You Belong with Me (part 1)

cast YunJae, Sibum, YooSu, ChangKyu

#Jaejoong POV#

Aku menunduk, memejamkan mata sejenak dan menyeka air mataku. Kulepas helm, berusaha tersenyum tegar dan memarkir motorku dengan rapi.

Seminggu sudah aku tidak masuk kuliah karena sakit fisik maupun batin yang aku alami. Aku berusaha memulai lembaran baru dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa.

Namun baru beberapa langkah, aku menemukan hal janggal yang menohokku, "Ih... Menggelikan, homo dasar..."

"Cuih... Najis..."

Beberapa orang menyindir frontal dan berbisik-bisik dengan tatapan sinis ke arahku. Aku bingung, ada apa lagi ini?

Aku melihat sahabatku Junsu duduk di dekat kelas, "Suie, aku pinjam catatanmu ya. Seminggu ini banyak pelajaran yang aku tinggalkan pastinya..." ucapku lembut dan tersenyum manis.

Namun tanpa sepatah kata pun, Junsu meninggalkanku. Dia bahkan tidak menatapku.

Jantungku berdegup kencang, pasti terjadi sesuatu disini.

"Woi HOMO, berani juga lo muncul lagi di kampus ini. Gue kira lo udah keluar."

Mataku membulat mendengar pernyataan salaha satu orang yang ada di rombongan di sampingku. Suara lantang pemuda itu membuat orang-orang berkerumun.

Aku memalingkan tubuhku, memaksa bibirku melengkung. Inilah kenapa aku digelari fake smile aku akan tetap tersenyum meski kondisi hatiku tak mendukung.

"Maksudmu apa?" aku bertanya berusaha mengklarifikasi hal apakah yang terjadi.

Semua memandangku sinis seolah hanya dengan tatapan itu mereka berhasil membunuh batinku, tapi aku tidak goyah. Aku bertahan dengan senyum palsuku.

"Eh gak usah sok polos lo. Kami udah tau betapa bejad elo. Gak nyangka ya, Namja yang dipuja-puja Yeoja seantero kampus ternyata GAY."

Aku mengerutkan kening mendengarkan pernyataan gadis itu, kutelan air liur dengan berat. "Gue broadcast foto-foto mesum lo di BBM, anak-anak di kampus akhirnya tau juga bahwa charming prince mereka itu ternyata busuk! Menjijikan." ucap Yunho, salah satu Namja populer di kampus yang merasa bahwa aku adalah saingannya untuk mendapatkan ketenaran. Padahal aku tidak pernah bersaing dengannya.

Aku mulai gentar, mataku berkaca-kaca. Lengkaplah semua penderitaanku.

PLOOK...

sebuah telur busuk menghantam wajahku, disusul dengan balon berisi air comberan dan beberapa hal yang tak seharusnya mengenai tubuh manusia.

"HENTIKAAAN! Apa kalian bukan manusia hah? Kasian dia dibully kaya gini. Kalian gak punya hak ngejudge orang, cuma Tuhan yang berhak!" teriak seorang yeoja mungil berambut pendek dengan lantangnya.

Aku yang tadinya menunduk berusaha kembali tegap. Menatap bahu mungil yang bergetar karena emosi di hadapanku, "Oh lo fansnya Jaejoong? Bego ya lo suka sama orang yang gak bermoral kaya Jaejoong ini. Yang lain aja pada keluar dari Jaejoong fans club."

"Gak usah banyak bicara lo profokator. Jangan-jangan elo yang jadi dalangnya." tantang yeoja itu.

"Eh.. Eh... Simpan ucapan lo!" teriak Yunho emosi dan nyaris menampar yeoja mungil itu namun ada sebuah tangan kokoh menahan tangan Yunho.

Mukanya santai, dengan alis tebal, tubuh atlettis bibir merahnya bergerak karena mengunyah sesuatu yang sepertinya permen karet.

"Eh banci... Bubar bubar..." ucap Namja itu santai.

Yunho geram, dia melayangkan tinju namun tangannya dikunci kebelakang kemudian Namja itu menendang pantat Yunho hingga terjengkal, "Apa lagi namanya kalau bukan banci? Pertama lo ngebully anak orang keroyokan, kedua lo mau nampar yeojachingu gue. Kalau lo namja, hadapi gue one by one." ucap Namja itu dengan nada meremehkan.

Yunho bangkit namun belum sampai ke arah Namja itu dia sudah roboh karena satu tendangan dari Namja itu.

"Ayo kita cabut..." teriak Yunho pada genk-nya dan lari terbirit-birit. Kerumunan pun mulai terbubarkan.

"Yeaay Siwon kaya super hero!" teriak yeoja rambut pendek tadi dengan ceria.

namja yang dipanggil siwon tadi menjitak keras kepala kekasihnya itu, "Oi... Apa kan gue bilang, bahaya bumie ikut campur masalah orang."

"Habisnya siwon tadi gak mau bantuin jaejoong oppa yaudah aku yang bantu."

Aku cuma cengok akan pertengkaran mereka yang tidak jelas itu, semua jadi rumit.

"Ah jaejoong oppa! Masih ingat aku kibume? oppa kan waktu itu jadi panitia ospek beberapa minggu lalu waktu aku jadi MABA. Dan ini siwon dia..."

"Gue namjachingunya kibumie. Gak perlu perkenalan kali. Dia sekelas sama gue bumie." ucap siwon sinis sambil meletakkan sikutnya di kepala bumie.

Aku tersenyum melihat pasangan aneh ini. Sepertinya mereka seru.

"Ya wonie, bumie. Thanks ya.. Aku sangat terbantu."

"Hmm... Ayo cabut bumie, udah puas kan main super hero-nya. Mending cari makan. Laper gue.."

"Gak bisa! jaejoong oppa masih kotor ini. Perlu kita bantu. wonie ayo ke WC mandiin jaejoong oppa sana..." ucap bumie dengan muka blushing plus mupeng.

"Sarap lo bumie.. Tobat dong jadi fujoshi, capek gue jadi bahan tontonan homo lo."

"wonie... Pweease..." ucap Icha manja dengan tatapan melas bagaikan anak kucing yang terbuang.

siwon memijat keningnya, "Iya iya bawel, tapi lu gak boleh ikutan ke WC!"

"Yaah gak asik. Aku kan mau liat adegan mandi barengnya!" kibumie terus merengek-rengek. Sedangkan siwon yang mengacuhkannya merangkulku ke WC. Aku disiram dengan kasar sedangkan matanya diarahkan ke arah lain.

"Gomawo ne wonie.." ucapku dengan senyuman ramah.

"Gak usah geer deh lo. Gue cuma nurutin apa kata yeojachingu gue doang. Jangan harap gue respect sama lo."

Wonie menumpah sabun cair ke tangannya kemudian mengobok-obok sabun itu ke kepalaku dan belakang leherku, dia nyaris melepas kancing bajuku namun tangannya bergetar sebentar dan membatalkan niatnya, "Lo sabunan sendiri aja. Gue tunggu di luar."

Namun aku menarik lengannya. Siwon menoleh, "Apa?" tanyanya jutek.

"Gomawo ne.."

"Gak usah lebay deh lo. Lepasin tangan gue. Geli gue.." ucapnya sinis dan menepis tanganku kasar. Dia yang tadinya berniat keluar malah dapat omelan keras dari Kibumie, Siwon didorong kembali masuk. Dorongan itu menyebabkan tubuhnya menabrak tubuhku, aku mundur hingga menyentuh dinding dan tangan Siwon yang menopang keseimbangannya ke arah dinding seolah akan memelukku. Kami berhadapan, jantungku berdetak kencang bisa sedekat ini dengannya, kenapa dia memberikan atmosfire yg berbeda? Seharusnya aku takut pada namja-namja sekarang.

Dengan tampang gusar dia menjaga jarak cepat. Aku tersenyum geli, dia seolah salah tingkah sekarang.

"Gak usah mikir yang aneh-aneh lo... Gue normal."

"Kalau kamu normal kamu harusnya santai saja memandikanku." ucapku lembut.

Dia mendengus kesal. Akhirnya dia melepaskan pakaianku, walau hanya mau menggosokkan punggungku tetap saja rasanya malu.

TBC