Live

A Bleach Fanfiction

Written By Hatsune Julie

Disclaimer : BLEACH © Tite Kubo

Warning : OOC. Don't like? Don't read!

Andai aku bisa hidup satu kali lagi, tidak akan pernah kubiarkan diriku atau siapapun menyakitimu, lagi. Jika hal itu terjadi, aku akan berusaha melindungi dengan seluruh milikku. Walau darah dan daging adalah harganya, itu masih jauh dari kata cukup untuk meminta maafmu.

Di seluruh dunia ini, hanya dirimu yang penting, yang lainnya aku tak peduli. Rasa yang awalnya hanyalah rasa iba, perlahan seiring berjalannya waktu menjadi perasaan yang menyesakkan, sebuah perasaan yang menuntutku untuk melindungimu. Membuatku secara sukarela mengekor di belakangmu, bahklan ketika kau memutuskan untuk memasuki kota Seireitei, menjadi Shinigami.

Saat aku bertemu Aizen Sosuke, aku tahu dia berbahaya, membuatku secara naluriah bersikap waspada. Dan tiba-tiba saja aku menemukan diriku tunduk di bwah tangannya, untuk melindungimu. Walau aku harus menjual jiwaku, tak akan kubiarkan siapapun menyentuhmu.

Tapi sungguh, aku tak punya niat untuk membuatmu menangisisku. Aku tak pantas di tangisi. Aku yang sudah melukaimu ini sungguh tak pantas untuk kau tangisi. Setidaknya, saat aku menjalankan sandiwara memuakkan itu, aku bersyukur ada Hitsugaya di sampingmu untuk melindungimu, dariku atau yang lain.

Saat ini, ketika nyawaku akan habis, walau tak pantas, aku ingin memintamu tersenyum. Agar aku bisa mengucapkan kata-kata itu dengan ringan.

Terima kasih, dan maaf, untuk segalanya. Aku mencintaimu.

L.I.V.E

Aku berharap semua ini hanya mimpi, atau setidaknya satu dari sekian sandiwara konyolmu. Tapi tidak, semua itu hanya harapan sia-sia, terlihat jelas dari pandangan orang-orang yang menatapku iba. Nafas itu sudah berhenti, dan jantung itu sudah tak berdetak. Tubuh itu telah kehilangan fungsinya. Mati. Hanya menunggu waktu untuk hancur dan menjadi debu berterbangan tersapu angin, atau tertimbun dalam kegelapan di bawah permukaan tanah dan membusuk dimakan bakteri pengurai.

Tolong, jangan bersikap munafik dengan mengatakan kalau semua ini demi diriku. Semua ini hanya dirimu sendiri, demi kepuasaanmu semata. Jika benar semua ini demi diriku, aku berani bertaruh kau tak mungkin membiarkan airmata ini mengalir.

Jika benar kau ingin melindungiku, bangun dan bukalah matamu, tatap aku dengan iris merah matamu. Aku mohon, sungguh-sungguh memohon, karena kau adalah orang yang telah memberiku arti untuk hidup. Sekarang, jika kau benar-benar mati, untuk apa aku hidup? Kalau dirimu tak ingin membuka mata, biarkanlah aku yang menutup mata. Semoga di kehidupan berikutnya kita bisa hidup bersama dengan bahagia.

O.W.A.R.I

A/N : Oke, sebuah fic yang singkat dan sumpah nggak jelas.

Tapi kalau para readers suka, tolong di-review ya!