Tsuki ga Kirei, desu ne

(Bukankah bulannya indah sekali?)

Disclaimer: Ansatsu Kyōhitsu is belongs to Yuusei Matsui.

Hajimemashō~

XOXOXO

"Selamat malam, tidak masuk ke tenda?" tanya Chiba.

"Mm, kau sendiri?" balas Rinka.

"Menemanimu, mungkin?" ucap Chiba. Rinka mengangguk. Kemudian gelagapan.

"J-jangan salah paham! B-bukannya aku ingin ditemani olehmu atau apa! A-aku hanya mempersilahkanmu bergabung!" ujar Rinka cepat. Chiba sudah paham sifatnya yang tsundere dari lahir itu.

Chiba duduk di samping partnernya yang tengah memandangi langit berbintang.

"Kau menikmati reuni ini, Hayami-san?"

"Tentu saja, sekalian bernostalgia," timpal Rinka.

Chiba memperhatikan rambut Rinka yang tergerai bebas. Ia selalu berpikir kapan ia bisa menyentuh surai berwarna terang itu.

"Ne, Chiba. Tidakkah kau rindu masa-masa saat kita bekerja sama membunuh Koro-sensei?" tanya Rinka.

"J-jangan salah paham lagi! A-aku hanya bertanya pendapatmu!" tambahnya cepat.

Tentu saja. Chiba rindu. Rindu dimana ia bisa menghabiskan banyak waktu bersama Rinka. Chiba ingin mengatakannya. Ingin mengatakan semua perasaannya terhadap gadis di hadapannya.

"Ya, terkadang." Tapi hanya itu yang berhasil keluar dari bibirnya.

Perut Chiba terasa bergejolak saat Rinka menatapnya dan memberikan senyuman yang jarang di tampilkannya.

"Kalau begitu, mau menembak lagi?" tawar Rinka sambil memegang senjata berlabelkan S.A.A.U.S.O. Chiba tak tahu kapan Rinka membawanya. Yang penting, kemana sifat tsundere-nya?

XOXOXO

Suara peluru yang ditembakkan menggema di tempat itu. Satu persatu target yang dipasang roboh dengan sebuah lubang di pusatnya.

"Akuransi menembakmu masih luar biasa, Chiba-san," ucap Rinka.

"B-bukannya aku memuji! A-aku hanya menilai secara objektif!" Sifat tsundere-nya telah kembali.

Chiba tersenyum samar. Setelah semua peluru habis, Chiba memantapkan hatinya.

"Bukankah bulannya indah sekali, Hayami-san?" Chiba berusaha mengabaikan debaran jantungnya yang menggila—

"Ya, eh?"

—ketika dia menggenggam tangan Rinka dan memasangkan cincin di jari manisnya.

OWARI