"Kenapa kau tidak berontak?"

"Apa?"

"Kenapa kau tidak menolak ciumanku?"

Pria manis itu hanya menatap laki-laki di depannya. Diam. Dia masih mencerna perkataan orang itu.

"Heh, ternyata kau sama saja dengan perempuan yang aku kenal."

Terdengar kekehan merendahkan dari bibir lelaki tersebut.

"Aku kira kau akan menolak, setidaknya kau akan menamparku setelah aku menciummu. Ternyata kau hanya diam."

Senyuman meremehkan tampak di wajah tampannya. Untuk waktu yang lama pemuda manis itu hanya diam, terus memerhatikan raut wajah orang di hadapannya. Lelaki itu mendekatkan wajahnya ke arahnya dan berbisik pelan tepat di jarak 3 cm antara wajah mereka.

"Jalang."

x

x

x

Kelopak mata itu terbuka perlahan, menampakkan iris cokelat gelap yang belum mendapatkan fokusnya. Dengan perlahan pemuda itu terduduk di tempat tidurnya. Menatap kosong ke depan, ke arah cermin lemarinya yang menampakkan pantulan dirinya sehabis bangun tidur.

"Kenapa?"

Pemuda itu membenamkan wajahnya di kedua lututnya. Isakan pelan terdengar di kamar itu. Mengingat mimpinya semalam membuat hatinya sakit. Ini bukan pertama kalinya ia bermimpi, mimpi yang terus menghantuinya selama dua tahun. Bukan waktu yang sebentar ya kan?

x

x

x

"Pagi eomma, appa, Guan." Seongwoo sudah siap dengan pakaian santainya.

"Pagi Hyung."

Suasana ruang makan terasa hangat dengan senyuman dua orang tuanya dan sapaan balasan dari sang adik.

"Appa, kerja?" Seongwoo sudah duduk di meja makan.

Ia melihat apa dan eommanya yang sudah rapih dengan pakaian formalnya.

"Appa harus ke Seoul, survey cabang yang baru di buka lima bulan lalu." Sang ayah meminum sedikit kopinya sambil melanjutkan acara membaca korannya.

"Aku mau dibawain album barunya EXO." Guanlin tersenyum lucu ke arah sang ayah dimana giginya kotor dengan selai cokelat dari rotinya. Dasar fanboy.

"Iya, nanti appa bawain. Kamu bersihin dulu itu gigi kamu, jorok." Sang ayah terkekeh.

"Eh?" Guanlin buru-buru meminum air putih.

"Kamu mau dibawain apa?"

"Aku enggak ada, mungkin nanti tiket konser aja boleh?" Seongwoo tersenyum penuh harap, dasar fanboys.

"Kamu ini, memang itu oleh-oleh ya?" Sang ibu tersenyum mendengar permintaan anak sulungnya.

"Ya bukan sih." Seongwoo tersenyum.

"Eomma ikut appa ke Seoul. Kalian di rumah sama Mingyu dan Wonwoo ya?"

"Tidak apa-apa. Pasti seru menghabiskan sisa liburan sama mereka!" Guanlin tersenyum lebar.

"Baik-baik di rumah, jangan merepotkan keduanya."

"Ya appa."

Setidaknya untuk pagi ini ia bisa dengan cepat melupakan mimpinya tadi malam. Ya, walau hanya sementara.

x

x

x

Saat ini masih dalam masa libur musim panas. Suhu di kota Osaka cukup untuk membuat orang-orang mengeluh karena panas yang menyengat.

Dua jam yang lalu ayah dan ibu Sein baru saja berangkat menuju bandara. Ia dan Guanlin lebih memilih membuka toko bunga keluarganya yang terletak di samping rumahnya.

Toko bunganya berbentuk sebuah rumah kaca, jika dari luar kita bisa melihat tanaman rambat yang menghiasi dinding kaca dari dalam. Seongwoo menyiram jajaran tanaman bunga mawar sambil menyanyikan sedikit lirik lagu yang terdengar dari speaker hpnya.

Sejak keluarganya pindah ke sini, Seongwoo jadi tahu dan belajar bagaimana merawat tanaman dan merangkai bunga. Dia memang seorang pria, tetapi membantu di toko milik ibunya tidak apakan?

Pintu toko terbuka, menampilkan seorang pria dengan setelan kaus putih polosnya, celana pendek hitamnya dan sebuah topi hitam bertuliskan '97'. Terlihat keren bukan?

"Hyung!" Guanlin mengangkat kedua tangannya.

"Yoyoyo brother!" Si pria berkulit Tan itu langsung merangkul bahu Guanlin yang tengah menggunting beberapa dahan kering di tanaman rambat yang menghiasi dinding.

Suara ribut kedua orang itu membuat Sein berbalik. Ia tersenyum, menaruh selang airnya yang sebelumnya ia matikan aliran airnya. Berjalan menghampiri sepupunya.

"Gyu hyung, Wonwoo hyung mana?" Seongwoo bergantian memeluk sepupunya.

"Dia masih ada praktek, nanti jam empat baru aku jemput." Minggu tersenyum menampakkan dua taringnya yang panjang, lucu sekali.

"Yah, masih lama." Seongwoo sedikit kecewa ketika melihat jam yang terletak di atas meja kasir. Masih jam 10 pagi.

"Ya mau gimana lagi? Wonwoo itu calon koki, wajar jam prakteknya harus banyak walau sedang libur musim panas." Minggu mengusap rambut Seongwoo gemas.

"Hyung, ayo kita main game bersama! Sini Hyung!" Guanlin menarik tangan Guanlin untuk berjalan ke arah meja panjang berwarna putih yang biasa digunakan untuk merangkai bunga.

Seongwoo berjalan ke belakang kasir dan duduk di salah satu bangku di sana. Membaca beberapa berita di sebuah aplikasi, sesekali ia membuat ekspresi kecewa.

"Kapan EXO comeback? Lama." Seongwoo tak habis pikir, mengapa waktu idolanya comeback terasa begitu lama?

Kling

Matanya teralihkan dari hpnya ke arah Pintu toko yang terbuka.

"Halo~"

Seorang gadis berambut panjang memasuki toko dengan cengirannya yang lebar.

"Eh, Sein! Sini!" Seongwoo memberikan gesture agar sang teman menghampirinya.

"Sein Noona."

"Yo Sein!"

"Kok Mingyu oppa di sini?"

Sein melepas tasnya dan menaruhnya di kolong meja kasir, ia duduk di bangku sebelah Sein.

"Eomma sama appa berangkat ke Seoul. 3 Minggu lagi baru pulang." Sein menggerutu tetapi pandangannya masih fokus ke hpnya.

"Aku sama Wonwoo menginap, mau ikut ga? Malam ini kita akan makan pizza." Mingyu menaik turunkan alisnya dibarengi dengan cengirannya.

"Mana Wonwoo oppa?"

"Belum selesai praktek, nanti pulang jam 4."

"Yah, aku ga bisa deh. Ada acara keluarga sehari sebelum masuk sekolah." Sein mendengus sebal.

"Besok malam dong? Oh iya aku lupa. Mau acara perjodohan dia." Kalimat terakhir terdengar seperti bisikan di telinga tetapi Sein bisa mendengar dengan jelas.

"Kenapa? Ada masalah?" Suara Sein terdengar kasar.

Seongwoo yang mendengar itu langsung membalasnya cepat.

"Lagi PMS ya?"

Dan berakhirlah kedua teman itu saling mencaci maki secara halus.

x

x

x

Ong Seongwoo lahir di Incheon, Korea Selatan. Ia adalah anak pertama dari Ong Yongguk dan Fujiwara Risa.

Sebelum pindah ke kota kelahiran ibunya ini, keluarganya sempat tinggal di Incheon hingga dirinya kelas 2 Junior High School. Karena ada panggilan pekerjaan ayahnya, mereka harus pindah ke Osaka.

Ya, Seongwoo sangat sangat bersyukur atas kepindahannya itu. Lumayan mungil untuk ukuran siswa SMA, fanboysnya EXO (sejenis Guanlin), petugas kesehatan untuk hari rabu di UKS, jadi manager untuk tim Voli sekolah karena diminta Mingyu, suka makan tapi ga gendut dan sayang sama siapapun yang sayang sama dia. Bertekat untuk membenci masa lalunya, tapi baperan dan gampang maafin orang.

c

c

c

Ong Guanlin, sama dengan sang kakak dia lahir di Incheon. Berbeda setahun dengan sang kakak.

Tinggi, pintar, tampan, seorang fanboys dari boygroup Korea EXO, ekskul basket, ga suka sama perempuan berisik dan sayang banget sama kakaknya. Bertekat untuk melindungi kakaknya dari lelaki sejenis masa lalu kakaknya.

c

c

c

Oh Sein, orang Korea asli tapi tinggal di Osaka dari lahir. Ayahnya salah satu pengusaha sukses di Jepang, pemilik K's Corp yang menghasilkan produk suku cadang transportasi.

Ibunya seorang pemilik restaurant Korea terkenal yang sudah memiliki 6 cabang di Jepang. Karena ayahnya pembisnis, ia jadi harus ikut serta dalam pembangunan bisnis ayahnya melalui perjodohan antar anak pengusaha. Yang ia tahu saat ini hanya usia dari calon suaminya, 24 tahun. Heol, dia masih 18 tahun.

x

x

x

Kim Mingyu, fang adalah ciri khasnya. Tinggi, tampan tapi gelap. Tidak terlalu gelap, kecoklatan yang terlihat eksotis untuk kulit orang Korea.

Kelas tiga, senior Seongwoo, Sein dan Guanlin karena mereka satu sekolah. Memiliki kekasih, dua tahun lebih tua darinya dan sekarang tengah kuliah untuk menjadi seorang koki.

Ikut klub Voli dan dia yang maksa Seongwoo buat jadi manager timnya.Anak dari pasangan pengusaha arsitek terkenal yang sudah merancang beberapa bangunan ternama di Amerika.

x

x

x

x

Jeon Wonwoo, cantik, dingin, galak tapi sama pacarnya aja. Iya, si Mingyu. Lebih tua dari pacarnya tapi wajahnya lebih imut dari Sein, Sein tuh suka sedih kalau inget itu. Kakak kesayangan Seongwoo, Sein dan Guanlin dan lebih mengutamakan adik-adiknya ini daripada si dekil Mingyu. Hm, Mingyu jadi sedih. Calon koki profesional, ayahnya koki terkenal dan punya beberapa cabang restauran Eropa.

TBC

Hallo, perkenalkan aku penulis baru debut dengan ff OngNiel . Panggil aja 'sayang' #slap ga kok, panggil aja Sein atau Wolfie.

Merasa waktu jadi penikmat itu udah cukup, jadinya ya aku putusin buat ngeluarin ide gaje ku di akun ini

Segala kesalahan mohon dimaklumi

Karena masih baru, tolong bimbingan, kritik, saran dan penyemangat lewat reviewnya ya~ jebal juseyo~

Respon bagus, waktu update juga bagus ya hihihi

oh ya, ff ini juga aku publish di wattpad dengan judul yang sama. Akun aku zennnie_gyu mohon follow saya di sana ya hihihi :D

Luv ya

18/08/22