Moshi-moshi minnachi ^^
Kali ini saya selaku istri Akachin yang paling kece (hoek) mempersembahkan FF nista nan gaje ini buat para fangirls Krobasu, terutama fangirlsnya suami saya. XD #pletak
Genrenya sih humor, tapi nggak tau deh lucu apa nggak. Tapi kayaknya sih garing. =/
Dan maaf kalau banyak typo, soalnya mata saya ini sangat suka melewatkan hal-hal yang negatif (?) walaupun FF ini udah saya cek lagi.
Happy reading~ ^^
Disclaimer:
Kurobasu © Fujimaki Tadatoshi
Ketika Askashi Amnesia © AkaKuro815
Rate: K+
Character : Akashi Seijuro
Warning:
OOC, AU dan Typo bertebaran menghiasi FF ini dengan indahnya seperti bintang di langit (?).
Don't like don't read.
RnR
Siapa sih yan nggak kenal Akashi Seijuro? Salah satu dari jenius basket yang mendapat julukan "Kiseki No Sedai" dan merupakan kapten dari generasi populer tersebut (banyak lah, contohnya yang nggak hobi nonton anime #jdak).
Selain terkenal dengan kemampuan dapat membaca gerakan lawan di masa depan dan melihat kemampuan tersembunyi seseorang hanya dengan bertelanjang dada eh maaf khilaf, maksudnya bertelanjang mata ia pun terkenal dengan kemahirannya bermain lempar gunting (?). Tak ada seorang pun yang berani menentang maupun tidak tunduk akan perintah yang keluar dari bibirnya yang seksi itu (heh). Namun apa jadinya jika tiba-tiba seorang Akashi yang sadis bin kejam itu terkena amelia eh amnesia? Apakah ia akan tetap kejam seperti biasanya? Dan bagaimana tindakan para member Kiseki no sedai lainnya dalam menanggapi hal yang langka ini?
"AKASHI AWAAAAAASSS!" teriak budak-budaknya yang berwarna-warni.
Spontan si empunya nama pun memalingkang wajahnya ke arah sumber suara tersebut dan ...
JDAK!
Sebuah bola basket melayang bagai meteor yang akan jatuh ke bumi pun mendarat dengan mulus di wajah pemuda berambut merah tersebut. Alhasil ia pun tepar seketika di tempat.
"Kyaaaaaa! Akashi-kun!" teriak gadis berambut pink yang merupakan satu-satunya makhluk betina di tempat tersebut.
"Ne Midorimacchi, apakah dia mati?" tanya Kise sambil menunjuk jasad Akashi yang terkapar.
"Bodoh! Mana mungkin seseorang dapat kehilangan nyawanya hanya karena sebuah lemparan bola." Ucap pemuda berambut hijau tersebut sambil menaikan kaca matanya.
"Tapi ini bukan lemparan bola biasa loh." ucap Kise sambil melemparkan pandangannya pada pria pendek berambut biru terang di sebelahnya.
"Sumimasen, aku tidak sengaja." Ucap pemuda berambut biru terang tersebut dengan tampang datarnya.
"Apakah aku boleh memberinya momogi agar Akachin sadar?" tanya pemuda tinggi berambut ungu yang sedari tadi tidak terlepas dengan snack berbentuk panjang tersebut.
"Mana bisa membangunkan orang pingsan dengan hal semacam itu!" protes Aomine.
"Sudahlah, lebih baik sekarang kalian pindahkan tubuhAkashi-kun ke tempat yang lebih baik." Ucap si gadis berambut pink.
"Apakah ini cukup untuknya?" tanya Kuroko sambil membawa sebuah peti mati yang entah ia dapat dari mana.
"MAKSUDNYA BUKAN ITU!" teriak Momoi.
"Lihat! Aku membawakan ini! Bagus kan?" ucap Kise dengan riangnya sambil menenteng sebuah batu nisan.
"HEY!" teriak Momoi. (lagi)
"Kami membuatkan ini!" Ucap Murasakibara dan Aomine kompak sambil memperlihakan sebuah karangan bunga dengan tulisan "Turut Bahagia".
"KENAPA KALIAN JUGA?!" lagi-lagi Momoi teriak.
"Menurut horoskop, minggu ini adalah minggu terbaik Sagitarius untuk beristirahat dengan tenang." Ucap Midorima lagi-lagi sambil membenarkan kaca matanya.
Momoi pun tepok jidat. "Orz~ Kalian ini benar-benar ya."
Tanpa mereka sadari si pemuda berambut merah yang sedari tadi terkapar di lantai pun sadar. Ia pun mencoba bangkit dengan duduk terlebih dahulu sambil memegangi kepalanya yang pening.
"Ah, Itte." Ucapnya.
Seketika keenam makhluk tak waras itu pun melemparkan pandangan mereka pada makhluk merah tersebut.
"Yokatta, akhirnya kau sadar juga Akashi-kun." Ucap Momoi sambil berwajah lega.
'Cih! Masih hidup ternyata!' batin kelima cowok warna-warni tersebut.
"Akashicchi daijoubu?" tanya Kise sok khawatir, padahal dalem hatinya dia berharap Akashi mati ya kalau pun nggak koma deh.
"Aka-chin mau?" tanya Murasakibara sambil menyodorkan momogi pada Akashi yang masih terdiam memandang ke arah mereka semua.
"Oi! Jangan diam saja dan menatap kami seperti itu!" protes Aomine yang kayaknya udah nggak sayang nyawa.
"Jangan-jangan akibat terkena lemparan bola tadi Akashi jadi gegar otak, atau mungkin jadi anak autis." Ucap Midorima yang membuat suasana hening seketika. Kemudian mata mereka pun tertuju pada satu arah, Kuroko.
"Sumimasem." Hanya kata itu lah yang terucap dari bibir pemuda berambut biru muda tersebut.
"Ano ..." Akashi pun mulai angkat bicara, seketika semua mata kini tertuju padanya. "Anatatachi, dare?" lanjutnya.
Eh?
Suasana pun hening.
Krik..
1 menit
2 menit
3 menit
4 menit
Loading...
"HEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE?!" teriak semua bocah-bocah nista itu bersama-sama.
"Oi Akashicchi apa maksud ucapanmu? Kenapa kau berpura-pura seperti tidak mengenal kami seperti itu?" ucap Kise sambil menatap lebih dekat pada Akashi.
"Masa kau tidak ingat dengan kami Aka-chin." Ucap Murasakibara yang masih sibuk dengan acara santap momoginya.
"Hei apa jangan-jangan ia sangat marah dan berpura-pura tidak mengenal kita?" mendengar ucapan Midorima tersebut suasana pun kembali hening.
"HEEEEEEEEEEEEEE?!" teriak mereka lagi. (minus Midorima)
"Tetsu-kun aku takut!" ucap Momoi setengah berteriak sambil memeluk Kuroko. (mencari kesempatan dalam kesempitan)
"Aku tidak ingin nyawaku berakhir di sini, aku masih ingin jadi model top dunia dan mengalahkan kepopuleran Ayu Tingting (?)." ucap Kise lebay.
"Oi Akashi jangan berlebihan seperti ini!" ucap Aomine setengah berteriak sambil mencengkram kerah baju Akashi.
Namun bukan death glare ala Akashi yang menyambutnya namun malah tatapan sayup ketakutan. Kini mata heterochromnya mulai berkaca-kaca menatap Aomine ngeri. "Kowai." Ucapnya dengan raut wajah anak TK yang diganggu sama om-om pedofilia (?).
Melihat hal tersebut pun Aomine buru-buru melepaskan cengkramannya dan mundur menjauhi Akashi dengan sigap. "A ... apa yang sebenarnya terjadi?" ucap aomine yang kini raut wajahnya seperti habis melihat hantu. Semenakutkan itu kah wajah Akashi yang hampir menangis baginya?
"Jangan sakiti aku." Ucap Akashi dengan gerak-gerik ala anak kecil yang masih polos.
Suasana pun kembali hening.
"Ka ... KAWAII!" teriak keenam orang tersebut heboh. Si anak laki-laki berambut merah itu pun hanya bisa menatap bingung plus ngeri melihat makhluk-makhluk gaje tersebut dengan hebohnya terkagum-kagum dengan keimutannya.
TBC
Nah loh gimana kelanjutannya yah? XD
Apa yang bakalan dilakuin anak-anak kiseki no sedai pada Akashi yang berubah tingkah jadi anak-anak begitu?
Penasaran? (readers: nggaaaaaaak)
Makanya di ripiu dulu biar aku semangat ngelanjutinnya. Hehehe~ :3
Semakin banyak yang ripiu semakin aku cepet apdetnya. XD #pletak
eh tapi nggak janji ding. :p (bunuh dia!)
