Tittle :: Truth Or Death

Cast :: Cho Kyuhyun, HaeHyuk, Sibum, Zhoury

Author :: Kang Rae Mi

Warning :: Typo(s), genderswith

Annyeong... Ini fict sebenernya udah pernah di post di fandom ini, tapi karena -ehem- penghapusan -ehem- besar-besaran -ehem- jadinya fict ini ikut kehapus... Ini fict tragedy pertama Mi, semisal ada yang kurang atau kurang seru, yah mohon di maklumi :) jadi bisa dibilang fict ini re-post ulang, semoga engga bosen ya :)

DON'T LIKE DON'T READ, NO BASHING. Bash aja authornya, jangan castnya :) COPAS WITH PERMITION

HAPPY READING ^_^

.

.

TRUTH OR DEATH

.

.

Author POV

Ruangan itu di dominasi warna putih yang menenangkan. Berkas-berkas cahaya menembus helaian tirai putih yang melambai tertiup angin sore yang segar. Sepuluh orang remaja duduk melingkar mengelilingi sebuah sisir lipar berwarna hitam dan ungu.

"Jadi, aku akan memutar sisir ini (mengangkat sisir) dan siapa yang ditunjuk ujurng berwarna hitam, dia yang akan jadi 'korban' bagaimana?" kata seorang yeojya blonde dengan wajah berbinar. Semua orang yang ada di ruangan itu mengangguk setuju. Yeojya itu tersenyum dan meletakkan kembali sisir kebanggaannya. "Kau mau coba, Kibummie?"

"Suatu kehormatan untukku." Jawab yeojya yang dipanggil Kibummie. Yeojya berambut hitam panjang itu memutar sisir yang ada di hadapannya dengan sekuat tenaga. Beberapa mata memandang was-was sisir yang berputar. Beberapa terlihat tenang walau dalam hati berharap bukan dirinya yang terpilih. Gerakan sisir mulai melemah dan berhenti pada seorang namja tampan berlesung pipi. Desahan kecewa terdengar dari bibirnya, teriakan kemenangan tersengar dari beberapa namja lainnya, dan seruan kelegaan terdengar dari beberapa yeojya.

"Siwonnie..." panggil Kibummie dengan nada manja yang mengejek pada si namja tampan yang ia panggil Siwonnie.

"Apa?!" balas Siwonnie ketus. Gelak tawa terdengar memenuhi ruangan itu.

"Terima saja nasibmu, Hyung." Seru seorang namja tampan berambut ikal.

"Diam kau, Setan!"

"Baiklah, kau mau pilih yang mana? Truth? Or death?" tanya Kibummie.

Bukan pilihan yang mudah, namja tampan itu tahu. Truth –kebenaran– berarti ia harus memberikan sebuah kebenaran tentang dirinya, dan itu tergantung pertanyaan yang akan ia dapatkan. Menguntungkan atau malah membuatnya malu. Death –kematian– berarti ia harus mau menerima sebuah hukuman dari temen-temannya. Dan ia tahu, tentu bukan hukuman yang mudah.

"Truth!" dengan berat hati ia menyerukan pilihannya.

"Baiklah. Itu pilihanmu. Pertanyaannya, kapan kau berhenti mengompol?" pertanyaan mudah. Tapi sulit untuk Siwonnie. Bukankah itu rahasianya sendiri. Bibir Siwonnie mencoba menjawab tapi suaranya tertahan di tenggorokan.

"Ke-ke-ke-las-kelas.." ucapnya gugup. "Kelas lima SD." Jawabnya lirih.

"Mwahahahahaha!" tawa menggelegar dari teman-temannya. Sungguh mereka tidak percaya, Siwonnie yang perfect ternyata memiliki rahasia sekelam itu.

"Permainan ini MEMATIKAN." Dengus Siwonnie.

"Itu menurutmu." Sahut seorang namja tampan berambut brunet.

"Coba saja denganmu." Siwonnie memutar sisir biadap yang membuatnya malu. Keberuntungan untuknya, sisir itu menuntuk ke arah si namja brunet.

Cih! Sial!

Seringai kemenangan tercetak di wajah Siwonnie. "Giliranmu, Ikan."

"Truth!" jawab si namja brunet dengan cepat.

"Itu pilihanmu. Diantara semua yeojya disini. Siapa yang paling kau sukai?"

Satu lagi pertanyaan mudah yang sulit dijawab. Namja tampan itu memandang keseluruh wajah temannya dan matanya berhenti pada dua orang yeojya, yang satu imut, yang satu manis. Si yeojya imut, berharap namja itu akan memilihnya. Tentu, karena diam-diam, ia adalah kekasih si namja tampan. Hanya pacar diam-diam.

"Eunhyuk!" jawab si namja tampan mantab. Jawaban yang sangat tidak diduga oleh si yeojya imut. Padahal ia kekasihnya, tapi kenapa malah memilih yeojya lain. Sakit? Tentu, siapa yang tidak sakit jika kekasihmu sendiri memilih gadis lain sebagai yeojya yang paling ia sukai di depan mata kepalamu sendiri. Yeojya itu menundukkan kepalanya dan menahan tangis. Ia tidak boleh terlihat sedih sekarang. Diam-diam di dalam hati, ia mempertanyakan perasaan namja itu padanya.

Apa kau hanya mempermainkanku, Hae?

.

.

Delapan Tahun Kemudian

Siang yang kelabu untuk sebuah akhir pekan. Angin dingin terus berembus berusaha membekukan dunia. Seorang namja tampan berjalan diantara petak-petak pemakanman bersama dengan sebuket bunga ditangannya. Ah, benar-benar saat yang tepat untuk ke pemakaman.

Tanpa perlu panduan, kaki-kakinya sudah dengan otomatis mengantarnya ke sebuah makam di pemakaman itu. Ia bersimpuh di samping makam. Bunga yang sedari tadi ia bawa, ia letakkan di dekat nisan makam.

Lee Sungmin

Begitulah yang tertera di batu nisan makam itu. Namja itu mengusap nisan makam dengan penuh kasih sayang. Seolah ia masih belum bisa mengikhlaskan yang dibawah sana pergi. Ingatan saat ia menemukan tubuh tabpa nyawa Sungmin di kursi piano yang sering dimainkan Sungmin di ruang musik sekolahnya. Namja itu mengeluarkan secarik kertas dan membacanya sebentar. Ia remas kertas itu hingga kumal.

"Kupastikan ia akan membayar untuk ini, Min. Aku janji." Ujarnya sebelum pergi meninggalkan makam Sungmin.

.

.

Seoul, 2012

Denting gelas yang beradu di ballroom itu berusaha menyaingi suara gelak tawa para pengunjungnya. Ditengah ruangan berdiri seorang yeojya mungil mengenakan gaun pengantin berwarna putih bersama dengan seorang namja tinggi berambut merah yang memakai setelan senada. Bisa disimpulkan, mereka adalah sepasang pengantin baru. Pemilik pesta ini. Zhoumi dan Henry, itulah nama pasangan yang berbahagia kali ini.

Mereka terlihat sibuk berbincang dengan salah seorang relasi bisnis Zhoumi. Seorang pria tua dengan perut buncit dan kepala hampir botak. Walau ia kenalan Zhoumi, tapi pandangannya tak lepas dari dada Henry yang lumayan terbuka. Sesekali ia melempar pandangan nakal pada Henry. Tergoda, eoh? Ya, pria tua ini tergoda dengan dandanan Henry. Salah Henry? Bukan, salah pria itu yang berotak kotor hanya dengan melihat seorang yeojya yang memakai pakaian sedikit terbuka. Ck! Dasar kambing tua.

Tangan Henry yang sedari tadi menggandeng lengan Zhoumi, sedikit meremas lengan jas Zhoumi saat rekan bisnis Zhoumi kembali mengerling padanya. Zhoumi yang melihat gelagat aneh rekan bisnisnya, segera memeluk istrinya possesive dan mohon untuk undur diri. Ia membawa Henry ke meja tempat minuman dihidangkan. Ia menuangkan segelas minuman, dan memberikan pada istrinya.

"Katakan saja kau Pak Tua tadi mengganggumu. Aku pasti membawamu pergi." Ujar Zhoumi lembut saat Henry meneguk minuman dari suaminya.

"Ehm, ne." Jawab Henry. Zhoumi menggandeng tangan mungil Henry dan mengajaknya menemui teman-temannya yang berkumpul di halaman ballroom. Diantara semua temannya, Zhoumi dan Henry adalah pasangan kedua yang melangsungkan pernikahan. Pasangan pertama adalah Siwon dan Kibum. Dan setelah ini, giliran pasangan Donghae dan Eunhyuk yang menikah.

"Kyuhyun mana?" tanya Zhoumi. Ia sudah lama tidak bertemu Kyuhyun, namja itu memilih hijrah ke Amerika setelah mereka lulus. Dan setelah itu ia kehilangan kontak dengannya. Beruntung tiga bulan sebelum pernikahannya, ia berhasil menemukan e-mail Kyuhyun dan memintanya menghadiri pernikahannya.

"Sebentar lagi datang." Jawab Eunhyuk yang terus lengket dengan Donghae. Zhoumi tersenyum miring melihat kedekatan calon pengantin baru ini.

"Hyukkie, kau semakin lengket saja dengan Donghae. Sudah tidak sabar jadi pengantin, ya?" goda Zhoumi. Semua tertawa. Saking kerasnya, Kibum sampai mengaduh kesakitan karena perutnya yang bergetar saat ia tertawa.

"Aigoo, chagi. Hati-hati, nantinya baby-nya sakit." Seru Siwon sambil memegangi perut istrinya. Henry dan Eunhyuk saling berpandangan aneh.

"Baby?" seru mereka. Kibum mengulum senyum malu-malu.

"Ne, aku dan Siwonnie.. kami.." ucap Kibum malu-malu.

"Singkatnya, Kibum sedang hamil anakku." Potong Siwon. Henry dan Eunhyuk langsung terpekik kesenangan dan berebut memeluk Kibum. Bagaimana tidak senang, tiga tahun menikah, dan sekarang Kibum sudah hamil. Bukankah itu kabar yang menggembirakan.

"Siapa yang hamil?" tanya sebuah suara. Ketiga yeojya yang sedang berpelukan menoleh dan terpekik girang.

"Kyuhyun!" ketiga yeojya itu menghambur memeluk Kyuhyun. Siwon, Zhoumi, dan Donghae hanya memandang sebal pada Kyuhyun. Siapa dia hingga bisa mendapat pelukan dari yeojya yang mereka cintai.

"Noona, Henry, berhenti memelukku. Kalian ingin aku mati karena tatapan membunuh dari namjachingu kalian?" goda Kyuhyun.

"Ehehehe.. Mianhae, Kyu." Ujar Eunhyuk.

"Kyunnie! Bogoshipeo!" kata Kibum.

"Nado, Noona." Jawab Kyuhyun kemudian menghampiri Zhoumi dan menjabat tangan namja jangkung itu.

"Lama tidak bertemu. Sekalinya bertemu, kau sudah menikah." Canda Kyuhyun.

"Kau saja yang terlalu lama hijrah di Amerika." Balas Zhoumi.

"Ah, aku punya kado untuk yang berbahagia hari ini. Aku barusaja selesai membangun vila di sebuah pegunungan. Bagaimana kalau kita berlibur selama dua minggu disana?" tawar Kyuhyun.

"Apa tidak terlalu lama? Bagaimana dengan pekerjaan dikantor?" tanya Donghae.

"Hei, kalian juga perlu berlibur. Lupakan pekerjaan kalian dan ayo bersenang-senang. Dua minggu bukan waktu yang terlalu lama. Bagaimana?"

"Baiklah. Kurasa tidak masalah." Jawab Henry.

"Kapan kita berangkat?" tanya Eunhyuk.

"Bagaimana kalau lusa. Kurasa, Zhoumi dan Henry butuh istirahat sebentar." Saran Siwon.

"Baiklah. Lusa, kutunggu, dirumahku." Tutup Zhoumi.

.

.

Kyuhyun berdiri di beranda kamarnya sendirian, tangannya menggenggam gelas berisi wine terbaik yang ia bawa dari Amerika. Matanya memandang lurus ke arah kota Seoul yang diselimuti cahaya warna-warni lampu jalanan dan gedung. Indah? Sangat. Siapapun yang melihat pasti akan terpesona. Inilah, Seoul, kota dengan segala kemajuan jaman yang tersaji hanya untuk penduduknya. Tapi bagi Kyuhyun, ini bukanlah sebuah keindahan. Orang yang ia cintai mati di kota ini. Karena itu, ia memilih pergi meninggalkan Seoul dan pindah ke Amerika. Beberapa hari lalu ia kembali ke Seoul, bukan hanya untuk bertemu kawan lama, tapi juga untuk menuntut balas atas kematian orang dicintainya.

Pikiran Kyuhyun berandai-andai. Seandainya orang yang ia cintai masih hidup dan berdiri bersamanya menikmati pemandangan malam Seoul, apa yang akan orang itu katakan padanya? Sebuah pujian, kah? Ucapan terima kasih? Decak kekaguman? Mungkin semuanya. Tapi orang itu terlanjur tenggelam di bawah gemerlapnya Seoul. Orang itu terlanjur mati. Bahkan sebelum Kyuhyun sempat mengucapkan kata cinta.

"Seandainya kau ada disini, Min." Ujarnya lirih. Tapi harapan hanya tinggal harapan. Nasi sudah menjadi bubur. Sungmin terlanjur menjadi tanah. Semua terlanjur terjadi.

.

.

Villa milik Kyuhyun adalah villa bergaya modern minimalis. Kyuhyun memang menyukai sesuatu yang sederhana, maka dari itu ia mendirikan villa minimallis yang tidak meninggalkan kesan modern didalamnya. Villa Kyuhyun berdiri tepat ditengah-tengah tanah yang ia beli. Disekitar villa itu terdapat taman yang indah dan halaman yang luas. Kyuhyun menambahkan sebuah kolam renang dibelakang villa itu.

Dibenak Zhoumi saat ia datang ke vila Kyuhyun adalah pelayan yang berjejer menyambut mereka. Tapi nyatanya di vila Kyuhyun, tak ada satu orangpun pelayan, buttler, maid, koki, atau semacamnya. Hanya ada Kyuhyun dan teman-temannya. Pemandangan yang disuguhkan di vila ini juga lumayan bagus. Suasana pegunungan yang masih asli. Jarak antara jalan raya dan Villa Kyuhyun juga juga tidak terlalu jauh. Sungguh tempat yang pas.

Kyuhyun menghidangkan seteko teh dan beberapa camilan utnuk tamunya yang sedang bersantai di ruang tengah. Pintu geser yang menghadap ke taman samping sengaja ia buka agar angin segar dapat masuk. Terbukti dengan Kibum yang sepertinya mulai mengantuk terkena belaian angin pegunungan yang masuk ke villa Kyuhyun.

"Kelihatannya Kibum noona mulai mengantuk. Kalian mau langsung ke kamar?" tawar Kyuhyun.

"Kalau boleh." Jawab Siwon.

"Dilantai dua ada empat kamar. Dilantai satu ada dua kamar. Total ada enam kamar. Kalian bisa pilih sendiri. Kecuali untuk Donghae hyung dan Eunhyuk noona, maaf, tapi kamar kalian harus dipisah." Jelas Kyuhyun.

"MWO?! Kenapa?" pekik Donghae.

"Kalian belum menikah, mana boleh yang belum menikah berada di satu kamar. Bisa-bisa..." Kyuhyun sengaja menggantung kalimatnya.

"Aish! Iya, aku tahu!" sungut Donghae.

"Aku pilih kamar dibawah saja, kau tahu, Kibummie sedang hamil, turun-naik tangga tidak bagus untuk bayinya." Kata Siwon.

"Tidak masalah. Kalian bisa lihat-lihat kamar yang kalian mau. Kuncinya ada di pintu, kok."

Siwon dan Kibum bangkit dan melihat-lihat kamar mereka. Setelah Siwon dan Kibum pergi, giliran Zhoumi dan Henry yang pergi memilih kamar di lantai dua. Kini di ruang tengah tersisa Kyuhyun, Donghae dan Eunhyuk. Walau harus tidur terpisah, Donghae dan Eunhyuk kompak memilih kamar di lantai dua. Sedang Kyuhyun memilih menempati kamar di lantai bawah.

Kyuhyun memperhatikan tangga lantai dua di villanya. Sebuah seringai muncul diwajahnya yang tampan. Dengan tatapan meremehkan dan seringai angkuh, Kyuhyun berguman, "Truth, or DEATH."

TBC


RAEMI CURCOL AREA

REPOST! REPOST! REPOST!

Ini fict repost! udah pernah di post tapi dulu ikut di hapus =='

Mi ngga banyak ngomong deh, langsung review aja, bagi yang berminat.

yang engga, terserah deh.. :)