Disclaimer : demi neptunus naruto bukan punya saya, punya masashi sensei. sasuke punya saya *dibantai masashi sensei dan sakura
Warning : OOC, TYPO tingkat akut, AU, OOT, EYD berantakan, flame tidak diijinkan.
Genre : Tragedy, Drama, Fantasy
Don't Like Don't Read
.
.
.
.
Kota Konoha yang begitu tertib dan bangun-bangun pencakar langit yang menjulang tinggi, beberapa kendaraan bertenaga listrik dan gas berlalu-lalang di jalanan, kota ini sungguh banyak perubahan setelah beberapa ilmuwan menerapkan berbagai teknologi canggih untuk menjamin kehidupan penduduk kota Konoha. Angin musin dingin sedang bertiup ke kota Konoha, cuaca begitu dingin dan membuat orang yang akan keluar harus mengenakan pakaian yang tebal.
Bandara internasional Konoha
Beberapa orang masih terlihat santai di ruangan tunggu, menunggu pesawat yang akan mereka naiki.
"Berapa lama kau akan di sana?" Tanya seorang gadis berambut softpink sebahu, kulitnya putih dan mata emeraldnya begitu indah.
"Uhm, mungkin 6 bulan," Jawab seorang laki-laki dengan rambut ravennya dan matanya yang hitam kelam.
"Lama! Apa selama itu kau akan disana?"
"Hn, itu perintah ayah,"
"Apa yang akan aku lakukan kalau kau pergi selama itu?"
"Rajinlah bekerja dengan nona Tsunade, dia tidak suka kalau kau bermalas-malasan," Ucap laki-laki itu dan menyentil pelan jidat gadis berambut softpink.
Haruno Sakura nama gadis berambut softpink itu, dia sedang mengantar Uchiha Sasuke, pacarnya ke bandara, sudah hampir 5 tahun mereka menjalin hubungan dengan begitu harmonis tanpa adanya masalah antara mereka berdua.
Sasuke akan pergi ke kawasan Uchiha, yang dimana kota itu hanya ada orang-orang yag sudah sejak lahir mereka akan di tetapkan sebagai penegak hukum atau politikus di Konoha, kawasan Uchiha sangat jauh dari Konoha, Sasuke di panggil kembali oleh ayahnya Uchiha Fugaku, sepertinya Fugaku ingin Sasuke mengambil posisinya, mau gimana lagi, sudah setahun Sasuke lulus kuliah bersamaan dengan Sakura namun Sasuke masih belum kembali ke kota Uchiha, sebenarnya yang akan mengganti posisi Fugaku adalah Uchiha Itachi, namun Itachi yang sangat keras kepala dan menentang peraturan yang ada di kota Uchiha, membuat Fugaku murka dan mengusir Itachi, sekarang Itachi lebih memilih bergabung di kota Akatsuki yang dimana kota itu terkumpul dengan orang-orang yang menentang peraturan yang ada di kota mereka masing-masing, bisa di bilang mereka pemberontak namun mereka tidak menjadi teroris, mereka lebih memilih bersaing dalam saham dan politik di berbagai kota besar.
"Baiklah, aku akan menunggumu, cepatlah kembali," Ucap Sakura dan menatap sedih ke arah Sasuke, merasa akan kesepian jika Sasuke tidak ada
Tiba-tiba Sasuke menyandarkan kepalanya di bahu Sakura, memegang tangan Sakura dan memejamkan matanya, merasa ingin berisitrahat sejenak di bahu orang yang paling di sayanginya,
"Sa-Sasuke, orang-orang melihat kita," bisik Sakura dengah wajahnya memerah, melihat orang-orang yang ada di ruangan tunggu itu menatap mereka dan tersenyum, mungkin mereka paham akan apa yang mereka lihat, sepasang kekasih yang akan terpisah sementara waktu.
"Abaikan saja," Ucap Sasuke tanpa mengubah posisinya.
Sakura yang menenangkan dirinya hanya tersenyum melirik Sasuke yang masih menutup matanya.
.
.
.
"Bagaimana ini, kami tidak bisa mengendalikan pesawatnya,"
"Ada apa?!"
"Mesinnya tidak berfungsi, pesawat ini akan mendarat darurat dan tidak tepat pada landasan,"
"Evakuasi seluruh penumpang yang ada di gedung,"
Percakapan antara pilot dan menara pilot seperitnya sedang dalam keadaan darurat, sebuah pesawat yang akan mendarat tidak bisa mengontrol pesawatnya dan pesawat itu akan segera mendarat atau lebih tepatnya akan segera jatuh dan diperkirakan akan jatuh mengenai gedung bandara.
"Ibu, lihat ada pesawat yang menuju kemari," Ucap seorang anak kecil yang sedang menunggu di ruang tunggu bersama ibunya dan dia melihat pesawat dengan kecepatan tinggi menuju tepat gedung bandara, ibunya yang penasaran dengan ucapan anaknya, melihat ke arah yang di tunjuk anaknya.
"PESAWATNYA MENUJU KESINI...!" Teriak ibu-ibu itu dan segera menggedong anaknya menjauh dari dinding kaca gedung bandara.
Peringatan, peringatan, peringatan, kepada seluruh calon penumpang segera mengevakusi diri ke pintu darurat, kami ulangi lagi kepada seluruh calon penumpang segera mengevakuasikan diri, terjadi kesalahan sistem dan kami tidak bisa bertindak.
Dalam hitungan detik orang-orang yang ada di dalam gedung berlarian menuju pintu keluar bangunan, berlari dengan tidak tertib dan tidak hati-hati, membuat beberapa orang terjatuh bahkan ada yang terinjak, Sasuke dan Sakura masih berlari dan menuju pintu darurat namun orang-orang yang ada di dalam gedung itu terlalu banyak dan dan sulit untuk menggunakan lift, mereka beralih menuju tangga darurat, Sasuke terus berlari menggenggam tangan Sakura kuat.
Sebuah pesawat sudah menghantam gedung bandara konoha dan kerusakan pada gedung itu sangat parah, hampir seluruh bangunannya roboh dan membuat beberapa orang terjebak dan ada yang tertimpah dengan reruntuhan bangunan, beberapa dari mereka terluka parah bahkan ada yang tidak sadarkan diri.
"Sakura...! Sakura..!" teriak Sasuke membangunkan Sakura yang terjatuh dari tangga akibat pesawat yang sudah menerobos ke dalam gedung dan membuat gedung itu berguncang keras.
Sakura membuka matanya perlahan dan melihat wajah Sasuke yang begitu ketakutan," Sa-su-ke," Ucap Sakura dan memegang kepalanya yang sedikit pusing, saat jatuh tadi kepala Sakura juga terkena benturan dan membuat kepala Sakura sedikit berdarah.
"Kau baik-baik saja?" Ucap Sasuke mencoba membantu Sakura berdiri.
Gedung bandara begitu rusak parah dan tiba-tiba saja terjadi ledakan dari dalam pesawat, ledakan yang cukup besar mengancurkan kembali beberapa dinding gedung bandara yang masih berdiri, listrik dalam gedung itu padam dan beberapa orang yang masih terjebak ketakutan dan memohon-mohon agar selamat dari tragedi ini.
Sasuke menggendong Sakura menuruni tangga darurat dan melewati ruangan menuju tempat keluar, ruangan itu sedikit gelap dan banyak reruntuhan dari gedung itu.
"Tolooong...!Toloongg...!"
Sakura mendengar ada yang meminta tolong dan meminta Sasuke untuk menuju ke arah suara itu, saat sampai di tempat orang yang meminta tolong itu, terlihat seorang dengan wajahnya yang sudah tua , umurnya kisaran 60an, setengah tubuhnya tertimpah reruntuhan dan mengeluarkan banyak darah di sekelilingnya, Sasuke menuruni Sakura dan mencoba mencari cara untuk mengeluarkannya, Sasuke berjalan menghampiri reruntuhan itu dan mencoba mendorong reruntuhan itu, Sedangkan Sakura berjalan menghampiri orang itu.
"Tenanglah pak, kami akan menolongmu," Ucap Sakura.
"Terima kasih, tapi sepertinya aku sudah tidak bisa di tolong dengan keadaan seperti ini,"
"Tunggulah, kami akan segera mencari bala bantuan,"
"Sakura, kau tunggu di sini, aku akan segera mencari orang-orang yang bisa membantu," ucap Sasuke dan bergegas pergi mencari bantuan.
"Apa dia pacarmu?"
"Iya,"
"Beruntunglah kau bersamanya, dia orang yang baik,"
"Terima kasih,"
"Uhm, sepertinya sudah waktunya, aku sudah tidak bisa berlama-lama lagi,"
"Tunggu! Dia akan segera kembali dan menolong anda,"
"Tidak apa-apa, sepertinya aku memang sampai di sini saja,"
"Tolong bersabarlah," Ucap Sakura yang sudah mengeluarkan air matanya, sedih melihat orang yang sedang sekarat di hadapannya,
"Sebelum itu, ada yang ingin aku sampaikan kepadamu, nona..."
"..Sakura, namaku Sakura,"
"Nona Sakura, ada pesan yang aku sampaikan kepadamu, pesan yang sangat penting dan ingatlah ini," Ucap orang itu dan kemudian membisikan beberapa kata.
"Itu, itu apa?"
"Itu sebuah kode rahasia, ingatlah kode itu, terima kasih," ucap orang itu tersenyum dan menghembuskan napas terakhirnya.
Sakura menutup wajahnya dan menangis sekeras-kerasnya, Sasuke yang telah kembali dengan tangan hampa melihat orang itu sudah menutup matanya dan tidak bernapas lagi, Sasuke langsung memeluk Sakura dan membiarkan Sakura menangis di dalam pelukannya.
.
.
.
Sasuke dan Sakura terus berlari, dengan keadaan ruangan yang sedikit gelap, beberapa pintu sulit di buka, akibat sistem dengan menggunakan listrik, seluruh pintu tertutup rapat dan sulit untuk di buka.
Di luar gedung, polisi, pemadam kebakaran, dan ambluns segera bersiap, pemadam kebakaran membuka paksa pintu gedung bandara dengan kapak mereka, dan segera mereka berlarian masuk kedalam gedung mencari orang-orang yang terjebak.
Seperti terdengar ledakan lagi di lantai atas gedung bandara Konoha, membuat beberapa lantainya jebol dan berjatuhan di lantai satu, saat itu Sakura dan Sasuke berlari di lantai satu, Sakura yang melihat tepat di depan mereka langit-langit gedung akan roboh membuat Sakura mendorong Sasuke lebih jauh dan akhirnya Sakura tertimpah reruntuhan itu begitu juga Sasuke.
"Sampai kapan kau akan tidur?" Ucap Seseorang membuat Sasuke terbangun dari tidurnya, diliriknya ke arah suara tadi dan terlihat Sakura sedang tersenyum menatapnya.
"Sakura," Ucap Sasuke dan bangun dari tempatnya tertidur, Sasuke memperhatikan di sekitarnya, yang terlihat hanya hamparan rerumputan hijau dan pohon-pohon yang bergoyang perlahan ditiup angin," Ini dimana?" ucap Sasuke, merasa asing dengan tempatnya sekarang.
"Uhm... dimana yaa, mungkin ini hanya mimpi," ucap Sakura dan tersenyum.
"Mimpi?"
Dek' dek'
Sasuke merasa melihat sesuatu, melihat gedung bandara yang hancur di tabrak pesawat yang tiba-tiba jatuh, orang-orang panik yang berlarian dan akhirnya Sasuke melihat dia dan Sakura tertimpah reruntuhan, penglihatan itu membuat kepala Sasuke terasa berat dan sangat Sakit, membuatnya kembali terbaring dan masih menatap Sakura yang melihatnya terbaring.
"Hee..., Kau tidur lagi?"
"Sakura...," Ucap Sasuke, merasa tubuhnya ikut berat dan hanya menutup matanya dan membukanya, masih terlihat Sakura yang tersenyum, menutupnya lagi dan membukanya lagi, dan terlihat yang ada di sampingnya, Sakura yang terbaring dengan kepala dan tubuhnya yang penuh dengan darah.
"SAKURAAAAA...!" Teriak Sasuke histeris dan segera bangun dari kasurnya, namun usahnya itu sia-sia, lima orang yang ada di ruangan itu tiga di antaranya sedang menahan Sasuke untuk tidak bangun, membuat Sasuke merontah-rontah dengan kuat.
"Sasuke, tenanglah," Ucap Kakasih.
Sasuke masih merontah dan menatap ke arah Kakashi, "Sakura! Sakura! dimana dia! Prof. Kakashi! Sakura dimana! Lepaskaan...!" Ucap Sasuke yang masih dengan keadaannya yang sangat kacau, wajahnya begitu ketakutan dan memaksa mereka untuk melepaskannya.
"Sepertinya dia tidak akan tenang, beri dia obat penenang," Ucap Tsunade.
Tiga orang yang menahan Sasuke, salah satu dari mereka langsung menyuntikkan obat penenang ke lengan Sasuke, dalam hitungan detik membuat Sasuke yang tadinya merontah-rontah kini menjadi tenang dan tubuhnya terasa tidak berdaya.
"Sakura," Sasuke masih memanggilnya.
"Tenanglah, dan aku akan menceritakan semuanya," ucap Kakashi.
"Aku hanya ingin tahu Sakura dimana?" ucap Sasuke dengan nada rendah, seakan-akan dia sangat mengantuk.
"Aku akan datang lagi besok, beristirahatlah," ucap Kakasih dan berjalan keluar, 3 orang yang menahan Sasuke ikut berjalan keluar.
"Kau merepotkan juga," ucap Tsunade dan juga berjalan keluar.
"Sa-ku-ra" Ucap Sasuke perlahan dan tertidur akibat efek obat penenang yang di berikan.
Kakashi Hatake, 3 orang perawat laki-laki dan Tsunade terlihat berjalan di koridor rumah sakit Konoha, Tsunade adalah dokter sekaligus kepala rumah sakit konoha, Kakashi Hatake adalah profesor yang kadang mengajarkan anak-anak kuliahan ilmu teknologi dan tak kadang dia juga selalu mengadakan penelitian pribadi di rumahnya sendiri, Kakashi begitu ramah namun sangat tertutup, kecelakaan beberapa tahun lalu di laboratorium akibat kesalahan sistem dan meledak begitu saja membuat Kakashi masih sulit untuk melupakan hal itu, dimana sahabatnya Rin dan Obito mati demi menolong Kakashi, dan bekas luka di wajahnya dan di matanya membuatnya selalu ingat akan hal itu, maka dari itu Kakashi selalu terlihat mengenakan penutup mulut dan penutup mata kanannya, kejadian ini sudah sangat lama, entah luka itu sudah sembuh atau Kakashi yang tidak ingin melepaskan penutup setengah wajahnya itu.
"Bagaimana keadaannya, nona Tsunade?" Tanya Kakashi.
"Tidak sadarkan diri selama sebulan membuat tubuhnya kembali stabil, beberapa memar di tubuhnya bekas tertimpah reruntuhan sudah hampir hilang, hanya saja.., kita tidak tahu keadaan mentalnya jika mendengar kabar Sakura," Ucap Tsunade menghela napas dan merasa sedih mengetahui keadaan Sakura.
"Apa sebaiknya kita rahasiakan saja,"
"Jangan, dampaknya akan lebih parah lagi jika dia mengetahuinya sendiri, bicarakanlah dengannya baik-baik jika dia sudah siap, aku permisi dulu, prof. Kakashi" Ucap Tsunade mengakhiri pembicaraannya dan kini berjalan masuk ke dalam ruangannya.
Kakashi yang membungkuk perlahan saat Tsunade pamit, kini berjalan sendiri keluar rumah Sakit.
Tiga hari kemudian, Sasuke di bolehkan pulang dan Kakashi yang mengatur segala urusan Sasuke, Untuk sementara waktu Sasuke tinggal bersama Kakashi.
"Kapan kau akan cerita?" Ucap Sasuke mulai bosan menunggu Kakashi yang belum-belum juga menceritakan keadaan sebenarnya.
"Bagaimana kalau singgah ke cafe dekat sini,"
Sasuke hanya menatap malas ke arah Kakashi dan mengikutinya masuk ke dalam sebuah cafe.
"Selamat datang, mau pesan apa?" Ucap salah seorang pelayan wanita yang ada di cafe itu.
"Jus tomat saja," Ucap Sasuke.
Pelayan yang mencatat pesanan Sasuke, wajahnya terlihat memerah saat menatap Sasuke, dan Kakashi yang sadar akan hal itu, berdehem perlahan membuat si nona pelayan itu sadar diri."Eh, Dan anda tuan," Ucap pelayan itu kepada Kakashi,"
"Secangkir kopi saja,"
"Baiklah, mohon tunggu sebentar," Ucap Nona itu segera mengambil pesanan mereka.
"Bagaimana keadaanmu sekarang?" Basa-basi Kakashi.
"Seperti yang kau lihat," Ucap Sasuke menatap bosan, menopang dagunya dan melihat ke arah jendela.
"Hahaha, Jangan tegang seperti itu, kau nantinya tidak akan siap mendengarkan hal ini,"
"Katakan saja apapun yang harus aku dengar,"
"Baiklah,"
Kakasih mulai menceritakan kejadian sebulan yang lalu yang di mana sebuah pesawat menghantam gedung bandara, dalam cerita Kakashi, menjelaskan, pesawat itu dikendalikan oleh komplotan teroris yang ingin menghancurkan Kota Konoha, mereka juga memasang bom di dalam pesawat dan beberapa ruangan dalam gedung bandara internasional Konoha, Sasuke masih mendengar semua cerita Kakashi dan sampai dimana hampir seluruh penumpang yang ada di kapal tidak selamat dan beberapa orang ada yang luka-luka, termasuk Sasuke, dan Sakura yang sama sekali tidak bisa selamatkan, tubuhnya tertimpah reruntuhan yang membuat tubuhnya remuk seketika, Sasuke yang ikut tertimpah juga, hanya pada bagian kaki dan tangannya dan luka itu segera sembuh karena pengobatan tepat yang diberikan nona Tsunade, raut wajah Sasuke berubah seketika, tatapannya kosong dan dadanya terasa sakit, mendengar kalimat Kakashi 'Dia tidak selamat' membuat Sasuke seakan-akan ingin menangis dan berteriak sekeras-kerasnya.
Sasuke tiba-tiba saja berlari keluar cafe tanpa pengucapkan apapun pada Kakashi, berlari tanpa arah tujuan, Kakashi yang melihatnya pergi tidak menahannya, membiarkan Sasuke dengan perasaannya yang sangat kacau, Sasuke berlari dan terus berlari, tanpa peduli dengan beberapa orang kaget ketika Sasuke melintasi kerumunan.
Saat ini Kakashi masih menunggu kopinya dan tidak beberapa lama pelayan tadi datang membawa secangkir kopi dan segelas jus tomat, wajah pelayan itu sedikit heran dengan kursi di depan laki-laki berambut silver itu.
"Ini pesanannya tuan, loh, orang yang di sini?"
"Simpan saja minumannya di sana," Ucap Kakashi ramah, Kakashi perlahan membuka penutup mulutnya untuk meneguk secangkir kopi hangatnya, pelayan itu kembali ber-blushing-ria menatap Kakashi tanpa mengenakan penutup mulut.
"Apa ada masalah?" tanya Kakashi menatapi pelayan itu belum pergi juga dan masih menatapnya.
"Ti-tidak, maaf, maaf," ucap pelayan itu dan bergegas pergi dengan wajahnya yang masih memerah.
Kakasih hanya menatap bingung ke arah pelayan itu dan kembali menghabiskan kopinya dan mengenakan penutup mulutnya kembali.
.
.
.
"Apa Sudah lebih baik?" Ucap Kakashi.
Sasuke yang tadi siang berlari keluar cafe meninggalkan Kakashi, kini sudah berada tepat di depan rumah Kakashi, wajahnya begitu kusut dan tatapnya begitu hampa, entah pikirannya masih berjalan atau pikirannya ikut mati.
Sasuke tidak merespon pertanyaan Kakashi dan berjalan masuk ke rumah kakashi, Kakashi yang paham dengan gerakan tubuh Sasuke, langsung mengantarkan Sasuke ke kamarnya.
"Untuk sementara ini akan menjadi kamarmu," Ucap Kakashi memperlihatkan kamar kosong yang cukup luas, didalamnya sudah ada tempat tidur, lemari, pintu yang didalamnya adalah kamar mandi dan meja yang di dindingnya tertata beberapa buku-buku.
Sasuke masih terdiam dan segera masuk ke kamarnya, merebah dirinya di kasur, Kakashi hanya menatap Sasuke sepintas dan menutup kamar Sasuke, "Beristirahatlah," Ucap kakashi sebelum pintu itu benar-benar tertutup rapat.
Sasuke kembali mengingat cerita Kakashi yang membuat dadanya terasa nyeri dan Sasuke menjatuhkan air matanya, semakin dia menahan rasa sakitnya semakin dia ingin menangis, mengingat hal-hal yang sudah di lewatkan bersama Sakura membuatnya tidak bisa menahan rasa sakitnya.
Keesokan paginya.
Sasuke tidak juga keluar dari kamarnya, Sasuke seperti sedang mengurung diri, Kakashi yang tidak begitu sibuk mengantarkan sarapan Sasuke ke kamarnya, Kakashi membuka pintu kamar Sasuke perlahan dan mendapati Sasuke masih tertidur dengan wajahnya yang begitu sedih, masih terlihat jelas bekas air mata di wajahnya, Tidak ingin membangunkan Sasuke, Kakashi kemudian menaruh sarapan Sasuke di meja yang tersedia di dalam kamarnya dan berjalan keluar kamar Sasuke.
Kriiiinggg...Kriiiingg...Kriiinngggg
Telpon rumah Kakashi berbunyi dan Kakashi yang baru saja keluar dari kamar Sasuke, berjalan menuju tempat telpon itu berdering.
"Halo, Kakashi di sini,"
"Apa Sasuke ada bersamamu?"
Terdengan suara seorang wanita dari telepon itu seperti suara seseorang yang dikenal Kakashi, Uchiha Mikoto, Ibu Sasuke yang menelponnya.
"Iya,"
"Syukurlah, bagaimana keadaannya?"
"Dia sudah sembuh total, hanya saja, keadaan mentalnya sedikit terguncang,"
"Uhm, aku turut berduka atas kematian Sakura, dia gadis yang cantik dan sangat baik, aku akan ke Konoha, mungkin akan tiba besok malam, maukah kau menjemputku, aku ingin berbicara dengan Sasuke,"
"Tentu, kabari saja jika anda sudah ada di bandara,"
"Terima kasih, Profesor Kakashi,"
"Aku senang bisa membantu anda," ucap Kakashi dan telpon dari Mikoto sudah terputus.
.
.
.
"Sasuke! Sasuke! Kau tidur lagi?"
Sasuke membuka matanya perlahan dan melihat Sakura yang sedang memaksanya untuk segera bangun.
"Sakura!" Ucap Sasuke dan tersadar dari tidurnya. Sasuke menatap sekeliling ruangan yang masih gelap, Jendela yang tidak buka dan lampu kamar yang tidak dinyalakan, Sasuke menutup matanya perlahan, membuat perasaannya sedikit lebih enak setelah tertidur cukup lama, jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, Sasuke bangun dari kasurnya dan berjalan ke kamar mandi, buang air kecil dan mencuci mukanya, setelah itu berjalan keluar kamar mandi dan mendapati sarapan roti bakar, telur setengah matang dan susu, Sasuke menghampiri meja itu dan melahap sarapannya.
"Kau sudah bangun tuan muda?" Ucap Kakashi, sedikit bercanda dengan Sasuke, berjalan masuk ke kamar Sasuke, membuka jendela yang sudah sangat terang di luar sana, Sasuke masih tidak merespon Kakashi dan sibuk dengan sarapannya.
"Ibumu akan datang besok," Ucap Kakashi lagi berjalan menghampiri Sasuke dan duduk di kursi yang ada di kamar Sasuke.
"Apa dia bersama ayah?"
"Tidak, sepertinya dia akan datang sendirian,"
"Hn,"
"Ada apa? Kau masih tidak menyukai ayahmu?"
"Itu bukan urusanmu,"
"Kau terlalu bersikap dingin,"
"Aku tidak peduli,"
"Bagaimana selanjutnya? Kau tidak mungkin berkurung di kamar saja kan?"
"Akan aku pikirkan nanti,"
"Kau tahu Yamato?"
"Uhm, dia adalah kepala bagian penegak hukum di Konoha,"
"Ternyata kau masih mengenalnya,"
"Dulu, setahun bersama ayah, membuatku mengingat beberapa orang yang kadang berkerja sama dengannya,"
"Oh, dia membutuhkan staf baru, sepertinya kau cocok dalam hal itu,"
"Uhm, akan ku pikirkan nanti, saat ini aku tidak ingin melakukan apapun,"
"Baiklah, terserah kau saja, kabari aku jika kau sudah siap menjalankan kehidupan barumu," Ucap Kakashi dan berjalan keluar kamar Sasuke.
Sementara Sasuke segera menghabiskan sarapannya dan membawa nampangnya keluar kamar, menuju dapur dan segera dia membersihkan alat makannya.
.
.
.
Pukul 20:30
"Sasuke, apa kau baik-baik saja?" Ucap seorang wanita dengan rambutnya yang tergerai hitam panjang sepinggang, wajahnya masih terlihat muda, kini menatap anak bungsunya.
"Aku baik-baik saja,"
"Apa tidak apa-apa kau tinggal di sini?"
"Aku tidak keberatan jika dia di sini, lagi pula, rumah ini terlalu besar dan hanya aku saja yang tinggal," ucap Kakashi, membawa segelas teh untuk Mikoto.
"Maaf, sudah merepotkan anda profesor Kakashi,"
"Aku senang bisa membantunya,"
"Untuk apa ibu kemari?"
"Aku hanya mengkhawatirkanmu, apa kau tidak akan kembali ke kawasan Uchiha?"
"Tidak, aku akan tetap di sini, dan sampaikan kepada ayah, kalau aku akan menjadi penegak hukum di Konoha,"
"Ibu akan membiarkanmu di Konoha jika itu keputusanmu," Ucap Mikoto dan memeluk Sasuke perlahan.
Sasuke hanya terdiam di pelukan ibunya, Sasuke merasakan kehangatan yang diberikan ibunya dari sebuah pelukan itu, ibunya yang begitu perhatian kepadanya dan sangat menyanyanginya sejak dia kecil hingga sekarang.
"Menginaplah disini," Ucap Sasuke.
"Tidak usaha, aku akan mencari hotel saja,"
"Aku memaksa,"
"Tidak apa-apa, aku masih punya beberapa Kamar kosong, anda bisa menginap di sini," Ucap Kakashi.
"Terima kasih," Ucap Mikito dan mengikut Kakashi menenunjukkan kamarnya.
.
.
.
Saat ini Kakashi sedang sibuk mengajar di salah satu kampus di Konoha, jadi Sasuke yang mengantarkan Ibunya ke bandara, Sasuke masih mengingat kejadian-kejadian beberapa bulan yang lalu, tepat di gedung bandara itu yang kini sudah diperbaiki total akibat beberapa kerusakan pada gedung itu.
Setahun kemudian.
Sasuke sudah terbiasa dengan beberapa perintah dari Yamato, hanya saja Sasuke sedikit sulit untuk di perintah, dia lebih senang bergerak sendiri dan selalu mendapat teguran keras oleh Yamato.
"Kau melamun lagi, Uchiha," Ucap Sai, salah satu rekan kerja Sasuke di bagian devisinya, masih ada beberapa orang lagi yang tergabung dalam devisi penyelidikan, antara lain Shikamaru si jenius namun tetap saja merasa berat untuk melakukan apapun, Kiba dengan anjing pelacaknya akamaru, anjing dan majikan yang sangat akrab, dan Neji orangnya begitu dewasa dalam berpikir, mereka berlima berada di bawah kepimpinan Azuma Sarutobi, kepala bagian devisi penyelidikan.
"Tidak, aku hanya sedang berpikir,"
"Berpikir?"
"Uhm, apa data kejadian teroris di bandara itu masih ada?"
"Kalau data seperti itu, mungkin masih tersimpan di data kepolisian Konoha," Ucap Sai.
"Bagaimana bisa mendapatkan data itu?"
"Hei, apa yang kalian bicarakan," ucap Kiba yang datang tiba-tiba.
"Kiba, apa kau tahu cara mengambil data yang tersimpan di pimpinan?" Ucap Sai.
"Data? Hahaha, aku bukan ahli dalam hal itu, coba tanya Shikamaru,"
"Ada apa kalian mengucapkan namaku," Ucap Shikamaru yang juga baru masuk kedalam ruangan kerjanya.
"Katanya mereka ingin mengambil data yang tersimpan," ucap kiba menunjuk ke arah Sai dan Sasuke.
"Data seperti itu sulit untuk di ambil begitu saja, dan apa yang akan kalian lakukan dengan data itu?"
"Aku akan menyelidikinya lebih lanjut," Ucap Sasuke.
"Uhm, aku hanya bisa bilang, selamat bermimpi saja," ucap Shikamaru.
"Shikamaru...jangan ucapkan kata-kata kejam seperti itu," ucap Kiba protes.
"Aku akan mendapatnya sendiri," ucap Sasuke dan berjalan keluar dari ruangannya. Kiba, Sai dan Shikamaru hanya menatap Sasuke pergi begitu saja.
Sasuke berjalan menghampiri ruangan Yamato dan mengetuknya beberapa kali, pintu ruangan itu tiba-tiba bergeser secara otomatis menandakan Sasuke boleh masuk.
"Ada apa, Sasuke?"
"Ada yang ingin aku minta,"
"Apa itu?"
"Data kejadian teroris di bandara internasional Konoha setahun yang lalu,"
"Tidak semudah itu data yang kau minta akan di beri, kejadian itu sudah lama tidak di usut lagi, pihak kita sudah menyatakan itu murni dari teroris,"
"Apa anda punya bukti?"
"Iya, ada beberapa orang yang mencurigakan sebelum kejadian itu terjadi,"
"Apa anda rasa tidak ada hal yang mengganjal?"
"Uhm.. entalah, aku tidak meneruskan penyelidikan ini,"
"Aku yang akan menyelidikinya kembali, bisakah datanya aku minta?"
"Maaf, Sasuke, aku hanya kepala bagian dan yang mengontrol semua ini adalah tuan Danzo, aku sama sekali tidak memiliki hak apapun,"
"Baiklah, aku permisi," ucap Sasuke dan keluar dari ruangan Yamato dengan tanpa hasil yang memuaskan. "Cih," Sasuke sedikit kesal dan mengepalkan tangannya, merasa dirinya tidak berguna jika tidak bertindak.
Di samping warung ramen Ichiraku, terlihat seorang laki-laki dengan rambut blondenya dan pipinya yang terdapat beberapa goresan sedang sibuk bermain rubik.
"Oi, Naruto, jangan bermalas-malasan saja, cepat antarkan pesanan ini," Ucap Teuchi pemilik ramen Ichiraku yang sudah berusia paruh baya.
Warung ini sudah berdiri sejak lama, namun tetap banyak peminatnya, warung ramen Ichiraku ini hanya di dirikan oleh Teuchi dan anak gadisnya Ayame, istrinya sudah lama meninggal dan beliau tetap menjalankan bisnisnya hingga sekarang, Naruto, anak di panggilnya itu adalah langganan setia ramen Ichiraku namun Naruto yang hidup berpas-pasan harus berusaha mencari kerja dan akhirnya menjadi pengantar ramen.
"Antarkan ke alamat ini,"
"Baik, paman," Ucap Naruto dan bergegas mengambil motornya dan segera berangkat.
Beberapa menit kemudian Naruto sudah berada di depan pintu sebuah rumah yang bercat putih dan di sekeliling halamannya di tumbuhi banyak pepohonan.
"Permisi..., ramen Ichiraku,"
Tidak menunggu lama, pintu itu terbuka dan Naruto melihat seorang laki-laki dari dalam yang umurnya sama dengannya, rambut ravennya dan matanya yang hitam kelam, Naruto hanya menatapnya sepintas dan anak laki-laki itu pergi dan kini yang membuka lebar pintunya adalah Kakashi, salah satu pengajar Naruto.
"Lagi-lagi kau melakukan hal yang tidak berguna," ucap Kakashi mendapati pengantar ramen Ichiraku adalah Naruto.
"Aku hanya membantu paman Teuchi,"
"Membantu sampai-sampai kau selalu telat masuk ke kelasku," Ucap Kakashi dan menjitak kepala Naruto.
"Aku akan lulus dengan sendirinya,"
Satu jitakan lagi mendarat di kepala Naruto, "Jika minggu depan kau tidak masuk lagi, aku tidak akan meluluskanmu," ancam Kakashi.
"Apa...! iya-iya aku akan berusaha datang," ucap Naruto dengan wajah lesunya, "Ini pesanannya dua mangkuk ramen Ichiraku, ini total biayanya," ucap Naruto memberikan dua mangkuk ramen beserta nota pembayarannya, kakashi mengambil pesananya dan membayar.
"Selamat menikmati," Ucap Naruto dan bergegas pergi.
"Dasar anak itu," ucap Kakashi dan berjalan masuk membawa ramen.
Kakashi berjalan masuk dan menaruh dua mangkok ramen di atas meja makan, di kursi sudah terlihat Sasuke duduk menunggu Kakashi.
"Kau mengenalnya?" Tanya Sasuke.
"Naruto? Dia salah satu anak didikku juga, hanya saja dia suka membolos dan tidak masuk beberapa hari,"
"Hn,"
"Apa kau penasaran dengannya?"
"Aku tidak tertarik,"
Kemudian mereka berdua terdiam dan memakan ramen mereka.
Hari ini Sasuke mendatangi ruangan pemeriksaan Tsunade, mengontrol kesehatannya.
"Sepertinya kau sudah sembuh total, dan traumamu sudah bisa kau atasi, lain kali tidak usah datang untuk mengontrolnya lagi," Ucap Tsunade menulis beberapa data kontrol kesehatan Sasuke.
"Hn, aku permisi dulu," Ucap Sasuke, pamit kepada Tsunade dan berjalan keluar.
Sasuke berjalan keluar rumah Sakit dan berhenti di depan bangunan rumah sakit, Sasuke masih berpikir untuk kemana selanjutnya, Saat ini dia belum mendapatkan data apapun, hal itu membuatnya semakin penasaran, tiba-tiba saja wajah Sasuke berubah, dia begitu kaget dengan seseorang yang berjalan menuju rumah sakit Konoha, tubuhnya, wajahnya, matanya, dan rambutnya yang sepinggang, Sasuke merasa itu bukan mimpi dan gadis itu masih berjalan dan tersenyum, saat hampir mendekati Sasuke, tiba-tiba Sasuke menarik gadis itu dan memeluknya erat, memeluknya dengan perasaan begitu rindu akan gadis itu.
"LEPASKAN…! TOLONG..! ADA MANIAK WANITA!" Teriak gadis itu meronta-ronta dalam pelukan Sasuke.
Sasuke yang terkejut dengan teriakan gadis itu dan segera melepaskannya, menatap wajah gadis itu dengan heran, dan gadis itu menatap Sasuke dengan ketakutan, langsung saja gadis itu menampar pipi Sasuke dengan keras.
.
.
.
Kantor polisi Konoha.
"Aku mau dia di tahan, seenaknya saja memeluk orang di depan umum," ucap gadis itu dengan wajahnya yang sangat marah.
Sasuke yang duduk di sampingnya hanya terdiam dan tertunduk, tidak peduli lagi dengan pipi kanannya yang memerah akibat tamparan gadis itu.
"Hei, Sasuke ada apa ini? Gadis ini melaporkanmu," ucap Neji.
"Apa kau mengenalnya?" Ucap gadis itu bertanya kepada Neji.
"Tentu, dia bagian dari devisi kami," ucap Neji.
Gadis itu terkejut dan kini terdiam, "Baiklah, aku tidak akan mempermasalahkannya lagi, aku permisi dulu, aku sedang sibuk, dan kau.." gadis itu menunjuk ke arah Sasuke dan Sasuke menatapnya,"... aku sudah memaafkanmu, sepertinya kau sedang salah orang," lanjutnya dan gadis itu segera pergi dari situ, berjalan sedikit terburu-buru.
"Aku dengar ada seorang gadis yang melaporkanmu, Sasuke," ucap Kiba, yang tiba-tiba datang dan menghampiri Neji.
"Aku hanya salah orang,"
"Kau ini, apa tidak bisa membedakan orang?"
"Uhm, hanya saja dia sangat mirip dengan seseorang yang ku kenal,"
"Apa seseorang yang begitu istimewa sampai-sampai kau memeluknya? Hahahaha,"
"..."
"Sudahlah Kiba, jangan bercanda terus dengan Sasuke,"
"Abisnya dia dilaporkan, dan itu sangat lucu, baru kali ini ada yang melaporkan bagian devisi kita, hahahah" ucap Kiba dengan girang.
"Aku keluar sebentar," ucap Sasuke dan berjalan keluar kantor.
"Jangan marah yaa, Sasuke, aku hanya bercanda, hahahaha,"
"Sudahlah Kiba, ini jadwal barumu, dan kau harus membawa Akamaru ke klinik untuk mengontrol kesehatan anjingmu itu," ucap Neji, memberikan beberapa lembar data kepada Kiba.
"Iya, akan aku kerjakan," ucap kiba dan berjalan menuju tempat penyimpanan hewan.
.
.
.
Saat itu Sasuke sedang duduk di kantin kantor dan beristirahat sejenak, memijat pelan bagian jidatnya, Sasuke merasa gadis itu adalah Sakura, dia sangat mirip dengan Sakura hanya saja rambutnya lebih panjang dari rambut Sakura, matanya dan suaranya sangat mirip, tapi gadis itu tidak mengenalnya, menganggap Sasuke itu orang asing atau memang gadis itu orang lain dan baru bertemu dengan Sasuke, pikiran Sasuke masih berputar-putar tentang gadis itu dan secara kebetulan nama gadis itu sama, hanya saja namanya Sakura dan tidak memilik marga Haruno, atau gadis itu lupa ingatan, tapi tidak mungkin seseorang yang sudah tertimpah bangunan, dan jelas-jelas Sasuke melihat tubuh Sakura remuk hingga bagian organ dalam tubuhnya, semakin memikirnya membuat kepala Sasuke menjadi Sakit.
"Sedang beristirahat?" Ucap seseorang yang kemudian duduk berhadapan dengan Sasuke dan menaruh segelas kopinya di mejanya.
"Ada apa Shikamaru?"
"Apa kau masih menginginkan data itu?"
"Hn,"
"Sudah ku duga, kau akan tetap keras kepala meskipun Yamato tidak memberikannya kepadamu,"
"Aku hanya penasaran,"
Shikamaru membuka laptop kecil yang dibawanya dan memperlihatkan beberapa data, Sasuke yang melihat data-data itu hanya terkejut, Shikamaru berhasil membobol sistem keamanan data di penegak hukum Konoha.
"Ini tidak mudah, butuh berhari-hari aku memecahkan kodenya, ternyata mereka masih memakai sistem yang lama, sepertinya mereka belum memperbaruhi sistem yang sekarang,"
"Dan apa yang kau sudah dapatkan?"
"Pelaku teroris kejadian di bandara internasional setahun yang lalu, kau bisa membacanya sendiri," ucap Shikamaru dan memperlihatkan seluruh data.
Sasuke mulai membaca data-data itu, kejadian di bandara yang menewaskan beberapa orang adalah kejadian yang lakukan oleh teroris, mereka berhasil menemukan dalang dari semua kejadian itu, dimana pesawat yang tidak dapat di kontrol oleh pilot dan beberapa bom yang pasang di dalam gedung bandara, kepolisian Konoha menetapkan Orochimaru sebagai tersangkanya dan menahan Orochimaru di penahanan khusus kota Konoha, Orochimaru membeberkan beberapa rencananya termasuk akan mengacurkan kota Konoha, dan sepertinya Orochimaru memiliki beberapa kaki tangan, namun mereka masih sulit untuk di lacak, Orochimaru pun tidak membicarakan kaki tangannya.
Setelah membaca semua data yang telah di perlihatkan Shikamaru, Sasuke mencoba mencari tempat di mana penahanankan khusus teroris, saat mencarinya melalui pencarian jaringan dan Sasuke menemukan lokasinya.
"Kenapa kau mau memberikan data ini?" ucap Sasuke.
"Meskipun ini sangat merepotkan, aku juga sedikit penasaran dengan data yang tiba-tiba di hilangkan begitu saja tanpa ada yang tindak lanjuti,"
"Apa hanya itu?"
"Dan juga, di kejadian itu, salah satu korban yang meninggal adalah ibuku," ucap Shikamaru.
"Sepertinya tujuan kita sama, aku juga kehilangan seseorang dalam kejadian itu,"
"Seorang pacar?"
Tebakkan Shikamaru tepat dan membuat raut wajah Sasuke sedikit berubah, Shikamaru yang melihatnya tahu jika jawabannya benar.
"Aku harus pergi, jika kau butuh data lain kabari saja aku, dan aku menunggu penyelidikanmu selesai," ucap Shikamaru penutup laptopnya dan berjalan meninggalkan Sasuke.
Gedung penahan teroris
Terlihat dari luar gedung, di jaga ketat oleh beberapa anbu, sebutan untuk orang-orang yang menjaga setiap gedung penahanan di kota Konoha, wajah mereka tidak dapat di lihat, karena mereka identik dengan menggunakan topeng, dan data diri mereka sangat di rahasiakan, mereka sangat setia dengan pendiri Konoha, dan tidak berpihak dengan siapapun, kamera CCTV di pasang dimana-mana, pagar beton yang menjulang tinggi di sekeliling gedung dan tempat yang di datangi Sasuke begitu jauh dari kota.
Sasuke berjalan masuk dan memperlihatkan data dirinya, seorang anbu mengajak Sasuke masuk kedalam gedung itu dan membawa Sasuke ke dalam suatu ruangan, kemudian anbu itu menyuruh Sasuke untuk menunggu, Sasuke duduk di sebuah kursi yang ada di ruangan itu, memperhatikan ruangan yang tertutup itu, hanya ada dinding antar dinding dan kamera CCTV yang ada di sudut ruangan itu.
Tidak lama kemudian pintu itu terbuka dan dua orang anbu datang membawa seorang tahanan yang kepalanya di tutup dengan kain, mereka mendudukkan tahanan itu dan membuka penutup kepala, terlihat seorang dengan rambutnya sebahu dan wajahnya yang putih pucat, menatap ke arah Sasuke dan tersenyum,
"Tumben sekali ada yang mengejukku di sini," ucap Orochimaru dan masih tersenyum menatap Sasuke.
Dua anbu itu memborgol dua lengan Orochimaru di lantai yang sudah tersedia tempat untuk memborgol para tahanan, setelah semua selasai dua anbu itu berjalan keluar, menutup dan mengunci pintu ruangan tempat bertemu tahanan itu.
"Ada yang ingin aku tanyakan," ucap Sasuke menatap serius kearah Orochimaru.
"Santailah, kau terlalu serius tuan Uchiha,"
"Kau mengenalku?"
"Tentu saja, wajah kalian berdua sangat mirip,"
Sasuke terdiam dan berpikir, pasti yang di maksud Orochimaru adalah Uchiha Itachi, " Apa hubungan kalian?"
"Kami dulu adalah satu tim di Akatsuki, hanya saja aku terlalu malas bergabung dengan mereka dan memilih untuk berdiri sendiri, aah…~ itu adalah masa-masa yang indah dimana aku bergerak sendiri untuk mengancurkan kota ini,"
"Apa tujuanmu melakukannya,"
"Simpel saja, aku hanya ingin mengubah kota ini, yang terlalu menekankan peraturan dan selalu saja menyembunyikan hal-hal yang penting dari masyarakatnya, bukankah itu sama saja membodohkan mereka?"
Sasuke masih terdiam dan masih mendengarkan penjelasan-penjelasan Orochimaru.
"Aku dengar kau bisa menghidupkan orang?"
"Menghidupkan orang? Hahahaha, jika bisa aku lakukan, berarti kekuasaanku sudah melebihi tuhan,"
"Jawab saja dan jangan membuat kalimat-kalimat yang tidak perlu,"
"Hahaha, kau ini susah dibercandai yaa, berbeda sekali dengan dia,"
Tiba-tiba Sasuke memukul meja dengan keras dan memasang wajah marahnya, "Aku tidak suka disamakan dengan dia!"
"Baik-baik, aku tidak akan mengucapkanya lagi,"
Sasuke menenangkan dirinya dan kembali memperbaiki posisi duduknya, "Aku ulangi lagi pertanyaanku, apa kau bisa menghidupkan orang yang mati?"
"Itu adalah hal yang mustahil….," Ucap Orochimaru dan menopang dagunya, menatap ke arah Sasuke dan senyumnya masih menghiasai wajah Orochimaru, "….Tapi aku bisa mengkloning seseorang yang sama persis dengan orang sebelumnya, hanya saja aku butuh bagian tubuhnya seperti DNAnya dan otaknya, itu jika masih utuh, dan orang itu harus sudah mati," ucap Orochimaru dan kini berwajah serius.
"Apa kau pernah mengkloning seseorang?"
"Pernah, hanya saja projek itu gagal, dan aku tidak bisa melanjutkannya,"
"Hn,"
"Apa masih ada yang mengganjal dalam pikiranmu? Silahkan Tanya lagi dan aku akan menjawabnya,"
"Siapa orang-orang yang bergerak bersamamu?"
"Mereka hanya orang biasa yang membaur dengan masyarakat,"
Merasa sudah cukup dengan beberapa pertanyaan, Sasuke pamit dan berjalan keluar gedung tahanan itu.
Saat itu Sasuke sedang menunggu di bandara, menjemput seseorang dari kota Akatasuki, dari jauh terlihat seseorang sudah turun dari pesawat dan masuk ke dalam gedung bandara mencari sesosok orang yang mirip dengannya, tidak begitu lama, orang itu akhirnya menemukan orang yang dia cari, segera saja orang itu melambaikan tangannya dan di cuekin oleh Sasuke, Itachi segera saja menghampiri Sasuke dan menegurnya.
"Kenapa cuek seperti itu?"
"Memalukan,"
"Hahaha, kau ini masih saja dingin seperti biasanya, apa kita akan jalan-jalan atau kau ingin mengajakku ke beberapa tempat di Konoha, aah, sudah lama aku tidak ke sini, jadi terasa kangen rasanya,"
"Apa kau sudah selesai dengan ocehanmu?" Ucap Sasuke dingin dan berjalan perlahan meninggalkan Itachi.
"Kau selalu menjadi adik yang jahat,"
Sasuke tidak merespon ucapan Itachi dan tetap berjalan menuju pintu keluar, Itachi yang cemberut mengikuti Sasuke dan mendorong keranjang berisi koper-kopernya.
.
.
.
Malam hari di sebuah café di Konoha, terlihat Sasuke yang menatap bosan kearah Itachi yang sedang senang-senangnya mencicipi kue yang ada di café itu.
"Apa kau tidak memakan kuemu?"
"Aku tidak suka yang manis-manis,"
"Uhm, ada apa kau mengajakku ke Konoha?"
"Ada yang ingin aku bicarakan,"
"Apa? Kau terlihat begitu serius,"
"Apa kau mengenal Orochimaru?"
"Oh, pria ular itu, hahahah dulunya teman, sekarang dia sulit untuk di ajak bicara,"
"Entah mengapa aku rasa ada beberapa hal yang terkait dengan Akatsuki,"
"Apa yang ingin kau tahu dari aku," Tanya Itachi dan menatap serius ka arah Sasuke,
"Semuanya,"
"Sepertinya akan menjadi malam yang panjang antara kita," Ucap itachi.
Itachi kemudian menceritakan awal gabung Orochimaru yang bersamaan dengan dirinya di Akatsuki, Orochimaru sejak awal selalu melakukan penelitian sendirian, dulunya dia adalah seorang penelitian di Konoha, bersama dengan Tsunade, mendengar kata Tsunade Sasuke mengangkat sebelah alisnya, dan kemudian Sasuke mendengar kelanjutan cerita Itachi, Orochimaru di usir dari Akatsuki karena telah melakukan penilitian yang berbahaya dan tidak di ijinkan oleh Nagato dan Yahiko pemimpin Akatsuki, dia mencoba mengkloning seseorang dan hasil penelitiannya gagal, setelah pengusiran Orochimaru, terdengar kabar jika Orochimaru akan mengancurkan Konoha, dan dia berhasil di tangkap, tapi kaki tangannya tidak berhasil di temukan.
"Apa masih ada lagi yang ingin kau dengar?"
"Orochimaru dan Tsunade pernah bersama?"
"Yang aku tahu seperti itu, mereka dulunya satu kuliah dan pernah melakukan penelitian bersama-sama," namun setelah Orochimaru pergi dari Konoha mereka tidak pernah bertemu dan berhubungan lagi,"
"Uhm, bagaimana dengan prof. Kakashi yang juga pernah menjalankan sebuah percobaan?"
"Aku tahu itu, karena Akatsuki yang membantu mendanai percobaan tim Kakashi,"
"Penelitian apa yang prof. Kakashi lakukan?"
"Mereka sedang membuat sebuah bom nuklir yang nanti di gunakan oleh penegak pertahan di Konoha, dan tujuan hanya untuk mengantisipasi teroris yang ada, namun gara-gara sebuah kecelakaan, sebuah bom nuklir yang belum selesai di amankan meledak dan hanya Kakashi yang selamat dalam kecelakaan itu, dan selain itu aku dengar mereka sedang merancang sebua microcip yang sepertinya gagal dan mereka tidak melanjutkannya lagi," ucap Itachi panjang lebar dan membuatnya sedikit kehausan, Itachi meneguk segelas teh mintnya.
Sasuke masih terdiam, mencoba mencocokkan beberapa informasi yang sudah di dapatnya, terasa memang ada yang menghubungkan semua itu, dan lagi Sasuke memikirkan gadis yang mirip Sakura itu.
Setelah selesai berbicara di cafe, Sasuke dan Itachi berjalan-jalan di tengah Kota, Itachi begitu senang dan melihat beberapa toko yang bagus.
"Apa kau mau mampir?"
"Tidak, sebaiknya kita pulang saja,"
"Kau tidak mengajakku jalan-jalan?"
"Malas,"
Tiba-tiba Sasuke berhenti dan melihat jauh di depan sana, gadis yang mirip Sakura sedang berbincang dengan seorang nenek-nenek yang menjual bakpao kacang, Itachi yang menatap arah Sasuke, melihat arah yang di tatap Sasuke, Itachi berpikir Sasuke ingin memakan bakpo kacang, Itachi berjalan menuju penjual bakpo itu dan Sasuke hanya menepuk jidatnya,
"Aku ingin 2 bakpao," ucap Itachi.
"Maaf, sudah habis," Ucap nenek-nenek itu,
"Habis, sayang sekali,"
"Apa kau mau dua bakpao?" ucap seorang gadis dari arah belakang Itachi.
Itachi berbalik dan melihat seorang gadis berambut softpink yang panjang sepinggang, "Iya, hanya saja sudah habis,"
"Ini, aku punya banyak, kau bisa mengambil dua," ucap Sakura dan memberikan kepada Itachi.
"Harganya berapa? Akan aku bayar,"
"Tidak usah, ambil saja sebagai hadiah," Ucap Sakura dan tersenyum.
"Terima kasih, oh ya, perkenalkan namaku Uchiha Itachi,"
"Panggil saja Sakura," ucap Sakura dan mereka berjabat tangan,
"Sepertinya aku baru melihat anda,"
"Hahah, begitulah, Aku tidak tinggal di sini, aku berasal dari kota Akatsuki,"
Sakura mengangguk dan mereka berdua berjalan untuk duduk di kursi yang ada di sekitar taman dekat situ, Sasuke yang dari jauh memperhatikan Itachi, berjalan menghampiri mereka.
"Apa kau akan tinggal disini terus?" ucap Sasuke.
"Sasuke, lihat aku mendapatkan bakpaonya, mau satu?" ucap Itachi dan membuat Sakura melihat ke arah Sasuke.
"Kau!" ucap Sakura kaget dan berdiri dari tempatnya duduk.
"Apa kalian saling kenal?" ucap Itachi.
"Kami pernah ketemu sekali dan dia membuat kesalahan besar,"
"Itu hanya kesalahpahaman," ucap Sasuke datar dan tidak menatap Sakura.
"Uhm,"
Kemudian mereka makan bakpao bersama, Sasuke duduk agak menjauh dari Itachi dan Sakura, sedangkan Sakura dan Itachi sibuk bercerita.
Berlama-lama kemudian, Sasuke mulai bosan dan berjalan pergi, Itachi yang melihat Sasuke sudah berjalan pergi, segera mengakhiri ceritanya dengan Sakura dan pamit untuk pulang, Sakura berdiri dari tempat duduknya dan melambaikan tangannya.
Saat berjalan pulang.
"Kenapa kau begitu akrab dengan orang yang baru kau temui?" Tanya Sasuke, sedikit risi dengan kakaknya yang tiba-tiba akrab dengan orang yang mirip Sakura.
"Oh, ternyata bukan dia, tapi mereka mirip sekali yaa,"
Ucapan Itachi membuat Sasuke sangat terkejut, bahkan Itachi pun menyadari gadis itu sebagai Sakura, Itachi memperhatikan Sasuke yang tiba-tiba terdiam.
"Maaf-maaf, membuatmu mengingatnya, Ibu sudah menceritakan semuanya, dan aku juga sedikit heran dengan gadis itu,"
"Uhm, dari luarnya saja mirip Sakura, namun di dalamnya jauh berbeda,"
"Tidak juga, gadis itu sangat baik dan..."
"...Kasar dan cerewet," sambung Sasuke.
"Kau ini, tidak bisa menilai orang dari luarnya saja,"
"Aku tidak peduli, hanya saja, aku sedikit penasaran dengannya,"
"Waah, adikku sedang jatuh cinta,"
Urat-urat marah Sasuke keluar, "Cih, Dasar aniki bodoh,"
"Hahaha, sudah-sudah, jangan marah,"
Sasuke berjalan dengan wajah yang kesal sedangkan Itachi sangat bahagia, sudah jarang sekali Itachi mengganggu adik kesayangannya itu.
Rumah sakit Konoha
Sasuke sudah berada tempat di depan pintu kantor Tsunade, mengetuk beberapa kali dan pintu itu bergeser.
"Ada apa, Sasuke? apa ada tulangmu yang masih patah?"
"Aku tidak datang untuk mengecek kesehatan, ada hal yang ingin aku tanyakan,"
"Oh, silahkan duduk, untung saja hari ini aku sedang tidak ada kerjaan, apa yang ingin kau tanyakan?"
Sasuke berjalan menghampiri sebuah kursi dan mendudukinya, "Aku ingin mendengar tentang Orochimaru darimu,"
"Laki-laki itu, uhm.., aku sudah lama tidak berhubungan dengannya, dan kabar terakhir yang aku dengar, dia adalah tersangka kejadian bandara setahun yang lalu,"
"Apa kau tahu tentang penelitian mengkloning orang?"
Tsunade terdiam beberapa detik dan detik berikutnya Tsunade menghela napas, "Itu penelitian yang kulakukan bersama Orochimaru, hanya saja, itulah ada penelitian yang gagal, Orochimaru terlalu terobsesi dalam penelitian ini, awalnya aku pikir ada bagusnya, tapi kami tidak bisa menemukan sukarelawan, dan akhirnya penelitian ini di batalkan,"
Sasuke masih terdiam dan mencoba membaca raut wajah nona Tsunade yang begitu tenang, Sasuke masih belum bisa mengambil kesimpulan apapun.
"Nona Tsunade, ini data-data yang..." Sakura yang tiba-tiba masuk membawakan laporan untuk Tsunade, kini hanya terkejut melihat seseorang yang ada di ruangan Tsunade, "...yang kau minta dariku," lanjutnya lagi dan menatap Sasuke, Sasuke sama sekali tidak menatapnya dan mengalihkan pandangnya ke arah lain.
"Simpan saja di meja, akan aku periksa,"
"Baik nona Tsunade," ucap Sakura, berjalan menaruh beberapa map di meja Tsunade dan berjalan keluar.
"Gadis itu.."
"Oh, dia, kenapa? Apa kau tertarik dengannya?"
"Tidak, hanya saja.., apa kau tidak merasa kalau di mirip Haruno Sakura?"
"Aku tidak peduli dia mirip dengan siapa, aku hanya perlu tenaganya untuk bekerja di sini, dan dia cukup membantu,"
"Aku merasa ada yang mengganjal,"
Tsunade tersenyum mendengar kalimat terakhir Sasuke, senyum yang entah Sasuke merasa benar-benar ada yang di sembunyikan Tsunade, namun Sasuke tidak memiliki bukti yang kuat untuk membuktikan apa yang sedang di pikirkannya, Sasuke merasa sudah tidak ada lagi yang perlu di tanya, Sasuke pamit dan berjalan menuju pintu keluar,
"Oh ya, Sasuke..." ucapan Tsunade membuat Sasuke berhenti berjalan, "sepertinya gadis itu akan ke rumah Kakashi, Kakashi membutuhkan seorang asisten, aku terlalu sibuk dan mengirim gadis itu kesana, jaga dia baik-baik yaa,"
Sasuke tidak meresponnya dan kembali berjalan setelah Tsunade selesai berbicara.
Pukul 19:30
Sasuke baru bangun dari tidurnya, setelah pulang dari kantor tadi siang, Sasuke langsung membuang dirinya di kasur, merasa begitu lelah mengumpulkan berbagai infomasi, rasa haus membuatnya bergegas bangun dan berjalan menuju dapur, membuka lemari es dan mengambil sebotol air dingin.
"PENCURIIII...!" teriak seseorang dari arah belakang Sasuke, dan orang itu langsung memukul punggungg Sasuke dengan sayuran lobak besar yang ada di tangannya.
"Tu-Tunggu!" Ucap Sasuke menahan pukul kedua dari orang itu.
Kakashi yang mendengar teriakan Sakura, bergegas keluar dari ruangan penelitiannya dan berlari menuju dapur.
"Ada apa Sakura?"
"Orang ini tiba-tiba masuk ke dapur!" ucap Sakura panik.
Kakashi hanya memasang wajah datar, "Sasuke, apa kau baik-baik saja?" ucapan Kakashi membuat Sasuke semakin kesal.
"Apa kau tidak bilang kalau di rumah ini masih ada orang lain, ha!" ucap Sasuke dengan nada sedikit tinggi sambil memegang bahunya yang sakit.
"Aku lupa mengatakannya, hehehe"
"Cih," Sasuke begitu kesal dan berjalan kembali ke kamarnya, masuk dan membanting pintu keras-keras.
"Ma-maaf," ucap Sakura, menundukkan wajahnya dan merasa dia benar-benar salah.
"Sudah-sudah, aku juga minta maaf, tidak memberitahukanmu sebelumnya, kalau Sasuke juga tinggal di sini,"
Tok! tok! tok!
Seseorang mengetuk pintu kamar Sasuke, Sasuke yang masih kesal, berjalan dan membuka pintu kamarnya, terlihat Sakura yang sedang membawakan air es dalam baskom dan handuk kecil.
"Mau apa kau?"
"Ini, biar bahumu tidak sakit lagi,"
"Aku tidak membutuhkannya," ucap Sasuke dan akan menutup pintu kamarnya.
"Aku memaksamu!" ucapan Sakura sukses membuat Sasuke tidak jadi menutup pintu kamarnya, " Aku akan mengobatimu, jadi..., biarkan aku masuk," ucap Sakura.
Tatapan Sasuke yang tadinya sangat kesal berubah menjadi tenang, Sasuke membiarkannya masuk dan Sakura mulai mengompres bahu Sasuke yang tadi di pukulnya.
"Aku minta maaf,"
"Hn,"
"Apa itu artinya kau sudah memaafkanku,"
"..."
"Hei, katakan sesuatu,"
"Apa sudah selesai?"
"Uhk, dia sama sekali tidak meresponku," ucap Sakura dengan nada pelan.
"Apa kau mengucapkan sesuatu?"
"Tidak ada,"
"Sudahlah, aku mau istirahat," ucap Sasuke dan berjalan ke kasurnya, tidak peduli lagi dengan Sakura yang masih menatapnya, "Apa kau akan terus di situ?"
"Ti-tidak," ucap Sakura dan bergegas keluar dari kamar Sasuke.
.
.
.
Pukul 23:00
Kakashi masuk kedalam kamar Sasuke, dan terlihat Sasuke masih sibuk dengan data-data di laptopnya.
"Ada apa?" ucap Sasuke.
"Kau tahu, ini sudah sangat larut malam, jadii..."
"Tidak usah basa-basi, aku tahu apa yang akan kau ucapkan,"
"Hehehe, aku masih sibuk di lab, tolong antar dia yaa,"
Sasuke segera mengambil jaketnya dan berjalan keluar kamar di ikuti dengan Kakashi, saat mereka sudah ada di depan pintu, terlihat Sakura yang masih memasang sepatunya.
"Maaf, Sakura, aku tidak bisa mengantarmu, Sasuke yang akan menenamimu pulang,"
"Eh, tidak usah, aku pulang sendiri saja,"
Sasuke tidak memperdulikan kalimat Sakura dan langsung berjalan keluar.
"Apa dia suka melakukan hal seenaknya saja?" tanya Sakura kepada Kakashi.
"Tidak usah di pikirkan, dia memang seperti itu,"
"Ya sudahlah, aku pamit yaa, profesor Kakashi,"
"Hati-hati di jalan, dan terima kasih,"
"Sama-sama," ucap Sakura membungkuk sedikit dan berjalan keluar, saat di luar Sasuke sudah jauh, "Dasar, bahkan dia tidak menungguku, apa itu namanya mengantar," omel Sakura, bergegas lari dan menyusul Sasuke.
"Apa masih sakit?"
"..."
"Kau ini sangat pendiam yaa, aku pikir prof. Kakashi masih tinggal sendirian,"
"Dari mana kau tahu Prof. Kakashi dulunya tinggal sendirian?"
"Sudah lama, sejak aku mengenalnya di bangku kuliahan, dia yang mengajari ilmu tekhnologi,"
"Dan bagaimana kau bisa mengenal nona Tsunade?" Sasuke mulai mengajukan beberapa pertanyaan, Sasuke mulai merasa aneh dengan gadis yang mirip Sakura ini.
"Nona Tsunade? Dia sudah lama menjadi atasanku,"
"Sejak kapan kau bekerja dengannya?"
"Uhm.., rasanya sudah 4 tahun aku bekerja dengannya,"
Sasuke semakin merasa ada yang mengganjal, jika gadis ini sudah bekerja selama itu, dia pasti bertemu dengan Sakura yang jelas-jelas adalah tangan kanan nona Tsunade.
"Selama kau bekerja di rumah sakit itu, apa kau tidak pernah bertemu dengan orang mirip denganmu?"
"Orang yang mirip? Tidak pernah,"
Sasuke membuka matanya lebar-lebar, menatap ke arah Sakura dan memegang bahu Sakura dengan keras.
"Bagaimana mungkin kau tidak bertemu dengan orang yang sangat akrab dengan nona Tsunade di rumah Sakit itu! kau tidak pernah melihat gadis yang bernama Haruno Sakura! Itu mustahil! Sebenarnya kau siapa?! Ha!," Suara Sasuke sedikit meninggi dan cengkaraman tangan Sasuke di bahu Sakura semakin keras.
"Sa-sakit, Sasuke," ucap Sakura menutup matanya dan menahan rasa sakit di bahunya.
Melihat Sakura kesakitan, Sasuke segera melepaskan cengkramannya, menundukkan wajah dan tidak ingin menatap Sakura. Sasuke masih terdiam dan Sakura memperhatikan raut wajah Sasuke yang tiba-tiba menjadi sedih dan tatapan Sasuke menjadi hampa.
"Sasuke, apa kau baik-baik saja?"
"Aku tidak apa-apa,"
"Beberapa kali kita sudah bertemu dan aku sering melihat tatapanmu yang selalu terlihat bingung jika menatapku, ada apa? Sejak awal kita ketemu kau sudah salah orang, jujur, setelah berbicara dengan kakakmu beberapa waktu yang lalu, dia menyebutkan aku sangat mirip dengan pacarmu yang sudah mati, apa itu benar?"
Sasuke masih terdiam dan tidak merespon apapun, Sakura mencoba berdiri berhadapan dengan Sasuke dan menatapnya, Sakura begitu kaget saat melihat Sasuke dengan tatapannya yang kosong, perlahan Sakura memerangkul leher Sasuke dan memeluknya, detik berikutnya Sasuke membalas pelukkan Sakura, memeluk Sakura dengan perasaanya yang begitu rindu ingin memeluk Haruno Sakura, Sakura sadar akan hal itu, namun, Sakura tidak melawan atau memukul Sasuke, Sakura merasa Sasuke sedang memikul beban yang berat atau Sasuke memiliki masa lalu yang sangat suram sehingga membuat Sakura turut prihatin dengan tingkah Sasuke yang sedikit aneh jika berhadapan dengannya.
TBC
.
.
.
new story again...!
dan selalu melupakan kewajiban untuk melanjutkan yang masih on progress...
maaf, penulisannya sangat berantakan *suram* sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat cerita dengan gaya penulisan yang baik dan benar, meskipun pasti selalu saja akan berantakan... *maafkan saya*
pertama-tama cerita ini di buat karena, entah mengapa lagi senang-senangnya dengan cerita penyelidikan dan analisis, terinspirasi dari sebuah anime psyco pass, itu cerita yang benar-benar bagus..., *bahagia pas nonton*
akhir kata.., mohon di review /
semoga ada yang suka dengan cerita fantasi yang aneh ini...,
