SAY YES !

.

by : SeLudeer 947

.

Cast : Oh Sehun – Luhan

And Other

.

Genre : Fluffy – Romance

.

Rate : T

.

Genderswitch for Uke / Typo (s) / Crack Couple (whilst)

Sepertinya sinar mentari akhir pekan ini menunujukkan kecerahannya, tidak menyengat juga tidak menampakkan murungnya. Dan ini waktu yang begitu pas jika kau ingin menghabiskan waktumu dengan orang terkasihmu, dengan berada pada bawah sinarnya.

Tidak banyak yang dilakukan gadis yang masih menyembunyikan dirinya dibawah tebalnya selimut kesayangannya. Matanya masih terpejam indah bagai kelopak mawar yang merekah. Kulit putihnya yang tersapu biasan cahaya mentari yang menembus celah cendelanya membuat kecantikannya menjadi berlipat.

Gadis itu bahkan kembali menutupi sebagian wajahnya yang terasa terganggu dengan sinar mentari itu, ia berniat melanjutkan mimpinya sebelum dering ponselnya mengganggunya lebih jauh. Gadis itu menggerakkan sebelah tangannya untuk menggapai ponsel pintarnya yang tergeletak diatas nakas.

Dengan malas-malasan mau tidak mau dia memutuskan untuk membuat dirinya dan orang dibalik telepon itu tersambung.

Selamat pagi sayang, kau belum bangun ? suara yang tak lagi asing baginya membuat senyumnya merekah.

"Kau baru saja membangunkanku" tawanya mengalun kala kata itu keluar dari bibir tipisnya.

Haha.. aku menunggumu dibawah Luhan. Cepat bersihkan dirimu dan ayo pergi berkencan

Luhan sang gadis hanya mampu tersenyum malu, dia tak mengerti lagi harus seperti apa lagi bersukur kepada Tuhan. Setelah sambungan telepon itu terputus, tak habis-habisnya ia tersenyum. Luhan begitu beruntung mendapatkan cinta dari laki-laki itu.

Dia tak kan melewatkan hari yang indah ini, ia akan benar-benar menghabiskan akhir pekan yang indah ini dengan orang terkasihnya.

Lima belas Luhan habiskan untuk sekedar membersihkan dirinya. Sweater baby pink yang ia padu dengan pleat putih yang menampilkan kaki jenjangnya, tak lupa dengan sepasang sneakers yang membuatnya begitu nampak sempurna.

Luhan tak mau membuat harinya begitu rumit hanya karena pakaian, Luhan juga tak menyukai segala sesuatu yang nampak merepotkan. Ia hanya memoleskan make up tipis pada wajahnya, tak lupa dengan kuasan lipstick pada bibir tipisnya agar ia lebih terlihat sempurna.

"Taadaa, aku selesai" sorak Luhan dengan begitu gembira, suasana hatinya begitu baik hari ini.

Setelah selesai dengan segala urusannya, Luhan segera bergegas menuruni tangga. Ia dapat melihat kekasihnya sedang asik di ruang baca miliknya. Luhan tersenyum menyadari bahwasanya ia benar-benar bahagia saat ini, dan itu berkat seseorang yang berada disana, yang sedang tersenyum entah karena apa. Dialah laki-laki yang menemaniku selama satu tahun belakangan ini hati Luhan berkata dengan senyum yang tersemat di wajah cantiknya.

Luhan segaja memelankan langkahnya, tapi sayang niatnya untuk membuat sang kekasih terkejut malah berakhir sebaliknya.

"DARR !!"

"YAK !" Luhan yang berjengit kaget malah membuat laki-laki yang ada didepannya tertawa puas. Dia paham betul dengan kebiasaan kekasihnya yang selalu menjahilinya, dan Luhan tak pernah masalah akan hal itu.

"Cantik, kenapa kau berteriak hm ?" laki-laki itu sedikit menundukkan kepalanya agar sejajar dengan posisi Luhan.

"Aku kaget asal kau tahu" dan Luhan berhasil mempout bibirnya,

"Aku merindukanmu Myungie" Luhan berkata amat lirih namun laki-laki yang namanya baru ia sebut itu mendengarnya dengan baik.

Myungsoo yang mendengar suara lirih Luhan segera merengkuh gadisnya dalam pelukan, hampir tiga hari ini mereka tidak bertemu dan hanya bertukar kabar lewat ponsel itupun tidak sering. Mereka sama-sama sibuk, Myungsoo dengan pekerjaannya sedangkan Luhan dengan tugas kuliahnya yang mencekik leher.

Myungsoo mengusap punggung sempit yang mulai bergetar itu mencoba memberikan ketenangan bagi gadisnya yang sedang merajuk merindukannya.

"Kalo kau terus menangis kapan kita pergi berkencannya Lu ?" seketika Luhan melepaskan pelukan kekasihnya. Meskipun masih ada bekas air mata disana tetapi binar bahagia lebih mendominasi wajah Luhan saat itu, membuat keduanya tertawa untuk beberapa saat.

"Ayo kita berangkat, sebelum kau kembali menang.. AWW!" satu cubitan manis Myungsoo dapatkan dari kekasihnya,

"Dasar rusa jelek" Myungsoo bukannya berhenti menggoda Luhan tetapi malah sebaliknya, hingga membuat Luhan mau tak mau menyeret paksa kekasihnya keluar rumahnya.

"Kalau kau terus menggodaku kapan kita pergi berkencan ?" selesai dengan ucapannya, Luhan langsung masuk kedalam mobil tanpa memikirkan Myungsoo yang masih tergelak disana. Ia tak menyangka bahwa Luhan akan membalikkan kata yang ia ucapkan beberapa saat lalu di dalam rumah.

"Jja ayo kita berkencan !"

Dalam perjalanan mereka ketempat tujuan mana yang masih dirahasiakan Myungsoo, tak ada suasana tenang disana ada saja yang menjadi bahan obrolan mereka. Dari hal kecil yang membuat mereka tertawa hingga godaan yang diberikan Myungsoo pada Luhan.

"Lu kau tahu ?"

"Tidak" potong Luhan dan hanya dengan kata singkat Luhan yang memotong perkataan Myungsoo, Luhan tertawa. Mata Myungsoo sesekali mencuri pandang pada kekasihnya yang terduduk tepat disebelah kemudinya, ia bahagia saat ini. Saat dirinya bisa membuat seseorang yang begitu ia cintai tertawa.

"Kau tidak akan tahu jika aku belum memberitahumu"

"Baiklah aku akan mendengarkan" Luhan berkata dengan begitu semangat dengan tatapan puppy eyesnya yang membuat Myungsoo tidak ragu untuk mencubit sebelah pipi mulus Luhan.

"ehm.. Myungsoo sengaja menggantung ucapannya, membuat sang pendengar mau tak mau memajukan kepalanya untuk mendengar jauh lebih baik.

Chup

"Aku merindukanmu" satu kecupan manis telah bersarang pada bibir ranum Luhan.

"Nado" Luhan merengkuh wajah kekasihnya yang masih terfokus pada jalanan, menghujaninya dengan banyak kecupan manis pada setiap inci wajahnya.

Myungsoo hanya tersenyum mendapat perlakuan Luhan terhadapnya. Ia tak menyangka bahwasanya perjuangan yang ia lakukan untuk gadis itu tidak sia-sia. Dan sekarang hati Luhan sepenuhnya miliknya.

Benar jika Luhan begitu manja dengannya, tapi Myungsoo tak pernah masalah akan hal itu. Justru itu yang membuatnya makin mencintai Luhan, Luhan yang selalu bergantung tentang apapun padanya membuat Myungsoo selalu merasa dibutuhkan untuk Luhan.

"Jja kita sampai"

Myungsoo membukakan pintu untuk Luhan yang tersipu malu, ia merasa begitu istimewa untuk saat ini.

Tak ada yang bisa Luhan lihat kecuali pemandangan berbagai macam bunga tak tengah bermekaran disana, bukan hanya mekaran bungannya yang membuatnya begitu indah tetapi setiap warna yang mereka miliki yang tengah berpadu indah pada cerahnya langitu biru hari ini.

Keduanya berjalan beriringan dengan jemari Luhan yang tergenggam begitu erat pada jemari Myungsoo. Mereka menikmati waktu berkencan mereka dengan begitu baik.

"Ini seperti mimpi bagiku" tiba-tiba Luhan berujar dengan suara lembutnya, membawa suasana yang tadinya hanya diisi dengan hembusan angis kini terasa jauh lebih indah hanya dengan suara lembut itu.

"Dan tentu saja aku pangeran dalam mimpimu itu" kembali Myungsoo menggoda Luhan dengan gombalan-gombalan ala anak abg.

"Kau berulah lagi hm ?" cubitan manis yang ia dapatkan tadi pagi saat berada dirumah Luhan lagi kini ia dapatkan namun kini jauh lebih terasa sakit.

"Aww,berhenti mencubitku Lu" sebenarnya Luhan tak benar-benar ingin menyakiti kekasihnya. Tapi Luhan terlalu gemas dengan perlakuan Myungsoo terhadap dirinya. Myungsoo yang selalu menggodanya, mungkin adalah bagian terfavoritnya dari laki-laki itu.

Tak mau lagi menerima cubitan manis Luhan, Myungsoo hari berlari menerjang tanaman bunga yang ada disana, membuat mata Luhan seketika membulat tak terima. Mereka terlalu indah jika harus disakiti sekalipun itu kekasihnya sendiri. Luhan takkan terima dengan perlakuan Myungsoo terhadap bunga-bunga indah yang ada disana.

Secara diam-diam Luhan berjalan diantara tumbuhan ilalang yang tingginya hampir menyamai tinggi badannya. Ia berjalan sangat pelan agar kekasihnya tak menyadari keberadaan dirinya, dan Luhan tahu saat ini Myungsoo bukan lagi sibuk melarikan diri darinya melainkan mencari keberadaan Luhan yang entah menghilang dimana.

"Lu"

"Luhan, kau dimana?" Myungsoo mulai berteriak agar Luhan mendengar dan menghampiri dirinya yang mulai khawatir dengan keberadaannya. Padahal jika Myungsoo mau lebih teliti menelusuri segala sesuatu yang ada disana maka dirinya tak perlu berteriak seperti itu.

Dibalik pohon itu Luhan yang sedang menyaksikan bagaimana khawatirnya Myungsoo terhadap dirinya hanya mampu cekikan. Luhan tahu kekasihnya disana sedang khawatir tetapi dirinya malah cekikan seperti ini.

Luhan memutuskan untuk keluar dari sarang persembunyiannya dengan mengendap-endap, ia tak mau Myungsoo menyadari keberadaannya. Luhan ingin menggoda laki-laki itu saat ini.

"DAARR !" Luhan melompat tepat didepan Myungsoo yang masih linglung .

"Kau merusak mereka Myungie" bukan lagi mencubit gemas pinggul kekasihnya Luhan kini mengacak kasar rambut kekasihnya yang sedari tertepa lembutnya angin.

"Apa ? Siapa ?" tak mengerti apa yang dimaksudkan Luhan, Myungsoo malah kembali mendapat acakan rambutnya.

"Hyayaya, Lu berhenti mengacak rambutku hm" Myungsoo memeluk gadisnya memberinya beberapa kecupan manis pada pucut kepalanya, dan dibalik pelukan manis itu Luhan hanya mampu menyembunyikan senyumnya.

"Kau merusak bunga-bunga cantik itu sayang"

Luhan sedikit melonggarkan pelukan yang diberikan Myungsoo padanya, dengan jarak sedekat ini Luhan bisa menyentuh lembutnya wajah tampan sang kekasih.

"Aku merasa bahwasanya saat ini hidupku terasa begitu sempurna" Myungsoo masih senantiasa menikmati setiap setuhan yang diberikan Luhan pada setiap inci wajahnya. Ia masih mendengarkan setiap hal yang diucapkan Luhan dengan amat sangat baik.

"Aku sempurna karena aku memiliki dirimu, kau yang membuatnya semuanya terasa sempurna saat ini. Gomawo Myungieya" Luhan mengecup singkat bibir Myungsoo yang masih saja belum mengeluarkan suara. Luhan tahu Myungsoo selalu mendengarkannya dengan baik. Laki-laki itu terlalu sempurna untuk dirinya yang seperti ini.

"Aku yang jauh lebih merasa sempurna saat ini Lu, dan ini karenamu"

"Kau tahu, aku begitu takut saat terkadang kau berkata kau merindukanku, tapi aku tak bisa berada di dekatmu" Myungsoo tertunduk beberapa saat sebelum menyelesaikan ucapannya.

"Dua bulan lagi, biarkan aku menyelesaikan semuanya dan kita akan hidup bahagia bersama hm ? Kau mau menungguku ?" tanya Myungsoo memastikan. Ia takut Luhan pergi darinya, dan ia rasa dua bulan bukan waktu yang lama untuk segera membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.

"ehm, jangankan dua bulan dua tahun pun aku akan menunggmu"

Keduanya semakin mengeratkan pelukan mereka, Myungsoo memberinya begitu banyak kehangatan pada setiap perlakuannya terhadap Luhan.Memberinya kecupan hangat pada pucuk kepala Luhan. Mereka sama-sama tak mau kehilangan satu sama lain. Hanya ada angin, udara , serta langit sebagai saksi mereka. Tapi tidak dengan takdir diantara keduanya.

Takdir Luhan, juga takdir Myungsoo yang sudah jauh-jauh telah Tuhan siapkan untuk keduanya. Mereka takkan bisa menghapusnya begitu saja. Mungkin mereka bisa melanggarnya tapi tidak dengan benar-benar menghapusnya dari jalan takdir itu sendiri.

Untuk saat ini biarkan mereka bahagia sebagaimana jalan yang mereka ambil, sebagaimana mereka bahagia atas kehidupan mereka saat ini. Mungkin Tuhan sudah menyiapkan suatu yang jauh lebih indah dari hal ini suatu saat nanti.

TBC

Gamau banyak bacot sih. Nikmatin aja dulu, castnya kan udah tertera jadi jangan khawatir pemirsah.

Ini udah jadi penyakit wajib keknya, You're So Universe masih proses jadi tungguin aja yah.

Last kolom fav sama foll ya jangan lupa check list, tinggalkan suara kalian *

See you

28/04/18