Naruto adalah milik Masashi Kishimoto

Fic ini semata-mata untuk kesenangan pribadi dan bagi yang senang membacanya

Absolutely No Flame, Don't Like Don't Read

Don't Like Don't Read

Once again

Don't Like Don't Read

.

.

.

"Sebentar, apa!?"

"Masih perlu diulangi lagi?"

"Iya, telingaku gak bisa mencerna perkataan Mama"

"Mama dan Papa memutuskan kamu untuk menikah dengan cowok yang sudah kami tentukan"

"Cih, jangan harap aku mau!"

.

.

.

"Hueeeeee, begitulah ceritanya, Ino. Mama dan Papa memutuskan seenak mereka sendiri untuk menjodohkanku. Hueeeeeeee!" aku meraung-raung di kelas kami, jurusan kedokteran Universitas Tokyo. Gak peduli semua mata memandangku aneh, masalahku benar-benar berattt! Aku masih umur 20 tahun, aku masih ingin berpetualang dan menjadi dokter yang hebat.

Ino menyentil dahiku dan tersenyum. Hih bisa-bisanya dia tersenyum di saat aku berduka kayak gini.

"Sudahlah, turuti saja keinginan Om dan Tante. Yah walau aku iri juga sih keduluan kamu nikah"

Sudah kuduga curhat ke cewek pirang ini akan sia-sia. "Siapa tahu calon suamimu kece kayak Sasuke-kun" serunya blushing. Tangisanku semakin keras dan Ino akhirnya memelukku dan menepuk-nepuk rambut pink ku yang panjang.

.

.

.

Aku memasuki apartemenku di lantai 11. Sudah 2 tahun aku tinggal sendirian disini. Papa dan Mama tinggal di Kyoto dengan tenang. Mataku masih sembab gara-gara nangis terus sejak tadi malam. Sejak Papa dan Mama menyuruhku pulang untuk memberi kabar bodoh itu. Sial, pikiranku terpaku pada perjodohan itu terus. Setelah merelaksasi tubuh mandi di bathub aku akan minum-minum ke bar sama Sasuke-kun dan Naruto saja ah.

.

.

.

Kakek Madara meninggal 1 bulan yang lalu dan sore ini akan diumumkan pembagian warisan. Aku terkikik dalam hati membayangkan Lamborghini Veneno Silver Limited Edition yang segera kuperawani. Hmph.

Kakek tua itu hebat juga bertahan hidup selama 123 tahun. Bahkan sampai akhir hayatnya masih saja sempat memarahi Tou-san soal gambar kerja arsitektur cluster baru Uchiha group di Izu yang hancur-hancuran.

TUK!

"Ouch! Apaan sih Aniki!" Itachi menjitak kepala ravenku yang keren ini tiba-tiba

"Apaan-apaan, paling tidak sembunyikan senyum liarmu itu di hadapan foto mendiang Kakek, bodoh"

Aku memandangi foto Kakek Madara yang sangar itu. Sorot mata tajam khas Uchiha menusuk mataku seketika. Iya, iya, Kakek nyeremin kok. Udahan deh melototnya.

"Baiklah, semuanya harap tenang dan berkumpul. Pak Pengacara, silakan mulai membaca surat wasiat Tou-sama" suara Tou-san menggelegar. Pak Pengacara juga punya nama kali.

"Ehem! Terima kasih Fugaku-san. Baiklah, nama saya Orochimaru, saya pengacara khusus keluarga Uchiha, terutama Madara Uchiha, saya lulusan Universitas Tokyo dan pengalaman saya sudah terperca-"

"Hei, pucat! Gak usah bertele-tele, aku gak perduli kamu lulusan SMP atau TK, cepat bacakan isinya!" gak sabaran aku. Huh

Biarin semua mata melotot ke arahku. Ah Lamborghini Veneno Silver Limited Edition… Tapi rupanya sebagian besar Uchiha walau melotot padaku sekarang manggut-manggut tanda setuju padaku. Hahaha

Muka si Orochi siapa itu seakan ngomong 'dasar para mata duitan'. Cih, Do I look like, care?

.

.

.

Huaaaaah lama banget sihhh, para orang tua udah kebagian tanah, uang tunai, simpanan emas, bisnis-bisnis Uchiha dengan adil. Itachi dapat 1 anak perusahaan real estate penting di Tokyo. Lha aku kapan?

"…dan terakhir, untuk bungsu Uchiha, Sasuke Uchiha akan mendapatkan 1 unit rumah mewah di Tokyo dan …"

"Mobil, mobil, mobil" batinku girang

"Semua uang yang ada dalam brankas Sharingan"

BANZAIIIII! Malah lebih bagus dari mobil. Uang kakek memang ada buanyaak yang tadi sudah dibagi-bagi. Dan aku sangat lebih dari tahu kalau brankas Sharingan adalah pusatnya uang di rumah utama ini. Dan isinya Milyaran.. tidak, Trilyunan Yen.

Aku mempertahankan wajah stoic ku yang ganteng ini dan cuma memperlihatkan senyum miring dengan mata meremehkan pada si tua Orochi itu. Heh, apa-apaan matanya menyipit senang ke arahku?

"… tapi dengan 1 syarat mutlak yang tidak dapat diganggu gugat. Sasuke Uchiha dapat memiliki semua haknya apabila dia sudah MENIKAH" dengan sengaja Orochimaru menekankan Kata terakhir itu. Mata jeleknya seakan ngomong 'rasakan' padaku.

MENIKAH

KAH

KAH

KAH

Suara Orochimaru bergema dalam sanubariku…

Aku hancur. Dalam kegelapan malam yang dingin aku berlari-lari mengejar asaku, Lamborghini Veneno Silver Limited Edition… Come back hereeeeee!

.

.

.

-Teme, gomen aku gak bisa ikut kalian ke bar. Aku diseret Karin ke mall. Kakak sialan itu memang nyebelin. Salam ke Sakura-chan ya-

Buh, dasar Dobe. Lemah banget sama cewek. Aku memarkir Mercedes benz hitamku di basement. Kupandangi penampilanku di kaca mobil sekali lagi, oke saya memang selalu keren.

Puh, ramai sekali bar malam ini. Cewek-cewek gila itu selalu memandangiku dari ujung rambut ravenku sampai ujung sepatu nike ku. Dasar cewek-cewek low quality. Senyumnya mesum, bodinya jelek. Cih

PLAK!

Kutepuk dahi lebar si pinky yang duduk di VVIP. Dia sudah mabuk berat rupanya. Mahasiswi kedokteran paling pintar kok malah minum minuman keras sih. Bodoh, tanpa Naruto atau aku disini dia nekat minum-minum. Gimana nanti kalau dibawa om-om gak jelas.

"Uggh,ittai!"

"Heh,mukamu sudah kayak tomat aja lho" mau gak mau aku jadi nahan tawa melihat Sakura yang putih berubah merah kebanyakan minum

"Ohhhh, Sasuke-kun yaaaa… sini… sini… " katanya sambil menarik lenganku untuk dipeluknya. Ya ampun, dengan dress putiih ketat gini mata cowok-cowok hidung belang itu pasti keluar dari kepalanya melihat lekuk tubuh Sakura. Shit, dia memelukku erat banget, lenganku menyentuh dadanya.

"Sasuke-kuuuuun… hari ini aku sediiiih sekali. Kamu jangan mau dijodohin ya sama orang tua kamu" katanya dengan mata yang berlinang

"Hn" aku cuma bisa menjawab dengan kata itu. Bete, dalam 1 hari ada 2 topik pernikahan. Wait, dijodohin?

"Apa maksudmu Sakura? Dijodohin?!kamu dijodohin?!"

Tapi yang ditanya sudah tertidur di pundakku, masih dengan airmatanya. Hhh, ini akan menjadi malam yang menyebalkan.

.

.

.

Duh, Sakura sepertinya harus diet. Berat banget. Kecilin dikit tuh bokong. Seksi abis. Mana aku mesti kudu gendong dia sampai lantai 11, emang sih pakai lift, tapi tetep aja.

Sampai di kamarnya, saat aku mau pulang, dia menarik kemeja hitamku.

"Sasuke kun, jangan pergi dulu, temani aku malam ini. Aku gak mau sendirian. Naruto gak ada, Ino sama saja"

Huh rupanya mabuknya sudah hilang, heh, ngapain tadi pake acara gendong-gendongan segala? Aku memandanginya lama dan akhirnya mengangguk. Dia pergi mandi dan aku mengambil air dingin dan memandangi pemandangan Tokyo tower di seberang sana. Hm, cewek ini benar-benar punya apartemen yang nyaman.

Aku duduk di sofa putihnya sambil memikirkan Lamborghini Veneno Silver Limited Editionku yang kandas. Menikah? Huh, bayarannya mahal banget. Aku kan masih kuliah, masih pingin lanjut ke luar negeri. Aku masih ingin meningkatkan pengetahuan arsitektur. Tapi bagaimanapun aku butuh uang brankas sharingan itu.

Akh! Kepalaku pening kalau memikirkan semua ini. Kunyalakan TV Sakura dan isi beritanya cuma pasangan selebriti yang baru menikah, pernikahan putra konglomerat, spot terbaik honeymoon, bahkan 2 anjing yang sedang dibikinin upacara pernikahan. Beh! Aku muak. Kumatikan lagi TV itu.

KLIK

Sakura sudah keluar dari kamar mandi. Dia memakai nightgown panjang warna soft pink dengan bunga-bunga warna ungu. Yah, cantik sih. Lumayan.

"Sasuke-kun mau makan? Maaf ya aku merepotkanmu"

Aku buru-buru menggeleng, gawat kalau dia memasakkan aku. Lebih baik aku cabut dari apartemen ini. Masakan Sakura asin maha dahsyat.

Dia duduk di sebelahku dan menyadarkan kepala pinknya ke bahuku

"Papa dan Mama mau jodohin aku, Sasuke-kun. Aku tidak mau. Aku tidak mau menikah dengan orang yang tidak kukenal. Mimpiku juga masih panjang"

"Memangnya kenapa sih Om Jiraiya dan Tante Tsunade tiba-tiba mau jodohin kamu?" aku tiba-tiba jadi penasaran.

"Katanya supaya ada yang mengawasiku di Tokyo, ada yang merawatku, dan lain-lain. Soalnya Sasori-nii sudah lulus kuliah dan mau lanjut S2 di Inggris. Mama takut ada apa-apa denganku"

Ooh, jadi kakak cantik Sakura sudah lulus ya. Yah, walau babyface, cantik, dan berbakat dalam dunia acting, kakak laki-laki Sakura memang lebih suka bergelut di ruang operasi sebagai Surgeon. Yah, keluarga haruno memang keluarga medis terkenal.

"Tolak aja rencana mereka, gampang kan?"

"Oh Sasuke kun, kamu lupa Mamaku kalau sudah marah ya?" Sakura menaikkan alisnya

Aku terkekeh, ingat saat Tante Tsunade ngamuk-ngamuk pas aku dan Naruto menculik Sakura untuk liburan ke Hawaii. Tante sampai memblokir semua penerbangan Tokyo ke Honolulu padahal kita pakai pesawat pribadi Naruto.

"Yah, masalah kamu memang lebih berat dari masalahku Sakura. Aku gak jadi dapat Lamborghini ku kalau aku gak menikah"

"Hah? Sasuke-kun gak jadi beli Lamborghini yang kamu pamer-pamerkan ke aku dan Naruto lewat tablet kemarin lusa? Ahahahahahahaha"

Kerutan jengkel muncul di keningku saat mendengar Sakura tertawa terbahak-bahak. Gak sadar apa kalau aku lagi jengkel setengah mati. Ide gila baru saja terlintas dalam pikiranku.

"Sakura.."

"Apa Sasuke-kun? Kamu mau nyuruh aku tutup mulut dari Naruto kalau kamu gak jadi beli Lamborghini?"

"Tidak, aku malah menyuruhmu bilang padanya kalau aku akan pamer mobil itu di depan rumahnya. Bilang padanya atas nama Nyonya Uchiha"

". . . . "

"Maukah kamu menikah denganku, Sakura?"

.

.

.

Yak, inilah fic alay super gaje. Mind to RnR? Thank you

CHANYOU