B.A.P

(Beauty&Ballad, Ambitious&Aggressive, Protective&Passive)

.

Present by December28

.

Cast: Jung Daehyun – Choi Junhong

Bang Yongguk – Kim Himchan

Moon Jongup – Yoo Youngjae

.

Warning: YAOI, Not EYD, OOC, Typo, Don't like don't read.

This is BAP Fanfiction

.

Lets Start

.

..

First – MoonJae : Beauty dan Ballad

Jongup masih berkutat dengan puluhan berkas di meja ruangannya yang berukuran sedang, memijit pelipisnya kala merasakan nyeri dan pusing karena terlalu banyak pekerjaan.

Melirik jam di dekatnya yang menunjukkan pukul 1 siang, menghembuskan nafasnya kasar kala mengingat dokumen-dokumen ini harus selesai di periksa pukul 3 nanti saat pemilik perusahaan sekaligus kakak tirinya datang.

Tok tok.

Jongup menatap kearah pintu yang terbuka sedikit, tersenyum lebar kala melihat seorang pemuda manis bersurai hitam mengintip dari balik pintu.

"Apa Tuan Moon sedang sibuk?"

Jongup menggeleng, melangkah menuju pintu dan menarik pemuda itu untuk masuk ke dalam ruangannya.

"Kau datang? Apa tidak lelah?"

Youngjae –pemuda itu tersenyum simpul, menuruti perintah Jongup untuk duduk di kursi miliknya dalam ruangan itu.

Youngjae tersenyum miris melihat tumpukkan berkas yang tersusun rapi di hadapannya.

"Kau yang memeriksa ini semua?"

Jongup mengangguk kecil, mulai duduk di lantai dan memeluk kaki Youngjae yang reflek mengelus rambut Jongup.

"Aku yakin kau belum makan siang, aku membawakan makanan untukmu"

Jongup mendongak, mengusap wajah Youngjae yang terlihat lelah belakangan ini.

"Istirahatlah di rumah, kau tidak perlu repot kesini hanya untuk mengantarkan makan siangku hyung"

"Aku bosan di rumah, lagi pula mungkin saja aku bisa membantumu memeriksa berkas-berkas ini"

Youngjae membalik-balikkan lembaran kertas yang tepat berada disisinya.

"Kau mau membantuku? Aku harus menyelesaikan itu sebelum jam 3 siang dan menyerahkannya pada Daehyun hyung"

"Apa Daehyun hyung sedang keluar?"

Jongup mengangguk, menggelitik paha Youngjae yang masih mengusap kepalanya.

"Daehyun hyung biasa pulang ke rumah saat makan siang dan baru akan kembali jam 3 sore nanti"

"Kenapa begitu?"

"Untuk bertemu Junhong. Dia bahkan menolak rapat jika sudah waktunya bertemu dengan Junhong"

Youngjae mengangguk mengerti.

"Jay hyung.."

"Hm? Ada apa?"

"Jika Daehyun tidak bertemu Junhong, mungkin saat ini kau sudah menjadi pasangan Daehyun hyung"

Youngjae terdiam, mencoba mengalihkan pandangannya kearah lain kecuali tatapan mata Jongup.

"Apa kau menyesal?"

Youngjae enggan menjawab, memilih bangkit dan mengabaikan Jongup yang masih tetap duduk di lantai.

"Menikah denganku…apa kau menyesalinya?"

Youngjae tertawa kecil, menggeleng kearah Jongup yang harap cemas menunggu jawabannya.

"Itu sudah takdirku. Daehyun memutuskan pertunangan kami dan lebih memilih menikah dengan Junhong. Karena sudah terlanjut berjanji pada mendiang orang tuaku Tuan Besar Jung memutuskan untuk menikahkan kita yang saat itu memang sedang sendiri"

"Kau mencintainya?"

Youngjae tertawa, maju mendekat dan memukul kepala Jongup yang hanya berkedip cemas.

"Apa aku gila mencintai orang seperti dia? Aku hanya merasa kasihan pada Junhong. Jika tidak ada Junhong mungkin aku yang akan seperti dia saat ini"

"Seperti apa?"

"Terkurung. Tidak bebas. Walau dicintai tapi aku merasa Daehyun tidak sekeren dirimu"

"Huh..kenapa aku?"

"Kau tau, jika Junhong ingin sesuatu Daehyun pasti akan langsung memberikannya. Jika Junhong minta ice cream, mungkin Daehyun akan memberikan puluhan tokonya langsung kepada Junhong"

Jongup tertawa, membenarkan sifat Daehyun yang memang loyal jika sudah menyangkut orang yang disayanginya.

"Tapi kau tau pointnya?"

Jongup menggeleng.

"Usaha.. Daehyun tentu dengan mudah menyuruh anak buahnya untuk mendapatkan apa yang diinginkan Junhong tanpa harus berusaha keras. Tapi kau….aku ingat harus menunggu semalaman hanya untuk menunggumu datang membeli ikan langsung dari Busan"

Jongup terkekeh kala mengingat itu.

"Aku tidak tau kalau Mart menjualnya hyung"

"Itulah dirimu. Kau selalu mengabulkan apapun keinginanku tanpa berfikir mungkin itu sulit untukmu"

"Itu sudah tugasku. Kau sabarlah sebentar lagi hyung.. Aku akan bekerja dengan rajin dan akan menjadi sekaya Daehyun hyung"

"Aku tidak ingin kau kaya"

"Huh?"

"Tanpa kaya raya sekalipun, kau akan mengabulkan semua keinginanku kan?"

Jongup mengangguk membenarkan. Maju mendekat dan memeluk tubuh Youngjae erat-erat.

"Maaf karena hanya memberikanmu kesulitan dipernikahan kita hyung. Setelah aku sukses aku berjanji akan membelikan semuanya untukmu tanpa harus kau pinta"

Youngjae tertawa di dalam pelukan Jongup.

"Aku hanya ingin kau begini. Tetap menyayangiku Moon~"

"Itu sudah pasti hyung. Aku akan tetap menyayangimu. Sampai kapanpun, tidak akan berubah"

'Kau menyayangiku'

…..

Second – BangHim: Ambitious and Aggressive.

"Kau akan pulangkan malam ini?"

Yongguk diam tak menjawab, mengabaikan 'Istri'nya –Himchan yang sejak tadi mengekor di belakang.

"Bang. Aku bicara padamu"

Himchan menarik ujung kemeja milik Yongguk, menatap ke dalam mata Yongguk yang lingkarnya menghitam dan pastinya butuh istirahat.

"Masih banyak yang perlu ku kerjakan Hime, aku akan pulang besok siang"

"Pulang besok siang untuk mengambil pakaianmu dan kembali bekerja?"

Yongguk menatap Himchan yang seperti akan menangis, mengusap rambut hitam Himchan dan mengecup kening itu lembut.

"Kau yang paling mengerti bahwa aku harus bekerja keras Himchan"

"Aku mengerti, tapi tidak begini Bang. Aku merindukanmu…Aku merindukan Bang Yongguk-ku"

"Aku tidak mungkin menarik kata-kata ku yang berjanji akan menghidupimu dengan materi yang lebih dari cukup. Kau ada disana, menyaksikanku berjanji pada orang tuamu"

Himchan mengeratkan genggamannya pada kemeja Yongguk, menundukkan kepalanya dan menggeleng tak mau menerima.

"Aku akan bicara pada orang tuaku dan-"

"Dan membiarkanku dipermalukan di depan seluruh anggota keluargamu yang kaya raya?! Kau mau begitu?"

Himchan menggeleng, maju mendekat dan memeluk Yongguk dengan canggung.

"Aku hanya merindukanmu, hanya itu..tidak bisakah?"

Kali ini Yongguk yang menggeleng, melepaskan pelukan itu dan meraih tas kerjanya. Melangkah keluar rumah dan meninggalkan Himchan yang terpuruk seorang diri.

"Aku hanya merindukanmu…Aku rindu sentuhanmu, aku rindu kau.."

Kau mengacuhkanku

.

Third – Daelo: Protective and Passive

"Aku pulang"

Suara itu. Junhong mulai merasakan pelipisnya berkeringat.

Tangannya semakin bergetar kala mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat.

"Kau disini? Aku fikir kau istirahat"

Orang itu mendekat, membuat gerak tubuh Junhong semakin kaku seperti batu.

Tangan itu…mengusap pipi pucatnya selembut mungkin.

"Kau sudah makan siang?"

Junhong mengangguk takut-takut. Ia setidaknya harus menjawab. Harus.

"Begitukah? Padahal aku sengaja pulang ke rumah saat jam makan siang karena ingin makan bersamamu"

Orang itu duduk di sampingnya, tak lama kemudian berbaring dan merebahkan kepalanya dipaha Junhong yang semakin ketakutan.

"Apa aku sudah mengatakan kalau kau manis Junhong?"

Orang itu terkekeh, kekehan yang Junhong akui tampan jika dilihat hanya dari sisi raut wajah.

"Kau masih saja malas bicara padaku, kita sudah menikah cukup lama. Aku benar bukan?"

Bola mata Junhong bergerak kecil, mencoba memberanikan diri menatap mata pemuda yang saat ini tengah berada di pangkuannya.

"Hyung.."

Pemuda itu tertawa lebar, dengan antusias bangkit dan menggenggam jemari Junhong.

"Ya? Ada apa? Katakan ada apa? Kau ingin sesuatu? Kau ingin pergi kemana? Atau kau ingin-"

"Hari ini hari peringatan kematian Ayahmu"

Daehyun tertegun, menatap Junhong yang menunduk takut enggan melihat padanya.

"Kau ingat?"

Junhong mengangguk.

Menahan nafasnya cepat saat merasakan Daehyun yang memeluknya tiba-tiba.

"Kita pergi kerumahku hari ini?"

Junhong menatap wajah Daehyun yang tersenyum lebar.

Senyum ini…mungkin hanya dirinya yang bisa melihat.

"Aku..itu-"

"Kau masih takut kesana?"

Junhong menunduk membuat Daehyun dengan cepat dapat menyimpulkan jawabannya.

"Jangan takut, ada aku. Tetap di sampingku dan akan ku jamin tak ada seorang pun yang bisa menyakitimu"

Junhong tersenyum kecil, menatap Daehyun dengan mata yang berkaca-kaca.

"Hyung…"

"Hm? Ada apa?"

"Kapan…..aku bisa bertemu keluargaku? Dimana adikku dan-"

"Bersiaplah, kita akan pergi 30 menit lagi"

Daehyun dengan cepat bangkit dan meninggalkan Junhong yang terdiam dengan raut wajah sedih. Pertanyaan tentang dimana keberadaan keluarganya tidak akan pernah dijawab oleh Daehyun. Daehyun mungkin akan memberikan semua yang diminta Junhong, tapi tidak dengan permintaan Junhong untuk menemui keluarganya.

"Aku rindu keluargaku, hyung.."

Kau mengekangku

..

Manusia terhubung.. Manusia berinteraksi.

Saat gairah menutup mata dan meminta pelampiasan turut serta.

Saat jengah menutup hati dan tergoda akan pengganti.

Dan saat musibah datang tanpa bisa dicegah.

Ini…..hanya cerita pendek tentang cinta dan manusia.

..

To Be Continue

Gimme ur comment ^^