TWINKLE TWINKLE LITTLE STARs
By:
Jauh sebelumnya, Yunho telah mengetahui hal ini akan terjadi. Hingga diam-diam dirinya telah menyiapkan segala sesuatu yang mereka butuhkan. Rasa cinta dalam hati mendorongnya, melampaui bahkan menentang batasan yang ada. Dia Kim Jaejoong, seorang yang mampu membuat Yunho begitu tunduk pada cinta.
Saat tiba tengah malam, Mobil hitam Yunho telah terparkir ditepi taman, namun tak serta pemiliknya. Lantas dimana dirinya?
"Yunie aku takut." Bisikan lirih itu terucap dari bibir cherry Jaejoong. Namja cantik yang kini tengah memadang Yunho dari balkon kamarnya.
"Ssst Boo tak apa, Lompatlah. Aku akan menangkapmu."
Yunho telah bersiap dengan kedua lengan yang ia tengadakan. Menjanjikan cinta yang tiada akhir untuk kekasihnya. Entah sejak kapan dan karena apa, Yunho merasa tak mampu lagi berpaling dari cintanya, yahh Jaejoong.
"Boo kita tidak punya banyak waktu. Cukup tutup matamu. Semua akan baik saja. Ada aku yang akan menangkamu."
Pedih dihati Yunho, Jaejoongnya menangis. Yunho bukan tidak tahu jika Jaejoong terlampau dekat dengan ibunya. Apa boleh buat, tak satu pihakpun merestui cinta mereka. Andai saja orang tua mereka mau mengerti, andai saja kesungguhan cinta mereka mampu terbaca.
Jaejoong bergerak. Tautan tangan kirinya dengan pagar pembatas telah ia lepas. Yunho mengangguk, untuk kesekian kalinya kembali meyakinkan Jaejoong.
Srettt!
Happ!
Yunho tak kuasa menahan senyumnya, sungguh bahagia saat Jaejoong yang kini telah berada dalam gendonganya, memeluknya begitu erat.
"Boo, sekarang kau sudah boleh membuka matamu..."
a Fanfiction by Aku Anak Mami
Kim Jaejoong
Jung Yunho
Cho Kyuhyun
Shim Changmin
Others
Family, Romace, Drama
Series/Chaptered
Fiction T (+)
Aroma melati menguar dari cangkir teh diatas meja beton bereplika potongan kayu. Embun masih tersisa diterpa cahaya surya yang telah benderang. Minggu pagi yang sangat indah bagi Yunho dan Jaejoong.
Kini telah lebih dua tahun mereka menetap di Belanda. Negara yang melegalkan jalinan cinta mereka. Tak ada hinaan ataupun makian atas hubungan mereka dinegara ini. Yunho begitu bersyukur atas segala kemudahan yang Tuhan berikan. Bahkan tak hanya sampai disana. Dulu Yunho pernah berangan, dirinya dan Jaejoong mengunjungi sebuah panti asuhan kemudian mengadopsi satu atau dua orang bayi. Namun diluar akal sehat dan logika manusia. Tepat empat bulan yang lalu, dimana Jaejoong mengeluh mual setiap pagi juga moodnya yang tidak stabil, seorang dokter menyatakan huswife-nya itu positif malepregnancy. Yunho sempat tak percaya hingga berkali-kali memeriksakan hal tersebut ke Rumah sakit juga dokter yang berbeda-beda. Dan diujung rasa ketidak percayaan Yunho, Jaejoong memeluknya, Mempertanyakan perasaan Yunho atas berkah yang Tuhan hadiahkan pada dirinya. Yunho tersentak sadar, ia balas mendekap Jaejoong, mengecup lembut setiap inci wajah cantik itu. Kebahagiaanya telah sempurna.
"Morning boo..." Yunho memeluk Jaejoong dari belakang. Mengecup lembut leher jenjang berbalut kulit seputih susu milik huswife-nya.
"Yuniehhh... ini masih pagi."
"Ne ne,, Morning baby..." Dan beralih mengelus perut Jaejoong yang mulai membuncit, Senyum manis tersungging dibibir keduanya.
"Baby tidak nakal kan?"
"Tidak, daddy.. baby sudah tidak nakal."
Yunho tertawa renyah, Jaejoongie-nya begitu imut dengan suara anak kecil yang dasarnya dibuat-buat.
"Eum,, Yunie.. aku ingin jalan-jalan hari ini. Temani aku membeli benang rajut, ne?"
"Untuk apa boo? Bukankah kita bisa membeli sweater yang sudah jadi."
"Baby ingin mommy yang membuatkanya, daddy."
Jika sudah menyangkut keinginan baby-nya Yunho hanya mampu bungkam. Yunho telah berjanji untuk membahagiakan mereka. Menurut Yunho definisi membahagiakan adalah, menuruti semua yang Jaejoong inginkan. Kira-kira seperti itu.
"Baiklah... Daddy siap menjadi butler mommy." Gurau Yunho.
"Pagi ini sangat menyenangkan,, kita pergi agak siang saja."
Jaejoong menghirup uap yang menguar, sebelum menyesap tehnya. Nyaman dan damai, ditambah kehangatan dekapan lengan kekar Yunho. Benar-benar lengkap rasanya.
TWINKLE TWINKLE LITTLE STARs
Tak sedetikpun Yunho melepas tautanya dengan Jaejoong. Dirinya cukup geram dengan tatapan lapar dari beberapa pengunjung pria yang ditujukan pada Boojaejoongie-nya. Namun dengan senang hati Yunho memamerkan kemesraannya dengan Jaejoong pada pria-pria itu. Katakanlah itu sebagai keposesivan seorang Jung Yunho
"Yunie,, bagus warna merah atau biru?"
"Ambilah keduanya boo. Atau jika kau mau ambil masing-masih satu dari setiap warna, lebih cepat lebih baik."
Jaejoong mengangguk sekilas, kemudian kembali memilah-milah berbagai warna benang rajut yang ia mau. Tampak tak mempermasalahkan Yunho yang tiba-tiba memeluknya,menciumnya ataupun membisikkan kata cinta ditelinganya.
Jaejoong membeli cukup banyak perlengkapan rajut, ya jarum dan benang diantaranya. Mereka juga membeli beberapa kebutuhan rumah dan berakhir dengan santap malam disalah satu restorant ternama.
Tepat pukul delapan malam, mobil Yunho terparkir digarasi mantion mereka. Beberapa butler dengan cekatan memindahkan barang belanjaan dari bagasi mobil ke dalam rumah.
Saat para butlernya sibuk dengan barang belanjaanya. Yunho sibuk memandang Jaejoong yang tertidur. Yunho mengisyaratkan pada butlernya agar tidak terlalu berisik. Saat para butler sibuk mengangkat barang-barang belanjaan. Yunho sibuk menggendong Jaejoong. Penuh akan kehati-hatian dan kelembutan, Yunho menggendong Jaejoong ala bridal, ia tidak ingin huswife dan calon anaknya terluka.
Hari-hari berlalu begitu cepat. Disenja hari yang sejuk, Jaejoong tengah merajut sweter, kegiatanya sejak dua bulan terakhir. Hitung-hitung daripada hanya diam menunggu Yunho pulang dari kantor. Tak lebih dua potong sweeter yang telah ia selesaikan, entah mengapa sejak kehamilanya dia selalu menginginkan dua benda yang sama namun berbeda warna.
"Boo.. aku pulang.." tepat setelah suara itu terdengar, sepasang lengan kekar mendekap tubuh berisi Jaejoong dari belakang.
"Yuniee bau.. " cetus Jaejoong. Yunho hanya tertawa renyah.
"Mandikan saja jika seperti itu.." balas Yunho jahil. Namja musang itu tak melonggarkan dekapanya sama sekali.
"Yee sudah selesai.. bagus kan Yunie?" Jaejoong memperlihatkan sweeter berwarna biru pada Yunho, tanpa merespon godaan suaminya
"Ne itu sangat bagus dan terlihat hangat boo.. -oh kau juga membuat sweeter warna merah?"
"Ne,, aku tidak tahu mengapa akhir-akhir ini aku suka dengan sesuatu yang sama tapi berbeda warna Yunie.."
Yunho terkekeh kecil. "Mungkin kita akan punya Babies.."
"Babies?"
"Ne.."
"Oh ya Yunie, besok jadwal untuk cek-up kandungan.."
"Ne Boo aku ingat, itulah alasan aku pulang terlambat hari ini."
"Gomawo Yunie.. "
"Untuk apa berterima kasih Boo?"
"Untuk semuanya.. "
"Na.. Do.. "
TWINKLE TWINKLE LITTLE STARs
"Kau terlihat semakin berisi Joongie.."
"Ne noona, Baby sangat suka makan."
Di sebuah rumah sakit besar di kota Amsterdam. Pasangan YunJae mengecek kehamilan Jaejoong.
"Sudah selesai,, Joongie istirahatlah disini sebentar. Eum,, Yunho bisa kita keruanganku."
"Ya? -ah baiklah.." sahut Yunho. "Boo.. tunggu sebentar ne.."
Yunho mengecup bibir cherry Jaejoong sekilas sebelum mengikuti langkah dokter wanita yang menjadi dokter Pribadi Jaejoong selama kehamilan huswifenya itu.
"Ada apa noona?" Tanya Yunho tanpa basa-basi, setelah mendudukan diri diruangan sang dokter.
"Aku punya kabar baik juga kabar buruk untukmu.. mana yang ingin kau dengar terlebih dahulu?"
"Maksud noona?"
"Baiklah,, Kabar baiknya calon anak kalian kembar, Jaejoong mengandung dua janin. Tapi.. "
"Tapi apa noona?"
"Tapi placenta salah satu janin dalam kandungan Jaejoong jauh lebih kecil dari ukuran normal. Dia tidak tumbuh dengan baik Yun, Janin itu kekurangan nutrisi dan oksigen, aku khawatir jika tak segera diangkat dia akan meninggal didalam kandungan."
Brakk!
"Tidak Aku tidak mau!"
"Boo/Joongie"
"Jangan lakukan itu hiks.. anakku.."
TBC
Maaf pendek..
Silahkan review & follow untuk yang berkenan..
See you at next chapter..
