Title : Love You
Cast : Vkook a.k.a Taejung
Genre : Romance, Fluff
Rate : T
Length : 1shoot
Hai hai hai, Author baru mulai menyapa, Fufufu
Ini FF pertama aku yg pernah aku /publish di Facebook. So, maaf kalo berantahkan/?
okey, gak banyak bacot. Chek it out...
.
Puk!
Jungkook menoleh ke belakang, ia merasakan seseorang menepuk bahunya. Namun nihil, tidak ada siapapun di belakanng. Ia melirik beberapa teman yang berada di sampingnya. Semua mengangkat bahu, pertanda mereka tidak tahu atau tidak mau tahu siapa yang melakukan hal tersebut.
Jungkook tidak pikir panjang. Kembali ia lanjutkan kegiatan memakan apel di kantin saat jam istirahatnya...
Tapi sekarang seseorang menyentuh tengkuknya. Jungkook tidak main-main, ia langsung berbalik dengan sebuah garpu di tangan yang siap melukai siapapun di belakangnya saat ini.
Bats!
"Wow!..." kalau saja reflek orang itu tidak cepat menangkap tangan Jungkook, mungkin garpu itu sudah menembus perutnya.
"Tae-hyung?!" kaget Jungkook ketika mengetahui orang itu adalah hyungnya, alias Taehyung.
"Haha...respon pertahanan yang bagus...tapi jangan lakukan hal itu saat jam sekolah, Chagi..." kata namja berkulit putih itu tersenyum sambil mencolek dagu anak kecil itu, lalu ia menggeser makanan Jungkook di atas meja yang dominan dengan buah, ia menduduki meja tersebut agar bisa berhadapan dengan Jungkook.
Teman-teman Jungkook hanya diam, tidak protes atas ketidak sopanan Taehyung. Karena jika protes, berarti juga protes kepada komplotan Taehyung.
"Gunakanlah cara yang normal hyung..." keluh Jungkook mengunyah apelnya dengan bibir mengerucut.
"Ya~ aku baru pertama kali melakukannya padamu.." terang Taehyung tidak terima.
Jungkook tidak peduli, "kau mau hyung?" tawarnya memperlihatkan apel merah di tangannya pada Taehyung.
Taehyung diam beberapa detik. Tidak percaya dengan apa yang didengarnya tentang tawaran Jungkook. Kemudian ia tersenyum seraya menggigit bibir bawahnya, tawaran Jungkook benar-benar menggiurkan baginya. Sangat. Tanpa bicara atau izin terlebih dahulu, Taehyung meraih dagu Jungkook. Menariknya, lalu menautkan bibir mereka berdua, ia mencuri apel dari dalam rongga mulut Jungkook. Melumat bibir itu sedikit, kemudian melepaskan tautan bibir itu segera sebelum ia menginginkan hal yang lebih jauh lagi.
"Manis..." bisik Taehyung 3 senti dari jarak bibirnya dengan bibir anak itu. "Temui hyung sepulang sekolah..." lanjut Taehyung memberi jarak yang lebih panjang.
Jungkook terpaku. Bahkan refleknya yang biasa menutup mata saat terkejut tidak terlaksana. Sementara teman-teman Jungkook mematung dengan mulut sedikit terbuka. Shock! Sekaligus juga merasa iri terhadapnya.
"Ara?" Taehyung meraih tangan Jungkook dengan tangannya yang satu lagi, "hyung ambil apelnya.." ucapnya tersenyum. "Ya! Jimin!" teriak Taehyung dengan suaranya yang merdu, memanggil salah satu komplotannya. "Jungkookie..hyung pergi dulu, ne?" Ia menarik kepala Jungkook, mencium lembut kening bocah itu, melepaskannya, kemudian pergi menuju komplotannya.
Jungkook tidak bergerak. Setelah beberapa saat ditinggalkan oleh Taehyung, ia baru sadar dari –ketermenungannya-. "Huks...nan jugoyo..jugo..." rengek Jungkook menghempaskan kepalanya ke meja kantin. Taehyung memang selalu seenaknya. Sekarang ia sama sekali tidak ingin untuk menegakkan kepala, ia tidak punya keberanian lagi untuk memperlihatkan wajah di depan taman-temannya. Demi badannya di umurnya yang masih segini. Apa yang harus ia lakukan agar hyungnya itu tidak sembarangan? Adakah yang bisa menolongnya?
Jungkook tidak mengerti. Bahkan sekarang hyungnya itu menciumnya di bibir, di depan semua orang. Besok apa? Menjamahnya di depan umum?
"Jungkook~ah...kalian pacaran?" Mendengar suara temannya saja Jungkook sudah ingin menguburkan kepalanya. Ia hanya bisa menggeleng untuk menjawab pertanyaan temannya itu.
"Mwo?! Mm...tapi dia...ngg...memanggilmu chagi..." ucap temannya itu terdenngar enggan membicarakan perihal ciuman mereka.
.-.-.-.-.-.-.-.-.-.
"Ya~ Taehyung~ah...anak itu namjachingumu?" tanya Jimin kepada Taehyung yang sedang memakan apel rebutannya dari Jungkook tadi.
"Ya? Maksudmu Jungkook? No...tidak bisa dibilang sepeti itu," jawab Taehyung enteng, kemudian menggigit apel.
"Dia adikmu?"
"Geureyo..."
"Kau mencium adikmu seperti itu?"
"Wow... hei! Dia bukan adikku sungguhan... waktu di elementary school aku sering ke play group. Dia salah satu anak play group itu."
"Kau ke play group?"
Taehyung berpikir, lalu mengangkat bahunya. "Aku suka anak kecil" ucapnya.
"Haha, kau pedophil. Berapa umur anak itu?"
"Umur? Jungkook masih 17 tahun."
"Astaga! Ternyata kau memang pedo."
"Ya! Aku bukan pedo! Lagipula Jungkook itu anak teman ummaku."
"Tapi tetap saja... hahaha..." Jimin tertawa keras.
"Ya! Jimin!" teriak Taehyung. Namun Jimin tetap tertawa, ia pikir Taehyun akan tetap tenang jika disebut pedophil.
.-.-.-.-.-.-.-.
Jungkook melangkah dengan bibir mengerucut. Ia akan mengunjungi Taehyung di tempat biasanya. Selain karena namja berkulit putih itu menyuruhnya, ia juga ingin marah besar. Besar? Entahlah, ia ragu. Karena sempat terpikir oleh Jungkook, kenapa hal itu tidak terjadi lebih lama? Setelah ia duduk di sebelah Taehyung yang berbaring di tempat duduk penonton di lapangan...
"Hyuuuung! Kau sangat-sangat menyebalkaaaan...!" teriak Jungkook ke telinga Taehyung.
"Ahahaha, yang tadi? Mau bagaimana lagi chagi~ kau yang menawarkannya padaku," ucap Taehyung tertawa dan menarik kedua belah pipi Jungkook.
Jungkook lumayan kagum Taehyung ingat perbuatannya kali ini. "Ck!" sanggah Jungkook menepis tangan Taehyung. Sementara namja itu hanya kembali dalam posisi tidurnya seperti sebelum Jungkook datang. "Kau benar-benar gila! " Jungkook akan memukul dada namja itu. Namun tangan Taehyung selalulah seperti itu. Dia selalu cepat dalam hal hadang-menghadang. Sekarang tangan namja putih itu sudah menggenggam tangan Jungkook.
"Jungkookie, eommamu mengirim surat padaku.." jelas Taehyung.
Jungkook mengatupkan bibir, kemudian menarik tangannya dari cengkeraman Taehyung. "Eomma? Kenapa tidak pada halmoni saja mengirimkan surat?" tanya Jungkook. Bukankah itu aneh mengirimkan surat pada Taehyung? Sementara ia tinggal dengan halmoninya di Korea, bukan dengan Taehyung.
"Setelah suratnya datang, hyung menelepon eommamu. Dan juga menanyakan hal yang sama. Katanya, halmonimu sudah tua, ia tidak ingin lebih menyusahkan halmonimu lagi. Bahkan ia juga bicara terus terang padaku..." Taehyung mendengus sambil tersenyum, "katanya... mengurusmu saja ia rasa umur halmonimu jadi pendek. Apalagi... nantinya harus menambah beban yang masih berasal darimu..."
"A-apa?! Beban? Jadi aku ini beban?!" Jungkook menunjuk dirinya sendiri, tidak percaya.
"Yahhhh... haha, itu kata eommamu. Tapi kau tahu? Eommamu malah memintaku agar disusahkan olehmu...!"
"Apa isinya, Hyung?" tanya Jungkook tidak menggubris kata-kata atau lebih tepatnya keluhan Taehyung.
"Haaaah..." Taehyung menghembuskan nafas. "Eommamu bilang, ia ingin aku atau kau mengirim semua hasil ulangan, ujian, ataupun rapormu selama di Korea. Jika nilaimu buruk, berarti kau harus kembali ke USA. Kata mereka, eomma dan appamu. Itu juga berarti kau tidak paham dengan bahasa Korea."
"What?! Come back to USA? No! Tell them I won't!.."
"Bhahaha..." tawa Taehyung seraya bangkit untuk duduk, "kalau begitu, berikan hasil yang bagus, Chagi.." ucapnya sedikit mencubit dagu anak kecil itu.
Wajah Jungkook tampak sedikit berpikir. Lalu tiba-tiba saja sedikit memerah, "ngg... just it?" tanya Jungkook menekurkan kepalanya.
"Yap!"
"Jinjayo?"
Taehyung melirik Jungkook dengan tatapan aneh.
"Eh, ngg... aku harus pergi..." Jungkook baru akan bangkit ketika kedua tangan Taehyung memegangi pinggangnya, menariknya ke bawah sehingga ia duduk lagi.
Taehyung menarik sesuatu dari balik punggungnya, menunjukkan kertas berbentuk persegi. Mata Jungkook melebar...
"Voucher es krim?!" heboh Jungkook melihat voucher tersebut. "Hanya satu hyung?"
Taehyung tersenyum, kemudian menggeser kertas tersebut. Menunjukkan satu voucher lagi.
"Woah..! Kau dapat dari mana hyung?" ucap Jungkook mengambil kedua voucher itu dari tangan Taehyung.
"Jin hyung tahu aku suka es krim, jadi dia memberikannya padaku... aneh sekali, padahal aku sering ke tempat itu, tapi belum pernah diberi voucher sekali pun."
"Jin hyung? Siapa?"
Taehyung berdiri dan menyerahkan tangannya pada Jungkook "let's go home..."
"Ya?! Ke rumah?"
"Yup.." Taehyung mengangguk.
"Hyuuung..." rajuk Jungkook tiba-tiba seraya menarik-narik tangan Taehyung. "Kau suka es krim kan? Please, accompany me..." ucapnya dengan bibir mengerucut imut. "Lagi pula, aku juga tidak tahu tempat ini. Biasanya aku hanya makan es krim yang ada di lemari pendingin."
Taehyung berpikir terlebih dahulu. Kemudian terlintas di dalam pikirannya. "Mm... boleh. Tapi, setelah itu kita akan pergi berkencan. Ok?"
Blush!
Wajah Jungkook memerah. Kencan? "K-kencan?" tanyanya gugup.
"Ya..." Taehyung meyakinkan Jungkook dengan anggukan.
"Kemana? Dan... Sepeti apa?"
Taehyung tersenyum, dan menggigit bibir. Ia sedikit merunduk, kemudian membisik di telinga Jungkook. "Like I said a couple of day before. We'll do that again, but on my room..." bisiknya dengan hembusan dan suara berat di telinga Jungkook.
Jungkook tidak mengerti kenapa ia merasa sangat merinding. Dan ia juga tidak tahu, saat ini ia juga sangat ingin untuk dicium oleh hyungnya itu. Karena suara dan hembusan nafas Taehyung, Jungkook tidak terlalu menangkap apa yang dikatakan oleh Taehyung barusan.
Taehyung menyeringai dalam posisinya yang masih berada dekat dengan telinga Jungkook. Ia ingin sekali untuk mengecap telinga itu. Tapi ia harus menahannya. "Kajja.." kembali ia menyerahkan tangannya pada Jungkook.
Jungkook menyambut tangan itu, tapi ia belum berdiri. "Ngg... Hyung? A-aku tidak tau. Tapi... Tapi aku ingin mengatakan... nnnggg... Aku -Aku men-mencitaimu hyung." Setelah mengatakan hal itu Jungkook memukul kecil kepalanya dengan tangan yang satunya lagi. Ia menyesal, bagaimana kalau Taehyung sampai menganggapnya aneh?
Taehyung lumayan kaget ketika Jungkook mengatakan hal itu, tapi...
Ia meraih dagu Jungkook, membuat jarak dekat... dan... mengecup bibir pink anak itu. Setelah itu ia tersenyum, "Saranghae, Jeon Jungkook" Ucapnya sambil menatap dalam manik mata Jungkook. Jungkook juga membalas tatapan Taehyung, Ia hendak memalingkan ajahnya karena malu. Tapi Taehyung mendekatkan bibirnya ke telinga Jungkook. Ia sedikit menjilatnya, lalu berbisik " Kau hanya milik Kim Taehyung, dan kau akan menjadi milik taehyung SEUTUHNYA dan SELAMANYA " ucap Taehyung penuh penekanan dalam setiap katanya. " Let's be love, my Baby " OUhhh,, wajah Jungkook sungguh merah bahkan melebihi kepiting rebus. Apa katanya? Let's be love? O-ouhh, sepertinya kau besok tak bisa berjalan dengan benar Jungkook.
-END-
Huwwaaaa, apa ini TAT
maaf aku gak tau harus nulis apa, tapi ya inilah jadinya. e.e
Oh iya, ini kan FF pertama, aku juga gak terlalu tau sama , jadi aku ini bingung salah apa enggak. Kira2 ada yg mau baca gak? U,u
Then, Mind To Review?
