TWO BAD GUYS
Ryewook & Kyuhyun
Genre : Friendship
Rate : K
Two chapters only
CHAPTER 1
Aku berada disini sendirian.
Tak ada satupun orang yang ku kenal.
Tiba-tiba dia muncul.
Menawarkan bantuan. Menawarkan sebuah pertemanan.
Orang pertama yang melihatku sebagai manusia…
xXx
Ryeowook menurunkan topinya sambil memasukkan tangannya ke dalam saku jaket tebal birunya. Jalannya santai, namun sedikit tergesa-gesa dikeramaian Myeondong. Matanya menatap tajam ke banyak pemakai jalan dengan berbagai macam busana.
Tatapannya tertuju kearah seorang ibu-ibu paruh baya yang membawa seekor kucing Anggora abu-abu dan sebuah tas yang lebih terlihat seperti sebuah keranjang berukuran sedang. Dia berdiri dibawah lampu lalu lintas, menunggu untuk menyebrang. Dan Ryeowook tersenyum.
Sambil bersenandung kecil, Ryeowook berjalan kearah ibu-ibu itu. Wajahnya yang terlihat manis tentu tak akan mengundang banyak perhatian. Beberapa orang yang dilewatinya tampak mengabaikannya. Sampai akhirnya Ryeowook berdiri disamping ibu-ibu tadi.
"Kucing yang manis," tegur Ryeowook lembut.
Ibu-ibu itu menoleh. Mendengar kucingnya dipuji, reflek dia memeluk kucingnya sedikit lebih erat dan kucing itu tampak nyaman di lengannya. Dia tersenyum lembut kearah Ryeowook. "Terima kasih."
"Berapa usianya?"
"Sekitar dua tahun. Apa kau tertarik dengan kucing juga?" Kini mata sipit Ibu itu tampak berbinar karena mengetahui ada seorang pemuda manis yang juga menyukai kucing.
Ryeowook tersenyum sopan, "Tidak." jawabnya cepat sambil menatap kearah lampu jalan yang beberapa detik lagi berwarna hijau.
Seketika lampu itu berwarna hijau, Ryeowook dan Ibu tadi berjalan beriringan. Namun dalam kecepatan sepersekian detik, Ryeowook menyelipkan tangannya ke balik saku mantel tebal yang dikenakan Ibu tadi. Mengambil sebuah benda kotak berwarna merah muda dengan bahan kulit yang lembut.
Pemuda manis itu tersenyum sambil mempercepat langkahnya. Dan tentu saja dia buru-buru menyelipkan benda yang tadi diambilnya ke dalam saku jaketnya.
Beberapa saat kemudian, dia mendengar seseorang berteriak.
"Ya, Tuhan! Dompetku!" Si Ibu itu sudah berhenti dipinggiran jalan dengan wajah panik.
Ketika banyak orang menghampirinya, Ryeowook mulai mengambil langkah setengah berlari. Segera pemuda itu berbelok kesebuah gang kecil yang kosong dan lembab dipinggir jalan. Nafasnya terengah-engah kelelahan, namun wajahnya sumringah. Segera dikeluarkannya benda yang ada disaku jaketnya.
Dompet merah muda.
Ya. Dompet Ibu tadi.
Tanpa wajah bersalah, Ryeowook menimang-nimang dompet yang sepertinya cukup berat itu. Wajahnya tampak sangat bangga dengan apa yang baru saja dilakukannya, meski sebenarnya Ryeowook tahu apa yang dilakukannya itu salah.
"Aku tidak tertarik dengan kucing, tapi aku tertarik dengan isi dompetnya," gumamnya sambil membuka dompet itu. Dia mengambil semua uang tunai yang ada lalu membuang dompet beserta kartu ATM dan kredit yang ada disana.
Ryeowook bukan orang bodoh. Lagipula dia juga tak butuh kartu-kartu bersegel itu. Alih-alih memakainya, bisa jadi dia malah terlacak nantinya. Ryeowook hanya butuh uang tunai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di Seoul.
Dan ini semua karena Yesung.
xXx
"Cho Kyuhyun!" lengkingan itu sontak membuat Kyuhyun meloncat secara reflek. Pemuda berambut ikal coklat itu menoleh seram kearah belakang dan melihat seorang pria paruh baya dengan penggaris kayu panjang tengah berjalan cepat kearahnya.
"Mau kabur kemana lagi, kau? Hari ini kau tak akan lolos!"
"Sialan!" Kyuhyun panik. Dengan cepat dilemparkannya tas coklatnya melewati tembok sekolah dari atas sebuah pohon besar yang dipanjatnya. Matanya bergerak gelisah kearah guru menakutkan yang sudah berdiri dibawahnya.
Jika Kyuhyun jatuh, habislah dia. Selain mendapat pukulan dengan penggaris menakutkan itu, Kyuhyun akan dilaporkan. Orang tuanya akan datang, memarahinya, menyeretnya pulang dan tentu saja Kyuhyun akan benar-benar mati.
Sebelum sang guru memiliki kesempatan untuk naik, dengan satu loncatan nekat Kyuhyun mengambil satu hentakan. Tubuh tinggi kurusnya bergerak lincah melewati tembok dan langsung berguling di jalan depan sekolah.
"Cho Kyuhyun!"
Tanpa mempedulikan sang guru yang pastinya marah besar dibalik tembok pagar, Kyuhyun menyambar tasnya yang sejak tadi sudah tergeletak. Detik itu juga pemuda itu mengambil langkah kabur menjauhi sekolahnya.
Dan dia sukses membolos lagi hari ini.
xXx
Masih jam sebelas siang… Apa yang biasa anak sekolah lakukan? Khususnya ketika membolos sekolah.
Tidak ada.
Kyuhyun hanya duduk di pinggiran jalan, menikmati sekaleng cola yang dibelinya di mesin penjual minuman otomatis di dekatnya. Mata sipitnya dengan awas mengawasi sekitarnya, takut-takut akan ada petugas keamaan yang menangkapnya. Bagaimanapun membolos kan salah satu bentuk kejahatan.
Kaleng minumannya habis, Kyuhyun meremukkannya dan melemparnya kedalam sebuah tong sampah yang juga terletak disampingnya. Matanya masih menatap awas kesegala arah. Sebenarnya Kyuhyun bosan bukan main, tapi kalau di sekolah dia pasti akan merasa lebih bosan.
Entah sudah keberapa kalinya Kyuhyun membolos dari sekolah.
"Kenapa aku tidak pulang saja?" gumamnya sambil mengacak rambutnya.
Kali ini Kyuhyun menoleh kearah lain. Tepat di sebrang jalan dari tempatnya duduk, tatapannya tertuju kearah seorang pemuda berjaket biru dengan topi putih tengah berjalan sendirian.
"Diliat dari tubuhnya, sepertinya seusia denganku," ujar Kyuhyun.
Namun sontak saja kedua mata sipit beriris coklat itu melebar tak percaya. Ini bukan mimpi, tapi baru saja Kyuhyun melihat si pemuda berjaket biru itu mengambil sebuah roti yang dijual di depan sebuah toko dan berlalu begitu saja tanpa membayar ketika si petugas toko tengah lengah.
"Dia…mencuri?"
Entah kenapa, Kyuhyun langsung berdiri. Di sebrang jalan, anak itu hanya berjalan lurus. Dan di sebrang satunya, Kyuhyun juga berjalan lurus sambil tetap memperhatikannya. Kyuhyun yakin si pencuri itu tak akan menyadarinya.
Sekitar dua puluh meter dari toko roti, pencuri itu berhenti. Dia membuka bungkus roti itu. Awalnya Kyuhyun kira dia akan langsung memakannya, tapi tidak. Pencuri itu hanya diam sambil menatap kearah lain. Dia kemudian berjalan menghampiri seorang anak kecil yang berdiri dengan mengamit sebuah balon. Katakan itu konyol, tapi pencuri itu membagi si anak kecil setengah dari roti hasil curiannya.
"Dia mencuri, tapi dia berbagi ke orang lain. Itu bodoh atau apa namanya?" Kyuhyun menaikkan satu alisnya.
Buru-buru Kyuhyun berjalan kearah tempat penyebrangan. Dan setelah menunggu sambil tetap memperhatikan gelagat si pencuri, akhirnya Kyuhyun menyebrang.
Entah kenapa Kyuhyun seakan mendapat perintah dari Tuhan untuk mengekori si pencuri itu. Mungkin Kyuhyun merasa penasaran karena ini pertama kalinya dia melihat seseorang mencuri dengan begitu santainya. Oh, ayolah! Pencuri memang harus selalu santai!
Ketika si jaket biru berhenti, sekitar dua langkah dibelakangnya Kyuhyun berhenti. Kyuhyun agak bingung juga, tapi detik berikutnya pemuda itu melangkah lagi. Kali ini sambil menunduk dan menurunkan topinya.
Kyuhyun yakin dia tengah merencanakan sesuatu.
Dan Kyuhyun hampir seratus persen benar.
Pemuda itu berjalan kearah seorang wanita yang tengah melihat-lihat bunga yang dijual dipinggir jalan. Wanita muda itu tampak tak terlalu memperhatikan sekelilingnya. Tas tangan yang dibawanya dibiarkan disamping lengannya begitu saja.
"Dia… Akan mencuri lagi?" Kyuhyun agak terkesima.
Ditatapnya pemuda aneh itu melihat kesegala arah. Melihat keadaan. Dan detik itu juga Kyuhyun mempercepat langkahnya. Tepat disaat pemuda itu mulai menyusupkan tangannya hati-hati kearah tas wanita itu, Kyuhyun dengan kasar menyenggol pundaknya. Membuat dompet yang tadi sudah hampir dikeluarkannya otomatis terjatuh.
Pemuda bertopi itu menatap Kyuhyun. Merasa ada gerakan disampingnya, wanita tadi akhirnya menoleh.
Kini Kyuhyun merunduk, mengambil sebuah dompet berwarna hitam lembut dan tersenyum kearah wanita tadi. "Temanku ingin mengambilkan dompet Anda. Sepertinya terjatuh, hampir saja hilang." ujar Kyuhyun sopan.
Wanita itu tersenyum senang, "Wah, terima kasih banyak, ya."
"Bukan masalah." jawab Kyuhyun enteng sambil melirik kearah pemuda bertopi yang sudah memelototinya marah. Namun Kyuhyun berbalik menyunggingkan senyum licik di wajahnya. "Kita harus segera pergi, lho. Sebelum ada yang menyadari keanehanmu." gumamnya sambil menarik tangan pemuda itu menjauh dari wilayah sana.
xXx
Ryeowook menyentakkan tangannya yang sejak tadi ditarik-tarik oleh pemuda aneh yang menggagalkan misinya. Dia bisa merasakan kalau perutnya justru berbunyi kelaparan. Entah dengar atau tidak, pemuda berseragam sekolah itu langsung menaikkan satu alisnya.
"Kau lapar?"
Wajah Ryeowook sontak terasa panas. Dia menurunkan topinya sambil memilih berjalan meninggalkan pemuda menyebalkan tadi.
"Hey!" Si seragam justru mengekorinya. "Kau mau mencuri lagi?"
Kini langkah Ryeowook berhenti. Dia menoleh dan menatap sorot keingin tahuan di mata pemuda itu. "Bukan urusanmu." balasnya ketus sambil kembali berjalan. Meski begitu, Ryeowook tahu pemuda itu masih mengikutinya. Dan detik berikutnya perut Ryeowook berbunyi lagi.
Kyuhyun tersenyum mengejek, "Wajar saja lapar. Kau mencuri sebungkus roti, tapi membaginya dengan anak kecil dipinggir jalan. Ketika mau mencopet, aku menghentikan kegiatanmu itu. Berani bertaruh, kau pasti sangat lapar sekarang. Iya, kan?"
Tak ada balasan dari Ryeowook. Dia hanya menatap Kyuhyun sinis.
"Oh, jangan menatapku seseram itu." Kyuhyun mengangkat kedua tangannya. "Ngomong-ngomong, kenapa kau mencuri? Tidak punya uang atau_"
SRATT! Ucapan Kyuhyun sontak berhenti. Sebuah pisau lipat kini sudah diarahkan kedepan wajahnya.
Tentu saja kedua mata Kyuhyun membulat syok. Ryeowook menatapnya datar, sarat dengan ancaman.
"Pergi kau," bisiknya mengancam.
Namun sedetik kemudian Kyuhyun berbalik menyeringai. "Aku sudah sering melihat adegan pisau lipat seperti ini." gumamnya sambil mengangkat kedua tangannya dengan posisi seakan tengah menyerah.
Berikutnya, Kyuhyun berbalik.
"Well, aku pergi saja. Semoga beruntung dalam misi pencurian berikutnya…"
Baru satu langkah Kyuhyun melangkah, pemuda itu nyaris meloncat kaget karena suara berdebum yang sangat kencang. Segera Kyuhyun menoleh kebelakang dan menemukan Ryeowook sudah tergeletak di jalanan.
"Hey, kau pingsan?"
Sedetik kemudian Kyuhyun barulah menyesali pertanyaan yang baru saja terlontar dari mulutnya. Ditepuknya keningnya kuat sambil menghela nafas.
"Tentu saja dia pingsan!" gerutunya sambil berjalan menghampiri tubuh Ryeowook.
xXx
"Wook…"
Samar, seperti sebuah bisikan. Namun suara itu terdengar lembut dan menenangkan. Seakan memanggil dengan penuh kasih sayang. Dan tak bisa dipungkiri, Ryeowook sangat merindukan suara lembut itu.
"Ryeowook, bangun…"
Suara Yesung Hyung-nya.
"Hyung…" Perlahan Ryeowook membuka matanya. Kegelapan yang beberapa menit tadi memerangkapnya, mendadak berubah. Cahaya temaram putih menyeruak dipandangannya, membuatnya mendadak mengerjapkan matanya kesilauan.
"Sudah bangun, ya? Kau pingsan karena kelaparan atau bagaimana?"
Suara berikutnya menginterupsi Ryeowook. Segera dia menoleh keasal suara dan melihat Kyuhyun duduk dipojok ruangan kecil tempatnya membuka mata. Pemuda itu masih mengenakan seragam dan tengah mengunyah roti sup.
"Kau!" Sedetik berikutnya Ryeowook terbangun. Namun kepalanya langsung pusing dan butuh waktu baginya untuk kembali berbicara, "Dimana aku? Apa yang terjadi padaku, heh!" Suaranya sinis dan ketus.
Melihat kelakuan Ryeowook, Kyuhyun hanya memutar bola matanya sambil beranjak bangun. Diraihnya sebungkus roti manis berbentuk panjang dan langsung dilemparkannya kearah Ryeowook yang gantian kebingungan.
"Jangan banyak tingkah kalau sedang lapar. Kau persis seperti orang bodoh." ejeknya sinis. "By the way, ini rumahku." balasnya sambil kembali duduk diposisinya semula dan menatap Ryeowook sejurus.
Sejenak Ryeowook memperhatikan ruangan kecil tempatnya berada. Hanya satu petak. Di sudut kamar itu ada sebuah kitchen set sederhana dan sebuah meja teh di pojok satunya. Ruangan itu tidak memiliki banyak barang, bisa dikatakan kosong. Beberapa jaket, mantel dan celana digantung sembarangan.
Otomatis Ryeowook mengerutkan keningnya heran. "Kumuh,"
PLETAK! Sontak sebuah gelas plastik mengenai kepala Ryeowook dengan mulusnya.
"Jangan sembarangan ya, pencuri." ejek Kyuhyun sebal. Siapa yang tak kesal kalau orang yang kau tolong justru menghina rumahmu. "Aku tinggal disini juga terpaksa. Kakakku tak mau memberikanku kamar yang lebih besar karena sudah kabur dari rumah. Daripada tidur di jalan, lebih baik kuterima saja kamar sempit ini." jelasnya sambil memanjangkan kakinya hingga menendang kaki Ryeowook
"Kabur?" Kini gantian Ryeowook yang menatap lurus kearah Kyuhyun. Tampaknya pemuda menyebalkan dihadapannya mulai menarik perhatiannya untuk bertanya. "Kau kabur dari rumah?"
Kyuhyun tak menjawab. "Habiskan makananmu. Sudah sore, kalau mau kau bisa menginap disini. Mau pulang juga terserah," Kyuhyun menjatuhkan tubuhnya ke lantai dan mulai memejamkan matanya. "Kalau kau mau pergi, jangan lupa tutup pintunya. Aku mau tidur." Dan beberapa detik berikutnya, pemuda itu mendengkur halus.
Tentu saja Ryeowook bingung bukan main. Mereka bahkan belum mengenal satu sama lain tapi dia sudah dengan mudahnya mengizinkan Ryeowook menginap. Belum lagi pemuda aneh itu kan tahu kalau Ryeowook itu pencuri.
Ditatapnya roti yang tadi Kyuhyun lemparkan. Perutnya kembali berbunyi. Ryeowook menghela nafas sambil membuka bungkus roti itu dan mulai memakannya.
"Yesung Hyung…"
xXx
"Kau menumpang mandi, ya?" Kyuhyun mengucek matanya yang masih mengantuk. Alisnya mengkerut melihat Ryeowook dengan rambut setengah basah sudah duduk di tengah apartemen kecilnya. Apalagi dengan lahapnya pemuda bertubuh kecil itu tengah asyik melahap semangkuk ramen.
RAMEN KYUHYUN, tentu saja.
"RAMENKU!" Sadar akan ramennya, Kyuhyun langsung meringsut cepat kearah Ryeowook untuk mengambil mangkuk di tangan Ryeowook.
"Apa, sih?! Aku yang masak!"
"Tapi itu milikku! Kembalikan, pencuri!"
"Siapa suruh mengizinkan seorang pencuri menginap!"
"KEMBALIKAAAAN~" Kyuhyun menyambar tangan Ryeowook cepat, membuat mangkuk yang sejak tadi dilindungi Ryeowook justru terjatuh ke lantai dan ramennya habis berceceran. "Ya, Tuhan! Ramenku!"
"Berisik, kau. Masih banyak kan!" Ryeowook berseru gusar.
Mendengar ucapan Ryeowook, Kyuhyun menatapnya tajam. "Memang masih banyak, tapi bukan untukmu, sialan!"
Ryeowook mencibir. "Siapa yang mau minta? Lagipula semalaman aku sudah menghabiskan beberapa bungkus ramen, kok." balas Ryeowook dan membuat mata Kyuhyun semakin melebar. Sebelum anak berisik itu berteriak lagi, Ryeowook buru-buru berdiri sambil merapikan celana panjangnya.
"Anggap saja itu balasan karena kau sudah menghentikan kegiatanku kemarin." lanjut Ryeowook sambil berbalik.
Kyuhyun masih syok ketika pemuda bertubuh kecil itu keluar dari apartemennya begitu saja dan menutup pintu apartemen Kyuhyun rapat. Apa-apaan itu? Bahkan tak ada ucapan terima kasih karena sudah menyelamatkannya.
Perlahan Kyuhyun membaringkan tubuhnya lagi. Aroma ramen menguar ke setiap sudut ruangan kamarnya, namun Kyuhyun sebisa mungkin mengabaikannya.
"Ryeowook, ya…" gumamnya dan sebuah seringaian kecil muncul di wajah tirusnya.
xXx
Ryeowook ingat benar kalau dia sudah memakan tiga bungkus ramen semalam. Lalu tadi pagi setidaknya setengah bungkus lagi sudah dimakannya, berterima kasih kepada Kyuhyun yang sudah menghamburkan setengah porsi ramennya tadi dan menjadikannya santapan lantai. Tapi ternyata sekarang Ryeowook sudah kelaparan lagi.
Pemuda itu memegangi perutnya yang terus berbunyi. Entah sejak kapan dia jadi memiliki nafsu makan sebesar itu.
"Kenapa orang miskin memiliki perut yang sulit dikenyangkan?" gerutunya sambil merogoh saku jaketnya. Alisnya mengkerut, buru-buru dirogohnya saku kemeja di balik jaket. Kerutan itu semakin bertambah ketika Ryeowook merogoh saku celananya.
"Tidak ada," Dia mulai panik.
Ryeowook melepas jaketnya dan mengibas-ngibaskannya. Tentu saja beberapa mata mulai memperhatikan gelagatnya, tapi Ryeowook tidak mau mempedulikan orang lain. Wajahnya mulai cemas dan panik.
"Dompetku!"
Sejenak Ryeowook terdiam dan dia berusaha tenang. Dia yakin panik tak akan membantunya. Dicobanya lagi mengingat apa saja yang dilakukannya sejak terakhir melihat dompetnya. Pikirannya tertuju ke apartemen kumuh milik pemuda menyebalkan itu.
"Apa tertinggal?"
Tanpa banyak berpikir lagi, Ryeowook memutar arah. Sepertinya dia memang harus kembali ke tempat Kyuhyun untuk mengecek. Masalahnya, bukan uang yang dipikirkannya. Ya, dompetnya tidak terlalu banyak uang mengingat Ryeowook lumayan miskin di Seoul. Tapi disana ada sebuah benda yang menjadi petunjuknya untuk menemukan Yesung.
Lima belas menit berlalu sejak Ryeowook mengetahui dompetnya menghilang. Dan kini dia sudah menuruni tangga menuju apartemen Kyuhyun yang terletak dibawah sebuah apartemen lain yang cukup bagus.
Langkahnya terhenti di depan pintu kayu berwarna coklat itu. Setengah terbuka…
"Hey…" Ryeowook mendorong pintu itu agar terbuka dan sontak dia melotot tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Mungkin pemuda tak dikenalnya itu memang mampu membuatnya terkena serangan jantung kalau terus bertemu dengannya.
Ya. Kyuhyun. Pemuda menyebalkan itu. Sedang berbaring di atas lantai. Dan diatasnya, ada seorang wanita cantik yang mengekang gerakannya. Satu hal yang muncul dipikiran Ryeowook, 'mereka bermesraan sepagi ini?'
"Maaf," Wajah Ryeowook kembali datar seraya melanjutkan, "sepertinya aku mengganggu kalian berdua."
Baru saja mau ditutupnya pintu itu, Kyuhyun sontak menjerit.
"Rye-ryeowook!"
Dan Ryeowook kaget bukan main mendapati pemuda itu mengetahui namanya. Dia menoleh menatap Kyuhyun dengan heran dan kebingungan. Seingatnya, mereka belum saling memperkenalkan diri.
"A-akhirnya kau datang!" Buru-buru Kyuhyun menatap wanita yang masih berada di atasnya tadi. "No-noona, dia temanku. Kami ada urusan, jadi aku boleh pergi, kan? Aku janji, aku akan pulang, kok!" ujarnya panik sambil mengatupkan kedua tangannya ketakutan.
Wanita itu menatap tajam kearah Ryeowook. "Teman?" Sambil beringsut, dia menjauh dari Kyuhyun dan membiarkan pemuda itu bangun.
Kyuhyun mengangguk cepat. "I-iya, kan, Ryeowook?" Kini dia sudah menatap Ryeowook dengan tatapan penuh permohonan. Seakan dia akan mati kalau Ryeowook tidak mau membantunya kali ini.
Untuk apa berpura-pura menjadi teman pemuda menyebalkan seperti itu? Awalnya itulah yang muncul dipikiran Ryeowook. Tapi ketika melirik wanita yang tampak sedang menunggu jawabannya, Ryeowook berubah gelisah. Dia berbalik kearah Kyuhyun dengan resah dan kebingungan.
"Humm.. I-iya. Kami teman… Seperti itulah," jawabnya terbata. Dan sedetik kemudian Ryeowook bahkan kaget dengan jawabannya itu.
Kyuhyun sumringah. Buru-buru dihampirinya Ryeowook dan dirangkulnya kegirangan. "Oke, Noona. Aku dan Ryeowook pergi dulu. Noona tolong bersihkan kandangku ini, ya." Dia sudah nyengir kearah wanita itu.
Sang wanita memutar bola matanya sambil berdiri. "Pastikan kau sarapan dengan makanan manusia pagi ini, Kyu." ujarnya sinis. "Benar-benar merepotkan memiliki adik sepertimu. Lain kali biar Eomma yang kuminta menengokmu dan biar dia tahu seperti apa kelakuan si bungsu pemalas ini," Dan dia menggerutu sendirian.
Kyuhyun terkekeh sambil memutar tubuh Ryeowook. Buru-buru didorongnya Ryeowook agar segera keluar dari apartemen itu.
Tadinya Ryeowook mau memulai bicara, tapi Kyuhyun sudah lebih dulu membuka suara, "Kau datang untuk dompet butut itu, kan?"
xXx
Di taman kota. Ryeowook berdiri, sengaja mengambil jarak dari Kyuhyun. Sedangkan pemuda itu tengah asyik mengunyah sebungkus roti dan memegang sebotol air mineral. Kyuhyun tak peduli dengan Ryeowook yang sudah –lagi-lagi- mengerutkan keningnya sambil melihat kedalam isi dompetnya.
"Kenapa uangku berkurang!" tuduhnya cepat kearah Kyuhyun.
Kyuhyun meliriknya. "Karena isinya ada dua puluh ribu Won, aku ambil setengahnya sebagai bayaran semalam kau menginap di rumahku. "
"Kau_"
"Dua ribu Won kugunakan untuk membayar roti yang kemarin kau curi. Lima ribu Won untuk membayar taksi karena membawamu ke apertemenku kemarin. Seribu Won untuk roti yang kuberikan kepadamu semalam. Dan sisanya, dua ribu Won, tadinya ingin kugunakan untuk biaya sewa semalam. Tapi kuputuskan untuk membayar ramenku yang kau curi." jelas Kyuhyun panjang lebar sambil terkekeh bangga. Dia merasa menang.
Kini Ryeowook mematung sendirian. Terbesit perasaan bersalah dalam hatinya.
Tak ada jawaban sinis dari Ryeowook, Kyuhyun meliriknya. "Hey, di dunia ini tak ada yang gratis. Biarpun kau mencuri sekalipun, harus ada bayarannya. Setidaknya dosamu berkurang karena aku sudah membayarkan uangmu untuk membayar apa yang kau curi."
Tetap tak ada balasan dari Ryeowook. Buru-buru dia memasukkan dompetnya ke dalam saku jaketnya dan hendak mengambil langkah meninggalkan Kyuhyun.
Namun Kyuhyun langsung memanggilnya, "Ryeowook. Namaku Kyuhyun."
Ryeowook terdiam sejenak, "Aku tak butuh namamu, kok."
"Tentang Yesung Hyung-mu…"
Ryeowook kaku. Ditatapanya Kyuhyun marah. "Kau menggeledah isi dompetku!"
"Hey, tenanglah!" Kyuhyun sudah memasang wajah tak enak. Bagaimanapun juga menggeledah sesuatu milik orang lain kan juga tindak kejahatan. Tapi dia sendiri tidak sengaja mengetahui tentang Yesung Hyung itu karena sebuah catatan kecil yang ditemukannya di dompet Ryeowook. "Aku tidak sengaja menemukannya." Kyuhyun membela diri.
Sejenak Ryeowook masih menatapnya marah, tapi kemudian tatapannya melembut dan dia menghela nafas. Tak ada alasan baginya untuk berbicara banyak dengan Kyuhyun. Segera Ryeowook memutar tubuhnya dan berjalan meninggalkan Kyuhyun sendirian.
"Ryeowook! Kim Ryeowook!"
Ryeowook tetap berjalan.
"Kalau kau butuh tempat untuk menginap, datang saja ke apartemenku! Aku tak pernah mengunci pintu apartemenku!"
Ryeowook mengabaikan ucapan Kyuhyun dan memilih semakin menjauh.
To be continued,
A/N :
Annyeong, InfiKiss here.
Thanks for read and reviewed for : There's No Reason to be Friend
and then, I have new f-ship fanfiction here.
Just two chapters.
I will update the last one later.
Thanks before :)
