Entah apa yang kurasakan saat ini. Sudah hampir satu tahun berlalu sejak aku mengakhiri hubunganku dengan Sasuke, aku tak berniat mencari penggantinya. Namun, belakangan ini aku sedang dekat dengan seseorang.

Dia teman Sasori-nii dari sekolah dasar. Dulu waktu masih junior high school, aku sempat menyukainya. Dia pemuda yang baik, pintar bermain gitar dan pandai bernyanyi. Hihi bisa di bilang aku masih mengaguminya sampai saat ini.

Tapi, entah kenapa bayang-bayang Sasuke tak bisa hilang dari pikiranku. Mungkinkah aku mencintaimu?

.

.

.

Uchiha Sasuke...

.

.

.

Maafkan Aku (Sequel)

Story by Yanti Sakura Cherry

Naruto by Masashi Kishimoto

Rated: T

Genre: Romance

SasuSaku x ShikaSaku

.

.

.

.

.

Enjoy~

Terlihat seorang pemuda tampan berjalan memasuki sekolahnya dengan pandangan kosong menatap lurus ke depan. Ia menghela napas saat di lihatnya seorang gadis mungil berambut merah muda tengah berjalan sembari bergurau dengan sahabat pirangnya. Pemuda itu menghentikan langkahnya dan menatap gadis di depan sana sendu.

"Kapan kau akan memaafkanku, Saku?" gumam pemuda itu lirih dan mata onyxnya semakin sendu menatap sang gadis.

Menghela napas sekali lagi, Sasuke pun melanjutkan langkahnya memasuki sekolahnya.

"Teme, tunggu.."

"Hn."

Seorang pemuda berambut pirang jabrik terlihat baru saja memasuki gerbang sekolah dan memanggil nama sahabatnya.

"Kau tak membawa mobilmu eh, Teme?" tanya Naruto pemuda pirang tersebut sembari menyamakan langkahnya dengan Sasuke.

"Hn, tidak!"

"Kenapa?"

"Bukan urusanmu, Dobe."

"Dasar idiot. Semenjak berpisah dengan Sakura-chan, kau jadi semakin menyebalkan," gerutu Naruto kesal. Tak menyadari ekspresi Sasuke saat ia menyebutkan nama mantan kekasih sahabatnya itu.

"Hn!"

"Tapi, Teme, kudengar dari Hinata, Sakura-chan sedang dekat dengan teman Sasori," gumam Naruto pelan.

"Teman Sasori?" balas Sasuke dingin.

"Iya, Teme. Bahkan kata Hinata, Sakura-chan dulu menyukai teman Sasori itu," jawab Naruto dengan polosnya, tanpa menyadari wajah Sasuke yang semakin dingin.

"Nanas sialan itu, eh?" gumam Sasuke sinis.

"Kau bicara sesuatu, Teme?"

"Hn."

"Kau cemburu, eh?" goda Naruto jahil.

"Ck. Urusai Dobe!"

"Kau masih mencintainya, kan?" tanya Naruto serius dan kini mereka telah sampai di depan pintu kelas mereka.

Sasuke menghentikan langkahnya dan menjawab pelan, "Aku masih sangat mencintainya. Tapi, dia belum bisa memaafkanku, Naruto," seraya tersenyum miris dengan pandangan sendu.

Naruto yang melihat sahabatnya seperti itu merasa prihatin. Namun, mau bagaimana lagi, toh itu juga di sebabkan karena kesalahan Sasuke sendiri. Jika dia tak seberengsek itu meniduri gadis lain demi memenuhi hasratnya, maka kejadiannya tak akan seperti ini.

"Kita masuk. Sebelum Kaka-sensei datang," ajak Naruto menepuk pelan pundak Sasuke.

"Hn!" Dan mereka berdua pun memasuki kelas mereka.

.

.

.

.

Seorang gadis mungil berambut merah muda terlihat sedang berjalan dengan kedua sahabatnya. Terlihat mereka sedang menggoda salah satu di antara mereka yang berambut merah muda dan membuat gadis itu salah tingkah.

"Hey Saku, benar kan kau masih menyukainya?"

"Tidak!"

"Ah, mengaku saja. Toh sejak dulu kau menyukainya, kan? Sebelum kau mengenal si ayam sialan itu."

"Be-benar kata Ino-chan, Sakura-chan," sahut Hinata membalas ucapan gadis yang ia panggil Ino tersebut.

"Iya, aku masih menyukainya. Puas kalian berdua?" gerutu Sakura kesal, dan meninggalkan kedua sahabatnya yang tersenyum menang atas jawabannya tersebut.

"Yeah, Hinata, berarti sahabat kita yang satu itu tak akan menjomblo lagi. Haha ...,"

"Hihi benar, Ino-chan," kikik Hinata. Menggandeng tangan Ino dan menyusul Sakura yang telah jauh meninggalkan mereka berdua di koridor sekolah.

"Hey jidat, tunggu ...,"

.

.

.

.

"Teme, kau mau makan apa?"

"Hn, terserah."

"Huh, ya sudah. Seperti biasa saja,"

Terlihat Sasuke dan Naruto tengah berada di kantin sekolah mereka yang terlihat tidak terlalu ramai hari ini. Beberapa murid ada yang lebih memilih membawa bekal dari rumah dan memakannya di atap sekolah, atau di taman belakang sekolah mereka yang memang sangat cocok untuk bersantai dan menghilangkan penat setelah pelajaran yang membosankan bagi sebagian beberapa murid.

"Kita duduk disana saja, Teme," tunjuk Naruto pada meja kantin di dekat pintu masuk yang masih kosong.

"Hn."

Mereka berdua berjalan menghampiri meja kosong tersebut dan duduk berhadapan.

"Itadakimasu," seru Naruto heboh.

"Ck, berisik Dobe."

"Maaf Teme. Hehe..." cengir Naruto sembari menggaruk kepalanya yang memang sedang gatal.

"Hn," balas Sasuke bosan.

"Hinata tadi mengirim pesan. Katanya dia akan ikut bergabung dengan kita di sini, Teme," kata Naruto setelah menelan makanannya.

"Hn, terserah!"

"Tapi, dia juga mengajak Ino dan Sakura-chan, Teme."

"Uhuk, uhuk. Ck, Dobe, sialan," umpat Sasuke mengambil jus tomatnya dan meminumnya hingga tandas.

"Kau kenapa, Teme?" tanya Naruto sok polos.

"Gara-gara kau, bodoh," balas Sasuke sinis.

"Kenapa? Kau tidak mau satu meja dengan Sakura-chan, eh?"

"Ck. Urusai Dobe," desis Sasuke pelan.

"Haha, kau masih tidak berani berhadapan dengannya, eh?"

"Diamlah, Dobe."

"Dasar pengecut. Huh," balas Naruto kesal.

Sedangkan Sasuke, hanya bisa menghela napas dan mencoba untuk tidak terpancing atas hinaan Naruto tersebut. Toh memang benar adanya, dirinya hanya seseorang yang pengecut. Jelas-jelas masih mencintai gadis merah muda tersebut, namun, dirinya hanya bisa terdiam saat di dekat gadis itu. Bersikap seolah sudah tak peduli pada gadis itu, dan seolah tak saling mengenal saat mereka berpapasan di sekolah maupun di luar sekolah.

Namun, sebenarnya ia sering memperhatikan gadis manis itu. Senyumnya, tawanya yang selalu Sasuke sukai. Caranya berceloteh dan sifat riang gadis itu selalu Sasuke rindukan.

Setiap malam setelah semua telah tertidur, Sasuke akan diam-diam menangis sembari memandangi foto gadis itu.

Menangisi kebodohannya, yang telah menyakiti hati gadis yang ia cintai. Gadis yang sekarang telah lepas dari pelukannya.

"Ke ... Sasuke-Teme?" panggil Naruto menyadarkan Sasuke dari lamunannya.

"Hn?" balas Sasuke setelah sadar dari lamunannya.

"Mereka sudah datang, Teme," tunjuk Naruto pada ketiga gadis yang baru saja memasuki kantin tersebut.

Terlihat, Sakura Ino dan Hinata baru saja tiba dan akan memesan sesuatu untuk makan siang mereka. Setelah selesai memesan pesanan mereka, Hinata pun mengajak kedua sahabatnya itu untuk bergabung dengan kekasihnya.

"Ayo. Sakura-chan, Ino-chan," ajak Hinata pelan pada kedua Sahabatnya.

"Hm," balas Sakura malas. Dia masih kesal atas godaan kedua sahabatnya tadi.

"Kau masih kesal eh, jidat?" tanya Ino menyamakan langkahnya dengan Sakura.

"Hn,"

"Sebaiknya simpan saja kekesalanmu itu pada kami. Coba kau lihat, siapa yang sedang bersama Naruto sekarang," tunjuk Ino pada Sasuke yang duduk membelakangi mereka saat ini.

Sakura mengangkat wajahnya dan bisa ia lihat, mantan kekasihnya itu yang sekarang tengah menolehkan kepalanya kepadanya. Onix bertemu emerald. Mereka saling bertatapan selama beberapa detik, sebelum Sakura memutuskan tatapan mereka, membalikkan tubuhnya dan pergi begitu saja.

"Aku tidak bisa makan bersama kalian. Aku ada urusan, jaa..." ujar Sakura pelan dan berlalu pergi begitu saja.

"Hei-hei ... jidat, tunggu!" teriak Ino kesal atas tindakan sahabat merah mudanya itu.

Sreg!

"Kau mau kemana, Teme?"

"Hn!"

Terlihat Sasuke berdiri dari duduknya dan bergegas pergi meninggalkan kantin untuk mengejar gadis yang ia cintai. Dirinya sudah tak bisa menahannya lagi. Semua harus di perbaiki sekarang, dan Sasuke harus mendapatkan maaf dari gadis merah muda itu bagaimanapun caranya.

"Teme?"

"Sudahlah, Naruto-kun. Biarkan saja mereka menyelesaikan masalah mereka," ujar Hinata pelan pada kekasihnya.

"Benar Naruto. Biarkan saja mereka, tapi jika si ayam itu menyakiti Sakura lagi, akan kutendang bokongnya. Hahaha..." timpal Ino seraya mendudukkan dirinya di sebelah Hinata.

"Hh, ya sudah. Semoga mereka bisa akur kembali," doa Naruto pada kedua sahabatnya itu.

.

.

.

.

"Sakura..."

"Kumohon. Sakura, berhenti."

Grep!

"Kumohon. Dengarkan aku," gumam Sasuke seraya menggenggam tangan Sakura, setelah ia bisa meraih gadis itu.

Mereka berdua kini berada di taman belakang sekolah mereka setelah Sakura berlari menghindarinya dan Sasuke mengejar gadis itu. Banyak siswa-siswi yang melihat tingkah mereka berdua dan mulai berbisik-bisik. Tapi, Sasuke tak peduli. Yang ia pedulikan adalah bicara dengan gadis itu dan mendapatkan maafnya.

"Apa lagi maumu, Sasuke-kun?"

"Aku ingin bicara denganmu. Kumohon,"

Entah kenapa hatinya terasa hangat saat mendengar suara gadis itu memanggil nama kecilnya kembali. Setelah sekian lama ia tak mendengar gadis merah muda itu memanggilnya 'Sasuke-kun' seperti dulu.

"Baiklah. Kita bicara di sini saja, dan kumohon lepaskan tanganku," balas Sakura pelan.

"Hn. Maaf," gumam Sasuke pelan dan melepaskan tangan gadis yang masih ia cintai itu pelan.

"Jadi, kau ingin bicara apa, Sasuke-kun?"

"Maafkan aku."

"Untuk apa?" tanya Sakura pelan.

"Untuk semua kesalahanku," jawab Sasuke menundukkan kepalanya.

"Sejak dulu, aku sudah memaafkanmu. Sasuke-kun," balas Sakura dengan senyum kecil di bibir manisnya.

"E-eh?"

"Kenapa? Kau tidak percaya?" kata Sakura menyeringai jahil.

"Kau sudah memaafkanku?" tanya Sasuke mengangkat kepalanya dan memandang gadis yang duduk di sebelahnya tersebut.

"Um," angguk Sakura kecil.

"Kapan?"

"Sejak aku tahu kau sudah berhenti meniduri wanita-wanitamu itu, Sasuke-kun," jawab Sakura masam.

"Kau tahu?"

"Yeah, lagipula ada seseorang yang bilang padaku. Kita harus memaafkan orang yang telah menyakiti kita, sebelum orang itu meminta maaf pada kita sekalipun. Jadi aku memaafkanmu, Sasuke-kun," balas Sakura dengan senyum manisnya.

"Jadi, kita bisa kembali seperti dulu?" tanya Sasuke penuh harap.

"Maaf Sasuke-kun. Tapi aku tak bisa,"

"Kenapa?"

"Aku ingin kita memulainya dari awal lagi. Aku ingin kita berteman seperti dulu," kata Sakura mantap.

"Berteman, eh?" jawab Sasuke kecewa.

"Kau tak mau?"

"Hn, baiklah. Dan akan kupastikan, kau akan jatuh cinta kembali padaku, Sa-ku-ra," ujar Sasuke menyeringai pada gadis manis di sebelahnya.

"Ha'i. Berjuanglah, Sasuke-kun, hihi…" kikik gadis itu.

"Tapi, kudengar dari Naruto, kau sedang dekat dengan Shikamaru, eh?" tanya Sasuke sedikit sinis.

"Hm? Begitulah. Dan aku menyukainya," jawab Sakura enteng. Tanpa menyadari wajah Sasuke yang berubah dingin.

"Menyukainya, eh?"

Teng! Teng! Teng!

"Bel masuk kelas sudah berbunyi, Sasuke-kun, aku masuk kelas dulu ya? Jaa nee," pamit Sakura, berlari kecil tanpa mengindahkan pertanyaan terakhir Sasuke tersebut.

"Kau boleh saja sekarang menyukai nanas sialan itu, Saku. Tapi cepat atau lambat, kau akan kembali kepadaku. Dan aku tak akan pernah melepaskanmu lagi," gumam Sasuke percaya diri, dan menyusul gadis merah muda yang telah jauh dari pandangannya tersebut.

.

.

.

.

TBC

A/N:

Hallo yan bawa sequel Maafkan Aku nih, maaf ea kalo ga sesuai harapan. Terimakasih buat reader yg udah baca Maafkan Aku kemarin.

Mohon saran dan masukkannya minna arigatou~