Elf

"First Impression"

Chapter 1

Disclaimer :

Ini hanya khayalan. Tokohnya pun khayalan, cuma namanya mirip sama memberdeul super junior, kkkk~ Yah pokoknya itu lah. Sekian dan terima kasih. :D

Cast :

Super junior members

OC

Rate : K sampe T

Genre : Fantasy/Friendship

Summary :

Seseorang kabur dari rumah karena sebal pada eomma dan saudara-saudaranya. Ah, prilaku seperti ini tidak patut di contoh oleh anak-anak. Mungkin seharusnya rate ff ini harus diubah menjadi PG. Adik-adik, prilaku tokoh utama ff ini jangan di tiru yah. Kabur dari rumah saat ada masalah hanya akan menambah masalah baru. Tidak percaya? Donghae membuktikannya. Mind to read? Just go ahead! ^.^

Author POV

Siiiiiinggg~

Matahari bersinar terik siang itu. Jalanan komplek perumahan sepi, tidak ada yang melintas berjalan-jalan. Ah, siapa yang mau berpanas-panasan siang ini? Lebih baik bermalas-malasan, berenang di kolam renang, atau setidaknya di bawah AC atau di dekat kipas angin sambil menyantap es krim.

Rumah dengan gerbang abu-abu itu terlihat tenang. Bunyi gemericik dari kolam ikan di halaman menambah damai suasana rumah. Namun apa di dalam setenang kelihatannya? Mari kita lihat kedalam.

Sniff… sniff…

Bau gosong apa ini? Baru masuk rumah saja kita sudah disambut dengan bau gosong. Ah, panci kecil yang malang, masih kecil sudah jadi korban kecerobohan pemiliknya. Kemana pemiliknya yang ceroboh itu?

Nah, pasti itu dia! Bermalas-malasan di depan televisi.

Author POV end

Donghae POV

Buk! Ponselku ku biarkan terkulai di sofa. Aaaah, Bosannya! Tidak adakah yang bisa kulakukan untuk menunggu film kesukaanku diputar pukul 2 nanti?

"Yes sir! Yes sir! Dhuarrr.. dhuaarr…."

Hm, pasti si magnae lagi main game. Ah, lebih baik aku recoki dia.

Aku mengayunkan kaki dengan semangat menuju kamar yang berisik itu. Krieeeettt….

"Kyunie~"

"…."

Serius sekali dia.

"KYUHYUN-AAAAAH!" panggilku tepat di telinga Kyuhyun.

Cklak.

GAME PAUSED.

Set. Kepala Kyuhyun menoleh padaku. Death glarenya memancar mengerikan.

"YAK! HYUNG! KAU MAU MERUSAK TELINGAKU!" Kyuhyun balas menjerit tepat diwajahku. Dasar tidak sopan!

"Kau sih! Tidak menyahut saat aku memanggilmu dengan lembut. Ayo kita battle game~." Ujarku sambil menggeser duduknya di bangku.

"Shireo! Pikyo! Pikyo!" sialan. Aku diusir!

"Ayolaaah! Aku sedang tidak ada kerjaan~" rengekku.

"Hyung! Kau itu sudah kelas 9, belajar sana! Sebentar lagi kau ujian, kan? Pikyo bwa!" Kyuhyun mendorong tubuhku sampai… BUGH. Bokongku sayaaaang.

"Ya!" bentakku sambil berdiri dan mengelus bokong.

"Mwo? Mwo?! Aiiissssh!" Kyuhyun berdiri dan berkata menantangku.

Sset. Tap. Tap.

Eh? Kenapa dia pergi?

"Ya! Odiga?"

"Kamar mandi! Awas kau, kalau berani menyentuh komputer ku!" ancamnya dari luar kamar.

Hm, aku mengelus jenggotku yang tidak tumbuh-tumbuh. 'Setelah kau mendorongku jatuh, kau pikir aku akan menurutimu? Lagi pula aku sedang bosan, aku main sebentar yaaaa~'

Alt+tab.

Desktop.

Folder Game.

Feeding Frenzy.

"Hyaaaa… "

'ternyata dia masih punya game ini! Hehehehe, saatnya memanjakan saudara jauhku yang terperangkap di komputer Kyuhyun. Dia pasti sudah lama tidak di beri makan. Frenzy-ah, ban mokjaaa!'

Ngomong-ngomong Kyunie masih menyimpan game ini? Bukankah waktu itu dia bilang ini permainan tidak mutu? Huuuu, jangan-jangan dia main juga. Dasar!

Krauk. Krauk. Krauk. Wuiiiiiiiitt~

Huehehehe, seandainya aku bisa tumbuh secepat Frenzy, mungkin saat ini aku sudah lebih tinggi dari Siwon juga tidak perlu stres setiap eomma-appa membahas tinggi badanku, Teukie hyung, dan Kyuhyunnie. Kalau Teukie hyung lebih tinggi dariku wajar saja. Tapi Kyuhyunnie? Tinggi magnae bongsor itu hampir menyamaiku! Dia saja paling tinggi di kelasnya. Bagaimana kalau dia menyamaiku, atau jadi lebih tinggi dariku? Aaah, bencana! Bencana! Benca…

"Krauk!" Suara renyah itu sontak membuatku membulatkan mata. Andweeee, frenzy-ah!

"Aissssssh!"

'Padahal Frenzy ku sudah besar!'

Trakkk!

Key mouse jelek itu ku dorong dengan kasar sampai bablas dari meja. Sementara di saat yang bersamaan pintu dibuka oleh sesosok makhluk kusut. Kyuhyun.

"Hyung! Mwohaneun goya!" jeritnya kesal. Aku panik. Sungguh aku tidak akan melempar mouse itu seandainya Frenzyku tidak dimangsa.

Kyuhyun langsung menyelamatkan mouse durjana itu. Dia menggeser-geser mouse di pad-nya. Dalam hati aku berdoa agar ada keajaiban yang bisa membuat pointer di monitor itu bergerak. Tapi…

"Hwaaaa! Tidak bisa gerak! Yak! Musuh segala macam benda elektronik! Keluar dari kamarkuuuuu!" seru kyuhyun. Aaah, seandainya ini bukan salahku, mana mau aku dibentak-bentak begitu. Tapi karena ini semua salahku, meski tak sepenuhnya, aku menyingkir sajalah.

Aku berjalan sambil meletekkan tangan di kepala. Hhhh… aku juga tidak mengerti kenapa benda-benda elektronik itu selalu memusuhiku. Dulu MP3 player Eunhyuk, lalu piano keyboard Sungmin, sekarang komputer Kyuhyun, dan masih banyak lagi disaster yang lainnya yang disebabkan karena ketidakcocokanku dengan barang elektronik. Hanya dispenser yang bisa memahami kesialanku. Dia masih bersedia menyimpan uangku didalam tubuhnya.

Ah, ngomong-ngomong soal dispenser, aku jadi haus.

Dapur masih menguarkan bau gosong karena aku lupa mematikan kompor saat menghangatkan makanan tadi.

'Huh! Kenapa baunya tidak hilang-hilang sih?!'

Air dari sahabat elektronikku –dispenser- mengucur di gelas. Kuteguk air putih itu hingga tandas.

Ah… Segarnya.

Lebih baik aku juga sekalian mencari cemilan, siapa tahu eomma masih menyimpan beberapa chips.

"Omonaa~" lemari ini bersesakan dengan banyak sekali snack. Kenapa Eomma mendadak royal, ya? Padahal semua juga tahu dari mana Leeteuk hyung mewarisi sifat pelit itu. Ah, terserahlah, mumpung eomma lagi baik.

'ah, yang mana ya?' ujarku dalam hati sambil membuka bungkus cheese ball. Krauk.

Hm, taaaaa…. Mokgo!

Benar juga, sepertinya di kulkas masih ada es krim.

Tanganku memeluk beberapa bungkus makanan serta es krim.

'Sebaiknya aku makan di ruang tv.'

Sambil menunggu film kesukaan tidak ada salahnya menonton acara tidak jelas itu sebentar sambil ngemil. Ada baiknya sambil memakai bantal milik teuki hyung.

Krieeet~. Dengan susah payah kubuka kamar teuki hyung dengan sebelah kakiku. Hm, dimana dia menyimpan bantal itu ya? Ah itu dia!

Ukh, kenapa Teuki hyung menaruhnya di ujung tempat tidur sih. Kaki ku tidak sampai. Tanganku penuh dengan bungkusan snack. Naik saja ah~

Mian hyung, aku tau tempat tidurmu yang serba putih, yang mirip rumah sakit jiwa ini sangat rapi, setelah ini aku akan merapikannya kembali.

Bruk!

Aiiisssh! Kenapa tempat tidur Teuki hyung begitu empuk? Aku sampai terguling begitu menjejakkan kaki. Dan lihatlah semua cheese ball ku terhempas keluar dari bungkusnya. Uuuhh! Benar-benar menambah kerjaan.

Aku sedang memunguti cheese ball diatas tempat tidur Teuki hyung ketika terdengar…

"Donghae-ya? Mwohaneun… YAK! LEE DONGHAEEEEE? APA YANG KAU HAMPARKAN DI ATAS TEMPAT TIDURKU?" Teuki hyung langsung masuk kamar dengan membabibuta. Dilemparkannya tas yang tadi ia kenakan ke sembarang tempat.

"Aku tidak sengaja hyung. Mianhae."

"Kojyo!" Usir Teuki hyung tanpa perasaan. Aku semakin mempercepat memunguti cheese ball.

"Kojyoragooooo!" jerit Teuki hyung.

"Arrasseo, tapi ini cheeseball nya masih berantakan." Balasku.

"Biar aku yang bersihkan!" Teuki hyung semakin melebarkan matanya. Oh, aku takut sekali.

"Wae geurae?" Eomma muncul di depan pintu kamar Teuki hyung. Pasti tadi eomma pulang bareng Teuki Hyung.

"Donghae, Eomma. Igo bwa! Es krim tumpah dilantai, cheeseball diatas tempat tidurku. Untung saja snack-snack ini belum dibuka!" Adu Teuki hyung.

"Aku tidak sengaja Eomma. Lagi pula aku sedang berusaha memungutinya." Belaku.

"Kau memakan semuanya sendirian, Donghae-ya?" Eomma menatap tidak percaya dengan semua makanan yang terhampar di kamar Teuki Hyung.

"Belum, Eomma. Aku baru membuka cheeseball saja. Es krim itu tumpah karena tutupnya terbuka saat jatuh. Aku belum memakannya, lagipula snack yang lain juga belum terbuka, kan!" ujarku membela diri.

"Donghae hyung memang rakus." Celetuk Kyuhyun yang entah sejak kapan berdiri di belakang Eomma.

"Ish! Aku bilang aku baru memakan cheeseballnya!"

"Kalau kau memang hanya akan memakan cheeseballnya, kenapa kau bawa kesini semua snack-snack ini?" Eomma membungkuk memunguti snack-snack yang belum ku buka.

"Lagipula snack-snack ini eomma beli bukan untuk dimakan satu hari saja…." Eomma belum menyelesaikan kalimatnya.

"Aish! Bisa tolong tinggalkan kamar ini? Bisa tidak bertengkarnya diluar saja. Aku harus membersihkan kamarku." Omel Leeteuk hyung sambil mengibaskan selimutnya.

"Keurae. Kau Donghae, bantu bersihkan tempat tidur hyungmu, setelah itu baru kau boleh makan lagi." Eomma kembali berdiri.

"Shireo. Teuki hyung tadi menyuruhku keluar. Lagipula aku sudah tidak ingin makan Cheese ball lagi." Aku menghentakkan kakiku keluar.

Tiba di ruang tv aku mendapati Kyuhyun sedang menonton kartun sambil melahap keripik kentang.

"Mana remote tv nya? Aku mau menonton film. Aku sudah menunggunya dari satu jam yang lalu!" ujar ku sewot.

"Enak saja. Kartunku sudah mulai hyung!" Kyuhyun mendekap remote tv.

"Yak! Kau ini ya, dasar anak kecil! Kartunmu itu ditayangkan setiap hari! Film itu hanya ditayangkan di weekend ini, belum tentu weekend minggu depan ditayangkan film yang sama." omelku memaksa mengambil remote dari dekapan kyuhyun.

"Tapi aku yang menyetel tv nya!" balas kyuhyun.

"Heh, magnae nakal! Jelas-jelas aku sudah menyetel tv ini sejak satu jam yang lalu! Berikan remote nya!"

"Tv ini tadi mati hyung, dan aku baru saja menyetelnya!" kukuh kyuhyun.

"Donghae! Berhenti membuat masalah. Panci yang gosong saja belum kau bereskan. Dan kau sudah membuat masalah di kamar Leeteuk Hyung, sekarang berebut remote dengan Kyuhyun. Kau sudah di bebaskan dari hukuman membersihkan kamar Hyungmu, lebih baik kau ganti seragam sekolahmu. Eomma akan membuatkan makan siang!" Eomma memarahiku lagi.

"Tapi eomma, aku yang menghidupkan tv sejak tadi." Rengekku.

"Lalu eomma matikan, karena tidak ada yang menonton." Balas eomma.

"Aku yang mau menontonnya, aku tadi hanya ke kamar Leeteuk hyung sebentar untuk meminjam bantal."

"Sudahlah! Ganti seragammu!" nada eomma final. Rasanya kesal sekali. Kalau sudah begini tidak mungkin membantah eomma lagi. Eomma berlalu ke dapur.

Kyuhyun menjulurkan lidahnya. Dasar magnae nakal! Awas kau ya! Aku menghambur ke tubuh kyuhyun sampai kami berguling di karpet. Kyuhyun masih kukuh mempertahankan remote ditangannya.

"Donghae-ya! Berhentilah mengganggu kyuhyun!" Eomma bertolak pinggang di pintu dapur.

"Dia yang mengejekku, eomma." aduku. Sambil menoleh sebentar ke arah eomma. Sementara Kyuhyun berhasil membalikkan posisi. Dia ganti menyerangku.

"Keumanhaera!" nada rendah Teuki hyung sangat mengerikan. Kyuhyun langsung melepaskan kunciannya dariku.

Remote berada tepat di samping tanganku.

Set. Click.

Film favoritku sudah mulai.

Set. Click.

Kyuhyun berhasil merebut remote lagi dan mengganti kartun jelek favoritnya.

"Kembalikan!" Seruku.

Pip. Tv mati. Teukie hyung yang mematikan dengan menekan tombol power tv.

"Hyung!" seruku. Leeteuk hyung hanya berlalu ke kamarnya.

Kyuhyun kembali menjulurkan lidah. Ia berpindah duduk ke sofa sambil bermain PSP.

Moodku tidak bisa diselamatkan! Persetan dengan film itu diputar sekali setahun, aku tidak peduli. Di rumah ini tidak ada yang sayang padaku! Aku berlari cepat keluar rumah. Huh!

"Donghae-ya!" Aku dengar eomma berteriak memanggilku. Mungkin dia juga mengejarku keluar rumah. Tapi coba saja mengejarku kalau bisa! Menyebalkan! Menyebalkaaaaan!

Donghae pov end

Author POV

"Donghae odiga?" tanya Nyonya Lee saat melihat Kyuhyun ke dapur mengambil es krim.

"Kabur." Jawab kyuhyun sekenanya sambil menyendok es krim.

"Hhhh.. Yokshi." desah nyonya lee.

"Gogjong hajima, eomma. Kalau lapar, dia pasti pulang." Ujar Kyuhyun.

"Kau harusnya jangan selalu menang sendiri dong, Kyu." Ujar Nyonya Lee menasehati magnae adeulnya.

"Kyu –nyam- kan dong-nyam-saeng, eomma-nyam. Donghae –nyam Hyung-nyam- harusnya ngalah, kan-nyam-?" jawab Kyuhyun sambil terus memakan es krim.

Leeteuk kedapur membawa sekantong sampah dari kamarnya.

Sraaak.

Usai memasukkan sampah di tempatnya, Leeteuk mengambil sendok kecil.

"Hyung harus ngalah, Dongsaeng harus hormat." Ujar Leeteuk menanggapi jawaban Kyuhyun. Kemudian ikut menyendok di cup es krim Kyuhyun. Kyuhyun mengisi pipinya dengan udara.

Nyonya Lee mengangguk setuju. Kyuhyun mengempiskan pipinya sambil meniup sendok Leeteuk yang sudah penuh dengan Es krim lagi

"Hyung ambil sendiri di kulkas." Gerutu Kyuhyun sambil menepis tangan Leeteuk yang hendak menyendok lagi.

"Hyung belum makan siang, jadi tidak bisa banyak-banyak makan es krim." Leeteuk meraih tangan Kyuhyun yang memegang cup.

"Memangnya kau sudah makan, Kyu?" tanya Nyonya Lee.

"…" Kyuhyun hanya berkedip menjawab pertanyaan Eommanya.

"Belum." Jawab Leeteuk. "Kan Donghae menghanguskan makanannya." Lanjut Leeteuk. Sekarang cupnya sudah berada di tangannya.

"Kalau begitu makan es krim nya nanti saja. Jaaa… ban mokjaa." Nyonya Lee merebut cup es krim dari tangan Leeteuk dan menuangkan nasi goreng di piring.

Author POV end

Donghae pov

MENYEBALKAN!

Eomma marah hanya karena aku makan cheese ball? Baiklah aku memang salah karena mengeluarkan banyak Snack dari kulkas, tapi kan yang aku makan hanya Cheese ball! Hanya Cheese ball! Teuki hyung juga. Hanya karena cheese ball tumpah di atas selimut, ia sampai melotot begitu! Menyeramkan sekali death glarenya tadi! Magnae jelek itu juga! Semakin menyebalkan saja! Hanya appa yang sayang padaku~ Appaaa~ bogoshippooo!

Lebih baik aku kabur daripada berada ditengah-tengah orang yang tidak menyayangiku. Aku akan pulang saat appa sudah dirumah, akan kuadukan mereka semua!

Aaaah,, lelahnya. Coba aku tadi makan es krim dulu, tidak akan sehaus ini! Cheese ball sialan.

Aku menghempaskan badan di bangku taman. Sejuknya! Bangku semen ini benar-benar gagasan terbaik sebagai tempat duduk taman. Orang yang menggagas ini harus masuk surga!

Buakh!

Aku terduduk. Mengedarkan pandangan, mencari sumber bunyi 'Buakh' tadi.

Omo! Seseorang terbaring di sana! Jangan-jangan dia tertimpa sesuatu yang jatuh tadi? Atau justru dia yang jatuh?

Aku menghampirinya.

Yeoja?

"Yak! Gwenchanayo?" aku mengguncang-guncang tubuhnya. Tubuhnya panas sekali. Aku menoleh kanan kiri. Mungkin ada seseorang yang melintas, yang bisa ku mintai bantuan untuk menolong yeoja ini. Aisss.. siapa pula yang akan jalan-jalan ditengah hari yang panas seperti ini. Baiklah. Pertama, pindahkan dulu tubuh yeoja ini ketempat yang lebih nyaman.

Apa yang harus kulakukan agar dia sadar? Nafas buatan?

"…."

Ew… tidak, tidak. Bibirku yang perjaka ini bisa ternoda.

Tapi aku harus bagaimana? Nanti kalau ada orang yang lewat, bisa-bisa aku dikira menganiaya seorang yeoja sampai pingsan lagi.

"Yak! Ireona bwa!" aku mengguncang badannya lagi. Panas badannya semakin menjadi.

Ottoke?

Kipas. Kipasi saja badannya. Siapa tahu panasnya berkurang.

Aku mengambil kertas berlaminating tanda cat basah. Ku kipasi badannya dengan kertas itu.

Kipas.. kipas… kipas….

Ukh! Pegaaaaaallll! Hhh, aku menaruh 'so-called-kipas' itu dibangku.

"Bangunlah!" Aku memeriksa keningnya.

Eh? Matanya terbuka.

"Ya, gwenchanayo?" tanyaku. Matanya hanya menatap kosong lurus ke depan.

"Kalau sakit jangan jalan-jalan dong! Pingsan begini hanya menyusahkan orang lain tahu! Dimana rumahmu? Siapa namamu?" lanjutku menginterogasinya. Kulihat matanya masih mengarah lurus keatas. Kemudian perlahan tapi pasti dia melirik kearahku.

"Siapa namamu?" ulangku.

"Siapa namamu?" tanyanya balik. Dasar! Kan aku yang tanya duluan!

"Donghae." Ujar ku singkat.

"Siapa namamu Donghae?" ujarnya lagi.

He? Yeoja ini sepertinya jadi agak gila setelah demam hebat tadi.

"Michin" gumamku seraya berdiri meninggalkannya. Aku pun berjalan sambil menepuk-nepuk celana, membersihkan kotoran karena duduk di tanah.

"Siapa namamu Donghae michin?"

Ish! Setelah ditolong, bukannya berterima kasih, malah mengataiku gila?!

"Mworago?" aku berbalik dengan marah.

"Siapa namamu Donghae michin mworago?"

Eh? Dia mau bilang apa sih? Kenapa tata bahasanya aneh sekali?

"Dia pasti pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa." Gumamku. Aku berbalik, geleng-geleng sambil menyesali pertolongan yang ku berikan padanya tadi.

"Siapa namamu Donghae michin mworago dia pasti pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa." Ujarnya lagi. Kini ia mengikutiku berjalan.

"Kau mengulangi kata-kataku?" lagi-lagi aku harus berbalik.

"Siapa namamu Donghae michin mworago dia pasti pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa kau mengulangi kata-kataku?" ujarnya dalam satu tarikan nafas.

"Kemanhae!" bentakku. Ia menatapku bingung. Berkedip.

"Siapa namamu Donghae michin mworago dia pasti pasien yang kabur dari …"

"Jangan mengikuti kata-kataku!" bentakku lagi. ia berhenti sebentar.

"rumah sakit jiwa kau mengulangi kata-kataku kemanhae jangan mengikuti kata-kataku." Lanjutnya kemudian.

"K…" Hampir saja aku mengeluarkan kata-kata lagi. tidak boleh. Aku tidak boleh mengucapkan satu patah katapun. Atau aku akan stress mendengarnya mengulangi semua kata-kataku lagi. Aku menatapnya kesal. Ia balik menatapku. Tatapan dari mata bulat innocent yang berkedip-kedip menyebalkan. Aissss.. acuhkan. Acuhkan! Aku berbalik, melanjutkan perjalanan yang tak tahu akan sampai mana.

"Huaaaah~~ lapaaaar!" keluhku setelah berjalan beberapa meter.

"Siapa namamu Donghae…"

"Yaaaah! Keuman! Keuman! Keuman!" bentakku.

"michimppffftt.." aku membekap mulutunya. Ia berontak. Ia mencengkram tanganku yang membekapnya. Tapi bukannya tercakar oleh kukunya, aku justru kesetrum!

"Aaaaaarghh!" Jinjja! Makhluk apa yang sedang ku hadapi ini?

Aku melangkah mundur, mengusap-usap punggung tanganku yang tadi kesetrum sambil menatap waspada. Ah, lebih baik aku kabur saja. Berurusan sama orang gila pasti akan panjang urusannya. Apa lagi orang gila yang bisa menyetrum. Aku berbalik lalu berjalan cepat. Seperti yang selalu dilakukan Teuki hyung setiap kami jogging.

Tap… tap… tap…

Andwe! Kenapa makhluk ini masih mengikutiku berjalan. Ah, Sebaiknya aku lari. Ia pasti tidak akan sanggup mengikutiku lari, teuki hyung saja kalah.

"hhh.. hhh… hhhh…" akuh hrasha akhu sudahh bherlarhi shangath jauhhh. Sekarang haku hhaaa… usssss, Yeorobun, aku minta air! Lee Donghae yang tampan mematikan ini ngos-ngosan setelah berlari menghindari makhluk yang…

"Aaaaaaargh!" yang masih mengikuti ku. Andweeeee!

"Siapa namamu Donghae michin mworago dia pasti pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa kau mengulangi kata-kataku kemanhae jangan mengikuti kata-kataku huah lapar ya keuman keuman keuman aargh aargh." Eommaaaa! Aku bisa gila!

'Teuki hyung! Cepat temukan aku. Aku lebih suka kau berikan death glare dari pada diikuti makhluk bodoh yang mengulangi kata-kataku. Aku akan membersihkan tempat tidurmu. Kyuuuu… Aku akan mengalah, aku tidak akan mengganggumu main game atau nonton kartun bodoh itu. Jebal! Eomma, aku tidak jadi mengadukanmu pada appa ~. Yaksooook~~' jeritku dalam hati.

Duak!

Oh! Siapa yang menaruh batu sialan ini disini?

Makhluk itu masih menatapku yang terjungkal dihadapannya. Badannya sedikit membungkuk. Matanya melebar dan berkedip-kedip. Aku jadi teringat ddangkkoma yang suka berkedip di rumah Yesung hyung. Tapi peliharaan yesung hyung itu lebih menyenangkan. Setidaknya ia tidak berisik mengulangi kata-kata majikannya.

Aku kembali bangkit. Aku berjalan terpincang-pincang sambil sesekali menoleh kebelakang, dan aku masih menemukan makhluk itu berjalan mengikutiku.

"Eomma, Appa, Hyung, Kyu! Dowajuuuu!"

To be continued...

Yeorobun, annyeong~

Perkenalkan, aku author baru, dan ini cerita pertama ku, ada yang minat review? juseyoooo~
gamsahamnida ^.^