I Don't Miss the Heaven

A 1st JaeYong FanFic for Me

(a Remake from a Film)

.

.

Romance,Marriage Life, Family, Sad, Mpreg.

Rating : T.

.

.

.

.

Siapa yang tidak mengenal Jung Jaehyun? Pemuda yang menjadi dambaan setiap yeoja dan sudah banyak namja yang merelakan kehidupan straight mereka untuk Jaehyun. Ia pemilik NCT Corp. Sebuah perusahaan yang membawahi 8 Mall terkemuka yang tersebar di seluruh wilayah Korea Selatan, hebatnya, Jaehyun yang masih mudalah yang mempimpin itu sendiri. Awalnya, perusahaan itu dikendalikan oleh Pamannya yang merupakan keluarga satu – satunya yang ia miliki, tapi setelah pamannya meninggal 2 tahun yang lalu, Jaehyun kini yang memegang kekuasaan tertinggi NCT Corp.. Jaehyun merupakan pria yang perfeksionis, dan tidak mudah untuk menjadi seseorang yang pesimis. Ia sangat tegas dan tepat waktu, tapi dasarnya, ia orang yang sangat penyayang, apalagi terhadap anak kecil. Ayolah, siapa yang tidak ingin menikah Jaehyun? Sudah tampan, kaya, penyayang, kurang apa? Jaehyun mempunyai tampang bak idol Korea yang sedang naik daun. Bahkan, bisa dikatakan melebihi mereka, karena Jaehyun memiliki tampang itu sejak lahir. Kulit Jaehyun seperti boneka porselen yang dihasilkan pabrik, rambutnya pirang blonde, iajuga punya 2 lesung pipi yang cukup dalam.

Jaehyun tinggal sendiri di apartmen mewah di daerah Gangnam. Sampai sekarang, ia belum menemukan pujaan hatinya, jadi wajar kalau ia hanya tinggal sendiri. Tapi, ia mempunyai teman, sekaligus rekan kerja yang sudah bersahabat sejak SMA. Mereka adalah Jungkook dan Mark, yang berusia lebih muda dari Jaehyun dan Jungkook. Dan hari ini, merupakan hari kerja dikarenakan ini adalah hari Valentine plus ulang tahun Jaehyun. Sejak dulu, Pamannya selalu menerapkan libur untuk kantornya selain libur umum, yakni pada ulang tahun CEOnya. Ketiga sohib ini memutuskan untuk menghabiskan waktu mereka ke Daegu, Jaehyun ingin mengunjungi Donghwasa, katanya ingin berdo'a sekaligus berlibur karena sekarang Donghwasa sudah menjadi sebuah tempat wisata di Daegu.

Perjalanan ke Daegu dari Seoul membutuhkan waktu sekitar 3 jam, beruntung jalanan tidak begitu macet karena memang bukan jam kerja. Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, mobil coklatnya kini sudah memasuki wilayah Daegu, dan butuh sekitar 45 menit lagi untuk sampai di Donghwasa.

"Ya! Kau mau berdo'a apa disana?" Jaehyun yang sedang fokus menyetir hanya tersenyum mendengar pertanyaan Jungkook,

"Apa mungkin, kau berdo'a agar cepat menikah hyung?"

"Hmm... Mungkin itu termasuk dari salah satu do'aku,"

Jungkook berdeham,"Aku sudah menduganya! Sudah terlalu banyak orang yang kau tolak Jaehyun – ah!".

Tiba – tiba mereka dikejutkan dengan seorang anak yang terjatuh dari sepeda tepat di depan mereka. Spontan, Jaehyun langsung menghentikan mobilnya,

"Ada apa Jaehyun – ah?" Tanya Jungkook. Jaehyun mengamati anak itu dengan seksama, sejurus kemudian, ia turun dari mobil,

"Ya! Ya! Jung Jaehyun!" Jungkook dan Mark terpaksa harus mengikuti kemana Jaehyun pergi.

Jaehyun mendekati anak lelaki berumur sekitar 6 tahun itu, ia menangis karena lututnya berdarah,

"Hei! Kau tidak apa – apa?"Anak lelaki itu menatap Jaehyun,

"Rumahmu dimana? Ayo hyung antar," anak itu menggeleng,

"Aku tinggal bersama seonsaengnim," jawabnya.

"Dimana itu?"

"Orang – orang biasa menyebutnya rumah matahari,"

Jaehyun terlihat berpikir keras,"Jungkook – ah, coba tanyakan warga dimana rumah matahari itu,"

"Mwo? Untuk apa?"

"Sudahlah, kalau kau tidak mau, Mark! Tolong tanyakan dimana rumah matahari itu,"

Mendengar perintah kakaknya, Mark mengangguk dan langsung menanyakan warga yang sekitar.

"Sebentar ya, nanti kalau aku sudah tahu alamatnya, akan kuantar." Mendengar itu, si bocah menghapus air matanya kasar dan tersenyum.

Taklama kemudian, Mark datang, "Kata warga, rumah matahari hanya berjarak 1 komplek lagi dari sini. Kita tinggal lurus saja sampai menghabisi komplek, lalu belok kiri, nah disitulah rumah matahari,"

"Baiklah, ayo hyung antar." Jaehyun menggendong anak tersebut dan mendudukkannya di jok belakang mobil

"Lalu, kau tidak jadi ke Donghwasa?"

"Kita antar dia dulu, baru kita kesana. Waktu kita masih banyak Jungkook – ah,"

Benar kata Mark, tak sampai 10 menit, mereka sudah menemukan rumah matahari yang ternyata adalah sebuah panti asuhan. Terlihat di gazebo panti asuhan tersebut, ada banyak anak – anak sedang berkumpul dan sepertinya mereka sedang di pandu oleh seorang yang mungkin salah satu pengajar panti asuhan.

"Annyeonghasimikka," Jaehyun menyapa pengajar yang sedang ada di gazebo.

"Ye? Ada yang bisa saya bantu?" Jawab namja bermata besar itu. Selama itu pula, Jaehyun tak bisa mengalihkan pandangan matanya dari namja itu.

"Aku menemukan dia terjatuh dari sepeda dari jalanan, dan kukira, dia tinggal disini." Jaehyun menurunkan bocah tadi dari gendongannya. Seketika, mata lebar namja itu berubah menjadi sebuah kekhawatiran yang sudah terbayarkan,

"Aiguu Dae Han – ah, kau kenapa sayang," Bocah bernama Dae Han itu langsung di peluk oleh namja si pengajar.

"Terimakasih sudah membawa Dae Han kesini," ucap namja itu, dan dibalas anggukan dari Jaehyun. Entah ada dorongan dari mana, Jaehyun masih tak beranjak dari tempat itu. Bukan! Bukan karena Dae Han, tapi sekarang, namja yang sedari tadi Jaehyun kagumi. Kini, namja itu terlihat mengeluarkan sesuatu,

"Nah, sekarang hyung akan menceritakan dongeng tentang Negeri Bahiya. Siapa yang mau dengar?" Suara keras namun terkesan lembut menghiasi hampir halaman rumah matahari. Dengan hitungan detik, anak – anak yang tadinya bermain di halaman langsung berhamburan ke gazebo menuju namja itu.

"Oke... Semuanya dengarkan ya? Ada sebuah negeri yang tenang dan sejahtera bernama Negeri Nania, negeri itu dipimpin oleh sepasang raja dan ratu yang bijaksana..."

Begitulah seterusnya, Jaehyun masih ada di tempat itu, memperhatikan kata demi kata yang diucapkan namja itu, dan gerakan yang dibuat oleh tubuh mungilnya. Ia tak peduli keadaan jantungnya yang berdetak tak karuan, apalagi setiap bibir cherry namja itu melengkung membuat senyuman. Ia bahkan sampai lupa dengan rencana pergi ke Donghwasanya, karena ia telah menemukan apa yang ia cari disana. Ia juga tak mempedulikan Jungkook dan Mark yang mulai heran karena Jaehyun tak kunjung mengangkat kakinya dari sana. Karena sekarang, Jung Jaehyun terjebak pada pesona namja yang sedang menghibur anak – anak yatim piatu di sini. Sesekali, ah tidak, berkali – kali, Jaehyun mengabadikan setiap gerakan namja itu dengan ponselnya. Dan Jaehyun tersenyum dengan sangat tulus, Jaehyun telah jatuh cinta. Pada seorang malaikat. Tidak hanya parasnya yang begitu indah, tapi, sifat keibuan yang dimilikinya juga telah berhasil membuat Jaehyun mabuk kepayang. Akhirnya, demi mengetahui siapa namja yang berhasil membuatnya seperti ini, ia rela ditinggal kedua temannya ke Donghwasa, dan tetap menunggu di Rumah Matahari.

Sekitar 1 jam berlalu sudah, terlihat para pengajar termasuk namja itu keluar dari Rumah Matahari. Sepertinya, mereka bukan pengajar tetap rumah matahari ini. Begitu namja itu keluar bersama kedua temannya, Jaehyun yang tadinya duduk di emperan halaman depan rumah matahari, langsung berdiri dan menatap namja itu. Teman yang bertubuh lebih tinggi darinya menyenggol namja itu, sepertinya ia tahu maksud Jaehyun.

"Hyung, sepertinya, orang itu mencarimu." Bisik namja yang berasal dari China itu. Namja yang disenggol kemudian beralih menatap Jaehyun, kemudian tersenyum tatkala melihat Jaehyun juga tersenyum padanya. Kemudian, Jaehyun melangkah mendekati namja yang ia cari tanpa ragu.

"Hyung, aku dan Haechan tunggu disana ya?"

"Win Win – ah!" Kedua temannya sudah berlalu dan kini, tinggal ia dan Jaehyun di halaman depan Rumah Matahari.

"Hei," Jaehyun membuka percakapan, kemudian ia mengulurkan tangannya,"Aku Jung Jaehyun. Kau?". Namja bermata bak boneka itu membalas uluran tangan Jaehyun,

"Lee Taeyong." Ucap Taeyong. Jaehyun tersenyum,

"Kau asli dari sini?"

"Mmmm.. Nde, tapi rumahku ada di Daegu kotanya. Kalau Jaehyun – ssi?".

"Aku dari Seoul. Aku akan ke Donghwasa, tapi, aku melihat Dae Han jatuh, kupikir aku lebih baik menunda itu," Taeyong tertawa, suara tawanya terdengar seperti madu bagi Jaehyun. Begitu lembut dan mampu membuat kesadaran Jaehyun hilang,

"Kau sangat baik Jaehyun – ssi, selama 4 tahun aku mengajar disini, aku belum pernah menemukan orang luar sini yang begitu baik, hingga mau mengantar anak – anak rumah matahari sampai sini. Kebanyakan, hanya warga sekitar yang peduli. Itupun, hanya beberapa,"

Jaehyun tersenyum lebar, hingga dimplenya terlihat, "Taeyong – ssi, boleh aku meminta nomormu?"

"Ahh.. Boleh boleh," Taeyong meraih ponsel Jaehyun yang disondorkan padanya, lalu mengetik nomornya. "Nah, ini..."

"Kamsahamnida, aku belum pernah meminta nomor orang secara langsung. Ini pertama kalinya bagiku," entah ada dorongan dari mana, mulut Jaehyun mengeluarkan kata kata itu,

"Nde?"

"Kau sangat cantik Taeyong – ssi,"

Baik Jaehyun maupun Taeyong sama – sama terdiam mendengar penuturan Jaehyun barusan, Jaehyun memaki dirinya sendiri, sementara Taeyong masih mencoba mencerna kata – kata Jaehyun barusan. Ayolah! Mereka kan, baru saja mengenal satu sama lain. Beruntung, teriakan Win Win dan Haechan menyelamatkan moment awkward mereka,

"Taeyong hyung! Ppali wa! Bus kita sudah datang,"

"Nde! Jaehyun – ssi, busku sudah datang. Aku pamit dulu, annyeonghigaseyo."

"Nde! Hati – hati Taeyong – ssi!"

Mata Jaehyun masih belum lepas dari seorang Lee Taeyong. Bahkan, sampai namja itu naik ke buspun, Jaehyun masih menatap Taeyong. Ia benar- benar candu yang abadi bagi Jaehyun. Tak terasa, Jaehyun tersenyum begitu lebar. Ia sudah menemukan pujaan hatinya, tekad dalam hatinya untuk memiliki Taeyong seutuhnya sudah bulat dan ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan merubah keputusannya.

"Heemmmm! Belum ke Donghwasa, sudah dapat dulu kau Jung Jaehyun!"Entah dari mana, Jungkook dan Mark muncul.

"Lo! Kalian belum ke sana?"

"Mana mungkin kami kesana tanpamu hyung! Kami tidak setega itu," sahut Mark.

"Tapi, seleramu boleh juga Jaehyun – ah! Dia benar – benar manis dan cantik, kau hebat Jung Jaehyun!"

Jaehyun tersenyum,"Ayo kita ke Donghwasa. Aku akan berdo'a agar dia menjadi milikku sampai mati,"

"Baiklah Jung Jaehyun. Sekarang kita yang kalah,"

TBC

.

.

.

.

.

.

.

Haaaiiiii! Lama sekali ya Wawaw hiatusss! Ini gara2 laptopku yang sudah menua #curhat

Oh yaaa... Aku comeback dengan couple terfavoritku setelah HunHan dan MarkJin... JaeYong!

Awal aku suka NCT, aku langsung ngerasa chemistry Jaeyong kuat #wkwkkwk Sok tahuuuu...

Tapi sebenarnya, biasku di NCT itu Win Win... dia cutee! Mungkin, emang seleraku gitu2 yaa...

BTW, ini FF remake dari sebuah film lohh! Film Indonesiaaa! Yang bisa tebak filmnyaa, berarti selera kita samaa! Hehehhee...

Satu lagi, untuk Adrenalinenya... gak janji yaa update kapan... soalnya sekarang aku lagi megang laptop lainnya. Laptop yang ada Adrenaline lagi dipegang Ayahkuu... soalnya benar – benar sudah bobrokk!

JANGAANN LUPA REVIEW YA READERS SAYANGG! ADA YANG MAU USUL CERITANYA INI JUGA GAK PAPA KOK... LAGIAN INI CUMAN REMAKE SEBUAH FILM... TAPI GAK MIRIP BANGEETTTT!

SALAM SAYANGG DARIII WAWAWWW!