapun makan dalam diam.
Saat mereka menikmati makanan, Yuina memulai pembicaraan, "Mama, kapan Papa pulang dari Eropa?" tanyanya.
Deg!
Amu tersentak kaget mendengar pertanyaan anaknya. Ia memandang wajah anak semata wayangnya yang bisa dibilang sangat mirip dengannya, walaupun anaknya tersebut mewarisi rambut Ayahnya. Amu menatap anak kesayangannya dengan wajah yang sendu.
"Entahlah, Yuina. Mama tidak tau," kata Amu tertunduk lemas. Jujur, ia sedikit kesepian tanpa kehadiran Ikuto di sisinya saat Ikuto pergi ke Eropa 2 bulan lalu.
"Haahh.. padahal aku sangat merindukan Papa," ucap Yuina yang ikut-ikutan tertunduk lemas.
Amu menatap anaknya cemas, "Sudah, sudah. Bukankah sekarang waktunya berangkat sekolah. Apa kau tidak terlambat nanti?" tanya Amu mengalihkan topik. Amu tidak ingin suasana pagi yang cerah diawali wajah yang sedih.
"Ah~ benar! Gawat! Aku hampir terlambat! Mama, aku berangkat. Ittekimasu!" Yuina seraya pergi dari rumahnya menuju sekolahnya. Meninggalkan Amu sendirian di meja makan.
"Ikuto.. kapan kau pulang?" gumam Amu tertunduk lemas lagi.
"Amu-chan, tenanglah. Ikuto pasti kembali," hibur Ran.
"Kau harus lebih bersabar lagi," tambah Miki.
"Bersemangatlah, desu~!" ucap Suu.
"Tersenyumlah, Amu-chan," pinta Daiya.
Amu tersenyum menatap Shugo Charanya, "Arigatou, minna."
Tanpa bersedih terlalu lama, Amu mulai merapikan meja makan dengan dibantu Shugo Charanya. Saat ia bekerja, tiba-tiba ponselnya berdering.
"Amu-chan, telepon!" kata Ran menunjuk ponsel merah milik Amu. Tanpa membuang banyak waktu, Amu langsung mengangkatnya.
"Moshi-moshi," ucap Amu.
"Bonsoir," terdengar suara pria dari seberang telepon.
"Hah? Siapa ya?" tanya Amu bingung. Ia seperti mengalami déjávu saja.
"Sapaan yang dingin sekali. Apakah kau sudah lupa dengan suaraku?" tanya orang itu.
"He? He? Aahh~ Nekomimi cosplay hentai otoko!" teriak Amu spontan atau lebih tepatnya mengejek.
"Co-cosplay? Hmph.. hahaha.. seperti biasanya, kau selalu menjuluki yang aneh-aneh, Amu," kata orang itu.
"Baka Ikuto. Kenapa baru menghubungiku sekarang?" keluh Amu setelah ia sadar siapa yang menelponnya sekarang.
"Hahaha.. gomen. Ada hal-hal yang tidak bisa kutinggalkan," kata Ikuto santai.
"Baka! Sebegitu pentingnya kah urusanmu daripada aku? Pergi tanpa memberi kabar sama sekali. Teleponpun jarang. Kau benar-benar menyebalkan! Kau tidak tau seperti apa perasaanku saat kau tinggalkan. Aku.. benar-benar kesepian.." kata Amu lirih.
Tes!
Tanpa sadar, Amu menitikkan airmatanya.
"Amu, kau menangis?" tanya Ikuto khawatir.
"Ja-jangan bercanda. Aku tidak akan menangis karena hal seperti ini. Aku tidak.. akan.." airmata Amu kembali deras. "Kenapa? kenapa aku menitikkan airmata?"
Walaupun tanpa suara tangisan, Ikuto tau bahwa Amu sedang menangis.
"Tidak. Kau menangis," ucap Ikuto.
"Tidak! Aku tidak menangis!" kilah Amu. Ia tidak ingin terdengar lemah oleh Ikuto.
"Bohong! Aku tau siapa kau, Amu. Kau merindukanku?" tanya Ikuto dengan nada menggoda.
Blush!
Wajah Amu langsung merah padam namun terlihat kesal.
"K-kalau kau tau itu.. KENAPA KAU TIDAK CEPAT PULANG?" teriak Amu. Sudah cukup ia merasakan sesak didadanya di mana ia menahan segenap perasaan rindunya pada Ikuto. Ia benar-benar sangat merindukan Ikuto selama ini.
"Amu.."
"Baka! Ikuto baka! Sampai kapan kau akan menyiksaku seperti ini? Kau tau aku merindukanmu, tapi kenapa kau tidak pulang? Baka! Baka!" umpat Amu kesal. Ia sudah tidak bisa menahan airmatanya untuk keluar lebih deras lagi. Shugo Charanya merasa khawatir dengan mental Amu sekarang.
"Kalau kau begitu merindukanku, aku akan segera datang untuk menghapus airmatamu, memelukmu dan menciummu sekarang juga," goda Ikuto.
"Heeeeeeeeeeee?" wajah Amu memanas. "Bo-bohong.."
"Jadi.. kau tidak mempercayaiku, Amu?" hembusan nafas kini terasa di tengkuk Amu dan sepasang tangan kekar kini melingkari pinggang Amu dan mencium rambut Amu.
"Heeeeeeeee?" Amu langsung menoleh pada seseorang yang tiba-tiba memeluknya dari belakang. "I-Ikuto!"
"Tadaima, Amu."
.
Yuina's POV
"Hm.. sepertinya sebelum aku berangkat ke kamar mandi tadi ada e-mail masuk," gumamku. Aku pun membuka e-mail dari ponselku.
From: The Cool Violinist
Subject: Secret
Text: Ra-ha-si-a. Papa akan pulang sebelum kau menyadarinya. Tak lama lagi, kita akan bertemu, Amu ke-2. ^_~ *wink*
"Mou... Papa tidak berubah. Tetap memanggilku Amu ke-2. Aku kan bukan Mama," dengusku. Yah, walaupun aku juga senang karena disamakan oleh Mama.
Ah, aku lupa mengenalkan diri.
Atashi Yuina Tsukiyomi. Seperti yang kalian tau, Papaku adalah seorang Violinist terkenal dan Mamaku seorang mantan Joker Guardian di sekolahnya dulu.
Aku ingin sekali seperti Mama, menjadi Joker di Seiyo. Tapi ada syarat khusus untuk menjadi Guardian dan aku tidak tau apa itu. Bahkan Kaoru yang seorang Guardian dan merangkap menjadi sepupuku tidak mau memberitahuku sama sekali syarat untuk menjadi Guardian. Mama juga tidak mau memberitahuku. Menyebalkan sekali!
Aku menatap lagi e-mail dari Papa. Papa adalah sosok yang kukagumi sejak dulu. Mama benar-benar beruntung mendapatkan suami tampan seperti Papa.
Aaargh.. bikin iri saja! Aku juga ingin punya pacar seperti Papa. Papa benar-benar keren! w
End's POV
Yuina terus tersenyum menatap e-mail dari Ikuto.
"Seandainya saja ada seseorang yang setampan Papa. Aku benar-benar tergila-gila dengan sosok Papa. Aku memang mencintai Papa, tapi aku juga mencintai Mama. Mereka berdua adalah pasangan favoritku. Mama yang manis dan Papa yang tampan. Aku benar-benar beruntung terlahir di keluarga mereka," gumam Yuina senang.
"Yo, Yuina! Kenapa senyum-senyum seperti itu? Seperti orang gila saja," kata seseorang sambil menepuk kepala Yuina.
"Itai!" Yuina menoleh pada orang yang memukulnya barusan. "Ka-Kaoru!"
"Yo!" sapa Kaoru ceria.
"Mou.. apa maksudmu dengan seperti orang gila, ha?" protes Yuina.
"Karena kau terus tersenyum sambil menatap ponselmu. Jangan-jangan..." Kaoru menatap curiga pada Yuina.
"Ugh.. a-apa?" tanya Yuina risih.
"Pasti baru dapat e-mail dari Paman Ikuto," tebak Kaoru sambil menunjuk ponsel Yuina.
"Hee? Me-memangnya kenapa kalau aku mendapat e-mail dari Papa?" tanya Yuina sedikit merona dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Wajahmu benar-benar menggemaskan saat membicarakan Papa tersayangmu itu, hahaha.." canda Kaoru sambil mengacak-ngacak rambut Yuina.
"Mou... Kaoru. Jangan mengacak-ngacak rambutku!" protes Yuina seraya menepis tangan Kaoru yang merusak rambutnya.
"Ayo, aku antar. Aku baru mendapatkan skateboard baru dari Papa," Kaoru menunjukkan skateboard barunya pada Yuina.
"Um.. yakin aman?" tanya Yuina curiga. Yuina mulai merapikan rambutnya lagi seperti semula yaitu dengan jepit rambut X menghiasi rambutnya.
"Kita tidak akan tau sebelum mencobanya. Ayo!" Kaoru langsung menarik Yuina ke atas skateboardnya dan ia mulai bersiap-siap lepas landas (?).
"He?"
"Riku.." desis Kaoru pelan.
"Chara change!"
"Eh? Suara siapa itu?" batin Yuina bingung.
"Yosh, Yuina. Let's go!"
Whuuuush~!
Kaoru langsung melesat dengan kecepatan penuh sedangkan Yuina berpegangan erat.
"Kyaaaaaaaaaaaaaaaaa!"
Dalam beberapa menit, mereka berdua sudah sampai di Seiyo.
"Yak! Kita sampai!" kata Kaoru sambil menurunkan Yuina dari skateboardnya. Yuina terlihat shock dengan kecepatan Kaoru.
"Hah.. hah.. Kaoru.." Yuina mendeathglare Kaoru. Belum sempat Yuina protes, terdengar suara histeris massa.
"Kyaaaaa.. itu Souma-senpai! Kereeen! Kita beruntung bisa melihatnya sekarang! Jack-sama!" teriakan-teriakan histeris mulai terdengar ketika Kaoru melambai kearah para histeria fans Guardian itu.
Yuina langsung merubah characternya menjadi cool and spicy.
"Lain kali hati-hati jika mengendarai skateboard, Souma-san," kata Yuina dengan coolnya.
Kaoru hanya bersiul melihat perubahan sifat Yuina yang berubah drastis.
Yuina pun berjalan sambil menslempangkan tasnya di atas bahu, gaya berpakaiannya mirip Amu waktu sekolah, dan berjalan dengan coolnya.
"Kyaaaaa.. itu Tsukiyomi-san! Tsukiyomi-senpai cool and spicy! Kakkoii!" jeritan fans girl maupun fans boy menggema ketika Yuina berjalan di depan mereka.
"Souma-kun, ohayo!" sapa seseorang. Kaoru menoleh dan terlihat 3 orang yang dikenalnya.
"Yo, Ryuuta, Fujisaki, Akari, ohayou!" sapa Kaoru ceria.
"Mengantar Tsukiyomi-san lagi?" tanya Ryuuta.
"Yup!"
"Seandainya Yuina menyadari keberadaan Shugo Chara, ia pasti bisa bergabung dengan kita," harap Himeka yang sudah lama mengagumi Yuina.
"Kaoru, kau tidak memberitahu syarat sebagai Guardian pada Yuina kan?" tanya Akari.
"Tentu saja tidak. Aku ingin dia menyadarinya sendiri dan semoga ia lebih cepat menyadarinya," harap Kaoru.
Skip time, pulang sekolah.
"Ternyata menggunakan karakter cool and spicy itu cukup menguras tenagaku hari ini. Aku ingin punya karakter baru yang lebih memudahkanku," gumam Yuina lemas.
"Aku bisa melakukan apa yang kau inginkan."
"He? Suara siapa itu?" batin Yuina sambil menoleh ke kiri ke kanan, namun tidak ada siapa-siapa. "Sepertinya aku sedang kelelahan sampai berhalusinasi segala."
"Yo, Yuina! Mau pulang?" tanya Kaoru yang tiba-tiba ada di depan Yuina.
"Kao.. eh?" Yuina tersentak kaget. Ia seakan melihat sesuatu melayang-layang dekat Kaoru, seperti.. peri! Yuina mengucek-ngucek matanya dan kembali melihat Kaoru, namun tidak ada apa-apa di dekat Kaoru.
"Ada apa?" tanya Kaoru bingung.
"Ti-tidak ada apa-apa," ucap Yuina. "Sepertinya aku terlalu banyak berhalusinasi akhir-akhir ini sampai-sampai melihat sesuatu yang melayang di dekatmu, hahaha..." kata Yuina tertawa garing.
"E-eh? Se-sesuatu?" ucap Kaoru merasa curiga.
"Bukan apa-apa. Mungkin aku sedikit kelelahan saja. Aku pulang dulu," pamit Yuina.
"Mau aku antar pulang?" tawar Kaoru.
"Tidak perlu," jawab Yuina singkat seraya pergi. "Jaa, Kaoru."
"A-ah.. jaa," Kaoru hanya menatap punggung Yuina yang sudah pergi.
"Kaoru, jangan-jangan dia..." Riku menatap curiga pada Yuina yang sudah pergi.
"Ya. Sepertinya waktunya sudah hampir tiba. Mungkin Joker baru sebentar lagi akan lahir," kata Kaoru tersenyum senang.
"Tadaima," ucap Yuina ketika memasuki kediamannya.
Tidak ada jawaban yang menyapanya. Biasanya Amu langsung menyapanya di depan pintu.
"He? Kenapa tidak ada jawaban? Apa Mama sedang pergi? Tapi kenapa pintu rumah tidak di kunci?" batin Yuina bingung. Ia pun berjalan mencari sang penghuni rumah satunya lagi.
Saat di depan pintu kamar Amu, terdengar suara yang tidak asing.
"Mou.. berhentilah bersikap seperti kucing. Ayo bangun!" terdengar suara Amu yang sedang protes.
"Sebentar saja. Aku ingin tidur sebentar lagi," terdengar suara pria dari dalam kamar tersebut.
"He? Mama sedang bersama siapa? Jangan-jangan.."
"Ikuto! Cepat bangun. Bagaimana kalau Yuina pulang nanti," keluh Amu.
Brak! Tiba-tiba Yuina membuka pintu dengan cukup keras dan menampilkan pemandangan Ikuto yang sedang bermanja di pangkuan Amu.
"Hoee? Yu-Yuina," Amu terkejut dengan kedatangan Yuina yang tiba-tiba.
"Pa-Papa.."
Ikuto menoleh pada orang yang memanggilnya Papa.
"Yo, Yuina. Lama tak bertemu," kata Ikuto seraya bangun dari posisinya.
"Papaaa!" Yuina langsung berhambur memeluk Ikuto. Ikuto pun membalas pelukan Yuina.
"Sebaiknya aku pergi du-.." ucapan Amu terputus ketika sesuatu menahan tangannya tanpa menoleh pada Amu.
"Yuina, bisa tinggalkan kami berdua. Papa ada urusan dengan Mama," pinta Ikuto yang sedang menahan tangan Amu.
"Mou.. padahal baru saja bertemu tapi Papa sudah mengusirku," protes Yuina.
"Sudah, cepat pergi ke kamarmu," perintah Ikuto lembut.
"Haah.. baik, baik. Selamat bermesraan," kata Yuina seraya pergi dari kamar orang tuanya.
"Ikuto!" Amu hendak protes tapi Ikuto sudah menarik Amu ke tempat tidur dan ia sendiri kembali bermanja-manja di pangkuan Amu.
"Biarkan aku bermanja-manja denganmu sebentar lagi," pinta Ikuto. Amu hanya menghela nafas pasrah.
"Terserah kau saja," ucap Amu sambil membelai kepala Ikuto. Tak lama kemudian..
Click!
"Nice pose!" tiba-tiba saja Yuina muncul dengan ponsel yang barusan dipakai untuk memotret Amu dan Ikuto.
"Yu-Yuina!" pekik Amu kaget plus blushing.
"Heee.. kebiasaanmu sama sekali tidak berubah ya, Yuina. Selalu bisa mendapat posisi gambar yang bagus," puji Ikuto tersenyum jahil.
"Yeay!" Yuina membentuk jarinya jadi huruf 'V'.
"Koraa! Kalian berdua!" Amu mulai mengamuk dengan wajah memerah menahan malu membuat Ikuto terbangun dari posisinya.
"KABUUUUR!" seru Yuina seraya pergi ke kamarnya.
"Hmph.. dia sama sepertimu, hahaha.." Ikuto tertawa kecil.
"Apa maksudmu sama sepertiku? Dia mirip denganmu yang suka menggodaku. Ayah dan anak sama saja. Kalian berdua menyebalkan!" keluh Amu.
"Tapi kau suka kan?" goda Ikuto.
"Ugh.." sepertinya Amu tidak bisa membalas perkataan Ikuto kali ini.
"Yeah! Dapat koleksi foto baru lagi. Mama dan Papa benar-benar romantis, hihihi..." batin Yuina tersenyum sambil memandang hasil fotonya dengan foto Amu yang sedang membelai kepala Ikuto.
"Tapi.. Papa sama sekali tidak berubah. Tetap saja ingin bermanja-manja dengan Mama. Benar-benar karakter yang sulit ditebak," keluh Yuina. "Karakterku yang sebenarnya seperti apa ya? Karakterku yang sekarang hanya meniru karakter Mama saat menjadi murid Seiyo dulu. Aku.. ingin mempunyai karakterku sendiri."
Keesokan harinya..
"Ng.. aku memang mengatakan ingin mempunyai karakterku sendiri tapi..." Yuina memandang aneh 3 buah benda yang berada di tempat tidurnya. "T-TELUR?"
.
.
To be continue
Aku pasti udah gila! Benar-benar di publish.. (._.)
Huwaaa~! Kenapa nambah fic multichap lagi? Padahal fic lain masih belum kelar, hiks.. DX
Yak, review di nantikan. XD
Keterangan:
Nekomimi cosplay hentai otoko: laki-laki bercosplay kuping kucing yang mesum
