Mine and Yours—

Author: Rin

Chapter: 1/?

Disclaimer: All casts is belong to theirselves.

Rated: M

Pair: KiHyun (Kibum x Kyuhyun), WonSung (Siwon x Yesung)

Genre: Romance – Family – Angst

.

Inspired by Magnet (Gakupo & KAITO Version)

.

Warning: AU, YAOI, OOC, twincest, Possessive!Kibum, uke!Kyu, Kibum and Kyuhyun as twins, changing of Kyuhyun's surname.

.

.

DON'T LIKE DON'T READ

.

"Ngh… ahhh…"

Ranjang tersebut berguncang karena sebuah gerakan, menimbulkan suara berdecit diiringi desahan yang cukup keras dari kedua namja yang berada di atasnya. Keremangan cahaya ditambah dengan suhu udara yang meninggi menambah intim kegiatan yang tengah dilakukan keduanya. Tak peduli walau itu akan menganggu eksistensi lain yang turut tinggal di tempat yang sama dengan keduanya.

Namja berambut coklat ikal tersebut terbaring dalam keadaan naked tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh putih pucat miliknya. Peluh mengalir deras dari sekujur tubuhnya dengan wajah memerah dan sorot mata yang sayu namun penuh akan nafsu.

Ia terbaring pasrah, membiarkan setiap inci tubuhnya diinvasi oleh namja lain yang berada di atasnya—yang keadaannya tidak jauh berbeda dengannya, kecuali aura penuh intimidasi yang dikeluarkannya.

"Arghh!"

Desahan berubah menjadi teriakan kesakitan dari namja berambut coklat itu ketika dirasakannya bagian bawahnya seperti dirobek secara paksa. Perih, sakit dan panas melebur menjadi satu. Namun alih-alih berusaha untuk menghentikan sesuatu itu menembus dirinya lebih dalam lagi, ia justru tidak ingin orang itu menghentikannya.

Rasa sakit itu seakan menjadi candu baginya, ditambah dengan rasa nikmat yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya ketika titik kenikmatannya terus ditusuk berkali-kali. Desahan semakin lama semakin keras terdengar dari mulutnya. Pun tak berbeda jauh dengan namja berambut hitam di atasnya.

Keduanya terus menikmati kegiatan mereka. Tak peduli dengan peluh yang senantiasa terus mengalir dari sekujur tubuhnya. Bagi mereka, kenikmatan yang dirasakan berjuta kali lipat lebih memabukkan daripada harus memperhatikan hal sepele lainnya.

Gerakan keduanya semakin liar ketika beberapa kali titik sensitif mereka tersentuh. Membiarkan mereka tenggelam dalam kenikmatan semu yang begitu memabukkan. Menumpahkan hasrat yang terpendam dalam diri mereka. Menyatukan tubuh keduanya dalam satu kata yang terdengar indah.

Cinta.

Sebuah kata yang sangat terkesan biasa saja untuk didengar dan diucapkan. Namun akan lain ceritanya kalau satu kata tersebut menaungi hubungan kedua orang yang berjenis kelamin yang sama, dan terlahir dari rahim seorang wanita yang sama.

Benar, sebuah kata yang membuat mereka melanggar batas yang harusnya ada dalam sebuah hubungan keluarga.

Sebuah kata yang membuat mereka mengabaikan kemungkinan akan terasingkannya mereka dari kehidupan.

Sebuah kata—

—yang membuat mereka merubah status mereka yang awalnya saudara kembar tak identik, menjadi sepasang kekasih.

Dan kembali seperti malam-malam sebelumnya, ruangan besar itu menjadi saksi bisu dari hubungan terlarang yang dilakukan keduanya.

.

.

Namja bermata sipit itu berguling ke kanan dan ke kiri dengan gelisah. Ranjang yang ia tiduri sudah tak jelas bentuknya, mengingat ia sudah melakukan ini sejak waktu masih menunjukkan pukul sembilan malam. Bahkan ia pun tidak tahu dimana keberadaan selimutnya kini. Piyama hitam yang dikenakannya berantakan karena kegiatannya itu. Ia menoleh ke arah jam yang tergantung di dinding kamarnya dan berdecak perlahan ketika retina matanya malah menangkap waktu yang sudah menunjukkan pukul satu dini hari, yang artinya ia sudah melakukan hal tidak jelas begini selama kurang lebih empat jam.

Yah, salahkan kedua namja penghuni kamar sebelah yang membuatnya tidak bisa tidur sekarang—ah, tidak, bukan hanya malam ini saja, tapi juga malam-malam sebelumnya. Bukan, ia bukannya tidak bisa tidur karena terangsang oleh desahan-desahan yang menggodanya dari kamar sebelah—walau itu juga mungkin termasuk salah satu alasannya. Hei, ia kan juga pria normal yang membutuhkan pelampiasan akan hasrat seksnya, bukan? Terutama kalau mendengar suara-suara yang terus merangsang hasratnya itu. Yang tidak normal itu, mungkin hanya orientasi seksualnya saja.

Ia menggelengkan kepalanya dengan kuat. Berusaha untuk menjauhkan pikiran-pikiran itu, yang nyatanya memang berhasil karena sebenarnya rasa khawatir dan bersalahnya telah lebih dulu mendominasi benaknya.

"Ya Tuhan, sampai kapan ini semua akan terus berlanjut?"

Dan seorang Kim Jongwoon pun harus kembali menelan pil pahit mengingat kegagalannya untuk menjadi hyung yang baik bagi kedua sepupunya yang masih berstatus mahasiswa itu.

.

.

Pagi yang cerah menyambut kediaman keluarga Kim—walau rumah itu sebenarnya hanya dihuni oleh tiga orang namja. Namja tertua bernama Kim Jongwoonatau lebih dikenal sebagai Yesung oleh orang-orang terdekatnya juga oleh para penggemarnya. Penggemar? Benar, karena namja berjuluk art of voice ini adalah seorang soloist terkenal. Dan siapa yang menyangka, kalau seorang penyanyi papan atas seperti dirinya itu kini justru sedang melakukan berbagai pekerjaan yang membuatnya terlihat seperti seorang istri.

Sepasang kaki mungilnya bergerak mondar-mandir di dapur dengan apron yang menempel di tubuhnya, menyiapkan sarapan untuk dirinya yang akan kembali bekerja dan untuk kedua sepupu kembarnya yang akan berangkat kuliah. Mata sipitnya beralih mulai dari pemanggang roti menuju penggorengan di depannya dan beralih ke arah mesin pembuat kopi di sudut dapur.

Pertanyaannya adalah, kenapa mereka tidak mempekerjakan pembantu? Jawabannya adalah, karena itu merepotkan. Lagipula Yesung sendiri justru menikmati kegiatannya itu, jadi untuk apa mempekerjakan pembantu kalau namja tertua di rumah itu justru tidak merasa kerepotan dengan pekerjaan rumah tangga yang dilakukannya?

Namja tertua lainnya—walau tetap Yesung yang paling tua di rumah ini mengingat usianya yang akan menginjak angka dua puluh lima tahun ini—bernama Kim Kibum. Namja berambut hitam dengan kacamata persegi yang membingkai iris obsidian miliknya itu duduk di salah satu kursi meja makan dan tengah tenggelam dalam buku yang sedari tadi ia pegang. Mahasiswa kedokteran itu memang berteman sangat baik dengan buku-buku tebal yang penuh dengan istilah-istilah kedokteran—yang tentu saja, sebenarnya adalah salah satu benda yang akan dijauhi oleh orang-orang yang masih ingin memiliki penglihatan yang bagus.

Ia semakin tenggelam dalam kegiatannya itu, tak berniat untuk membantu sang hyung yang tengah sibuk di dapur. Yah, bukannya ia tak ada niat untuk membantu, hanya saja hyungnya itu memang tidak begitu suka ada yang membantunya terutama dirinya dan saudara kembarnya.

Ah, dan ngomong-ngomong soal saudara kembar, tentu kita tidak bisa mengabaikan eksistensi lain yang duduk di sebelah Kibum. Namja berambut coklat ikal itu bernama Kim Kyuhyun. Mahasiswa jurusan musik itu lebih memilih untuk fokus pada PSP hitam miliknya alih-alih membantu hyungnya di dapur. Ia tidak mau kejadian beberapa tahun yang lalu ketika hyungnya itu tinggal di tempat ini terulang kembali. Kalau kalian bertanya kejadian apa itu, jawabannya cukup dengan beberapa kata saja. Seorang Kyuhyun dengan kemampuan memasak yang sangat rendah, berada di dapur, bisa bayangkan apa yang akan terjadi?

Keduanya semakin tenggelam dalam kegiatan yang memang merupakan hobi mereka masing-masing. Yah, mereka memang kembar—walau wajah mereka sama sekali tidak mirip sedikitpun—namun bukan berarti keduanya harus memiliki hobi yang sama kan? Ditambah lagi sifat keduanya benar-benar bertolak belakang. Yang satu sedingin es, yang satunya lagi menjadikan perayaan April Mop terjadi tiap hari, dan sasarannya, sudah jelas seorang Kim Jongwoon.

Lima belas menit sudah berlalu, dan Yesung telah menyelesaikan pekerjaannya. Kedua namja kembar itu menyudahi kegiatan mereka sebelum sang hyung malah meneriakinya dengan suara yang menggelegar. Bukan apa-apa sih, memang kalau suara baritone rendah milik sang art of voice itu digunakan untuk bernyanyi akan terdengar sangat indah, tapi kalau digunakan untuk meneriaki mereka, mereka yakin kalau itu akan dengan segera merusak gendang telinga.

Roti panggang, telur dan segelas kopi menjadi menu sarapan mereka yang biasa. Ketiganya memlih untuk menikmati sarapan mereka dalam kesunyian, toh mereka juga lebih senang dengan keadaan seperti itu. Terlihat tidak akrab memang, namun bukan berarti hubungan mereka tidak dekat. Sangat dekat malah.

Ting… tong…

Suara bel yang terdengar di depan rumah seketika membuat mereka menghentikan ritual di pagi hari mereka. Yesung yang sudah menyelesaikan sarapannya pun langsung berdiri. Ia pun mengambil mantel yang ia sampirkan di punggung kursi dan tas yang ia simpan di dekat pintu menuju ruang tengah. Namun sebelum ia benar-benar pergi, ia menatap kedua dongsaengnya yang melanjutkan kembali ritual pagi hari mereka.

"Kibummie, Kyunnie, aku pergi sekarang."

Kyuhyun menganggukkan kepalanya dengan malas. Masalahnya, selalu kata itu yang diucapkan oleh hyungnya sebelum ia berangkat kerja. Dan selanjutnya pasti—

"Bereskan meja makan..."

—sudah ia duga.

"Ya, hyung! Kau tahu, kau sudah mengatakan itu ribuan kali, bisakah kau mengucapkan kalimat lain setiap kali kau pergi kerja? Aku bahkan sudah hafal semua kalimatmu berikutnya!" Ujar Kyuhyun.

Yesung yang tadinya sudah berdiri di dekat pintu kembali berjalan mendekati Kyuhyun. Dan dengan kecepatan yang agak tidak biasa, ia pun memukul kepala Kyuhyun dengan harisen yang entah ia dapat darimana. "Ya! Sopan sedikit kalau kau bicara dengan hyungmu, babo!"

Kyuhyun memegangi kepalanya yang baru saja menjadi korban keganasan seorang Kim Jongwoon. Coba kalau penggemarnya tahu idola mereka itu ringan tangan seperti ini, apa mereka masih akan jadi penggemarnya? Tch, ia jadi ingin mencoba untuk menyebarkan fakta ini kalau hyungnya masih saja hobi melakukan ini padanya.

Yesung memutuskan untuk mengabaikan Kyuhyun. Yah, lagipula kalau ia terus menanggapinya, ia tidak tahu benda macam apa lagi yang akan ia pukulkan ke kepala namja evil itu sambil berharap kepala namja itu menjadi lebih besar darinya.

"Ah, satu lagi, aku tidak akan pulang hari ini. Jadi, tolong jangan buat kekacauan di rumah ini. Kibummie, bisa kau jaga saudaramu itu untuk tidak mengacau?" Yesung menoleh ke arah Kibum yang baru saja menyelesaikan sarapannya.

Kibum menatap Yesung dengan tatapan datar. Bukan berarti ia tidak menyukai hyungnya itu. Ia justru sangat menyayanginya. Dengan tidak adanya orang dewasa di sekitarnya yang memberikan kasih sayang layaknya orang tua pada mereka berdua, jelas kehadiran Yesung yang memperhatikan keduanya membuat mereka benar-benar menganggapnya sebagai pengganti kedua orang tua mereka yang telah lama meninggal sekaligus sebagai seorang kakak kandung yang memperhatikan kedua adiknya. Namun, karena sifatnya yang pada dasarnya memang dingin itu, terlihat seolah kalau ia tidak terlalu peduli dengan kehadiran Yesung. Yah, untuk yang satu ini, sebenarnya Yesung bahkan sudah memakluminya.

"Nde, hyung. Kau tidak perlu khawatir, aku akan menjaganya."

"Dan kau, Kim Kyuhyun..." Yesung kini beralih pada sang maknae yang menoleh ke arahnya sambil mempoutkan bibirnya, "...jangan dekati dapur, atau aku akan mengulitimu hidup-hidup, arra?"

"Arraseo, hyung. Aku tidak akan mendekati tempat itu, kau puas? Sudah cepat pergi sana, Siwon-hyung bisa lumutan kalau kau terus diam di sini dan menceramahi kami!"

"Ya, dasar dongsaeng kurang ajar." Yesung pun memilih untuk segera berlalu dari tempat itu, tak ingin membuat kekasihnya di luar sana terlalu lama menunggunya. Namun baru beberapa detik ia menghilang di balik pintu, kepalanya kembali menyembul. "Kyu, berhenti memasang wajah sok aegyo itu. Kau tahu, wajahmu itu terlalu mirip iblis untuk memasang wajah manis begitu!"

Dan sebelum Kyuhyun bereaksi dengan perkataannya itu, Yesung telah lebih dulu menghilang menuju pintu depan. Yah, kapan lagi ia bisa membuat namja bermulut tajam itu marah seperti barusan.

"YA, HYUNG! KALAU KAU MASIH PUNYA WAKTU UNTUK MENGOMENTARIKU, LEBIH BAIK CEPAT KERJA SANA!"

.

.

Kyuhyun tengah mencuci tangannya ketika dirasakannya sepasang tangan melingkari pinggangnya. Tak butuh pemikiran yang dalam untuk mengetahui kalau orang yang tengah merengkuhnya itu adalah saudara kembarnya—atau sebenarnya adalah namjachingunya.

"Kyunnie chagiya~"

Kibum menciumi leher Kyuhyun, membuat sang pemilik leher mendesah tertahan. " H-hyungh…"

Selalu seperti ini. Ketika Yesung telah berangkat, dan kebetulannya mereka tidak memiliki jadwal kuliah di pagi hari mereka pasti melakukan ini. Entah hanya sebatas ciuman panas di bibir atau blowjob hingga keduanya klimaks, tanpa melakukan kegiatan intinya. Menganggap kalau ini hanya rahasia mereka berdua, tanpa menyadari kalau sang hyung tertua mereka telah mengetahui hal ini sejak lama.

Kyuhyun membalikkan tubuhnya dan Kibum tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia langsung mencium Kyuhyun tepat di bibirnya. Awalnya hanya saling menempelkan bibir, namun semakin lama berubah menjadi lumatan-lumatan yang menimbulkan desahan tertahan dari keduanya. Kibum menghisap bibir bagian bawah Kyuhyun, sementara Kyuhyun yang tidak mau kalah menghisap bibir bagian atas hyungnya itu.

Kibum mendorong Kyuhyun hingga ia bersandar pada lemari pendingin yang berada di dekat mereka. Ia menggigit bibir bagian bawah milik saudaranya itu, membuat Kyuhyun seketika membuka mulutnya. Tak ingin membuang kesempatan itu, Kibum menyusupkan lidahnya ke dalam rongga mulut Kyuhyun, menelusuri setiap sudutnya.

"Hmmhh… Ngghhh…"

Kyuhyun menautkan lidahnya dengan lidah milik hyungnya itu, saling bergulat memperebutkan dominasi walau tetap ia yang pada akhirnya kalah. Saliva keduanya bercampur menjadi satu, ketika lidah mereka saling bertautan. Kibum semakin mengeratkan rengkuhannya pada pinggang Kyuhyun, sementara Kyuhyun melingkarkan tangannya pada leher Kibum.

Tak melepaskan ciuman mereka, walau kebutuhan oksigen mulai menyerang, dengan perlahan Kibum mulai melepaskan satu persatu kancing kemeja yang digunakan oleh Kyuhyun. Tangannya mulai menyusup ke dalam kemejanya dan mulai mengelus dada mulus milik saudaranya itu.

"Ngghhh…"

Kyuhyun mendorong tubuh hyungnya itu perlahan, agar melepaskan ciumannya. Ia tidak mau mati sesak hanya karena dicium terlalu lama oleh hyungnya itu. Kibum menuruti permintaan non-verbal dari namjachingunya itu. Seutas saliva menjuntai dari sudut bibir keduanya.

Kyuhyun menarik nafas sebanyak-banyaknya, setidaknya ia ingin menyiapkan paru-parunya untuk sesuatu yang lebih jauh lagi mengingat hyungnya ini tidak akan berhenti hanya dengan menciumnya saja.

"Hhh… hhh… Ahhh!"

Kyuhyun kembali mengerang ketika dirasakannya sesuatu yang lembut dan basah menyentuh kulit lehernya yang sensitif. Benar kan yang ia pikirkan, kalau hyungnya itu tidak akan berhenti hanya dengan sebuah french kiss saja.

Kyuhyun mengeratkan pelukannya pada leher Kibum, meminta Kibum untuk tidak menghentikan kegiatannya itu. Kibum mulai mencium, menjilat dan menghisap leher Kyuhyun hingga menimbulkan beberapa kissmark yang tidak terlalu terlihat. Hei, ia masih bisa berpikir dengan akal sehat untuk tidak membuat orang lain curiga dengan hubungan mereka ini, diantaranya adalah untuk tidak meninggalkan kissmark di tempat yang mudah terlihat.

Tanpa disadari oleh Kyuhyun, Kibum kembali menyusupkan tangannya ke balik kemeja yang dikenakannya. Kali ini, tangannya mulai mencari kedua tonjolan di dada Kyuhyun yang diyakininya sudah mengeras sejak tadi. Jari-jarinya mulai melakukan gerakan memutar dan memilin nipplenya dengan sangat perlahan, membuat Kyuhyun semakin terangsang dan menginginkan sentuhan yang lebih dari ini.

"A-aahhh… hyunggghhh… hhh…"

Benar-benar, sentuhan hyungnya itu selalu sukses membuatnya merasa gila dan hilang kendali. Kalau seperti ini, ia jadi tidak bisa menghentikan hasratnya untuk disetubuhi oleh Kibum. Ia menginginkan hyungnya itu berada dalam tubuhnya. Memberikan kenikmatan yang jauh lebih memabukkan untuknya.

"Hyungghhhjebal… lakukan itu sekarang…"

Kibum menyeringai di sela-sela ciumannya pada leher Kyuhyun. Ia tahu kalau adik kembarnya itu memang tidak bisa menahan dirinya kalau sudah dirangsang seperti ini.

"With my pleasure, baby~"

Dan keduanya kembali tenggelam dalam ciuman yang memabukkan mereka.

Saranghae, hyung…

Nado saranghae, Kyunnie…

.

.

Yesung tersenyum miris sambil bersandar pada pintu bercat coklat di sampingnya. Ia memang belum pergi sejak tadi. Ada sesuatu yang ingin ia sampaikan pada dua dongsaengnya itu, namun ia mengurungkan niatnya untuk masuk ketika melihat keduanya tengah berciuman.

Ia sudah tahu mengenai hubungan mereka sejak beberapa bulan lalu, namun ia memilih untuk tidak mengatakan apa-apa, dan bersikap seolah tidak terjadi sesuatu. Ia tidak punya cukup keberanian untuk sekedar menanyakan hubungan keduanya. Pengecut memang, namun apa mau dikata, hubungan mereka justru membuatnya harus ditampar oleh kenyataan kalau ia bukanlah hyung yang baik dan malah membiarkan keduanya terjerumus dalam sebuah hubungan terlarang.

Choi Siwon yang menunggu di dalam mobilnya, mengernyit heran melihat namjachingunya yang lebih tua beberapa tahun darinya malah bersandar pada pintu depan rumahnya, dan bukannya menuju mobilnya. Harusnya ia tahu kalau jadwalnya saat ini benar-benar padat dan ia sebagai manajernya jelas punya kegiatan yang sama padatnya dengannya.

Ia turun dari mobilnya dan berjalan ke arah Yesung. "Hyung, gwaenchana?"

Yesung mendongakkan kepalanya. Dilihatnya sang namjachingu tengah menatapnya dengan tatapan khawatir. Tanpa persetujuan, ia pun langsung memeluk Siwon dengan erat, mencoba menyalurkan kekalutan hatinya.

"H-hyung, apa terjadi sesuatu padamu?" tanya Siwon, khawatir.

"Ani, Siwonnie. Biarkan aku seperti ini dulu—"

setidaknya sampai aku merasa lebih tenang. Semoga Tuhan memberiku keberanian agar mereka tidak terjerumus semakin dalam.

.

To Be Continued—

.

a/n: OOC untuk Yeppa! XD Berasa kayak ngeliat perpaduan antara Wookie-oppa sama Wonppa. XDD #dihajarsandal. Oke, saya kembali dengan multichap lagi. Mau gimana lagi ya, ide cerita ini udah ada di pikiran dari sebulan kemaren, tapi sayanya aja yang males ngetik ini. u.u

Berhubung saya mulai jadi KHS aka Kartu Hasil Studi #diinjek#bukanwoi, ah maksudnya KiHyun Shipper jadinya saya bikin pake cast mereka, padahal tadinya mau pake Jo Twins biar lebih pas. Jadi yah sudahlah. -.-a

Oh, ngomong-ngomong, kalau mau nuntut saya buat lanjutin fic *emang ada?*, request fic, ngobrol gaje sama saya, atau sekedar kenalan, silakan teror facebook saya aja ne? ;D Berhubung itu akun baru gara-gara akun lama saya kena delete pas penghapusan akun secara massal sama facebook, jadinya saya butuh temen baru. u.u *intinya sama aja promosi akun*

Oke, sekian dari saya, sampai jumpa di chapter selanjutnya dan fic lainnya~ :D

.

~Praise youth and it will prosper~

.

Best Regards

RIN—

.