Dulu, Sekarang, dan Nanti

Disclaimer : Naruto masih bikinan Masashi Kishimoto

Rated : Mestinya sih T

Pairing : SasuHina

Warning : Pastinya Gaje, Abal, Ooc, dan sebagainya.

Don't like don't read

Disebuah klub malam yang terletak di tengah kota Konoha, telihat seorang pemuda yang memakai sebuah kemeja berwarna hitam pekat dan memakai celana hitam pula, sekarang sedang duduk disudut tempat khusus yang bertuliskan Vvip dengan temannya berambut merah yang sedari tadi matanya tak henti-hentinya melihat kearah kerumunan lantai dansa yang dihuni oleh puluhan para pengunjung klub malam itu. Sedang temannya yang berada di sebelahnya sekarang hanya terfokus pada minuman keras yang ada ditangannya.

"Oi Sasuke kau ini mengincar yang mana ?, sedari tadi kau hanya minum saja, cepat katakan kau mau yang mana aku tidak mau jika aku bersaing denganmu" ucap pria berambut merah dengan pria disebelahnya yang memiliki nama Sasuke. Sedang Sasuke yang sedang diajak bicara olehnya hanya tetap diam tak berkata sambil meneguk minumannya. Merasa kesal karena dia diacuhkan oleh Sasuke, pria berambut merah itu pun kemudian merebut gelas yang sekarang sedang dipegang Sasuke agar dirinya mendapatkan perhatiannya.

"Ada apa denganmu cepat berikan padaku" ucap Sasuke sambil mencoba merebut gelas yang sedang direbut oleh temannya.

"Cepat katakan kau mau yang mana ?" tanyanya lagi yang kemudian gelas yang direbutnya akhirnya berhasil direbut kembali oleh Sasuke.

"Terserah kau saja, yang penting pilihkan aku yang cantik" ucap Sasuke sambil melanjutkan kembali acara minumnya.

"Okelah kalau begitu, akan kutaklukan dua wanita sekaligus malam ini satu untukku satu untukmu dalam waktu kurang dari 10 menit, kalau tidak berhasil jangan pangil aku Gaara sang penakluk" ucap pria berambut merah yang bernama Gaara dengan penuh rasa bangga atas julukan yang sekarang dia sandang. Sedang Sasuke yang mendengar ucapan Gaara barusan hanya bergumam singkat sambil meneguk minumannya lagi.

.

.

Benar saja akan ucapan Gaara barusan karena tidak lebih dari 10 menit setelah dirinya pergi meninggalkan Sasuke sendirian menuju lantai dansa, sekarang dia telah kembali dengan dua orang wanita berambut hitam lurus sepunggung dan wanita berambut hitam pendek (Hanya figuran, tidak perlu tau siapa mereka berdua, namanya juga figuran).

Sasuke yang melihat mereka sudah berada dihadapannya langsung beranjak dari duduknya untuk menyambut kedatangan mereka. Tapi belum sempat Sasuke mengeluarkan kata-kata, dengan cepat salah satu wanita yang ada disamping Gaara yang memiliki rambut hitam panjang langsung bergerak menuju kesisi samping kanan arah Sasuke dan memeluk lengannya.

"Hai Sasuke-kun, senang bertemu denganmu, takku sangka kau setampan ini" ucap wanita itu dengan nada kecentilan.

Sasuke yang menerima perlakuan itu hanya menyunggingkan senyum tipis dan kembali duduk untuk menikmati kembali minumannya

.

.

.

Pagi haripun telah tiba Sasuke yang tadinya terlelap dari tidurnyapun kembali membuka matanya untuk memulai kembali aktifitasnya. Tanpa menunggu waktu lama Sasukepun kemudian menyingkap selimut yang dia kenakan dan mulai beranjak dari tempat tidurnya untuk memakai pakainnya yang tergeletak tak beraturan dilantai. Mulai dari celana lalu kemeja dia kenakan dan sampai akhirnya dia memakai sepatu yang berada disamping ranjangnya.

Disaat Sasuke sedang membungkuk untuk memakai sepatunya diatas ranjang, lalu tiba-tiba saja dari arah belakang Sasuke dapat merasakan seseorang sedang memeluknya dengan erat. Tapi karena Sasuke sudah dapat menebak siapa yang sekarang memeluknya, maka dirinya membiarkan mendapatkan perlakuan seperti itu.

"Sasuke-kun kau sudah mau pergi" ucap seorang wanita yang sedang memeluknya.

"Hn" jawab Sasuke acuh yang masih melakukan aktifitasnya.

"Lalu kita akan bertemu lagi kapan Sasuke-kun ?" lalu diapun menaruh dagunya dipundak kiri Sasuke.

Sasuke yang sudah menyelesahkan acara memakai sepatunya kemudian melepaskan tangan wanita yang sedang memeluknya dan mulai berdiri dari acara duduknya.

"Kau sepertinya salah akan mengartikan huhungan ini"

"Apa maksudmu Sasuke-kun ?" tanya wanita itu bingung akan ucapan Sasuke barusan.

"Setelah aku menghabisan satu malam denganmu maka aku tau akan satu hal penting tentangmu"

"Apa itu ?"

"Kalau kau bukanlah tipeku"

"Apa !"

"Jadi selamat tinggal untukmu, manis" ucap Sasuke yang kemudian melangkahkan kakinya keluar dari kamar hotel itu.

"Kurang ajar !" teriak gadis itu mengiringi kepergian Sasuke.

Disaat Sasuke sedang berjalan dilorong kamar hotel untuk keluar, disaat itu pula dia mendengar teriakan seorang wanita dari sebuah kamar yang dia lewati.

"Brengsek !" itulah teriakan yang dia dengar, dan beberapa detik kemudian dari arah pintu yang mengeluarkan suara itu munculah laki-laki berambut merah bernama Gaara.

"Kau sudah selesai" ucap Sasuke datar saat dia menghampiri Gaara dan berjalan bersamanya menuju arah lift dan masuk kedalamnya.

"Hn, kau sendiri bagaimana apa kau menikmatinya ?" tanya Gaara sambil menekan angka 1 untuk membawanya kelantai satu hotel ini.

"Tidak, tidak terlalu"

Mendengar itu Gaara langsung dapat mengerti akan perasaan teman baiknya ini. Hidup malam Sasuke bukanlah hidup untuk kesenangan, melainkan hidup untuk berlari akan masa lalu yang membuatnya merasa bersalah untuk seumur hidupnya.

"Sudahlah mungkin lain kali kau akan mendapatkan wanita yang sesuai dengan keinginanmu"

Sasuke yang mendengar ucapan Gaara barusan hanya dapat memandang kearah depan pintu lift itu "Tidak, tidak akan ada wanita yang akan sesuai dengan keinginanku untuk menggantikan dirinya" ucap Sasuke yang kemudian melangkahkan kakinya keluar setelah pintu lift terbuka.

.

.

.

Setelah Sasuke keluar dari hotel tadi diapun kemudian berpisah dengan Gaara yang ingin langsung pergi bekerja diperusahaan milik keluarganya, sedang Sasuke sendiri karena perutnya tidak bisa diajak kompromi lagi diapun kemudian menuju kearah departmant store yang letaknya didekat hotel itu untuk mencari restoran ataupun cafe yang menyediakan menu makan pagi.

"Maaf tuan mau pesan apa ?" tanya seorang pelayan wanita kepada Sasuke yang sedang duduk dimeja yang letaknya berada didekat jendela Cafe tersebut.

"Aku memesan menu breakfast saja"

"Lalu minumnya tuan ?"

"Susu putih" pesan Sasuke yang tidak biasa untuk seumuran dirinya. Meskipun begitu ini adalah kebiasaan lama Sasuke yang tidak bisa dia ubah karena sejak kecil sampai dewasa Ibunya telah mencekokinya dengan susu setiap pagi.

"Baiklah kalau begitu tuan, aku akan ambilkan pesanan anda" ucap pelayan itu meninggalkan Sasuke menuju arah dapurnya.

Setelah selesai menyantap makanannya Sasuke lantas tidak langsung meninggalkan tempat ini melainkan dia tetap bersantai ditempat itu sambil menikmati secangkir kopi yang baru saja dia pesan.

Tapi saat Sasuke sedang asik menikmati kopinya didalam kesendiriannya, tiba-tiba saja dari arah belakang munculah seorang gadis kecil yang sekarang sedang berjalan kecil dengan kaki kecilnya menuju arah Sasuke sedang duduk.

"Maaf paman, apa aku boleh duduk dikursi itu paman ?" tanya gadis kecil itu dengan suara imutnya sambil menunjuk kursi yang ada dihadapan Sasuke.

Sasuke yang mendengar ucapan dari suara gadis kecil itu kemudian mengalihkan kepalanya kearah gadis kecil yang sedang berada disampingnya dengan tatapan datar.

"Kau mau duduk disana ?" gadis kecil itupun hanya mengangguk untuk menjawab akan apa yang baru saja ditanyakan oleh Sasuke barusan.

"Bukannya ditempat ini banyak kursi yang kosong, kenapa kau tidak duduk disana saja" ucap Sasuke yang sebenarnya tidak mau diganggu dengan acara menyendirinya.

"Tapi paman aku mau duduk ditempat yang terletak didekat jendela"

"Kan masih banyak tempat yang kosong selain disini"

"Tidak ada paman, semuanya sudah penuh, hanya ditempat paman saja yang masih kosong"

Tidak percaya akan perkataan gadis kecil yang ada disampingnya sekarang, Sasukepun kemudian melihat kesemua meja yang letaknya berada didekat jendela dan hasilnya adalah sesuai dengan apa yang diucapkan gadis kecil itu yaitu penuh, tidak didepan ataupun dibelakangnya semuanya penuh. Mungkin karena hari ini masih pagi maka dari itu tempat ini penuh dengan orang-orang yang sedang ingin menyantap sarapan paginya.

"Bagaimana paman, apa boleh ?" tanya gadis kecil itu lagi setelah melihat Sasuke telah melihat kesekeliling tempat itu.

Melihat tidak ada alasan Sasuke untuk mencegah gadis kecil itu untuk duduk dikursi depannya, ataupun agar dirinya tidak dicap sebagai paman pelit olehnya, gadis kecil itupun kemudian diperbolehkan untuk duduk dikursi yang berada didepannya "Duduklah" ucap Sasuke singkat.

Gadis kecil yang memiliki rambut hitam panjang sepunggung itupun kemudian dengan gembira mendudukkan dirinya kekursi itu sambil mengucapkan kata ajaib yaitu "Terima kasih paman" ucapnya dengan senyum mengembang dibibirnya.

Sasuke yang melihat itupun membalas senyuman gadis kecil itu dengan ikut tersenyum meski hanya sedikit.

.

.

"Kau disini sendirian, mana orang tuamu ?" tanya Sasuke melihat gadis kecil itu berada ditempat ini sendirian tanpa ditemani oleh ayah maupun ibunya.

Gadis kecil yang sedari tadi sedang asik memandangi jalan raya yang ditunjukan oleh jendela cafe itu sambil menggoyang-goyangkan kedua kakinya kemudian memalingkan pandangannya kearah Sasuke.

"Kaa-sanku tadi sedang pergi sebentar menuju tempat kerjanya untuk suatu alasan, dan aku dititipkan oleh bibi Ten-ten disini"

"Bibi Ten-ten ?"

"Iya bibi Ten-ten, mmm... ah itu dia orangnya" ucap gadis kecil itu sambil menunjuk kearah seorang wanita yang memiliki model rambut cepol dua yang sedang melayani pelangan disini.

"Oh" ucap Sasuke singkat "Lalu kau tidak berangkat sekolah ?" lanjut Sasuke bertanya.

"Paman ini tidak mengerti ucapanku ya"

"Apa" ucap Sasuke sedikit geram akan ucapan gadis kecil itu barusan.

"Sudah kubilangkan Kaa-sanku sedang ada urusan, jadi mana mungkin aku bisa berangkat sekolah sendirian"

"Akupun tau kalau Ibumu itu sekarang sedang ada urusan"

"Lalu ?"

"Maksudku kenapa bukan orang lain saja yang mengantarkanmu, misalnya Ayahmu"

"Itu... soalnya aku hanya memiliki Kaa-san sekarang, karena kata Kaa-san Tou-san sekarang sedang berpetualang didunia ini untuk membela kebenaran" ucap gadis kecil itu sedikit berubah espresi wajahnya.

Sasuke yang menyadari akan itu kemudian merasa bersalah dan mulai menepuk kepala gadis itu pelan.

Puk

"Em" gadis kecil itupun melihat wajah Sasuke yang ada didepannya.

"Jangan sedih, nanti Ayahmu juga pulang" ucap Sasuke yang membuat gadis kecil itu tersenyum kembali.

"Iya paman"

.

.

Lalu Sasuke yang mencoba kembali untuk menghibur gadis kecil itupun kemudian memesankannya sebuah eskrim yang biasanya disukai anak-anak, Sasukepun waktu kecil juga suka makan eskrim. Dan tepat saja dugaan Sasuke karena wajah gadis kecil itu sekarang kembali ceria, malah kelihatan tambah ceria.

"Dari tadi aku belum tau namamu"

"Namaku Nozumi paman nyam nyam nyam" ucap gadis itu memperkenalkan dirinya sambil tetap memakan eskrimnya.

"Nozumi"

"Iya paman nyam nyam nyam, 7 tahun"

"Apa ?" ucap Sasuke bingung.

"Umurku 7 tahun paman, pasti paman berikutnya mau menanyakan umurkukan" jelas Nozumi akan ucapannya barusan.

"Kau ini pintar sekali ya"

"Jelas dong paman, akukan anaknya Kaa-san" ucapnya bangga sambil menyentuh dadanya.

"Ya ya ya ya" ucap Sasuke sambil meminum kopinya.

Melihat Nozumi makan dengan lahapnya tanpa memperhatikan mulutnya yang belepotan eskrim, Sasukepun hanya tertawa geli melihat wajah itu.

"Hm... kau ini lucu sekali"

"Apa paman ?" tanya Nozumi bingung.

"Lihat wajahmu itu belepotan semua dengan eskrim" ucap Sasuke sambil meraba sakunya untuk mengambil sapu tangannya.

"Eskrim" ucap Nozumi yang ingin mengelap wajahnya dengan lengan bajunya.

Sasuke yang menyadari itu kemudian menahan pergerakan tangan Nozumi dan langsung memegang dagunya untuk mengelap eskrim yang menempel diwajahnya.

"Sudah bersih" ucap Sasuke yang kemudian memasukkan kembali sapu tangannya kesakunya.

"Terima kasih paman" ucap Nozumi tersenyum sambil memejamkan matanya.

"Iya iya, tidak masalah" ucap Sasuke singkat sambil meneguk kembali kopi yang dipesannya "Kau ini seorang wanitakan, masa kau makan belepotan seperti itu"

"Memang kenapa paman ?"

"Wanita itu harus selalu kelihatan cantik agar para laki-laki menyukaimu, tidak seperti tadi, wajahmu belepotan dengan eskrim sangat tidak cantik untuk seorang wanita"

"Biar saja paman akukan masih kecil, nanti jika aku sudah menjadi dewasa baru aku akan memperhatikan penampilanku agar aku menjadi cantik seperti Kaa-sanku, tapi untuk saat ini tidaklah menjadi masalah"

Sasuke yang mendengar ucapan Nozumi barusan hanya bisa tersenyum tipis karena perkataannya lagi-lagi dapat dijawab olehnya.

"Kau ini pintar sekali ya menjawab perkataan orang" ucap Sasuke sambil mengacak rambut Nozumi "Aku mau ketoilet dulu sekalian membayar makanan ini ya" lanjut Sasuke sambil berjalan meninggalkan Nozumi sendirian ditempat itu.

.

.

Setelah Sasuke telah selesai dengan urusan dikamar kecil, diapun kemudian berencana untuk segera kembali kemeja tempat Nozumi berada. Namun disaat dirinya membuka sedikit pintu toilet itu, pandangannya langsung menangkap sesosok perempuan yang sedang bersama Nozumi, sesosok perempuan yang dia kenal dimasa lalu, sesosok perempuan yang tidak akan pernah ia lupakan, sesosok perempuan yang akan selalu ada dihatinya, perempuan berambut indigo berponi rata bernama Hinata.

"H-hinata" ucap Sasuke tak percaya akan penglihatannya yang memperlihatkan sosok perempuan yang selama ini dia cari.

Tapi meskipun keinginannya Sasuke untuk bertemu dengan Hinata begitu kuat, tapi perasaan bersalah yang ada didirinya membuatnya mengurungkan akan niatnya sekarang dan kembali masuk kedalam kamar kecil dan terduduk lemas disana. Sasuke yang masih terdiam disana hanya dapat mendengar percakapan seseorang yang mendekat kearah kamar kecil.

"Kaa-san tadi paman bilang dia mau ketoilet sebentar, mungkin dia masih ada didalam" ucap suara kecil yang bisa ditebak Sasuke adalah milik Nozumi.

Tok tok tok

"Paman, paman ada didalam !" ucap Nozumi didepan pintu kamar kecil bersama Ibunya.

Sasuke yang mendengar itu hanya bisa diam tak bergerak dan hanya bisa diam mendengarkan saja.

"Nozumi ayo pergi, sepertinya paman itu tidak ada disini, mungkin dia itu sudah pergi karena ada urusan mendadak" giliran suara Hinata yang sekarang bisa Sasuke dengar.

"Hinata" ucap Sasuke pelan sambil menitikan air matanya didalam duduknya.

"Sayang sekali Kaa-san tidak dapat bertemu dengannya" ucap Nozumi kecewa.

"Iya mungkin lain kali" ucap Hinata yang kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

"Paman tadi sangat tampan Kaa-san"

"Benarkah, seberapa tampan dia" ucap Hinata dibuat seantusias mungkin agar putrinya itu tidak kecewa akan ucapannya.

"Tampan sekali, bahkan jika semua teman pria Kaa-san disatukan menjadi satu, mungkin masih kalah tampan oleh paman tadi"

"Ohya"

Dan suara merekapun sedikit demi sedikit tidak terdengar lagi tanda mereka berdua telah meninggalkan tempat ini sekarang. Sedang Sasuke yang masih berada disana hanya bisa menunduk sambil menutup mukannya dengan tangan kanannya untuk menahan tangis yang sedari tadi pecah.

.

.

.

Disebuah perusahaan milik keluarga Sabaku yang tenang, tiba-tiba saja suasana yang tenang itu langsung berubah menjadi rusuh saat seorang Sasuke datang ketempat itu.

"Gaara dimana Gaara ?" teriak Sasuke pada salah satu pegawai pria disana yang sekarang menunjukkan tampang ketakutan karena Sasuke sekarang sedang mencengkramnya.

"Di-dia sekarang ada diruangannya, di-disana" ucap pegawai itu sambil menunjuk kearah suatu pintu yang diatas pintu tersebut bertuliskan direktur. Sasuke yang sudah mengetahui arah tujuannya kemudian langsung melepas cengkramannya kepada pegawai itu dan langsung berjalan menuju arah pintu ruang kerja Gaara. Meskipun Sasuke sudah mengenal Gaara sejak lama, namun baru kali ini dirinya datang menemui Gaara dikantornya.

Tanpa mengetuk atau memberi ucapan Sasuke langsung berjalan menerobos pintu didepannya dan mendapati Gaara sedang berada disana dengan seorang wanita yang sekarang sedang dia cium dan dia raba tubuhnya. Melihat seseorang memasuki ruangannya tanpa permisi dahulu, Gaara kemudian menghentikan aktifitasnya dan melihat siapa yang sudah mengganggu acara panasnya dengan sekertarisnya.

"Sasuke" ucap Gaara kaget melihat Sasuke sekarang berada dihadapannya padahal dia sering mengajaknya kesini namun ajakannya itu selalu ditolaknya "Ada apa kau kesini Sasuke, tidak biasanya kau kesini ?".

Sasuke yang mendapat pertanyaan itu hanya diam tanpa menjawabnya melainkan langsung mendekat kearah Gaara dan mencengkram kerahnya.

Gaara yang mendapat perlakuan itu kemudian memberi tanda pada sekertarisnya untuk pergi keluar dan menutup pintunya.

"Ada apa ini Sasuke, kenapa denganmu" ucap Gaara setelah sekertarisnya meninggalkan tempat itu.

"Aku melihatnya Gaara, aku melihatnya !"

"Apa maksudmu Sasuke, kau melihat apa ?"

"Aku melihat Hinata, aku melihatnya !"

"Hinata"

Sasukepun kemudian melepas cengkramannya dan mundur kearah sofa hitam yang ada ditempat itu dan menundukkan dirinya disana. Gaara yang mendengar ucapan Sasuke yang mengatakan bahwa dirinya telah bertemu dengan Hinata menjadi sedikit terkaget akan hal itu, pasalnya Gaara tau persis siapa itu Hinata yang dibicarakan Sasuke. Seorang gadis pemalu yang ada didalam masa lalu Sasuke.

"Aku melihatnya, aku melihatnya. Bukan hanya dia saja yang aku lihat, aku juga melihat putrinya"

"Putri, maksudmu Hinata memiliki putri dan kau bertemu dengannya ?" ucap Gaara sedikit terkaget lagi akan ucapan Sasuke.

"Anak itu begitu cantik dan pintar mirip dengan Hinata" ucap Sasuke dengan suara yang bergetar.

"Sasuke" ucap Gaara pelan melihat teman baiknya itu sedang terpuruk akan perasaannya.

"Bahkan dengan tangan ini aku menyentuhnya Gaara, dengan tangan ini" ucap Sasuke sambil melihat kedua tangannya didalam duduknya "Dan aku tetap tidak menyadari jika anak itu adalah putri Hinata, ... Aku- aku benar-benar tidak berguna" lanjut Sasuke yang kemudian melihat wajah Gaara dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.

Gaara yang melihat kejadian itu menjadi teringat lagi akan beberapa tahun yang lalu saat Sasuke terpuruk seperti ini karena gagal mengetahui akan keberadaan Hinata.

"Tenanglah Sasuke itu bukan salahmu, siapapun juga tidak akan mengetahui kalau yang bersamamu itu putri Hinata, jadi tenanglah" ucap Gaara menenangkan Sasuke setelah duduk disebelahnya dan memegang bahu kirinya.

"Tapi seharusnya aku tau kalau anak itu ..."

"Tidak masalah jika kau tadi tidak tau siapa anak itu" potong Gaara yang membuat Sasuke melihat kearahnya "Tapi sekarang kau sudah tau siapa anak itu, jadi beranikan dirimu untuk menemui mereka dan berbuatlah seperti apa yang harusnya kau perbuat, karena kau sekarang tidaklah seperti dulu"

Mendengar ucapan Gaara barusan membuat Sasuke menunjukan tatapan mata yang tajam tanda dirinya tidak ragu lagi akan perasaannya sekarang "Kau benar Gaara aku sekarang bukanlah Sasuke yang dulu lagi, Sasuke yang selalu terkekang akan kemauan orang lain, sekarang aku adalah Sasuke yang tidak akan takut akan hal apapun didunia ini"

"Carilah kebahagiaanmu Sasuke" ucap Gaara yang kemudian membuat Sasuke beranjak dari duduknya dan berjalan keluar tempat itu menuju masa depannya.

.

.

.

Bersambung

.

.

Maaf-maaf-maaf, sekali lagi maaf-maaf-maaf karena author yang gaje ini bikin fic baru yang gaje juga, padahal fic yang sebelumnya belum author lanjutin hehehehe.

Sekali lagi maaf-maaf-maaf, karena author langsung terinspirasi sih saat baca fic orang lain, jadinya author langsung bikin deh fic ini, kan sayang kalau fic ini menguap begitu aja di otak author hehehehe.

Sekali lagi author ucapin maaf sebesar-besarnya, tapi meskipun begitu author tetep minta REVIEW ^_*

= kebanyakan minta maaf jadi capek sendiri