Saviours
Death Note is belong to Tsugumi Ohba and Takeshi Obata
Saviours is belong to JustViolet
Mohon maaf apabila ada kesamaan dalam judul, alur, ide cerita, maupun penokohan, semuanya nggak sengaja kok… ^^
Chapter 1: Where do They Go?
Summary: – Ratusan, ribuan orang, dewasa dan anak-anak, menghilang, menghilang setiap tahunnya, mereka tidak pernah ditemukan, dan dinyatakan meninggal. Tetapi, apakah mereka benar-benar meninggal? –
-0-0-0-0-
Mello merapatkan jaketnya. Jalanan kota dipenuhi salju hari ini. Ia berjalan menunduk, dan terburu-buru. Namun, ia nyaris saja menabrak Harry yang mendadak berhenti.
"Ada apa!?" Mello bertanya dengan gusar. Harry memandangi sebuah tempelan di dinding toko roti.
Dicari
Seorang gadis bernama Juliana Anderson (15th)
Ciri-ciri: Rambut lurus sebahu berwarna coklat
Bermata hijau
Berkacamata serta kidal
Apabila menemukan gadis dengan ciri-ciri diatas, harap lapor ke kantor polisi terdekat
Mello bingung. 'Apa hubungannya tempelan ini denganku?' batinnya. Sebelum ia memikirkannya lebih lanjut, suara Harry menginterupsi pikirannya.
"Berani taruhan, gadis ini pasti dibawa lari pacarnya,"
Biasanya Mello menyetujui perkataan-perkataan semacam itu, namun kali ini mulutnya berkata lain.
"Tidak semua hal yang kau pikirkan sama dengan apa yang terjadi sebenarnya,"
Harry mengernyitkan alis. Tak biasanya Mello mengatakan kalimat sebijak itu. Umumnya yang ia lontarkan hanyalah pernyataan-pernyataan 'kejam' yang membuat telinga siapapun memerah mendengarnya.
Entahlah.
Si Pirang pun nampak terkejut dengan ucapannya sendiri. "Lupakanlah. Ayo kita pulang," Mello melangkah duluan.
Harry masih terpaku mendengar ucapan bijak Mello.
-0-0-0-0-
Sup kentang.
Mello berpikir apakah Wammy House kekurangan pasokan bahan makanan sehingga mereka–lebih tepatnya ia karena hanya Mello yang mengeluhkan menu makan malam hari ini–harus memakan makanan aneh berwarna kuning pucat ini.
Near mengaduk-aduk sup kentangnya yang sedikit terlalu cair, menyendoknya, lalu menelannya seraya berkata, "Lumayan,"
Mello benar-benar tersedak sekarang.
-0-0-0-0-
Near dan Mello tidur sekamar. Memang bukanlah hal yang menyenangkan tidur dengan Si-Mulut-Kasar dan Si-Tanpa-Emosi. Itulah sebabnya hawa kamar mereka tak beda jauh dengan yang ada di rumah hantu.
Near nyaris tertawa ketika Mello bertanya, "Menurutmu, kemana perginya orang-orang yang menghilang namun tak pernah ditemukan?"
Bukan pertanyaan yang aneh, memang. Tetapi, gaya bahasa Mello yang umumnya meledak-ledak, kini terkesan lebih bijak dan kalem, dan tanpa embel-embel–
"Aku tak bermaksud menanyaimu, Albinerd!" ucap Mello ketus – yang menginterupsi pikiran Near akan berubahnya sikap Mello– lalu menarik selimut hingga menutupi lehernya.
Near yang tahu bahwa sebenarnya Mello belum tidur, menjawab pertanyaan Mello dengan ekspresi datar – yang merupakan manifestasi dari rasa patah hatinya– "Kemungkinan mereka hidup di tempat baru, dengan identitas baru, lalu kemudian mengubur masa lalu mereka dalam-dalam,"
Enam kata terakhir yang diucapkan Near membuat bocah albino tersebut merasa tersindir oleh ucapannya sendiri.
Jawaban Near seharusnya menjawab pertanyaan Mello, tetapi–
'Tempat baru?' 'Dimana?' 'Bagaimana?' Batin Mello mulai berisik.
'Ah, lupakan' dan Mello pun mulai tertidur.
Sementara Near? Ia masih menina-bobokkan mainan Gundam-nya.
Walaupun kita semua tahu robot-robotan tidak butuh tidur.
-Continued to chapter 2-
Gimana? Baguskah? Abal ya?
Maaf Matt-nya belom nongol…
Matt nongolnya di chapter 2…
Minta review-nya yaaaa?
