DISCLAMER
NARUTO © MASASHI KISHIMOTO
SLEEPING FOREST © RESAYA COOL
RATED : T
MAIN CHARA : HARUNO SAKURA, UCHIHA SASUKE, UZUMAKI NARUTO, SAI.
MAIN PAIR : SASUSAKU SLIGHT NARUSAKU
WARNING : AU, OOC, GHOST
DON'T LIKE DON'T READ, PLEASE CLICK BACK BUTTON
Sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di depan pintu gerbang untuk memasuki kawasan satu-satunya vila yang ada di situ. Sebuah vila bak sebuah castle yang sangat besar dan mewah. Halaman yang luas dan dipenuhi taman bunga. Sebuah kolam tepat beberapa meter dari teras dan pintu masuk kedalam vila itu. Dua orang remaja baru saja keluar dari mobil sedan tersbut.
"Kau yakin ini tempatnya Naruto?" Tanya seorang gadis berambut pink yang berdiri di sebelah mobil dan menghadap ke vila itu.
"Tentu saja, aku yakin ini tempatnya." Jawab pemuda berambut pirang yang berdiri di samping gadis itu.
"Hn, sepertinya ini vila yang cukup besar dan luas, ayo kita masuk." Seru gadis itu lalu masuk kembali ke dalam mobil.
"Hei, Naruto..kau buka pagarnya!" Perintah seorang pemuda berkulit pucat dari dalam mobil melalui jendela yang diturunkannya.
"Ugh..Sai, seenakknya saja kau menyuruhku." Gerutu Naruto, tapi dibukanya juga pagar itu. Kemudian ia masuk lagi ke mobil.
Kemudian mobil itu melaju kembali menuju tempat parkir yang berada tepat di sebelah kanan vila itu. Dan ketiga remaja yang ada di dalam mobil itu pun segera turun bersamaan dengan tas bawaan mereka, setelah mobil terparkirkan.
"Selamat datang, tuan dan nona." Kata seorang pria berambut coklat dan rambut dikuncir berpakaian seperti pelayan datang menyambut mereka.
"Paman siapa?" Tanya Naruto pada pria itu.
"Saya Iruka. Saya adalah penjaga vila ini. Tadi saya sudah di beritahu ayah tuan, kalau hari ini tuan dan teman-teman tuan akan datang kesini untuk liburan." Jelas Iruka. "Kalau begitu, silahkan masuk." Lanjutnya mempersilahkan mereka.
"Ya, terima kasih." Jawab Naruto sambil tersenyum. Dan mereka bertigapun mengikuti Iruka masuk kedalam vila tersebut.
"Wow, Naruto..besar sekali vila milik ayahmu." Ujar Sakura terkagum-kagum saat masuk kedalam vila itu. Gadis berambut pink itupun mengedarkan pandangannya kesetiap sudut ruangan tersebut. Banyak sekali lukisan-lukisan antik yang terpamapang berjejer di dinding vila itu. Benar-benar seperti sebuah istana. Sangat luas dan dipenuhi barang-barang antik.
"Ya..tentu saja, kau pasti betah di sini." Kata Naruto dengan cengiran khasnya.
"Hn..ya..pasti menyenangkan menghabiskan liburan di sini." Ujar Sai.
"Kalau begitu mari saya antar kekamar tuan dan nona masing-masing." Kata Iruka. Dan mereka bertigapun kembali mengikuti Iruka naik kelantai atas. Merekapun berjalan di lorong yang di kiri dan kanan terdapat banyak kamar.
"Tuan muda Naruto kamar anda di sini." Beritahu Iruka sambil menunjuk pintu yang ada di sebelah kanannya. "Dan anda, tuan Sai, kamar anda di sebelah sana." Lanjut Iruka pada Sai sambil menunjuk kamar yang di sebelah kirinya. "Dan, tentu saja anda nona Sakura, kamar anda di ujung sana."
"Hm, ya..terima kasih." Jawab Sakura sambil menatap pintu kamarnya tersebut.
"Baiklah, saya akan kebawah, sebaiknya tuan dan nona beristirahat, sebentar lagi makan malam akan segera siap. Saya undur diri dulu." Pamit Iruka sopan dan meninggalkan mereka bertiga.
SAKURA'S POV
"Baiklah, aku mau kekamar dulu." Kataku pada kedua sahabatku, Naruto dan Sai. Akupun melangkah kekamar yang ditunjuk Paman Iruka tadi. Dan sepertinya Naruto dan Sai juga langsung masuk kekamarnya masing-masing.
Perlahan kubuka pintu kamar tersebut dan wow, kamarnya sangat luas. Bahkan lebih luas dari kamarku sendiri di rumah. Cat dinding bewarna cream, tempat tidur king size dengan spray bewarna senada dengan dinding. Lemari dan sofa yang terdapat di sudut ruangan menghadap ke kamar. Meja rias dan tentu saja sebuah cermin antik yang terdapat di sebelah meja tersebut. Benar-benar sangat mewah.
Segera saja kulempar tasku dan kuhempaskan tubuhku di atas kasur yang empuk itu. "Hmm..nyaman." gumamku. Akupun bangkit kembali dan melangkah ke arah jendela yang berjarak kira-kira 3 meter dari tempat tidur di seblah kirinya. Ku sibakkan kain gorden yang menutupi jendela kaca tersebut. Tapi sepertinya ini bukan jendela, tapi sebuah pintu menuju ke balkuon yang juga cukup luas untuk melihat pemandangan di belakang vila ini.
Ku buka pintu itu dan perlahan aku melangkah ke balkon hingga aku berdiri di belakang pagar tembok setinggi pinggangku yang menghambat. Sepertinya cukup tinggi dari atas sini. Kunikmati pemandangan yang terbentang di depan mataku. Hutan belantara. Sepi, dan liar. Samar-samar aku mendengar suara-suara binatang liar yang ada di seluruh penjuru hutan. Lalu mataku beralih kehalam belakang vila ini. Ya..hanya lapangan rumput yang tidak terlalu luas dan kolam di sebelah kananku. Dan ada sungai kecil yang membatasi halaman ini dengan hutan tersebut. Selain itu juga ada taman bunga yang mengelilingi halaman ini. Lalu mataku menagkap sosok seorang pria yang berdiri memunggungiku. Seorang pria berambut perak dan dikuncir. Lalu orang itu menoleh padaku. Aku jadi salah tingkah dan hanya mengumbar senyum padanya. Dia pun membalsku dengan seyumannya pula dan setelah itu berlalu.
Akupun segera masuk kedalam kamar. Udara dingin mulai menusuk tulangku. Di sini memang daerah pegunungan. Selesai aku mandi aku segera turun kebawah. Ternyata sudah ada Naruto dan Sai yang duduk di meja makan. Aku segera duduk di sebelah Naruto, sedangkan Sai ada di hadapan kami. Hidangan yang dihidangkan pun juga termasuk makanan mewah. Dan sepertinya Naruto sudah tidak sabar untuk menikmati makan malam kami ini.
NORMAL POV
"Itadakimasu.." Seru pemuda pirang yang sudah tak sabar lagi ingin menikmati makan malam yang terhidang di depannya. Kedua sahabatnya hanya terkikik pelan melihat tingkah laku pemuda bermata biru shapire tersebut melahap dengan rakusnya. Ya itu lah Naruto. Pemuda ceria dengan nafsu makan yang besar.
-
-
-
-
-
-
-
-
"Paman Iruka, apa ada orang lain selain Paman dan Bibi Shizune yang tinggal di vila ini?" Tanya Sakura setelah mereka selesai makan.
"Ya, selain kamu juga ada Kabuto. Dia tukang kebun di sini." Jelas Iruka.
"Jadi orang berambut perak dan berkaca mata itu adalah Kabuto?" Tanya Sakura menduga.
"Di mana kau bertemu dengannya Sakura." Tanya Naruto ingin tahu.
"Aku hanya melihatnya di taman halaman belakang." Jawab Sakura.
"Ya, itu memang dia. Tapi dia lebih suka berada di rumah kecil yang ada di belakang dekat kolam," Beritahu Iruka. "Dan dia juga tidak terlalu suka berkomunikasi dengan orang lain."
"oh begitu. Paman, vila ini luas sekali ya, Sakura apa kau mau ikut bersamaku menjelajahi vila ini?" Tanya Naruto. Jiwa petualangannya kumat lagi.
"Ya..baiklah, sepertinya menyenangkan. Kau juga ikut Sai?" Tanya Sakura pada Sai.
"Tidak. Paman apa di sini ada perpustakaannya?" Tanya Sai pada Iruka. Dia lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca atau melukis. Jiwa seninya memang kental.
"Ya, tentu saja ada. Tapi buku di sini hanyalah koleksi lama. Kalau begitu mari saya antar. Dan tuan Naruto, sebaiknya anda dan nona Sakura berhati-hati dan jangan sampai tersesat," Ujar Iruka menasehati. "Ayo tuan Sai." Katanya lagi. Diapun pergi untuk mengantar Sai ke perpustakaan.
"Kalau begitu ayo kita pergi Sakura." Seru Naruto selepas Iruka pergi. Iapun menarik tangan Sakura.
Mulanya mereka hanya melihat lukisan-lukisan antik yang terpajang di sekeliling dinding ruang vila ini. Banyak sekalu lukisan lama. Seperti lukisan pemandangan, lukisan orang dan lain-lain.
"Naruto, lihatlah lukisan pemuda ini." Kata Sakura sambil menunjuk sebuah lukisan besar dengan bingkai bewarna emas. Dalam lukisan itu tampak seorang pemuda tampan bermabut raven bewarna donker. Mata onyxnya menatap tajam dan..dingin.
"Sepertinya ini juga lukisan lama. Lihatlah ada tulisannya." Kata Naruto sedikit bersemangat menunjuk bagian kanan bawahnya.
"Uchiha Sasuke. 1808." Kata Sakura membaca tulisan tersebut.
"1808, apa itu tahun dibuatnya lukisan ini?" Tanya Naruto.
"Sepertinya begitu. Dan lihatlah pria ini." Kata Sakura lagi. Dia menunjuk sebuah lukisan yang berkuran sama di sebelah lukisan yang tadi. Tapi pria di dalamnya sedikit lebih tua dan rambutnya juga lebih panjang dari lukisan pemuda sebelumnya. Mata onyx mereka sama-sama mentap tajam dan dingin. "Uchiha Itachi, 1808." Lanjutnya lagi membaca tulisan yang ada di pojok kanan bawah.
"Sepertinya lukisan ini dibuat pada tahun yang sama."
"Ya..sepertinya begitu. Dan sepertinya mereka bersaudara." Ujar Sakura. Dan matanya pun melirik lukisan yang di sebelahnya. Lukisan pemuda berambut raven. Sepertinya tatapan itu adalah tatapan yang tidak wajar menurutnya.
"Tapi lukisan siapa ini?" Tanya Naruto dan tentu saja pertanyaan ini tidak dapat di jawab oleh Sakura, dia hanya angkat bahu.
Merekapun melanjutkan melihat-lihat seluruh lukisan dan barang-barang antik yang ada di vila itu. Sampai akhirnya mereka merasa lelah dan sudah waktunya untuk tidur.
"Sakura, aku sudah lelah. Ayo kita pergi tidur." Kata Naruto dan disambut sebuah anggukan dari Sakura. Dan mereka berdua beranjak ke lantai dua kekamar mereka masing-masing. Dan sepertinya Sai juga sudah kembali kekamarnya. Ini memang hampir tenga malam.
"Selamat malam Naruto." Kata Sakura sambil melangkah kekamarnya.
"Selamat malam." Balas Naruto. Iapun masuk kemarnya, begitu juga dengan Sakura.
SAKURA'S POV
Aku terlalu lelah setelah berkeliling melihat lukisan-lukisan dan barang-barang antik yang ada di vila ini. Satu hal yang masih berkelebat di dalam pikiranku. Lukisan pemuda berambut raven itu atau Uchiha Sasuke. Entahlah dia seperti tidak begitu asing bagiku. Seperti aku sudah mengenalnya. Tapi itu tidak mungkin. Aku belum pernah bertemu seseorang yang seperti itu.
Aku memutuskan untuk tidur. Istirahat memanglah yang kubutuhkan, setelah perjalanan jauh ini. Aku memilih mematikan lampu agar aku bisa segera tertidur. Tapi setiap aku mencoba memejamkan mata, bayangan pemuda itu tidak mau hilang. Ya. Wajahnya memang tampan di dalam lukisan itu. Tapi kenapa dia tidak mau pergi dari pikiranku.
Aku mencoba untuk tidur kembali. Tapi udara semakin dingin saja. Apa aku lupa menutup jendela. Aku bangkit dari tempat tidur dan memang jendelanya belum aku tutup. Tapi saat aku mencoba berdiri, aku melihat sesosok orang yang berdiri di balkon. Siluet yang terlihat jelas oleh sinar bulan seperti orang yang berdiri menghadapku. Bayanganya yang samar-samar, tidak teralu jelas karna di tutupi kain gorden yang dari tadi terus saja terhembus oleh angin. Entahlah, bayangan itu seperti memanggilku. Tanpa sadar aku melangkahkan kaki menuju balkon tempat orang itu berdiri. Perlahan kulangkahkan kaki mendekati orang itu. Tapi semuanya menjadi gelap. Aku seperti berjalan di kegelapan.
T B C
Ahooyy...akhirnya saia kembali mempublish satu lagi fic gaje. Yap saia udah ganti pen name, panggil aja Resaya-chan. ide fic ini pertama kali muncul ketika saia sedang melakukan ritual keramat di toilet. Dan akhirnya ide-ide yang telah lama berenang di dalam kepala saia keluarkan juga. Ya...fic ini adalah sebuah fic hantu. Dan tau gak saia bikin ini pas jam dua belas malam loh..sendirian lagi. Dan maap sekali atas kesalahan-kesalahan yang terjadi, misstypo yang bertebaran, atau kosa kata yang kurang tepat, atau EYD yang sangat kacau mohonlah dimaklumi saia masih belajar. Dan juga maap kalo terlalu pendek, ini masih baru prolog.
Sepertinya saia sudah semakin merinding disini untuk itu saia mohon kepada senpai-senpai, dan readers yang telah berkenan untuk membaca fic ini agar dengan kerelaan hati mengklik tombol hijau di bawah ini untuk memberikan saran dan kritikan maupun flame.
Insya Allah saia akan meng-updatenya secepat mungkin. Untuk itu di mohon sekali lagi agar senpai dan readers sekalian mau meriview, memberikan kritik serta saran bahkan flame sekalipun akan saia terima dengan besar hati.
-resaya-
