CHAPTER 1

Disclaimer : Semua karakter milik Tuhan YME

Cast : Jung Yunho, Kim Jaejoong, Kim Junsu, Park Yoochun, Im Yoona, and others

Genre : Romance, angst (mungkin sedikit)

Rate : T

Warning : YAOI, OOT, OOC, typos, cerita ga jelas & pasaran. FF ini terbuka bagi siapa aja. tp tolong bwt readers yg mgkn berkenan memberi komentar, tolong beri kritik yg membangun spy author baru ini bs cepat sadar & mengkoreksi ksalahannya :). saya br bbrp bln merambah dunia K Pop (?) jd saya msh kelas teri dlm berbahasa Korea, mian kl ada bbrp kata yg ga pada tempatnya, hehe... jd mohon TIDAK MENERIMA BASH ~bow~.

Annyeonghasaeyo :D. Saya author baru & ssdh mengalami pergulatan batin yg pjg & dpt energi support dr my unnie ^^, saya beranikan diri bwt posting ini ff. cerita ini diilhami dr sebuah manga kuno yg menyentuh hati saya bbrp th yg lalu & smp skrg msh kebayang2 ~lebay~ hehe... jd bagi yg udh prnh baca & menyadari bbrp adegan yg mirip, harap maklum ne :). saya kira udh kebangetan curcolnya :p. lanjut ke crita aja...

###

Dua orang namja berbaring berdampingan di tempat tidur di kamar sebuah hotel. Tubuh mereka polos tanpa sehelai benang pun. Mereka sedang mencoba mengatur nafas mereka yang tidak beraturan.

"Kau.. benar-benar luar biasa. Kau berbeda dengan orang-orang yang pernah kutemui." kata salah satu namja diantara nafasnya yang masih tersengal-sengal. Dia menoleh ke namja di sampingnya lalu menyeringai. "Kau tahu bagaimana cara memuaskanku."

Namja yang lain duduk di tepi tempat tidur sambil tersenyum manis. "Gomawo." Sesudah berhasil mengendalikan nafasnya, dia memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai dan mengenakannya lalu beranjak ke meja di samping tempat tidur. Dia mengambil uang yang diletakkan di situ.

"Apa aku bisa bertemu denganmu lagi?" tanya namja pertama.

Namja kedua perlahan mendekatkan bibirnya ke telinga namja pertama. "Kapanpun kau butuh, kau sudah tahu di mana bisa menemuiku. Terimalah servis terakhirku untuk kali ini." Dia mencium bibir namja pertama sekilas sebelum dia keluar dari kamar itu.

###

Jung Yunho melangkahkan kakinya memasuki pintu gerbang Dong Bang High School. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Dia adalah murid pindahan dari Gwangju yang mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di SMA itu. Dia merasa beruntung karena Dong Bang High School termasuk sekolah favorit di Seoul. Ini adalah hari pertamanya. Perlahan dia menekan kepalanya yang sedikit pening. Dia merasa lelah karena kedatangannya di Seoul yang baru kemarin dan pagi ini dia sudah harus masuk sekolah.

Dia kemudian mencari ruang kepala sekolah. Dia berkeliling dan bertanya kesana-sini. Dia tidak mengira kalau bagian dalam sekolah seluas itu. Dia menyeka keringatnya yang mulai bercucuran. Kepalanya seperti ditindih beban berat dan wajahnya memerah. 'Sebentar lagi kau akan sampai, Yunho.' batinnya menyemangati dirinya sendiri. Setengah jam kemudian dia menemukan ruang yang dituju. Dia merapikan dirinya sejenak sebelum masuk.

"Annyeonghasaeyo.." sapa Yunho sopan pada namja setengah baya yang duduk di dalam ruangan itu.

Namja itu mengalihkan pandangan dari buku yang dibacanya dan memandang Yunho penuh perhatian.

"Jung Yunho imnida. Mohon bimbingannya, songsaengnim." ucap Yunho seraya membungkukkan tubuhnya.

Kepala sekolah tersenyum ramah. "Jung Yunho-shi, murid baru dari Gwangju? Selamat datang di Dong Bang High School. Perkenalkan, saya Choi Minho." ujarnya sambil mengulurkan tangannya dan segera dibalas oleh Yunho.

"Ini hari pertamamu, Yunho-shi. Saya harap kau bisa cepat beradaptasi. Belajarlah dengan rajin dan berbaurlah dengan semua temanmu di sini."

"Ne. Saya akan selalu mengingat nasihat Choi songsaengnim." jawab Yunho.

Namja itu lalu beranjak dari kursinya. "Kajja. Saya akan mengantarkanmu ke kelas."

Yunho mengangguk. "Gomawo, songsaengnim."

Yunho POV

Aku beranjak mengikuti langkah Choi songsaengnim. Baru satu langkah mendadak kepalaku kembali pusing. Tuhan, tolong kuatkanlah aku. Ini hari pertamaku di sekolah. Aku tidak mau sampai pingsan di sini. Aku hanya lelah. Aku bisa beristirahat di kelas nanti. Dengan pikiran itu kupaksakan kakiku untuk melangkah. Aku berusaha melihat sekeliling, semuanya nampak kabur. Samar-samar aku mendengar suara Choi songsaengnim, tapi aku tidak bisa mendengar yang dia katakan. Sepertinya dia sudah berada jauh di depanku. Aku tidak kuasa menahan berat tubuhku lagi, lututku terasa lemas. Tiba-tiba kulihat bayangan seorang namja entah dari mana yang menangkap tubuhku. Aku terjatuh di pelukannya, tapi dalam keadaan seperti ini aku tidak bisa mengenali wajahnya dengan jelas. Pandanganku mulai gelap dan aku tidak ingat apapun lagi.

End of POV

###

Yak, smoga berkenan di hati readers skalian. kajja. mohon saran, kritik, & kripiknya ne :D. gomawo.