Dikirim, ke Dunia Lain?

Genre : Fantasy, Adventur

Rating : T/M

Pair : ?

Peringatan! : strong naruto!, white hair!, no whisker!, terinspirasi dari game Assassin Creed, game FPS, dan beberapa Anime!, beberapa karakter diambil dari anime lain!, alur... entahlah!

Chapter 1

Di suatu malam di sebuah kota metro politan, tepatnya di sebuah mini market, terlihat seorang pemuda 16 tahunan bersurai putih yang memiliki postur tubuh tinggi dan atletis sedang melihat-lihat makanan kaleng yang tertata rapi di rak mini maerket di hadapannya.

Pemuda itu memiliki ciri-ciri surai putih jabrik, tubuh tinggi sekitar 179 cm dan atletis dengan otot-otot yang terbentuk, iris mata berwarna biru sedalam samudra, dan kulit berwarna tan eksotis. Pemuda yang belum diketahui namanya itu mengnakan pakaian berupa kaos biru bergambar kepalan tangan di dada, dan memakai celana pendek hitam 3 per 4, serta sandal gunung sebagai alas kakinya.

? Pov

Namaku Naruto... hanya Naruto. Aku tidak tau apa margaku bahkan akupun tidak tau siapa orang tuaku, namaku kudapat dari seorang pemilik panti asuhan yang telah merawatku sejak bayi. Beliau kebetulan berjalan melewati hutan di pinggir kota dan menemukanku sedang tertidur di dalam kotak kardus.

Kemudian beliau memungutku dan merawatku di panti asuhannya. Aku tumbuh di panti asuhan bersama anak-anak lainnya yang bernasib sama sepertiku, dan di sana aku bertemu seorang anak seumuranku yang sangat mirip denganku, bahkan kami sudah seperti anak kembar hanya saja ia memiliki rambut berwarna hitam dan kulit putih berbeda denganku yang memiliki rambut putih dan kulit tan.

Namanya Menma, ia orang yang baik dan penyayang, ia sudah kuanggap sebagai kakaku sendiri. Banyak yang mengira kami saudara kembar karena kemiripan kami, kamipun juga beranggapan begitu. Mungkin saja kami saudara kembar, mungkin saja.

Beberapa tahun berlalu, aku sudah tidak tinggal di panti asuhan dan sekarang tinggal di sebuah kontrakan sederhana berukuran 3x4 meter. Untuk memnuhi kebutuhan hidup, aku bekerja di konstruksi gedung yang kukerjakan saat sepulang sekolah. Awalnya banyak yang meremehkanku saat pertama kali bekerja tapi seiring berjalannya waktu para pekerja lainnya mulai bersikap baik dan mengandalkanku, alasannya karena aku bisa bekerja dengan cepat di tempat tinggi tanpa rasa takut sedikitpun tidak seperti beberapa pekerja yang mempunyai rasa takut akan ketinggian. Terkadang aku mendapat teguran dari bosku karena memanjat ke atas tanpa menggunakan pengaman apapun kecuali pakaian yang melekat di tubuhku dan peralatan las yang kubawa untuk mengelas plat-plat baja kerangka gedung. Mungkin dari pekerjaanku itu kudapatkan tubuh atletisku ini.

Dan juga aku sudah lama tidak bertemu dengan Menma-nii, aku sangat ingin bertemu dan mengobrol dengannya. Tapi 2 tahun yang lalu kulihat acara TV yang menyiarkan orang-orang hilang tanpa jejak apapun, dan aku melihat foto Menma-nii beserta bio data miliknya ada di daftar orang hilang acara TV tersebut.

Orang yang dapat kuanggap saudara telah menghilang tanpa kabar sampai sekarang ini.

Pov end

Setelah mengambil sebuah daging sapi kalengan di depannya, Naruto beranjak pergi menuju kasir untuk membayarnya. Satu daging sapi kalengan sudah lebih dari cukup untuk mengenyangkan perutnya di malam hari ini, Naruto sudah terbiasa makan seadanya karena bagaimanapun juga penghasialnnya harus ia bagi dengan biaya sewa kontrakan yang ditinggalinya. Tidak mungkin Naruto menggunakan uangnya hanya untuk makan-makan enak sedangkan biaya untuk membayar kontrakan tidak ada, bisa-bisa Naruto tidur di kursi taman.

"semuanya 80 yen tuan" ujar seorang wanita muda yang menjadi kasir setelah mengecek kode barkot daging sapi kalengan yang dibeli Naruto. Narutopun merogoh saku celananya berniat mengambil uang sebesar yang disebutkan sang kasir untuk membayar daging sapi kalengan tersebut. Merasa tidak menemukan uang di saku kanannya, Naruto beralih merogoh saku kiri celananya.

"Angkat tangan kalian!" teriak seorang pria paru baya yang memasuki mini market dan mengacungkan senjata api berupa pistol ke arah kasir yang langsung mengangkat tangan takut melihat pria yang diduga perampok itu menodongkan pistol ke arahnya. Sedangkan Naruto tidak peduli dan tetap sibuk dengan urusannya mencari uang.

Naruto menghentikan kegiatannya merasakan benda dingin nan keras menyentuh pelipis kanannya, pemuda itu melirikan matanya dan dapat ia lihat seorang perampok menodongkan pistol ke pelipisnya "sepertinya kau cari mati bocah" ujar perampok itu meremehkan "sekarang angkat tanganmu!" sambungnya.

Naruto menuruti apa kata perampok itu dan perlahan mengangkat kedaua tangannya. Tiba-tiba dengan gerakan cepat, Naruto menangkap pistol milik perampok itu dan menyelipkan jari telunjuknya di belakang pelatuk pistol sehingga pelatuk pistol itu tidak bisa ditarik selama jari Naruto masih mengganjalnya.

Perampok itu mulai panik melihat pistol miliknya tidak dapat ditembakan karena pelatuk yang tidak bisa ditarik "Lepaskan brengsek!" seru perampok itu mencoba menarik pistolnya dari cengkraman kuat tangan Naruto. Tapi apa daya, tenaga Naruto lebih besar dari tenaganya sendiri yang seorang pria.

"menodongkan senjata dalam jarak dekat adalah tindakan bodoh" ujar Naruto netral sebelum memlintir tangan perampok itu membuat yang punya mengaduh kesakitan dan meracau macam-macam. Kemudian Naruto melepaskan cengkraman tangannya dan menendang perut perampok dengan keras hingga perampok malang itu jatuh terjungkal di lantai. Tanpa disadari sang perampok jika Naruto telah melakukan sesuatu pada pistolnya.

Sang kasir hanya bisa diam tanpa sepatah kata melihat aksi Naruto barusan, percuma perempuan itu berteriak mencari bantuan karena keadaan mini market sedang sepi hanya mereka bertiga saja. Mungkin yang bisa ia lakukan adalah memanggil polisi.

Perampok itu kembali berdiri dengan susah payah dan mengacungkan pistolnya kepada Naruto yang hanya diam dengan ekspresi netral tanpa rasa takut "kurang ajar! Kau akan mati di tanganku sekarang!" seru perampok itu sebelum menarik pelatuk pistol miliknya.

Ctik!

Hanya suara cetikan yang keluar dari pistol tersebut, sang perampok merasa bingung pistol miliknya tidak menembakan timah panas seperti senjata api pada umumnya dan kembali menarik pelatuknya terus-menerus "sial!" gerutu perampok itu yang terus berusaha menembakan sejatanya tapi hasilnya tetap nihil.

"itu percuma" ujar Naruto yang membuat perampok itu menghentikan kegiatannya dan memandang kearah Naruto "aku sudah mengokang keluar amunisi yang berada di laras dan mengambil ini" sambung Naruto memperlihatkan sebuah magazin yang terisi penuh amunisi.

Melihat sebuah magazin di tangan Naruto, perampok itu mengecek bagian bawah gagang senjatanya dan seketika dirinya terkejut melihat tempat kosong yang seharusnya sebuah magazin terdapat di sana 'sejak kapan?' batin si perampok mengingat-ingat kapan Naruto melakukan itu pada pistolnya. Perampok itu tak sadar jika Naruto sudah berada di depannya entah sejak kapan.

Duakh!

Si perampok jatuh pingsan setelah menerima hantaman keras di keningnya yang dilakukan oleh Naruto dengan menggunakan magazin. Melihat lawannya jatuh pingsan, Naruto membuang magazin di tangannya dan beralih mendekati sang kasir sambil merogoh saku belakang celanya "kau bisa memanggil polisi dan maaf atas apa yang sudah kulakukan di sini" ucap Naruto seraya menyerahkan 1 lembar uang kertas 100 yen kepada perempuan yang merupakan kasir.

Perempuan itu menerima uang Naruto dan berucap "tidak apa-apa. Terimakasih sudah menolongku" ucap perempuan itu berterimakasih dengan sopan.

"sama-sama" balas Naruto yang kemudian mengambil daging sapi kalengan yang sudah dibayarnya "simpan saja kembaliannya" sambungnya melihat perempuan itu hendak memberikan uang kembalian kepadanya.

"aku permisi dulu nona" ujar Naruto netral sebelum melenggang pergi karena urusannya di mini market sudah selesai "segera panggil polisi" tambah Naruto membuka pintu mini market dan keluar meninggalkan tempat tersebut.

"terimakasih banyak" ujar perempuan itu seraya membungkuk hormat walaupun sudah tidak bisa lagi di dengar oleh Naruto yang sudah berada di luar. Kini tinggal memanggil polisi untuk meringkus seorang perampok yang tak sadarkan diri di lantai dan untuk Naruto, ia tidak akan menjadi seorang tersangka karena ada rekaman CCTV yang akan menjadi buktinya.

.

.

.

Sekarang Naruto tengah berjalan menyusuri jalanan komplek perumahan, suasana di sana sangat sepi karena waktu sudah menunjukan pukul 21.30 malam. Pencahayaan di sana cukup baik karena terdapat beberapa lampu jalanan yang menerangi di beberapa tempat.

Naruto terus melangkah hingga langkah kakinya membawanya di halaman depan pintu kontrakan sederhana dimana dirinya tinggal. Naruto mengambil kunci dari kantong celanya kemudian memasukannya ke lubang kunci di pintu dan memutarnya.

Cklek!

Kunci pintu terbuka, kemudian Naruto memutar kenop pintu dan membukanya sebelum masuk ke dalam. Di dalam terlihat sebuah ruangan 3x4 meter yang terdapat beberapa barang yang mengisinya, seperti futon yang tergelar di dekat balkon, sebuah TV tabung jadul di pojok ruangan, meja rendah berbentuk persegi yang terletak di tengah ruangan, dan rak kecil yang terletak di sisi kanan ruangan. Tidak ada kamar mandi di ruangan tersebut, jadi untuk mandi Naruto harus melakukannya di kamar mandi disediakan di luar untuk dipakai bersama-sama oleh penghuni kontrakan lainya.

Pemuda itu berjalan ke arah meja di tengah ruangan dan meletakan daging sapi kalengan sebelum bergerak ke arah rak berniat mengambil sesuatu. Sampai di depan rak, Naruto berjongkok dan membuka laci bawah mengambil sebuah kompor gas kecil (sudah dilengakpi tabung gas kecil) dan sebuah panci yang sengaja ia simpan di sana, dan meletakannya di atas meja.

Kemudian Naruto meletakan panci di atas kompor dan menuangkan air mineral ke dalam panci sebelum menyalakan kompor, Naruto berniat merebus air bersama daging kalengang untuk memanaskan makanan tersebut.

Skip

Setelah menyantap makan malam dan menyikat gigi, Naruto beranjak untuk tidur di futon nyaman miliknya. Untuk menyikat giginya, Naruto tidak harus pergi ke kamar mandi karena ia bisa melakukannya di balkon dengan berbekal sikat gigi, odol, dan air mineral untuk berkumur. Sungguh banyak sekali manfaat dari air mineral.

Sekarang Naruto sudah siap untuk menyelam ke alam mimpi hanya tinggal menutup matanya saja. Ia harus bersiap untuk besok dikarenakan hari esok adalah hari libur sekolah dan di saat hari libur sekolah adalah kesempatan Naruto untuk bisa bekerja di konstruksi seharian penuh. Pastinya kesempatan itu tidak akan disia-siakan oleh Naruto karena sebentar lagi hal yang ditunggu-tunggu tiba yaitu gajian.

"hari yang damai..." gumam Naruto sebelum menutup matanya dan belum hitungan menit dirinya sudah menyelam di alam mimpi.

"bangunlah kau, wahai keturunan BrotherHood..."

Tiba-tiba terdengar suara laki-laki tua diiringi hembusan angin sejuk yang menerpa wajah Naruto. Mau tidak mau Naruto membuka matanya dan mendudukan dirinya karena merasa aneh dengan apa yang ia dengar dan rasakan, menurutnya hal itu terasa begitu nyata hanya untuk sekedar mimpi.

"?!" Dan seketika Naruto terkejut mendapati dirinya tidak berada di kamar kontrakan sederhana miliknya. Sekarang di sekelilingnya hanya ada gumpalan awan dan langit biru yang membentang luas tak berujung, bahkan Naruto merasa kakinya menapak sesuatu yang lembut dan halus yang ia perkirakan adalah awan di sekilingnya.

"ini terlalu nyata untuk sebuah mimpi" gumam Naruto bingung memperhatikan sekelilingnya. Dan tepat setelah Naruto bergumam, muncul gambaran-gambaran dari beberapa orang dengan jubah dan kerudung kepala yang mereka kenakan sedang bertarung melawan sekelompok orang bersenjata seperti panah, tombak, dan pedang. Orang-orang berjubah itu bertarung dengan gesitnya seakan mereka adalah petarung pro dengan skill bertarung yang sudah mendarah daging.

Naruto kagum melihat gambaran aksi dari orang-orang berjubah tersebut yang terus berputar seperti roll film di depannya (kalian bisa bayangkan gambaran-gambaran tersebut adalah intro dari game-game Assassin Creed)

Puk!

Naruto berjenggit kaget merasakan sebuah tepukan di bahu kirinya, karena reflek Naruto melompat untuk mengambil jarak dan mengambil posisi siaga.

Dan kini terlihatlah seorang kakek tua yang memiliki mata berpola riak dan membawa tongkat hitam yang dihiasi beberapa buah persing di garis pandang Naruto "hahaha maaf anak muda, aku pasti membuatmu terkejut" ujar kakek itu diawali dengan tawaan. Muncul tanda tanya besar di kepala Naruto melihat kakek tua yang entah dari mana datangnya itu, yang ada di dalam pikirannya saat melihat kakek itu adalah 'cosplay'.

"ini bukan cosplay" ujar kakek itu tiba-tiba yang tentu saja membuat Naruto tersentak kaget mendengar ucapan kakek itu yang seakan bisa membaca isi pikirannya.

"maaf kakek sebelumnya, apakah kau paranormal?" tanya Naruto sopan.

"terserah kau mau meyebutku paranormal atau bukan, tapi sebenarnya aku adalah seorang Dewa. Dan namaku adalah Rikudou" jelas kakek tua itu yang sekarang diketahui bernama Rikudou.

Tidak ada respon apapun dari Naruto setelah mendengar penjelasan Rikudou dan itu membuat Rikudou sendiri merasa heran "kau tidak terkejut Naruto?" tanya Rikudou yang entah bagaimana mengetahui nama Naruto.

Naruto menggidikan bahu "beberapa saat yang lalu aku sedang tidur di futon nyaman miliku, kemudian tiba-tiba aku terbangun di tempat seperti ini dan bertemu dengan seorang kakek tua misterius yang baru saja membaca pikiranku, juga mengetahui namaku tanpa diberitahu. Rasanya tidak seperti mimpi, sangat nyata jadi aku tidak terkejut" jawab Naruto netral.

Muncul sweatdrop di kepala Rikudou mendengar penjelasan Naruto. Baru pertama kali ini ia menemui manusia seperti Naruto selama hidupnya "jadi kau tau diriku seorang dewa?"

"dari pengamatanku dan apa yang telah kulalui beberapa waktu yang lalu. Ya" jawab Naruto seadanya.

Rikudou menghembuskan nafas lelah sebelum berujar "baru pertama ini aku menjumpai manusia sepertimu"

Naruto hanya diam sebelum mengalihkan perhatiannya kearah gambaran-gambaran yang menampilkan sekelompok orang-orang berjubah yang Naruto saksikan beberapa waktu yang lalu "kakek, kalau boleh tau... siapa orang-orang berjubah itu?" tanya Naruto menunjuk gambran-gambran di depannya mereka.

"mereka adalah BrotherHood"

"BrotherHood?" beo Naruto dengan tanda tanya di kepalanya.

Rikudou mengangguk "BrotherHood, sebuah sindikat pembunuh bayaran yang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Mereka mempunyai tugas sebagai seorang BrotherHood..." Rikudou menggerakan tangannya seakan menggesar gambaran-gambaran di depan mereka, gambar-gambar itupun beralih menunjukan gambaran sebuah bola keemasan dengan pola unik di atasnya "Apple of Eden, artefak kuno dengan kekuatan luar biasa yang dapat mengendalikan pikiran dan bahkan membuka gerbang menuju dunia lain. Berabda-abda lamanya para BrotherHood menjaga benda tersebut agar tidak jatuh ke tangan yang salah, dan hanya mereka para BrotherHood dan keturunannya yang kebal terhadap kekuatan Apple of Eden" jelas Rikudou panjang lebar.

"lalu apa hubungannya semua ini denganku?" tanya Naruto setelah mendengar pernjelasan dari Rikudou.

"karena kau adalah salah satu dari keturunan BrotherHood"

Naruto terdiam setelah mendengar jawaban dari Rikudou. Dirinya adalah seorang BrotherHood seperti yang dikatakan Rikudou "apa itu alasan diriku mempunyai insting bertarung?"

"benar, kau mempunyai isnting bertarung yang seakan sudah terasah lama padahal kau tidak pernah berlatih sekalipun" jawaban Rikudou tersebut sudah lebih dari cukup untuk membuat Naruto kembali terdiam dengan beribu pemikiran yang berputar di dalam kepalanya, hingga tidak sadar jika gumpalan awan tempatnya berpijak telah menelan kakinya ke dalam dengan perlahan.

Zruut!

"?!" Naruto yang menyadari dirinya mulai tenggelampun mulai panik dan meronta, sedangkan Rikudou hanya memandang Naruto dengan tersenyum seakan mengatakan agar tidak panik.

"masih banyak yang ingin kujelaskan padamu tapi waktunya tidak cukup"

"ada apa ini kakek?! Aku tenggelam ke dalam awan yang sangat lembut ini dan tidak dapat keluar walaupun kucoba!" racau Naruto panik melihat dirinya semakin tenggelam hingga sebatas dada.

"tenanglah Naruto, kau akan dikirim ke dunia lain yang berbeda dengan duniamu. Kau pasti akan menyukainya.

Mendengar kata 'dunia lain' membuat Naruto semakin meronta untuk melepaskan diri dari awan yang menenggelamkannya "tidak bisa! Besok aku ada jadwal kerja dan sebentar lagi gajian tiba, jadi aku tidak bisa pergi ke dunia lain begitu saja!" seru Naruto yang kini dirinya sudah tenggelam sebatas leher.

Rikudou terkekeh melihat tingkah Naruto yang sedang panik karena memikirkan masalah pekerjaan dan gajinya "2 tahun yang lalu aku bertemu seorang pemuda keturunan Ninja yang sangat mirip denganmu. Kalau tidak salah namanya Menma"

Naruto berhenti meronta setelah mendengar ucapan Rikudou barusan, ia mulai mencerna ucapan Rikudou dan seketika kedua matanya melebar "Men-" ucapan Naruto terputus saat dirinya sudah sepenuhnya tenggelam ke dalam awan meninggalkan Rikudou sendirian di sana.

"waduh! Ada sesuatu yang lupa kukatakan padanya" gumam Rikudou memandang tempat Naruto tenggelam bebewrapa waktu yang lalu.

.

.

Renkarnasi, di Dunia Lain?

.

.

"dimana... ini?" gumam Naruto bingung setelah membuka matanya yang terpejam karena sejauh pandangannya hanya menangkap objek pepohonan lebat dan semak-semak rimbun di sekitarnya, sungai kecil beraliran tenang tak jauh darinya berdiri. Tempat ini berbeda dari tempat sebelumnnya yang seperti di atas awan "inikah... dunia lain yang dikatakan kakek itu?" tanya Naruto pada dirinya sendiri.

"!?" Naruto terkejut merasakan ada benda-benda asing yang melekat pada dirinya, iapun meraba badannya sendiri untuk memastikannya. Karena rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu bergerak ke arah sungai di dekatnya bermaksud untuk bercermin di sungai tersebut.

"apa ini?" gumam Naruto melihat bayangannya sendiri di aliran sungai. Saat ini dirinya mengenakan jubah berwarna putih panjang sebatas betis dengan dilengkapi kerudung kepala yang sewarna, memakai kain merah yang melilit di perutnya dibalut dengan sabuk besar berwarna kecoklatan, celana panjang kebiruan sebagai bawahan dan sepasang sepatu yang membalut kedua kakinya. Juga beberapa benda lainnya seperti sebuah senjata tajam yang tersarung di punggungnya, kapak berukuran sedang dengan bilah tajam berbentuk suatu Symbol, dan protektor yang terbuat dari logam di tangan kirinya yang dilengkapi sebuah belati yang terpasang pada protektor tersebut.

(A/N : penampilan Naruto seperti Altair di game Assassin Creed. Dan untuk senjata-senjata Naruto adalah Gator Machete, Assassin Axe, dan Hidden Blade. Bagi yang masih belum paham bisa bertanya kepada mbah google)

Pemuda itu merasa bingung dengan benda-benda yang entah sejak kapan ada padanya itu, dan yang paling membuat Naruto penasaran adalah Hidden Blade di tangan kirinya "protektor yang unik" gumam Naruto mengagumi bentuk protektor tersebut yang memiliki ukiran unik di permukaanya.

Sring!

Hampir saja jari telunjuk dan jari manis Naruto terpotong karena belati yang terpasang di protektor tersebut tiba-tiba keluar. Naruto berhasil mengatasi rasa keterkejutannya danb mulai mengapresiasi Hidden Blade tersebut "senjata yang bagus" gumam Naruto di sela-sela mengamati.

'Naruto? Kau bisa mendengarku?'

"kakek Rikudou?! Kaukah itu?" ujar Naruto yang tiba-tiba mendengar suara dari Rikudou di dalam kepalanya.

'hahh... akhirnya tersambung juga..."

Naruto diam menunggu Rikudou kembali berucap 'bagaimana hadiah dariku? Apakah kau menyukainya?'

"jadi jubah dan bernda-benda ini pemberianmu?"

'betul! Itu adalah jubah Assassin dan senjata-senjata seperti milik para BrotherHood yang pernah kau lihat sebelumnya' jelas Rikudou yang ditanggapi Naruto dengan anggukan kecil. Jika ada orang yang melihat, pasti Naruto akan disangka sebagai orang aneh karena berbicara sendiri.

"kakek, benarkah sekarang aku berada di dunia lain seperti yang kau katakan?" tanya Naruto dengan rasa ingin tau yang besar. Menurutnya tempat ini tidak jauh berbeda dengan hutan-hutan yang ada di dunia asalnya.

'percaya atau tidak sekarang kau berada di dunia lain, dan jika masih ada yang ingin kau ketahui tentang dunia ini kau bisa mencari taunya sendiri'

"mencari tau sendiri? Kau pasti bergurau? Sekarang ini aku berada di tempat entah berantah yang tak kuketahui, lagipula kau yang membawaku ke sini. Seharusnya sekarang aku sedang tidur nyenyak di futon miliku dan besok aku ada pekerjaan yang penting"

'maaf Naruto tapi kau akan menyukainya. Kita sudahi dulu pembicaraan ini, kapan-kapan kita bicara lagi' setelah mengucapkan kalimat tersebut, Rikudou memutus sambungannya dengan pikiran Naruto.

Naruto hanya bisa menghela nafas pasrah mengetahui dirinya ditinggalkan begitu saja tanpa di jelaskan tentang hal-hal penting lainnya yang berhubungan dengan dunia ini "ugh!" tiba-tiba kepala Naruto terasa sakit hingga dirinya hampir terhuyung ke samping akibat memory-memory asing yang terlihat samar memasuki kepalanya.

"dasar sampah!"

"Arrrrrggggghhhh!"

"bunuh semua yang ada disini!"

"Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!"

Naruto mencengkram kepalanya untuk meredam rasa sakit akibat masuknya ingatan-ingatan asing tersebut, tapi dalam seketika ingatan-ingatan tersebut berubah "ingatan apa ini?" gumam Naruto melihat beberapa pecahan ingatan yang memperlihatkan hal-hal kejam tidak manusiawi yang terus berputar bagaikan roll film di dalam kepalanya. Beberapa menit berlalu rasa sakit di kepala Naruto berangsur membaik.

"mengerikan" gumam Naruto setelah rasa sakitnya mereda, sungguh tidak manusiawi apa yang telah ia lihat, penindasan, pelecehan, pembunuhan, dan peperangan, semua itu tiba-tiba masuk ke dalam kepalanya "apa sebenarnya tujuanmu mengirimku ke dunia ini? Kakek Rikudou" ujarnya dengan ekspresi serius.

"Hei bocah!"

Naruto mempertajam pendengarannya mendengar suara seorang pria tak jauh dari tempatnya berdiri, pemuda itupun menghadap ke arah dimana suara tersebut berasal "suara itu... sepertinya ada seseorang di sana" gumamnya. Karena penasaran, Naruto melangkahkan kakinya ke asal suara dengan perlahan agar tidak disadari oleh orang-orang yang diperkirakan pemuda itu tengah berselisih. Tidak lupa kerudung jubah Assassin miliknya selalu ia kenakan karena itu merupakan kebiasaan para BrotherHood. Hal tersebut ia simpulkan sendiri setelah melihat gambaran-gambaran para BrotherHood yang ditunjukan Rikudou padanya sebelum dirinya datang ke dunia ini.

Begitu dekat dengan sumber suara, Naruto bersembunyi di semak-semak dan mengamati dari jarak 5 meteran sekelompok orang berjumlah sekitar 7 orang berarmor dan bersenjata lengkap yang sedang mengepung seorang pemuda bersurai hitan jabrik yang memakai jubah hitam dengan serat-serat lembut nan tebal berwarna putih di bagian kerah jubah yang dikenakan pemuda bersurai hitam tersebut (kalian pasti kenalah siapa orang itu). Naruto tidak bisa melhat wajah pemuda bersurai hitam itu dengan jelas karena terhalangi oleh orang-orang yang mengepungnya.

"kau sudah tidak bisa kemana-mana lagi bocah" ujar salah satu orang ynag diperkirakan sebagai seorang prajurit dengan nada sinis, dikuti teman-temannya yang juga memandang pemuda bersurai hitam itu dengan tatapan yang sama.

"berani memasuki wilayah Kekaisaran, berarti siap untuk mati" ujar prajurit lainnya.

Pemuda itu berdiri tenang seakan tidak merasa terancam sedikitpun oleh orang-orang bersenjata yang mengepungnya dari segala arah "ayolah aku sedang terburu-buru. Aku harus menolong seseorang yang sangat penting bagiku, lagi pula aku sedang malas bertarung" ujar pemuda itu dengan sanatai. Naruto merasa tidak asing dengan suara dari pemuda bersurai hitam tersebut yang begitu mirip dengan orang yang sangat dikenalnya. Ingin rasanya Naruto menolong pemuda itu tapi dirinya tidak boleh gegabah dalam mengambil langkah.

Emosi beberapa prajurit tersebut tersulut karena kalimat terakhir yang diucapkan pemuda itu yang seakan meremehkan mereka. Salah satu dari mereka menghampiri pemuda itu dengan langkah berat dan tatapan sinis "haaa!? Malas bertarung? Kau pikir bocah sepertimu bisa melawan ka-"

Jraash!

Tiba-tiba prajurit tersebut menhentikan ucapannya dan jatuh ambruk dengan luka tebasan vertikal di dadanya yang cukup dalam hingga memuncratkan darah segar ke udara bebas. Keenam prajurit lainnya melebarkan mata terkejut melihat salah satu teman mereka mati seketika dalam hitungan detik yang sekarang tergeletak tanpa nyawa di atas tanah dengan darah yang menggenangi dirinya dan mata yang masih menunjukan tatapan sinisnya beberapa detik yang lalu.

Naruto yang bersembunyi di semak-semak hanya diam di tempat dengan ekspresi serius. Dalam gerakan lambat, Naruto melihat pemuda bersurai hitam itu mengambil sebuah senjata tajam berupa sabit berantai (kama) dari balik jubahnya dan mengayunkannya dengan cepat ke dada prajurit yang sudah tewas mengenaskan tersebut. Dan di saat prajurit itu tumbang, Naruto bisa melihat wajah pemuda bersurai hitam itu dengan sangat jelas yang membuat dirinya diam membeku di tempat karena melihat wajah orang yang sangat dikenalnya. Tidak ada alasan lagi untuknya menunggu, Naruto harus memastikannya sendiri apa yang ia lihat.

Sadar dari rasa keterkejutan mereka, keenam prajurit tersebut menarik pedang mereka masing-masing dari saraung dan mengambil posisi siap bertarung melawan pemuda di depan mereka yang hanya berdiri diam dengan bersenjatakan sebuah sabit di tangannya.

"sebaiknya kalian menyerah saja" ucap si pemuda bersurai hitam memperingati keenam prajurit yang mengepungnya.

Tapi keenam prajurit itu tetap kukuh dengan perndirian mereka yang akan melawan pemuda tersebut dengan maksud membalas dendam kematian teman mereka "tidak akan! Kami tidak akan mundur sebelum membalaskan dendam teman kami" ujar salah satu prajurit tersebut dengan nada tinggi. Prajurit tersebut tidak menyadari jika Naruto mendekatinya dari belakang tanpa sepengetahuan siapapun karena terlalu fokus dengan musuh mereka.

Sring!

Dan di saat terdengar suara dari arah belakang, prajurit tersebut menoleh ke belakang dan mendapati seorang berjubah Assassin putih yang berdiri di belakangnya dengan sebuah Hidden Blade di tangan kirinya yang terhenus cepat ke arah lehernya.

Craat!

Prajurit tersebut hanya bisa terdiam dengan kedua mata melebar merasakan rasa sakit yang teramat sangat akibat tikaman dari Hidden Blade di lehernya, prajurit itu mencengkram tangan pemuda berjubah assassin di depannya dan mencoba melepaskan tikaman Hidden Blade dari pemuda yang tiba-tiba datang tersebut tetapi sia-sia. Prajurit itu merasakan tubuhnya semakin lemas sebelum akhirnya menjatuhkan cengakraman tangannya dan menghembuskan nafas terakhir di tangan pemuda berjubah Assassin yang tak lain dan tak bukan adalah Naruto.

Melihat teman mereka mati di tangan orang tak diundang, salah satu prajurit yang berada dekat dengan Naruto langsung menrejang ke arah Naruto dengan pedang yang siap ia ayunkan "brengsek!" seru prajurit tersebut seraya berlari ke arah Naruto.

Naruto yang melihat prajurit itupun menjatuhkan mayat di depannya dan memiringkan badannya menghindari ayunan vertikal pedang milik prajurit yang menyerangnya. Tidak sampai disana, Naruto yang berasil menghindar langsung merebut pedang milik prajurit tersebut dengan tangan kanannya yang bebas sebelum menikam dada kiri prajurit itu dengan Hidden Blade miliknya.

Si prajurit langsung jatuh ambruk tak bernyawa setelah menerima tikaman benda tajam di dada kirinya yang tepat mengenai jantung. Seorang prajurit lainnya mencoba memberikan serangan kejutan pada Naruto dari belakang tetapi serangannya tersebut terbaca oleh Naruto yang menundukan badannya menghindari tebasan horizontal darinya, dan dengan pedang rampasannya, Naruto menghunuskannya ke perut prajurit tersebut. Prajurit itupun menjatuhkan pedangnya dan berjalan mundur perlahan dengan memegangi pedang yang menancap di perutnya sebelum akhirnya prajurit tersebut terhuyung ke kebelakang dan jatuh ambruk tak bernyawa.

Pemuda bersurai hitam yang belum diketahui namanya tersebut tak tinggal diam dan mengeluarkan satu buah sabit lagi dari balik jubahnya sebelum menyerang 3 prajurit lainnya yang diam terpaku karena melihat aksi Naruto yang membantai teman-teman mereka.

Jraash!

Jraash!

2 prajurit tumbang dengan leher mengucurkan darah ke udara akibat luka sayatan di leher mereka masing-masing yang cukup dalam sehingga sanggup membawa mereka pergi meninggalkan dunia ini dengan cepat "jangan memunggungi musuh kalian" ujar pemuda tersebut yang berdiri di anatara kedua mayat prajurit yang baru dibunuhnya dengan kedau sabit miliknya.

Seorang prajurit yang tersisa menatap horor semua mayat teman-temannya yang tergeletak di tanah dengan kondisi cukup mengenaskan. Dengan tubuh bergetar ia menatap pemuda bersurai hitam di depannya yang balik menatap dirinya serius dengan kedua sabit yang masih meneteskan darah segar.

Tanpa pikir panjang prajurit itupun berbalik dan berlari secepat mungkin untuk menyelamatkan diri. Tapi saat berbalik, apa yang prajurit itu lihat adalah seorang pemuda berjubah Assassin putih dengan wajah yang tidak terlihat jelas karena kerudung yang pemuda itu kenakan, berdiri tepat di hadapannya dan tanpa sepatah kata pemuda itu mengayunkan Assassin Axe ke arah prajurit yang ketakutan tersebut.

Craak!

"Arrrrrgggghhhh!"

Prajurit malang tersebut berteriak kesakitan merasakan rasa sakit yang teramat sangat akibat Assassin Axe milik Naruto yang menancap tepat di pundak kirinya. Naruto yang masih menggenggam kapaknyapun menekannya ke bawah membuat prajurit di depannya jatuh berlutut dan kembali merintih kesakitan akibat tekanan yang sangat sakit di pundak kanannya.

Dan tanpa aba-aba Naruto menghunuskan Hidden Bladenya tepat ke kening prajurit itu hingga menembus otak yang membuat prajurit itu langsung mati seketika di tangan Naruto. Kemudian Naruto menarik Hidden Blade dan kapaknya dengan perlahan membiarkan tubuh prajurit tak bernyawa itu terhuyung jatuh ke depan.

Naruto hanya diam memandangi mayat-mayat prajurit di sekitarnya sebelum kembali menarik Hidden Bladenya ke dalam dan menyampirkan kapaknya di pinggang kanan. Tidak ada rasa penyesalan dalam dirinya setelah membunuh walaupun ini baru pertama kali baginya, sebelumnya Naruto pernah beberapa kali melawan pencuri atau perampok seperti yang pernah ia lawan di mini market sebelum dirinya berada di sini, tapi kali ini Naruto telah membunuh tidak hanya satu melainkan 4 orang sekaligus.

"aku tidak tau siapa kau, tapi terimakasih sudah membantuku membereskan mereka, dan... kalau boleh tau siapa namamu?" ucap pemuda bersurai hitam itu tiba-tiba yang membuat Naruto menoleh kepadanya.

Tidak ada jawaban dari Naruto yang tetap diam memandangi pemuda di depannya, hingga membuat pemuda bersurai hitam itu merasa risih "yah... tidak apa-apa kau tidak mau memberitau namamu" ujar pemuda itu santai "sekali lagi terimakasih. Aku harus segera pergi" sambung pemuda itu sebelum berbalik meninggalkan Naruto yang masih terdiam.

"Naruto. Itu namaku Menma-nii"

Tap!

Pemuda bersurai hitam yang diketahui bernama Menma itu menghentikan langkahnya dan berbalik ke belakang dan seketika kedua matanya melebar melihat pemuda berjunah Assassin putih itu membuka kerudungnya hingga wajahnya terlihat jelas "lama tak berjumpa nii-san" ujar Naruto seraya menunjukan cengirannya.

Menma tak percaya ini! Saat ini di hadapannya berdiri sosok Naruto yang cukup lama tidak ia jumpai hingga dirinya terkirim di dunia ini. Tetapi Menma tidak bisa percaya begitu saja, ia harus memastikannya apakah itu Naruto dari dunia tempatnya berasal atau bukan "Beautiful day..." ujar Menma dengan ekspresi serius.

Mendengar itu Naruto memejamkan kedua matanya sebelum kembali membukanya menunjukan tatapan serius miliknya "manga bergenre Romance terlaris yang diterbitkan pada tahun 2016 dan tepat setelah diterbitkannya manga tersebut, sang kreator mengirimkannya ke rumahku via pengiriman kilat, dan kreator itu adalah kau Menma-nii" timpal Naruto dengan detail.

Menma tidak dapat berkata apa-apa lagi, di depannya sekarang ini adalah Naruto dari dunianya berasal "NARUTOOOO!" seru Menma dengan wajah berseri-seri dan berlari menghampiri Naruto dengan langkah ringan.

Naruto yang melihat Menma mendekat ke arahnyapun mulai merasa panik dan langsung menahan wajah Menma agar kakaknya itu tidak berhasil memeluknya "Uooooohhhhhh! Aku sangat merindukanmu adikku!" ujar Menma yang berusaha mendekap Naruto walaupun gerakannya sudah di hentikan oleh Naruto.

"jangan lebay Nii-san..." ujar Naruto dengan nada malas melihat tingkah kakaknya tersebut. Menma yang mendengar itupun mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil yang membuat Naruto menghela nafas dalam-dalam. (di sini saya buat Menma menjadi seorang author manga sebelum terlempar ke dunia ini)

"tapi tak kusangka aku akan bertemu dengan mu di dunia ini Naruto" ucap Menma yang sudah menghentikan tingkahnya yang seperti anak kecil.

"akupun juga tidak menyangka akan bertemu denganmu di dunia lain. Tiba-tiba terbangun di tempat entah-berantah dan bertemu seorang kakek tua sebelum akhirnya terbangun di dunia ini dengan ingatan-ingatan asing yang masuk ke dalam kepalaku"

"jadi kau juga bertemu dengan seorang kakek tua itu sebelum dikirim kedunia ini Naruto?" tanya Menma setelah mendengar ucapan Naruto.

"ya... seperti yang kubilang barusan" jawab Naruto seadanya.

"apa kau tau Naruto?" ucap Menma membuat Naruto memandang kakaknya itu karena merasa nada bicara Menma mulai serius dari sebelumnya "kita dikirim ke dunia ini untuk suatu tujuan" sambung Menma.

"tujuan? Lalu apa tujuannya kita dikirim ke dunia ini?"

"kalau itu aku belum tau" jawab Menma seadanya karena memang dirinyapun belum tau alasan dirinya dan Naruto dikirim ke dunia ini "Naruto, ikutlah denganku!" ucap Menma sebelum berlari meninggalkan Naruto tanpa menunggu jawaban dari adiknya itu.

Naruto yang melihat kakaknya pergipun menyusulnya "hoi kita akan pergi kemana? Kulihat kau sedang terburu-buru"

"tidak ada waktu untuk menjelaskannya. Sekarang kita harus segera menyelamatkan seseorang yang sangat penting di dunia ini!" jawab Menma tegas tanpa memperlambat kecepatan larinya.

Muncul pertanyaan di kepala Naruto mengenai ucapan Menma yang mengatakan 'harus menyelamatkan seseorang yang sangat penting di dunia ini'. Memang siapa orang yang dimaksud Menma hingga mereka harus bergegas? Entahlah... mungkin ia akan mengetahuinya nanti.

.

.

.

"bangunan apa itu?" tanya Naruto melihat sebuah bangunan menyerupai benteng yang berdiri kokoh di bawah tebing batu yang ditumbuhi pepohonan di atasnya. Sekarang ini Menma dan Naruto tengah bersembunyi di semak-semak belukar tak jauh dari bangunan yang dimaksud Naruto tersebut. Mereka sengaja bersembunyi di semak-semak agar tidak tidak diketahui oleh orang-orang yang tinggal di bangunan itu.

"itu markas milik Night Raid" jawab Menma dengan suara pelan.

"Night Raid? Apa itu? Namanya seperti di film-film fantasi" timpal Naruto pelan dengan nada yang sedikit tak percaya. Bukankah Naruto sendiri ada di dunia yang ia sebutkan itu sendiri?

"hahh..." Menma menghela nafas sebelum menjawab "Nihgt Raid adalah sekelompok pembunuh bayaran yang bekerja untuk Kekaisaran. Kelompok itu berisi orang-orang dengan kemampuan yang perlu diperhitungkan"

Naruto merasa pernah mendengar tentang Kekaisaran sebelumnya tapi entah dimana"hmm... lalu dimana orang yang penting itu?" Naruto kembali bertanya.

"di sana" jawab Menma menunjuk bangunan di bawah tebing yang tak jauh dari mereka "sebelumnya, ia mengirim pesan ini padaku sebelum tertangkap" ucap Menma seraya menunjukan sehelai rambut panjang berwarna biru kepada Naruto yang di terima pemuda keturunan BrotherHood itu dengan baik.

Naruto memperhatikan sehelai rambut itu dengan teliti, hampir saja ia salah mengira jika benda tersebut adalah sehelai benang, Naruto menyimpulkan jika rambut tersebut merupakan semacam tanda darurat untuk kakaknya "dia mengirimnya dengan burung merpati" ujar Menma yang seakan mengetahui niat Naruto yang ingin kembali bertanya padanya. Sebelum orang penting yang dimaksud Menma tertangkap, orang itu mengemban tugas pengintaian markas Night Raid sendirian sedangkan Menma melaksanakan misi di tempat lain.

Tanpa berkata apa-apa, Menma mengeluarkan sebuah topeng putih menyerupai rubah dengan beberapa garis merah di beberapa bagian topeng tersebut "jangan sampai mereka melihat wajah kita" ujar Menma yang dituruti oleh Naruto yang kemudian mengenakan kerudung jubah Assassinnya. (ngomong-ngomong penampilan Menma sama seperti di film Naruto Road to Ninja)

Di ruang utama markas Night Raid...

"jadi, siapa dia?" tanya seorang perempuan bersurai perak dan berpakaian serba hitam yang duduk di satu-satunya kursi di ruangan tersebut layaknya seorang bos yang diketahui bernama Najenda sang bos Night Raid, di sekitarnya berdiri 8 anggota Night Raid yang di antaranya seorang pria kekar berjaket hitam bernama Bulat, perempuan warbeast bersurai kuning yang memiliki telinga dan ekor singa bernama Leone, perempuan bersurai keunguan dengan pakaian khas china yang bernama Shelee, seorang gadis sekitar 12 tahunan dengan gaun ghotic lolita berwarna pink yang barnama Mine, gadis manis bersurai hitam panjang dan berwajah datar bernama Akame, pemuda bersurai hijau dan berjaket hijau sewarna dengan rambutnya yang bernama Lubbock, dan terakhir anggota baru yamg merupakan seorang pemuda dari desa yang bernama Tatsumi.

Di depan mereka terlihat seorang perempuan warbeast bersurai biru yang memiliki telingan dan ekor kelinci berpakaian seperti pelayan di bar, perempuan warbeast kelinci yang diketahui bernama Kurosagi itu duduk bersimpuh di hadapan para anggota Night Raid dengan tangan dan kaki terikat. Ia hanya memandang para anggota Night Raid di depannya satu persatu. (Kurosagi, karakter dari anime Mondaiji-tachi ga Isekai kara Kuru Sou Desu yo. Bagi yang penasaran dapat bertanya kepada mbah google hanya dengan mengetikan 'Kurosagi Mondaiji tachi' agar tidak terlalu panjang)

"tidak tau bos. Kami memergokinya sedang mengintai di sekitar markas" jawab Leone yang berdiri di sampingnya.

"Hmm" respon Najenda sebelum mengalihkan perhatiannya kepada Kurosagi "kau, untuk siapa kau bekerja?" tanyanya dengan tatapan serius. Tidak ada jawaban dari Kurosagi yang tetap diam di tempat tanpa berniat menjawab pertanyaan Najenda.

Melihat itu, Najenda memandang ke arah Akame yang kemudian diangguki oleh gadis tersebut sebelum melangkah mendekati Kurosagi, gadis kelinci itu hanya diam dengan mata melirik ke arah Akame yang berjalan dan berhenti di samping kanannya.

Sriing!

Akame menarik pedang miliknya dari sarung dan memposisikannya di samping wajah Kurosagi, membuat gadis kelinci itu sedikit tersentak kaget "katakan semua yang kau tahu atau..." ucap Akame menggantung dan mendekatkan wajahnya ke telinga Kurosagi "... pedang ini akan mengakhiri hidupmu!" sambungnya berbisik tepat di telinga Kurosagi sebelum kembali berdiri tegak.

Kurosagi berkeringat dingin merasakan bernda tajam dan dingin menyentuh lehernya, pelakunya adalah Akame yang menyentuhkan bilah tajam pedangnya ke leher Kurosagi untuk mengancam gadis kelinci itu agar mau membuka mulutnya. Tapi sia-sia, Kurosagi tetap kukuh pada pendiriannya dan tetap menutup mulut.

"tenang dulu Akame-chan" ujar Lubbock seraya mendekati Akame yang balik menatap kedatangannya.

"kenapa kau menghentikanku, Lubbock?" tanya Akame dengan nada datar miliknya.

"gadis secantik ini jangan dibunuh begitu saja" ucap Lubbock seraya memandang diri Kurosagi dari atas kebawah dan setiap lengkuk tubuhnya dengan pandangan mesum.

"maksudmu, kau ingin mengintrogasinya?" kalimat tanya tersebut terlontar dari mulut Shelee.

"Hm. Itu bisa kulakukan tentunya dengan caraku sendiri" jawab Lubbock seraya menatap Kurosagi dengan tatapan mesum miliknya yang sudah setadium 4 membuat Kurosagi balik menatapnya dengan tatapan jijik "maukah kau membantuku Tatsumi?" sambungnya tanpa mengalihkan perhatiannya dari Kurosagi.

"tidak mungkin aku mau melakukannya!" sembur Tatsumi dengan semburat merah di wajahnya, ia tak habis pikir dengan kawannya yang sifatnya mesum itu.

"kalau kau tidak mau, bagaimana denganmu Bulat? Kau bisa sembuh dari penyakit maho-mu itu dan menjadi seorang pria sejati dengan semalaman bersama gadis kelinci" ujar Lubbock asal ceplos.

Mendengar ajakan Lubbock, Bulat menatap Tatsumi yang berdiri di sampingnya "tidak, terimakasih" ujarnya dengan semburat merah dipipinya dan ekspresi malu-malu miliknya yang membuat Tatsumi bergidik ngeri.

"itu tidak akan terjadi Lubbock" ucap Najenda dengan suara datar yang membuat pemuda bersurai hijau itu berjengkit dan mengangguk dengan keringat dingin yang berkucuran. Najenda kembali menatap Akame dan mengangguk memberi isyarat kepada gadis bersurai hitam itu untuk kembali bertanya pada orang yang mereka tangkap.

"bicara!" ucap Akame datar namun ucapannya penuh dengan penekanan. Kurosagi masih enggan untuk membuka mulutnya yang tentu saja membuat kesabaran Akame mulai habis walaupun tidak terlihat di wajahnya yang datar, tetapi teman-temannya yang sudah lama mengenalnya sudah memahami ekspresi Akame di saat tenang maupun sedang marah.

Sreet!

"Ugh!" Kurosagi merintih kesakitan karena Akame yang tiba-tiba menarik telinganya dengan kasar dan menariknya ke atas, gadis kelinci itu hanya bisa mendongakan wajahnya untuk mengikuti arah tarikan dari Akame namun salah satu anggota Night Raid itu semakin menariknya dengan kasar. Tatsumi yang merupakan anggota baru, tak tega menyaksikan apa yang terjadi di depannya. Bagaimanapun juga orang yang mereka tangkap adalah seorang perempuan.

"Masih tidak mau bicara?"

"a-aku t-tidak akan m-memberitau a-apapun pada ka-kalian!" ucap Kurosagi dengan susah payah yang akhirnya membuka mulutnya setelah sekian lama terdiam.

Mendengar jawaban Kurosagi, tatapan Akame yang semula datar kini berubah tajam syarat akan hawa niat membunuh yang kuat, kemudian Akame memposisikan pedangnya di depan leher Kurosagi bersiap menyayat leher gadis kelinci tersebut. Kurosagi hanya bisa memejamkan mata menunggu ajalnya 'tolong aku... Menma...' batin Kurosagi dengan cairan bening yang berhulu di mata dan mulai mengalir ke pipi mulusnya.

Booft!

Tiba-tiba muncul kepulan asap tebal yang memenuhi ruangan tersebut hingga mengurangi jarak pandang, membuat para anggota Night Raid mengambil posisi siaga dan Akame yang langsung menghentikan niatnya memenggal leher Kurosagi "?!" Akame berjengkit kaget melihat seorang pemuda berjubah hitam dan bertopeng putih yang tiba-tiba muncul di hadapannya dan dengan cepatnya merebut (dengan cara menggendong) Kurosagi dari tangannya.

"haloo" ujar pemuda berjubah hitam itu menyapa dengan santainya. Tersadar dari rasa terkejutnya, Akame menebaskan pedangnya horizontal ke arah pemuda yang mengendong Kurosagi di depannya namun...

Trang!

Tiba-tiba muncul lagi seorang pemuda berjubah Assassin putih berkerudung yang menangkis ayunan pedangnya dengan Hidden Blade dan tidak sampai hitungan 2 detik pemuda berjubah assassin putih itu menarik Machete yang tersarung di punggungnya dengan tangan kanan yang bebas kemudian mengayunkannya sebelum menyingkir dari hadapan Akame.

Tes!

Tes!

Terdengar suara sesuatu yang menetes dan mengeluarkan bau amis yang diperkirakan adalah bau dari darah segar, membuat Akame menoleh ke kanan dan seketika pupil matanya membulat sempurna bergetar melihat lengannya kannya hilang dari tempat yang semestinya menyisakan bahu dengan luka potong di ujungnya yang masih mengucurkan darah segar ke lantai.

"Akkkkhhhhhh!" teriak Akame kesakitan merasakan rasa sakit dari tangan kanannya yang putus, gadis itupun jatuh terduduk memegangi tangannya yang putus berusaha untuk menahan rasa sakit yang luar biasa tersebut.

Teman-teman Akamepun panik mendengar suara teriakan kesakitan dari Akame, tapi mereka hanya bisa mendengar suaranya saja karena tebalnya asap yang masih memenuhi ruangan. Dan beberapa saat kemudian asap tebal yang memenuhi ruangan mulai menghilang yang menyebabkan jarak pandang kembali maksimal. Dan di saat jarak pandangan kembali...

""Akame!""

Seru mereka panik melihat Akame terduduk di lantai dengan memegangi tangan kanannya yang putus dan darah segar miliknya sendiri yang menggenang di sekitarnya, juga terlihat sebuah tangan berkulit putih mulus yang masih menggenggam pedang katana tergeletak di dekat Akame.

Para anggota Night Raid langsung berhamburan mendekati Akame yang dalam kondisi memprihatinkan. Dan dengan cekatan Leone mengambil tangan Akame yang putus kemudian menyambungkannya ke bahu Akame yang putus "cepat Akame!" ucap Leone merentangkan lengannya sendiri di depan mulut Akame. Dengan tubuh gemetar gadis bersurai hitam itu membuka mulutnya sebelum menggigit lengan Leone dan menghisapnya. Leone sedikit merintih merasakan gigi taring milik Akame menembus kulit serta dagingnya dan menghisap darah Leone dengan perlahan.

Perlahan-lahan luka di tangan kanan Akame mengepulkan uap tipis dan mulai tersambung seperti sedia kala "dimana gadis kelinci itu?" tanya Mine tiba-tiba karena tidak melihat gadis kelinci yang mereka tangkap. Yang lainyapun juga ikut memandang sekitar mencari keberadaan Kurosagi seperti Mine tetapi nihil, kehadiran gadis kelinci itu sudah hilang sepenuhnya dari tempat itu.

Merasa cukup, Akame melepaskan gigitannya dari lengan Leone dengan kepala tertunduk "Akame, apa yang sudah terjadi?" tanya Najenda diikuti wajah penuh tanya dair teman-temannya.

"entahlah... semua terjadi dengan cepatnya" jawab Akame yang membuat teman-temannya terkejut bukan main. Pasalnya Akame adalah yang paling cepat di antara mereka dan apa lagi ia seorang vampir, tapi Akame sampai berkata seperti itu maka orang yang telah menyerang mereka bukanlah orang sembarangan "yang kulihat seseorang berjubah hitam dan bertopeng putih yang menarik gadis kelinci itu dengan cepatnya dari tanganku, dan... seseorang berjubah putih dan berkerudung yang telah menyebabkan tangaku putus" jelas Akame dengan nada yang masih lesu karena efek dari regenerasinya.

"kau tau seperti apa wajah mereka?" tanya Shelee yang dijawab Akame dengan gelengan kepala.

"aku tidak tau. Wajah mereka tidak terlihat jelas" jawabnya.

"mulai sekarang..." ujar Najenda menggangtungkan ucapannya membuat semua pengikutnya memandang kearahnya "kalian harus berhati-hati. Kita tidak tau orang seperti apa mereka ini yang jelas mereka adalah orang-orang yang sangat berbahaya, hingga Akame bisa dibuat seperti ini" sambungnya dengan jelas yang didengarkan oleh pengikut-pengikutnya dengan sungguh-sungguh.

.

.

.

Setelah berlari cukup jauh dari markas Night Raid, Naruto dan Menma yang tengah menggendong Kurosagi menghentikan lari mereka di tengah hutan setelah merasa sudah cukup jauh dari markas pembunuh bayaran tersebut. Menma menurunkan Kurosagi dari gendongannya dan menyandarkan gadis itu di bawah pohon sebelum melepaskan ikatan tali di tangan dan kaki Kurosagi dengan sabit berantai miliknya.

"kau tidak apa-apa bu?" tanya Menma khawatir sebelum membuka topengnya dan menunjukan wajah khawatir kepada Kurosagi, gadis kelinci itu memandang wajah Menma dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Menma..." gumam Kurosagi sebelum tangisnya pecah dan berhambur memeluk Menma dengan erat "hisk... kukira kau tidak akan menyelamatkanku hiks..." ucap Kurosagi di sela-sela tangisnya.

Menma hanya tersenyum simpul sebelum tangannya tergerak untuk membalas pelukan Kurosagi "tidak mungkin aku meninggalkan perempuan yang telah merawatku selama 2 tahun ini. Aku langsung bergegas begitu ibu mengirim pesan darurat" sambungnya yang masih memeluk Kurosagi.

Sedangkan Naruto yang duduk bersila di atas batu dan diam memandang interaksi antara kakaknya dengan seorang gadis yang baru ia temui, Naruto diam bukan karena tidak peduli melainkan 'kelinci... gadis kelinci... dan nii-san... memanggilnya ibu? Aku tidak sedang berkhayalkan?' batin Naruto terkejut bukan main yang ia tutupi dengan ekspresi diam.

Setelah 2 menit lamanya mereka berpelukan, Menma dan Kurosagipun melepaskan pelukan mereka masing-masing "Kurosagi-chan ada seseorang yang ingin kukenalkan padamu" ujar Menma antusias.

"siapa itu nak?" tanya Kurosagi.

Menma menunjuk kearah Naruto yang duduk bersila di atas batu "perkenalkan dirimu saudaraku!" titah Menma yang membuat Naruto tersadar dari lamunannya dan kemudian membuka kerudunng jubah Assassinnya.

Kini terlihatlah wajah Naruto sepenuhnya "Aku Naruto. Adik angkat dari Menma-nii, salam kenal" ujarnya dengan nada netral.

Kurosagi terdiam sejenak memandang wajah Naruto yang begitu mirip dengan Menma yang hanya saja berbeda warna kulit dan surai mereka "aku Kurosagi, ibu angkat dari Menma, senang bertemu denganmu Naruto. Aku sudah mendengar tentangmu dari Menma sebelumnya" timpalnya yang dibalas Naruto dengan anggukan kecil tanpa berkata apapun karena masih sibuk mencerna ucapan Kurosagi.

"ibu angkat?! Ta-tapi kau te-terlihat masih..." ucap Naruto yang mulai tersadar dan langsung kehabisan kata di tengah jalan, Naruto tidak bisa berkata apa-apa lagi saat melihat sosok Kurosagi yang terlihat seperti gadis berumur 17 tahunan.

"masih muda maksudmu?" celetuk Kurosagi yang diangguki Naruto dengan wajah melongo "walaupun begini aku sudah berumur 40 tahun lho" sambung Kurosagi yang menyebabkan rahang Naruto semakin amblas ke bawah dengan mata memutih tanpa pupil karena saking terkejutnya.

"bagamana aku bisa menjadi ibu angkatnya Menma, biarkan Menma sendiri yang memberi taumu dan aku juga taujika kau adalah orang yang dikirim dari dunia lain sama seperti Menma" tambah Kurosagi. Naruto langsung menoleh kearah Menma yang balik memandangnya dengan senyum kikuk.

.

.

.

Dikirim, ke Dunia Lain?

.

.

.

Plung!

Suara dari sebuah batu tercebur yang dilempar ke tengah danau oleh Naruto, sekarang ini Naruto tengah berdiri memandangi riak air di permukaan air danau setelah melemparkan sebuah batu ke tengah danau tersebut. Naruto tidak sendirian di sana, ia ditemani Menma yang berdiri di sampingnya sedangkan Kurosagi sedang membakar 3 ekor kelinci buruan Naruto tak jauh di belakang kakak beradik yang tengah memandangi danau bersama. Mereka sengaja singgah di tempat tersebut sengaja untuk beristirahat dan untuk mengisi perut mereka yang mulai kosong di tengah hari yang cerah ini.

"nii-san, dunia seperti apa ini dan apa yang sedang terjadi di dunia ini?" tanya Naruto sebelum mengambil sebuah batu kecil dan melemparkannya ke danau.

Mendengar itu Menma mengambil sebuah batu kerikil dan melemparnya ke danau sebelum menjawab pertanyaan Naruto "dunia ini seperti dunia-dunia fantasi dalam dongeng yang dihuni berbagai macam makhluk-makhluk selain manusia dan binatang" jawabnya.

"selain manusia dan binatang?" beo Naruto dengan tanda tanya besar di atas kepalanya.

"seperti ibu contohnya, ibu adalah ras warbeast atau bisa disebut manusia setengah hewan. Warbeast adalah makhluk yang memiliki harapan hidup 2 sampai 3 kali lebih panjang dari manusia dan memiliki pertumbuhan yang lebih lambat juga kemampuan fisik di atas manusia" jelas Menma.

Naruto mengangguk-anggukan kepalanya memahami penjelasan Menma "jadi itu sebabnya Kurosagi-san masih terlihat muda" ucap Naruto menarik kesimpulan.

"benar sekali. Bahkan ras elf memiliki harapan hidup sapai 5 kali lebih panjang" timpal Menma. Naruto mengelus dagunya mengetahui adanya bangsa elf di dunia ini seperti yang ada dalam dongeng dari penjelasan Menma.

"lalu bagaimana ceritanya Kurosagi-san bisa menjadi ibu angkatmu Menma-nii?" Naruto kembali bertanya.

"itu berawal saat pertama kali aku datang ke dunia ini yang kebetulan aku melihat dirinya sedang bertarung melawan puluhan prajurit sendirian seperti prajurit yang sama kita habisi beberapa watu lalu. Tanpa pikir panjang aku menolongnya dan membantai semua prajurit yang tersisa"

"hanya itu saja?"

"tidaklah! Setelah itu ibu menawariku untuk bekerjasama dengannya, karena aku belum tau apa-apa tentang dunia ini jadi aku menerimanya, awalnya aku juga terkejut sama sepertimu mengetahui dunia ini diisi berbagai macam makhluk. 3 minggu berlalu aku bersamanya, aku sempat keceplosan memanggilnya 'ibu' yang awalnya beliau hanya menganggapnya sebagai sebuah candaan, tapi setelah itu aku mulai sering memanggilnya ibu ya... karena sifat keibuan yang dimilikinya dan akhirnya ia mengatakan ini padaku 'kau sering sekali memanggilku ibu ya? Bagaimana jika aku menjadi ibu angkatmu'. Aku merasa bimbang mendengar ucapan ibu yang sungguh-sungguh saat itu karena rahasiaku yang berasal dari dunia lain tapi memiliki seorang ibu adalah sesuatu yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya, jadi tanpa pikir panjang aku menceritakan semuanya kepada ibu dan setelah mendengar semua ceritaku ibu tetap ingin mengangkatku sebagai anak angkatnya" jelas Menma panjang kali lebar sama dengan luas.

"Hm..." Naruto manggut-manggut setelah mendengar cerita dari kakaknya.

"dan Naruto" ucap Menma yang membuat Naruto menoleh kepadanya karena nada bicara Menma yang terdengar serius "dunia ini sedang dilanda peperangan" sambungnya yang hanya diperhatikan Naruto dalam diam.

"Kekaisaran, sebuah kerajaan dengan kekuatan militer yang besar sedang melakukan penjajahan untuk memperluas wilayahnya dan ibu adalah salah satu dari sekian banyak orang-orang yang mengalami penjajahan di dunia ini" ucap Menma yang kemudian menunjukan kepalan tangan kepada Naruto "maukah kau ikut bersamaku, saudaraku Naruto?" sambungnya.

Naruto memandang kepalan tangan Menma sebelum mengepalkan tangannya dan melakukan tinju tos dengan Menma "tentu. Aku sebagai keturunan BrotherHood akan membantumu sebisaku" ucap Naruto tegas.

Menma tersenyum mendengar jawaban Naruto "BrotherHood, aku pernah mendengarnya dari kakek Rikudou sebelum dikirim ke dunia ini. Kalau begitu aku keturunan dari Niija menerima bantuanmu" timpal Menma diiringi senyuman yang dibalas Naruto dengan senyum tipis. Keturunan Ninja dan BrotherHood yang dikirim oleh Rikudou telah bertemu di dunia ini, apa yang akan terjadi selanjutnya? Ikuti terus.

"kalian berdua! Makanan sudah siap!" panggil Kurosagi sembari melambai-lambaikan tangannya.

"baik bu! Kami segera kesana" tukas Menma balas melambaikan tangan sebelum kembali menurukan tangannya dan menghadap kearah Naruto "ayo kita ke sana Naruto, daging kelincinya sudah matang" ajak Menma yang kemudian berjalan ke tempat Kurosagi berada bersama Naruto yang mengekor di belakang.

Naruto dan Menma duduk bersila di hadapan Kurosagi yang dimana terdapat api unggun di antara mereka, di sekitar api unggun tersebut tertancap 3 daging kelinci utuh dalam kodisi matang yang siap disantap.

"kalian sedang membicarakan apa tadi?" tanya Kurosagi seraya mengambil daging kelinci bakar miliknya.

"bukan apa-apa bu, hanya percakapan antara lelaki" jawab Santai Menma sebelum mengambil jatah daging kelinci miliknya diikuti Naruto yang juga mengambil daging kelinci miliknya yang sudah matang dalam diam, kemudian pemuda bersurai putih itu mulai melahap daging kelinci bakar miliknya dengan lahap karena memang itu adalah makanan kesukaanya. Itulah sebabnya alasan Naruto berburu kelinci karena itu adalah makanan faforitnya.

"selamat makan" ujar Menma menyusul saudaranya melahap daging kelinci bakar miliknya dengan khikmat. Kurousagi tersenyum melihat Menma memakan makannya dengan senangnya dan dapat perempuan itu lihat rasa bahagia dalam diri Menma yang semakin bertambah karena kehadiran Naruto.

"ibu, kenapa ibu melamun?" tanya Menma yang menyadari Kurosagi tidak kunjung memakan makannya.

"maaf, aku melamun karena melihat dirimu yang sangat bahagia dengan kehadiran Naruto" jawab Kurousagi sebelum menyantap makannya dengan perlahan.

"tentu saja aku sangat senang bu! Akhirnya aku bisa bertemu dengan saudaraku lagi" ucap Menma yang kemudian menepuk punggung Naruto membuat permuda keturunan BrotherHood itu hapir menjatuhkan makannya.

"baguslah kalau begitu" timpal Kurosagi seraya tersenyum lembut sebelum kembali melanjutkan acara makannya yang sempat terhenti.

"Hmm... ibu, apa kau tidak apa-apa memakan jenismu sendiri bu?" celetuk Menma yang sadar ibu angkatnya tengah menyantap daging kelinci.

"yes. Ini bukanlah masalah bagiku" tukas Kurousagi.

Naruto diam tertunduk dan mengunyah daging kelinci dalam mulutnya dengan gerakan pelan mendengar obrolan antara ibu dan anak itu "aku benar-benar minta maaf, aku lupa jika Kurousagi-san wabeast jenis kelinci" ucap Naruto dengan nada pelan yang masih bisa didengar oleh Menma dan Kurousagi.

Karena ucapan Naruto, Menma hampir tak bisa menahan tawanya sedangkan Kurousagi hanya memandang Naruto degan senyuman "ini bukan salahmu Naruto" ucap Kurousagi menjeda ucapannya sejenak untuk melihat Naruto yang masih diam tertunduk "oh iya. Bagaimana kalau kau kuangkat menjadi anakku juga Naruto?" sambungnya.

Seketika itu juga Naruto mendongakan kepalanya menatap Kurousagi yang juga menatapnya dengan senyum tulus. Baru pertama kalinya Naruto mendengar sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini hingga dirinya tidak bisa berkata-kata "baik... ibu..." jawab Naruto dengan nada yang terbilang kaku karena berlum terbiasa dengan panggilan tersebut. Baru pertama kalinya ini Naruto mendapat sosok seorang ibu yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya.

"Yes. Sekarang kau resmi menjadi putra angkatku Naruto" ujar Kurousagi dengan tersenyum lembut.

"selamat Naruto! Sekarang kita menjadi anggota keluarga dan memiliki ibu yang sama saudaraku" seru Menma antusias sembari menepuk pundak Naruto yang dijawab oleh pemuda keturunan BrotherHood itu dengan anggukan.

.

.

.

Sudah 4 hari lamanya Kurosagi dan kedua anak angkatnya menempuh perjalanan dengan jalan kaki, tujuan mereka adalah desa Konoha, sebuah desa tersembunyi yang terletak di negara api dan termasuk salah satu dari sekian banyak wilayah yang mengalami penjajahan dari Kekaisaran. Selama 4 hari itu Naruto memahami mengapa Menma menganggap Kurosagi sebagai sosok seorang ibu, ia sudah merasakannya sendiri kelembutan seorang ibu yang ia dapat dari Kurosagi, gadis kelinci itu sendiri sangat penyayang dan perhatian terhadap Menma dan Naruto yang bahkan selalu memberi nasihat kepada kakak beradirk itu layaknya ibu kandung mereka sendiri. Mereka berdua sangat beruntung dikirim ke dunia ini karena mendapat seorang ibu yang sangat menyayangi mereka layaknya anak kandung sendiri.

Saat ini mereka bertiga berjalan menyusuri jalan setepak dengan pepohonan lebat kedua sisi jalan setapak tersebut, dan di kejauhan terlihat tembok tinggi yang berdiri kokoh dengan sebuah gerbang besar berpintu 2 yang manjadi pintu masuk dari suatu tempat yang diperkirakan Naruto ada di balik pintu gerbang tersebut "itu tempat tujuan kita saudaraku" ujar Menma seraya menunjuk kearah gerbang yang berada tak jauh di hadapan mereka.

"itu desa Konoha?" tanya Naruto memastikan.

"Yes, itulah tempatku dan kakakmu tinggal selama ini Naruto" jelas Kurosagi yang berjalan di depan Naruto dan Menma.

Sesaat kemudian mereka sudah sampai di depan gerbang berpintu desa Konoha tersebut. Menma mendekat dan mulai mengetuk gerbang di depannya beberapa kali agar penjaga yang yang berjaga di balik gerbang tersebut membukakan pintu. Naruto mundur beberapa langkah dan mendongak ke atas untuk melihat ketinggian tembok yang mengitari desa Konoha di depannya, sedangkan Kurosagi berdiri diam di tempat memperhatikan Menma yang tengah sibuk mengetuk beberapa kali pintu gerbang di depan mereka.

Srek!

Sebuah lubang persegi panjang berukuran 20x8cm yang berada tepat di depan wajah Menma terbuka menampilkan sepasang mata milik seseorang penjaga yang berada di balik gerbang tersebut. Melihat wajah Menma, penjaga tersebut kembali menutup lubang itu tanpa sepatah kata dan sesaat kemudian pintu gerbang desa Konoha mulai terbuka dari dalam untuk memberikan akses masuk bagi mereka "ayo kita masuk ke dalam" ujar Menma sebelum melangkahkan kakinya masuk ke desa diikuti Kurosagi. Mendengar ajakan kakaknya, Naruto berhenti memperhatikan tembok di atasnya dan kemudian melangkahkan kaki mengikuti Menma dan Kurosagi yang berjalan di depannya.

Sring!

Baru beberapa langkah Naruto berada di dalam, Naruto menghentikan langkahnya dikarenakan beberapa penjaga yang memakai rompi hijau berjumlah sekitar 5 orang mengepung dirinya dan mengacungkan senjata mereka masing-masing yang berupa tombak kepada Naruto. Kelima pernajag tersebut menodong Naruto dengan tingkat kesiagaan tinggi karena baru melihat orang asing berjubah Assassin yang mereka anggap sebagai musuh, apa lagi Naruto mengenakan kerudung jubah Assassinnya sehingga para penjaga tersebut tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas.

Naruto diam di tempat tanpa merasa terancam sedikitpun dengan para penjaga yang menodongkan senjata mereka kearahnya. Dalam benaknya, Naruto berpikir untuk melumpuhkan penjaga-penjaga di sekitarnya dengan seefisien mungkin tanpa membunuh mereka "turunkan senjata kalian! Dia juga anak angkatku" para penjaga tersebut langsung menurunkan senjata mereka begitu mendengar nada tegas dari Kurosagi.

"maaf Kurosagi-san, kukira ia penyusup yang mengikutimu" ucap salah satu penjaga sebelum bersama-sama kembali ke pos mereka di dekat pintu gerbang.

"maaf Naruto, kau tau sendirikan dunia ini sedang dalam peperangan yang sedang berkecamuk di luar sana" ujar Menma seraya merangkul leher Naruto "kukira kau akan melumpuhkan mereka tadi, karena kulihat kemampuan bertarung mu itu tidak bisa diremehkan" sambungnya yang kemudian melepaskan rangkulannya dari leher Naruto.

"aku sempat berpikir begitu" tukas Naruto dengan nada netral. Kurosagi merasa penasaran dengan percakapan kedua anak angkatnya, ia tau jika Menma adalah seorang ninja dan pernah melihat gaya bertarung Menma yang membuatnya terkesan saat itu karena kecepatan yang dimiliki pemuda bersurai hitam tersebut, tetapi ia belum melihat seperti apa gaya bertarung milik Naruto, dan itulah yang membuatnya penasaran. Mungkin di lain kesempatan ia akan menanyakannya.

Naruto tidak tau kemana Menma dan Kurosagi membawanya, yang pemuda keturunan BrotherHood itu lakukan hanya dima dan mengikuti langkah Kurosagi yang memimpin di depan. Sesekali Menma dan Kurosagi membalas sapaan dari orang-orang yang berpas-pasan dengan mereka bertiga, entah itu warga biasa atapun prajurit, Naruto juga sempat melihat beberapa warbeast yang sama seperti ibu angkat barunya, manusia kerdil seperti kurcaci, dan orang-orang bertelinga panjang yang pernah ia lihat di film fantasi.

'dunia ini memang benar dunia fantasi yang menarik' pikir Naruto yang melihat makhluk-makhluk fantasi yang tengah sibuk dengan aktivitas masing-masing di sekitarnya. Tetapi yang paling menarik perhatian Naruto hingga menghentikan langkahnya adalah tanah lapang yang dipenuhi anak-anak yang sibuk mengayunkan pedang kayu dan ada juga yang berlatih bertarung satu lawan satu dengan rekan masing-masing.

"di dunia ini anak-anak dilatih untuk menjadi prajurit. Bagi anak-anak dari ras manapun ini merupakan cara tercepat untuk mendapatkan pekerjaan, ya... ini juga karena keadaan perang hingga anak-anak ikut andil di dalamnya" ujar Menma yang berdiri di samping Naruto dan ikut menyaksikan latihan dari anak-anak dari berbagai ras di depan mereka.

'kutarik kembali kata-kataku' fikir Naruto setelah mendengar penjelasan Menma. Dunia ini sangat jauh berbeda dengan dunia asalnya dan Menma "aku tidak bisa membayangkan anak-anak seusia mereka bertempur di medan perang. Dunia ini sangat berbeda dari dunia kita nii-san" ucap Naruto dengan perhatian yang masih terfokus pada aktivitas di tanah lapang di depannya.

"itulah perbedaanya adiku" tukas Menma memandang hal yang sama dengan Naruto. Kurosagi hanya diam mendengar percakapan kedua putra angkatnya, dulu ia pernah mendengar penjelasan dari Menma yang mengatakan tentang dunia asalnya yang dimana anak-anak tidak perlu melakukan hal-hal seperti ini, bahkan terdapat lembaga internasional yang bernama UNICEF yang bertugas melindungi anak-anak di dunia asal kedua anak angkatnya itu.

Teng! Teng! Teng!

Terdengar suara lonceng yang menandakan anak-anak untuk istirahat dari latihan masing-masing. Melihat keberadaan Menma dan Kurosagi, beberapa anak berhamburan mendekati mereka dengan wajah riang.

"kurosagi-sensei dan Menma-nii sudah kembali dari misi"

"Menma-nii tunjukan jurus ninjamu"

Seru anak-anak yang mengerumuni mereka dengan riangnya, bahkan ada beberapa yang menarik-narik jubah Menma "sabar dulu anak-anak" ucap Menma mencoba untuk menenangkan anak-anak di sekitarnya yang tidak sabar melihat aksinya 'lihat ini baik-baik" ujarnya sebelum merangkai segel tangan dengan cepatnya.

Boft!

Muncul kepulan asap yang menyelubungi Menma mengakibatkan pandangan mereka terhadap Menma terhalang akibat asap tersebut, sesaat kemudian asap menghilang dan menampilkan sosok Kurosagi yang menyengir lebar "bagaimana menurut kalian jurusku ini?" ujar Kurousagi tiruan itu yang memiliki suara laki-laki menyerupai Menma. Pandangan Naruto terfokus pada sosok Menma yang berubah menjadi ibu angkat mereka hingga membuatnya lupa untuk menarikl nafas, berulang kali ia memandang Kurousagi secara bergantian.

"wahh hebat Menma-nii! Kau mirip sekali Kurousagi-sensei" seru seorang anak kecil dengan kagumnya akan pertunjukan jutsu yang diperlihatkan Menma.

"hehee tentu saja!" ujar Menma membusungkan dada dengan bangganya, ia lupa jika masih dalam wujud Kurousagi hingga membuat dada overnya semakin mengembang dan memantul karena aksinya membusungkan dada bangga.

""Wohh...""

Beberapa anak laki-laki terkagum-kagum melihat dada Menma yang semakin mengembang dan memantul, bahkan Naruto sampai mengalihkan pandangannya kearah lain agar tidak melihat hal tersebut, bagaimanapun juga itu adalah sosok ibu angkatnya yang sangat ia hormati.

Pruk!

Menma menghentikan aksinya dan mengelus kepalanya yang sedikit berdenyut setelah menerima sebuah pukulan sebuah koran yang digulung cukup tebal oleh Kurousagi yang memandang diri Menma dengan rasa jengkel yang terlihat jelas, terbukti dari hudungnya yang kembang kempis dan dari mana Kurousagi mendapat koran tersebut? "jangan lakukan itu lagi! Kau bisa meniru orang lain selain wanita!" sembur Kurousagi dengan nada yang entah sedang marah atau sedang bicara lembut tidak bisa dibedakan.

"baik bu..." desah Menma nurut sebulum akhirnya melepaskan jutsunya dan kembali ke wujud aslinya. Anak-anak tertawa lepas melihat Menma yang langsung menurut begitu saja setelah di omeli Kurousagi.

"ibu, aku tidak tau kau sedang marah atau sedang bicara lembut tadi. Tidak bisa dibedakan" celetuk Naruto yang sedari tadi diam. Kurousagi bingung mau menjawab apa, pasalnya seperti itulah sifatnya sedari dulu.

"nii-chan nii-chan" panggil seorang gadis kecil seraya menarik-narik ujung jubah Assassin milik Naruto membuat yang punya menghadap kearah gadis kecil tersebut yang setinggi pinggang Naruto.

Naruto berlutut layaknya seorang kesatria untuk mensejajarkan tingginya dengan gadis kecil di depannya "ada apa adik kecil?" tanyanya.

"nii-chan kenapa kau memanggil Kurousagi-sensei 'ibu', dan apa kau bisa melakukan perubahan seperti Menma-nii?" tanya gadis kecil itu dengan nada polos yang khas akan seorang anak kecil seumurannya.

"aku tidak bisa melakukan hal seperti Menma-nii dan kenapa aku memanggil Kurousagi-sensei 'ibu' itu karena aku sudah diangkat beliua menjadi anak angkatnya..." ujar Naruto menggangtung yang kemudian membuka kerudung jubah assassinnya "dan menjadi saudara angkat Menma-nii" sambungnya.

""mirip sekali dengan Menma-nii!" seru anak-anak melihat wajah Naruto yang begitu mirip dengan Menma yang hanya saja dibedakan oleh warna kulit dan rambut. Naruto terkekeh pelan melihat reaksi dari anak-anak di sekitarnya yang memandang dirinya dengan decak kagum masing-masing karena kemiripan wajahnya denan Menma.

"kami sangat miripkan?" ujra Menma yang sekarang ini berjongkok di samping Naruto dan merangkul leher adik angkatnya tersebut. Anak-anak itu menganggukan kepala mereka mantap atas apa yang mereka lihat.

"sepertinya kalian semua sedang bersenang-senang ya?" ujar seorang kakek tua dengan pakaian serba putih dan memakai caping berwarna merah yang entah sejak kapan berdiri di belakang Kurousagi.

Tentu saja permpuan warbeast itu terkejut dan langsung menghadap ke belakang dimana kakek tua itu berada ""sandaime-sama!"" seru anak-anak kecil tersebut yang kemudian berhambur berlarian mendekati seorang kakek tua yang dipanggil 'sandaime-sama' tersebut.

Ank-anak tersebut terlihat sangat senang saat berinteraksi dengan kakek tua dengan sebutan 'sandaime-sama' itu yang juga terlihat sangat menyayangi anak-anak tersebut "bagus. Kalian sudah berlatih dengan keras hari ini" puji kakek tua itu yang diketahui bernama Sarutobi Hiruzen yang ditanggapi anak-anak dengan antusiasnya "sekarang kalian pergilah makan bekal kalian di waktu istirahat ini ank-anak" ucap Hiruzen dengan nada tuanya.

""baik sandaime-sama!"" tukas ank-anak tersebut serentak yang kemudian berhamburan membubarkan diri yang membuat Hiruzen terkekeh pelan.

"halo! Kakek Hiruzen" ujar Menma dengan akrabnya menyapa Hiruzen.

Pruk!

"Waduhh!"

"kau harus bicara yang sopan dengan Sandaime-sama!" sembur Kurosagi yang kembali memukul kepala Menma membuat pemuda ninja itu mengaduh kesakitan karena mendapat pukulan untuk kedua kalinya.

"hahaha... tenanglah Kurousagi, sifat anakmu ini memang seperti itu" ucap Hiruzen dengan nada bijaksana. Kurousagi yang mendengar itu telinganya melemas karena malu.

Hiruzen menyadari keberadaan Naruto yang diam memandang dirinya dengan wajah netral "siapa namamu anak muda? Kau begitu mirip dengan Menma" tanya Hiruzen bersahabat.

Mendengar pertanyaan itu Narutopun membuka suaranya "nama saya Naruto, saya anak angkat kedua Kurousagi-san" jawab Naruto dengan sopan yang membuat Hiruzen kagum.

"anak yang sopan, tidak seperti kakaknya" ucap Hiruzen sedikit menyindir Menma. Muncul perempatan di dahi Menma atas sindiran Hiruzen, ingin rasanya Menma membalas Hiruzen tapi ia urungkan saat merasakan sebuah koran mendarat di bahunya, pelakunya adalah Kurousagi yang tengah tersenyum manis di samping Menma yang menurut pemuda itu senyuman ibunya sangat mengerikan, tetapi bagi orang lain senyuman Kurousagi sangatlah manis dan dapat menenangkan hati.

"terimakasih atas pujiannya..."

"sarutobi Hiruzen itu namaku, kau bisa memanggilku kakek seperti Menma" ujar Hiruzen yang dibalas Naruto dengan anggukan. Kemudian Hiruzen menghadap kepada Kurousagi "setelah ini datanglah ke kantor Hokage untuk menemuiku dan Minato, kami ingin tau hasil dari pengamatanmu" ujarnya.

"baik sandaime-sama" tukas Kurousagi.

"hmm." Hiruzen mengangguk kecil sebelum mengalihkan pandang kearah Menma dan Naruto yang tengah asyik memandangi orang-orang yang berlalu-lalang, tepatnya Menma sedang menunjukan Naruto gadis-gadis cantik yang tengah sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing tapi ditanggapi Naruto dengan ketidak ketertarikannya yang terlihat jelas pada ekspresi pemuda keturunan BrotherHood itu.

"biarkan mereka berdua istirahat. Menma pasti lelah setelah mendapat misi untuk menolongmu dan... anak angkatmu yang kedua itu pasti ikut membantu Menma karena entah mengapa aku sedikit mencium bau darah di senjatanya" ucap Hiruzen sebelum pergi meninggalkan mereka yang dibalas Kurousagi dengan membungkuk hormat, sebelum kembali menegakan badannya.

"Menma, ajaklah Naruto pulang ke rumah. Aku ada urusan dulu dengan Hokage-sama" ucap Kurousagi sebelum pergi meninggalkan kedua anak angkatnya.

Mereka berdua memandang kepergian ibu angkat mereka dalam diam sebelum akhirnya Menma angkat bicara "ayo kita pulang ke rumah saudaraku" ajak Menma yang diangguki setuju oleh Naruto, kemudian kedua kakak-beradik itu melangkahkan kaki menuju rumah mereka yang lebih tepatnya rumah milik Kurousagi.

Bersambung, disambung di chapter berikutnya...