Disclaimer : Boboiboy (c) Monsta, saya cuma bisa pinjam karakternya.
Genre : Fantasy, Adventure & friendship.
Warning : cerita rada geje dan mengandung segala kekurangan di dalamnya.
Gak tau lagi mau nulis apa. So, silahkan lanjut membaca bagi yang suka dan semoga dapat menghibur. Selamat menikmati #wink.
.
.
.
Liburan musim panas telah tiba. Boboiboy beserta kelima kawannya memutuskan menerima tawaran Kaizo untuk mengisi masa libur mereka di sebuah Pulau pribadi milik salah satu sahabat dekat Kaizo selama 5 hari penuh.
Namun sialnya, sebuah tragedi tak terduga terjadi pada saat mereka masih dalam perjalanan menuju pulau tersebut. Kaki Boboiboy terpeleset ketika hendak mengambil sebuah barang milik Yaya yang tersangkut di bawah pagar pembatas tepian kapal yang mereka naiki. Penyebab utamanya tidak lain dan tidak bukan adalah karena kecerobohannya sendiri yang tidak memperhatikan tanda lantai basah walaupun telah diperingatkan Yaya untuk berhati-hati.
"Kyaaaa! Boboiboy, awas!"
Yaya berteriak panik dan segera menyambar hodie Boboiboy. Pupil mata merah mudanya membulat sempurna menyaksikan teman sekaligus seseorang yang diam-diam ia sukai hampir terjungkal dari tepian kapal.
Boboiboy yang berhasil selamat terkikik geli sambil mengangkat tangannya yang memegang syal merah milik Yaya yang berhasil ia ambil kembali, tidak menyangka dengan reaksi spontan salah satu teman perempuannya itu yang menurutnya terlihat sedikit berlebihan.
"Apa yang kau tertawakan, ha?! Apa kau pikir yang tadi itu lucu? Bagaimana kalau kau tadi benar-benar jatuh dan mati tenggelam di bawah sana?! Apa kau masih berpikir itu lucu?!" omel Yaya naik darah. Kedua tangannya tersilang di bawah dada, sepasang matanya melotot garang ke arah Boboiboy dengan bibir mengerucut. Membuat remaja laki-laki itu menggaruk tengkuk grogi.
"A-ahh, Yaya. Kau terlalu berlebihan. Manusia tidak akan mati semudah itu dan lagi pula aku bisa berenang untuk menyelamatkan diriku sendiri." dalihnya sambil menatap ke arah lain. Bermaksud meminta pertolongan kepada temannya yang lain untuk membantu menenangkan emosi Yaya. Tapi apa mau dikata, mereka malah pergi sambil mengangkat bahu. Tidak ingin ikut campur.
Boboiboy mendecih, "Dasar teman gadungan!" bisiknya kemudian.
Namun sayang beribu sayang, Yaya yang masih berada tak jauh dari tempatnya berdiri dengan sangat jelas menangkap perkataan Boboiboy yang satu itu. Matanya melotot horror sambil melemaskan sendi-sendi buku jarinya hingga menimbulkan bunyi gemeretak menakutkan.
"Coba katakan sekali lagi, Boboiboy. Aku ingin mendengarnya dengan lebih jelas." ujarnya manis disertai senyum mengembang. Tapi sayangnya berbanding terbalik dengan aura hitam yang menjadi background di belakangnya. Tampak mengerikan.
Boboiboy bergidik, "I-iblis.." cicitnya ketakutan.
Ctakk!
Seperti itulah kiranya bunyi urat kesabaran Yaya yang terputus. Menandakan bahwa kini ia benar-benar sangat ingin meremukkan susunan tulang yang menopang tubuh laki-laki di depannya saat ini juga.
Kerudung Yaya mulai berkibar, sepasang cahaya merah terang seakan terpancar dari kedua bola mata bulatnya itu. Menambah kesan tersendiri dalam balutan wajah yang dipenuhi oleh perempatan sudut siku-siku.
"Apa yang kau katakan tadi, Boboiboy? Mari sini, akan kutunjukkan apa yang disebut dengan iblis itu yang sebenarnya!"ahh, Boboiboy yang malang. Tidak sadar dengan apa yang akan ia alami ketika memancing emosi dari seorang Yaya.
Setidaknya ia mungkin akan mendapat beberapa lebam dan luka memar, lebih bagus hanya beberapa sendi yang bergeser. Mengingat bahwa Yaya adalah seorang atlit taekwondo yang beberapa kali sempat menarik perhatian media karena prestasi gemilangnya. Dan jangan lupakan juga bahwa kini ia menjabat sebagai seorang ketua dalam salah satu klub sekolah yang ia masuki itu.
Tanpa banyak berbasa-basi Yaya mengangkat tinjunya, menarik salah satu kepalan tangannya ke belakang dan mempersiapkan diri dengan memasang kuda-kuda yang kokoh.
Hampir saja ia akan melancarkan sebuah tendangan memutar, namun segera ia urungkan dikarenakan melihat tubuh Boboiboy yang awalnya terus mundur mendadak oeng ke belakang.
Lantai kapal yang licin membuat keseimbangan yang ia jaga mendadak hilang. Menyebabkan tubuh Boboiboy yang limbung langsung menabrak melewati pagar pembatas kapal. Jatuh ke dalam laut, ditambah dengan kakinya yang mendadak kram mencegahnya untuk segera berenang menyelamatkan diri. Ia pun tenggelam.
Yaya yang melihatnya nampak terdiam. Pikirannya terasa kosong selama beberapa saat, belum mampu mencerna situasi. Terlebih badannya seolah kaku ketika melihat tubuh Boboiboy yang melayang jatuh membentur permukaan air laut dengan keadaan punggungnya terlebih dahulu. Membuat ia hanya bisa berdiri membeku ketika menyaksikan wajah Boboiboy yang timbul tenggelam hingga tidak lagi terlihat sama sekali.
Beberapa detik berlalu, sebelum akhirnya ia berhasil tersadar dan mulai mencondongkan tubuhnya ke arah laut, berteriak memanggil nama teman laki-lakinya yang satu itu. Dan mungkin saja, usahanya akan sia-sia karena sudah terlambat.
"BOBOIBOY!"
.
.
.
To be continued...
A/N
Terimakasih banyak kepada kalian yang sudah menyempatkan diri untuk membaca cerita saya. Silahkan tinggalkan jejak dan tekan fav ataupun follow bila suka ^-^
Sekali lagi saya ucapkan terimakasih, dan sampai jumpa lagi di chapter 1...
Jaa~
