MY LOVELY SECRETARY
Dramione Fanfiction
Pairing: Draco M. Hermione G.
World: After War, Muggle World
Genre: Romance, Drama
Haruskah Hermione berterimakasih kepada masalah yang menimpanya?
PROLOG
"Tolong tanda tangani kertas ini," perintah Astoria dihadapan Hermione. Tangannya memegang banyak lembaran berkas kantor yang harus ditandatangani oleh 2 pihak. Terlihat satu dari dua pihak tersebut sudah menandatangani berkas itu.
Hermione meremas tangannya yang berkeringat. Ia menundukkan kepalanya, menatap sepatunya adalah hal yang paling menarik daripada menatap mata wanita didepannya itu.
Hermione mengambil sebuah pena yang terletak diatas meja kantornya. Dengan gemetaran ia menandatangani kertas bermaterai yang diberi Astoria. Wajahnya kusut, rambutnya yang megar semakin terlihat megar karena sudah tak terurus. Astoria tersenyum menyedihkan kearah Hermione yang sudah stres akibat mengurus perusahaan muggle ayahnya yang hampir bangkrut karena salah satu pegawainya membocorkan rahasia kantornya ke perusahaan lain.
Seluruh investor yang menanamkan saham di kantor Hermione mendadak menarik dananya kembali dan mencari perusahaan lain. Hermione bahkan tidak mengerti apa yang membuat mereka menarik dananya.
Sudah tak ada harapan, perusahaan ayah Hermione sudah terlajur jatuh, rumor dari awak media memperparah keadaan dan membuat banyak pegawai yang mengundurkan diri secara tiba tiba dengan alasan tak masuk akal. Hermione juga sudah menahan mereka untuk tidak mengundurkan diri tapi mereka tetap ingin mengundurkan diri.
Pagi ini Hermione sudah memecat seluruh karyawan yang tersisa dengan alasan perusahaan ini akan segera gulung tikar, dan Hermione memberikan gaji mereka selama sebulan penuh. Langkah terakhir Hermione adalah menjual seluruh saham perusahaannya yang sebentar lagi akan bangkrut.
Untungnya ada sebuah perusahaan terbesar se Britania Raya yang membeli perusahaannya dengan harga lebih dari yang ia ajukan. Hermione senang bukan main, tapi ketika mengetahui siapa pemilik perusahaan itu, ia langsung muram. Malfoy Corporation.
Ini bukan pertama kalinya Malfoy Corporation menyelamatkan perusahaan yang hampir bangkrut. Tapi, ada satu rahasia licik yang diketahui Hermione, yaitu saat Malfoy Corporation membantu perusahaan yang hampir bangkrut itu, ia akan berusaha untuk menyakinkan para investor untuk menanamkan kembali dana mereka, saat mereka menanamkan dana mereka lagi, saat perusahaan itu mulai bangkit, Malfoy Corporation langsung mengubah pemilik perusahaan yang hampir bangkrut itu menjadi atas nama CEO Malfoy Corporation. Siapa lagi jika bukan Draco Malfoy.
Malfoy Corporation sudah mengirimkan surat mereka dari 1 bulan lalu, saat Granger Inc sudah mulai jatuh. Sejak saat itu kesehatan Hermione semakin menurun, memikirkan masa depan kantor ayahnya yang hampir bangkrut. Draco Malfoy pasti akan mengambil perusahaannya saat Granger Inc sudah naik. Dan sekarang, Draco Malfoy pasti sudah menunggu lama surat mereka, jadi ia mengirim salah satu karyawannya untuk langsung berhadapan dengan Hermione.
Astoria bangkit dari kursi empuk yang ia duduki, "Terimakasih atau waktumu, Ms. Granger." Hermione pun menatap Astoria dari awal ia bangkit sampai membuka pintu ruangannya untuk pergi.
"Kuharap kau segera membereskan barang barangmu," ujar Astoria sebelum ia benar benar pergi.
Air mata Hermione tumpah, matanya langsung memerah. Ia frustasi. Apa kata ayah dan ibunya disurga sana saat mengetahui perusahaan yang sudah dibangun oleh kakek moyangnya bangkrut?
Ia tak mau keluarganya bersedih diatas sama, ia sudah memikirkan dimana ia akan berkerja. Ia akan pindah jauh dari Inggris, mungkin menuju Amerika, China, atau Indonesia dengan sisa uang yang ia miliki, lalu ia akan bekerja di restoran disana. Berbekal dengan ijazah palsu yang ia buat dari sihir. Mengingat ia hanya memiliki ijazah yang didapatkannya di Hogwarts.
Hermione segera membereskan barang barangnya dan pergi dari ruangannya itu. Besok ia akan bertemu langsung dengan CEO Malfoy Corporation.
"Aku akan meninggalkan rumah ini. Maafkan aku ayah, ibu. Aku tak dapat mempertahankan rumah dan perusahaan," ujar Hermione lalu menjatuhkan lagi air matanya yang sudah menumpuk sembari menatap dari luar rumahnya yang sudah dilabeli dengan tulisan
For Sale
+44-8887-xxxx
Harinya terlalu penat, matanya masih sembab dan mengeluarkan air mata sesekali. Ia akan menggadaikan rumah penuh kenangannya dan mobil mobil mewahnya untuk tabungan selama disana, ia juga akan meninggalkan seluruh identitas aslinya sebagai Hermione Granger, ia juga akan mengubah nama belakangnya untuk menyamarkan identitasnya. Rencana hidupnya selama 2 tahun kedepan sudah tersusun secara rapi didalam otak encernya itu. Ia akan hidup serba sederhana.
"Miss Granger. Jika boleh, aku akan tetap melayanimu. Sudah banyak kebaikan yang kau lakukan kepada kami dan anak anak kami. Aku ingin membalasnya," ujar Bathy, salah satu asisten rumah tangga yang selalu membantu Hermione membersihkan rumahnya.
"Kau takkan mendapat gaji lagi, Bathy. Sebaiknya kau cari majikan baru yang bisa menggajimu. Terimakasih sudah bersabar dan membantuku mengurus rumah ini," Hermione memeluk Bathy sambil mengucurkan air matanya lagi. Bathy adalah satu satunya asisten rumah tangga yang sangat mengerti keadaan Hermione. Bathy seakan bisa membaca raut wajah Hermione yang kesal menghadapi karyawannya di kantor, lalu Bathy akan menyiapkan air hangat dan merendam kaki Hermione di air hangat. Bisa dibilang Bathy adalah yang paling dekat dari yang lainnya.
"Mari kubantu membereskan kopermu," Bathy berjalan menuju lemari coklat tua milik Hermione lalu membuka pintunya, dilihatnya sebuah kopor berwarna hitam putih milik Hermione yang bertengger manis disamping lemarinya. Bathy mengambilnya dan mengepak semua pakaian Hermione kedalam kopor itu.
Beberapa asisten rumah tangga Hermione yang lainnya pun membantunya untuk mengepak pakaiannya, sebagai balas budi kepada Hermione yang terlalu baik kepada mereka. Tolong garis bawahi, tidak ada satupun asisten rumah tangga Hermione yang mengetahui bahwa ia penyihir, ia menyembunyikannya dengan baik.
"Terimakasih sudah membantuku mengepak pakaian, kalian bereskanlah barang barang kalian yang akan kalian bawa," kata Hermione kepada 8 asisten rumah tangganya. [A/N Bagi satu boleh kali yaaa...]
Mereka pun mengangguk dan kembali kekamar mereka lalu mengepak barang mereka.
Hermione pun menutup pintu kamarnya, merebahkan tubuh penatnya diatas kasur Queen Size empuknya, mungkin ini adalah terakhir kalinya ia tidur dikamar semewah ini. Hermione pun segera berganti pakaian, mencuci wajahnya lalu sikat gigi.
Hermione merenggangkan badannya lalu naik keatas tempat tidur, tak lupa ia membawa novel muggle kesayangannya. Ia pun kembali membuka lembaran demi lembaran novel itu dan mencari tanda yang sudah ia buat untuk menandai sampai mana ia membaca.
Tapi tiba tiba sebuah suara telepon mengintrupsi bacaan Hermione, ia pun melihat layar ponselnya yang melampirkan nomor tak dikenal menghubunginya.
unknown number is calling you
+44-7469-xxxx
Siapa orang tak dikenalnya yang menghubunginya malam malam? Hermione tidak pernah mendapat nomor ini menghubunginya. Ia lalu mengangkat ponselnya.
"Halo," sahutnya.
"Halo?" ia mulai beranggapan bahwa orang yang meneleponnya malam malam hanya iseng.
"Jika kau tidak bersuara aku akan menutup teleponnya!" ancam Hermione.
Hermione mendengar sebuah kekehan dari seberang sana. Ia semakin mengernyitkan dahinya. Apa maunya?
"Apa benar ini Hermione Granger?" tanya seseorang itu
Hermione mulai mengenali suara itu. "Maaf siapa anda?" tanyanya curiga.
"Apa benar ini Hermione Granger?" ulangnya.
"Maaf siapa anda?" tanya Hermione geram.
"Apa benar ini Hermione Granger?"
Hermione menggeram.
"Ya, ini Hermione Granger," jawabnya terpaksa.
"Aku melihat bahwa rumahmu telah dijual," katanya.
"Ya, rumahku memang dijual," jawab Hermione tenang. Jika ada sangkut paut dengan penjualan rumah, Hermione bisa sedikit tenang. Mungkin orang ini ingin membeli rumahnya.
"Aku ingin membeli rumahmu. Berapa harganya?" tanya seseorang itu dengan suara beratnya yang khas. Hermione bisa menyadari bahwa orang yan meneleponnya adalah seorang pria.
"500.000$" jawab Hermione.
"Benarkah hanya segitu?" tanya pria itu tak percaya. Hermione memutar bola matanya kesal. Dia pasti orang kaya pikirnya dalam hati.
"Harganya memang segitu, tuan," jawab Hermione sekenanya.
"Aku ingin membelinya dengan harga 1.000.000$. Kau setuju?"
Hermione membelalakkan matanya. Sekejap novel ditangannya terjatuh begitu saja sebelum Hermione sempat menandai sampai mana bacaannya.
"Halo? Apa kau masih disana?"
"M-maaf. Bisakah kau mengulanginya lagi?" tanya Hermione tak percaya. Ia berjalan menuju tempat tidurnya lalu duduk disana dan mengatur napasnya yang memburu.
Pria itu kembali tertawa dengan suara beratnya. "Aku membeli rumahmu seharga 1.000.000$, nona."
"Apakah kau serius dengan kata katamu? Maaf, aku tidak melayani pelanggan yang hanya bermain main," kata Hermione menegaskan. Ia sedikit ragu dengan pria yang sedang menelponnya ini.
"Aku serius. Temui aku jam 8 pagi di Malfoy Corporation," ujar pria itu dan dengan tidak sopannya ia langsung memutuskan kontak telepon mereka.
"Damn it,"Hermione mengumpat.
Bagaimana bisa? Besok ia harus menjumpai Draco Malfoy untuk masalah menjualan saham perusahaannya pada pukul 7.40, sementara itu ia harus menemui pria misterius yang ingin membeli rumahnya dengan harga fantastis pada pukul 8.00. Bagaimana bisa ia membicarakan masalah perusahaannya dengan waktu 20 menit? Mereka tidak mungkin langsung ke inti masalah, pasti ada basa basi yang akan diperbincangkan.
Hermione akan memikirkan hal itu besok, yang terpenting adalah menjumpai Draco Malfoy tepat pada pukul 8.00. Beruntungnya pria misterius itu meminta untuk bertemu di Malfoy Corporation.
Hermione tak bisa membayangkan bagaimana wajah konyolnya saat bertemu dengan Draco Malfoy. Rivalnya pada masa sekolah, partner Ketua Muridnya, rivalnya dalam dunia perbisnisan, dan juga orang yang membantunya dalam masa masa seperti sekarang.
"Aku akan bertemu Draco -fuckin- Malfoy. Oh tuhanku!"
Welcome to new story! Cerita ini bakalan beda sama yg sebelumnya karena... Draco Malfoy memutuskan untuk bekerja sebagai CEO salah satu perusahaannya di dunia Muggle dan akan menjumpai rivalnya semasa bersekolah di Hogwarts yang juga pernah menjadi saingannya di dunia bisnis. Penasaran?
