Setelah bikin ZOroBIN, karena aq ngasih hint soal SanNa di fanfic sebelumnya, ada yg request agar aq bikin ini. Sebenarnya ini sedikit terinspirasi dari salah satu doujinshi YAOI Zoro x Sanji, jadi maaf klo di sini agak kasar dan ga senonoh. Sebenarnya pengen aq kasih rating M sih, tapi biar bisa ke-display aq kasih T aza hehehe... Awalnya aq ga berencana bakal sepanjang ini. Biar enak bacanya, aq pecah jadi 3 aza. Udah complete koq. Minta RxR-nya ya?
Gelap. Nami tidak tahu sudah berapa lama ia dan Sanji disekap. Penerangan baru akan kembali menyala jika ada orang yang menengok mereka, sepertinya saklar lampu ruangannya ada di luar. Ya, ini seperti kesialan yg kerap menimpanya saat penyakit Luffy yg gila petualangan selalu bersemangat setiap mereka mendarat di suatu pulau. Bajak Laut Topi Jerami sudah diperingatkan akan keganasan Dunia Baru tapi tak ada yg menyangka bahwa bajak laut yg mereka temui kali ini menjebak mereka begitu licik. Nami lepas kawalan dari yang lainnya. Ini bukan seperti saat ia terpisah sebelumnya, seperti saat diculik Absalom. Kebetulan saja saat itu Sanji yg selalu awas dan jeli seperti biasa mampu menyusup ke persembunyian musuh di Pulau untuk mengorek keterangan. Sanji terkejut melihat Nami tertangkap dan ia pun harus membebaskan Nami. Malangnya, mereka ketahuan. Dan yang paling parah, mereka dibawa pergi dengan kapal musuh entah ke mana sehingga semakin jauh dari jangkauan Luffy dan kawan-kawan. Ini tidak seperti petualangan-petualangan sebelumnya. Nami dan Sanji pun diikat dengan rantai besi yg memasung tangan dan kaki mereka seperti borgol yang tersambung dengan tembok dan lantai. Mereka ditempatkan di kabin di lantai dasar, hampir-hampir menyerupai gudang atau memang sudah sengaja dibuat untuk menyekap tawanan. Sanji tidak berani berbuat bodoh karena Nami bersamanya. Yang dapat mereka lakukan hanya menunggu pertolongan. Mereka yakin Thousand Sunny dapat mengejar kapal sialan ini. Tapi bagaimana caranya sementara sang Navigator ada di sini? Apa mereka tidak akan tersesat di tengah lautan?
Hari terburuk datang saat dua orang kru berwajah bengis masuk ke dalam sel mereka.
"Gadis itu cantik sekali, Kak," kata kru bertubuh gempal besar.
Nami berkeringat dingin sementara Sanji mendelik. "Apa mau kalian?"
"Tawanan tak usah macam-macam," kata kru satunya yg bertubuh langsing tinggi memukul muka Sanji.
Si gemuk mendekati Nami dengan wajah bergairah. Ia menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati leher Nami. Nami menutup mata dengan jijik.
"Singkirkan lidahmu dari Nami, brengsek!!" kata Sanji meronta tidak bisa melepas rantainya. "Kalau kalian berani menyakitinya, aku akan berubah menjadi iblis."
"Hoo, seram sekali. Aku kenal kau, Sanji si Kaki Hitam. Harga buronanmu 77 juta Berry. Bisa bahaya kalau kau mengamuk di sini," lanjut si Ramping.
"Memangnya ia berani mengamuk? Kapten pasti akan turun saat mendengar keributan," timpal si gemuk.
"Bodoh kau! Mau ditaruh mana muka kita kalau kita tak bisa menghadapinya? Ini kesempatan kita naik pangkat."
"Tadi kau bilang ia berbahaya?"
"Kan ada gadis itu. Ia tak berani berbuat macam-macam."
"LICIK!!" seru Nami meludahi si gemuk. "Kami tak takut pada kalian."
"Cukup, Nami-san. Kumohon, kau jangan membuat mereka marah," kata Sanji. Ia lalu menoleh lagi pada si Ramping yg ada di depannya. "Kalian boleh memperlakukanku sepuasnya. Sebagai gantinya, jangan sentuh Nami sedikit pun."
"Apa maksudmu, Sanji-kun?" tanya Nami.
"Aku akan melindungimu apapun yg terjadi," jawab Sanji. Ia tahu pikiran kotor para bajingan-bajingan itu. Melihatnya menjilati Nami saja ia sudah muak setengah mati, bagaimana bisa ia membiarkan mereka akan berbuat lebih dari itu.
"Aku tak keberatan," jawab si Ramping. "Adik, aku akan membuka borgolnya. Kau jangan menyentuh gadis itu dulu ya? Nanti kita bergantian."
"Tapi, aku tak tertarik pada pria."
'Kenikmatan seksual bisa terjadi dengan siapa saja saat kita menyiksanya. Tidakkah kau lihat, bahwa pemuda ini sangat bishounen? Meski bajak laut, kedua tawanan kita ini sepertinya selalu menjaga penampilan dengan sangat baik."
Nami bergidik mendengarnya. Jadi, mereka bermaksud mengganti diriku dengan Sanji? Entah kenapa dadanya berdegup kencang. Jika yg disekap bersamanya adalah Luffy atau Zoro, mungkin mereka sudah beringas dari tadi. Sedikit luka bagi Nami tak masalah jika mereka terpaksa berlaku keras agar bisa kabur. Luffy mungkin akan menggunakan cara ekstrim yang bisa membahayakan jantungnya. Sedangkan Zoro pasti akan mengomel agar ia tak bertingkah macam-macam yang bisa merepotkannya. Jika yg disekap adalah Ussop, Franky, Chopper, atau Brook; para kru bejat ini tak akan berminat dengan penawaran seperti tadi dan memilih menyekap Nami di ruangan berbeda agar tak diganggu. (Sori ya bagi yg kurang ganteng ^^) Tapi ini Sanji; Nami tahu betul bahwa setua wanita apapun seperti dokter Kureha atau sejelek apapun seperti Lola tetap akan dilindunginya mati-matian.
"Benarkah? Kalau begitu nanti akan kucoba." kata si Gemuk dengan polos.
"Kau jaga gadis itu! Jika si Kaki Hitam ini melawan sedikit saja, langsung kau sayat dia," kata si Ramping memberi perintah.
"Sekali lagi kukatakan, kalau kau sedikit saja menyentuhnya, aku akan menjadi iblis!!" kata Sanji.
"Oke, oke. Kami pegang janjimu," kata si Ramping lebih cerdik.
Si Ramping melepas borgol Sanji dengan perlahan, tetap siaga siapa tahu si Kaki Hitam menyerangnya dalam kesempatan ini. Meskipun dalam detik serangan itu, adiknya akan langsung melukai sang gadis Navigator untuk peringatan, bisa jadi itu hanya rencananya saja. Tapi, sampai Sanji ia suruh untuk berbaring, ia sama sekali tak melihat tanda perlawanan.
"Aku mengerti," kata si Ramping lalu menoleh pada Nami. "Kau benar-benar memiliki pacar yg sangat pengertian, Nona. Sampai-sampai ia rela berbuat seperti ini."
"Dia...Dia bukan...," kata Nami tercekat. Sanji memang bukan pacarnya. Tapi ia bisa merasakan hatinya bagai dihantam sesuatu.
"Bukan?" kata si Ramping lalu menatap Sanji kembali. "Kau dengar perkataan gadis angkuh itu?"
"Aku tak peduli dia pacarku atau bukan," tepis Sanji.
"Pria menarik," ujar si Ramping. "Aku semakin ingin memakanmu."
"Hen...hentikan," tangis Nami. "Sanji-kun..."
"Tutup matamu, Nami-san," kata Sanji.
Nami belum sempat menutup mata saat si Ramping meninju ulu hati Sanji dan melihat cipratan darah dari mulutnya. Lalu, ia mengatupkan mata rapat-rapat. Ia hanya bisa mendengar erang kesakitan Sanji. Ia juga mendegar jenis erangan lainnya yg lebih liar. Air matanya tak berhenti mengalir.
Luffy, cepat kemari...
