Di Dunia ini kita hanya hidup untuk sekali...

Kehidupan adalah permainan, siapa yang bisa bertahan di dunia yang kejam ini adalah sang pemenang.

[Just a Game]

Derap langkah kaki terdengar, memantul-mantul di dinding lorong sekolah yang sepi. Nafas seorang pemuda tersenggal, bajunya basah oleh keringat dan sedikit percikan darah. Ia menengok ke belakang dengan wajah was-was. Para pengejarnya masih belum kelihatan dan sepertinya ia bisa sedikit bernafas lega. Pemuda tadi beringsut ke pojokan. Bersembunyi dibalik tangga sekolah yang gelap. Berharap ia tidak ditemukan sampai sekolah usai.

"Halooo... Sa. Su. Ke. -Kun!"

Pemuda berwajah bonyok itu mematung. Di atasnya, Seorang pemuda lain menatapnya jenaka. Seolah-olah ia baru saja menatap seekor tikus yang habis mencuri keju. pemuda itu menuruni tangga dengan perlahan. Tiap derap langkahnya seakan-akan jarum yang menusuk jantung Sasuke dengan sangat amat kejam. Pemuda malang itu gemetaran.

"Mau main Kucing-kucingan sebentar?" seringainya.

...

Dalam sejarah kehidupan seorang Uzumaki Naruto mungkin hari ini adalah hari tersial baginya. Bagaimana tidak, pagi-pagi tadi ia sudah kena omel sang Kaa-san tercinta. Menyuruhnya bagun pagi, ia lupa kalau mulai hari ini ia akan bersekolah lagi di Konoha Gakuen setelah satu tahun minggat darisana. Tempat itu sangat mengerikan bagi Naruto. Mungkin bila ia bisa memilih ia lebih baik tidak bersekolah ketimbang menginjakkan kaki lagi di tempat terkutuk itu.

"Ibu... Please. Aku janji bakal jadi anak baik tapi kumohon jangan masukkan aku kesana lagi."

Kushina tidak peduli. Tetap fokus menyetir.

"Ibuuuuu... aku bisa mati kalau harus menghabiskan masa mudaku disana. ibu mau melihatku menderita."

Naruto mengeluarkan jurus puppy eyes-nya, yang sayangnya tak mempan lagi bagi Kushina. Keringat dingin mulai mengalir dipelipis Naruto.

"Jangan bicara omong kosong. Kau tidak akan mati, nak. jadi turunlah kita sudah sampai."

Naruto merengek. Kushina yang tak tahan akhirnya menyeret Naruto keluar mobilnya, sebelum meninggalkannya sendirian di depan gerbang Konoha Gakuen.

"Matilah aku."

To Be Continue