A/N : Fic ini hanya sekedar pelampiasan iseng Macho yang sedang enggak ada kerjaan. Fic ini hanya karangan fiksi dan untuk bercanda doang, jangan dimasukkin ke hati. Jika ada kesamaan judul cerita, inti cerita, atau yang lainnya, mohon dimaafkan karena itu adalah ketidaksengajaan author sendiri. Jika ada kata-kata yang menyinggung perasaan readers, saya selaku author memohon maaf sebesar-besarnya. Jika anda tidak suka membaca cerita dibawah ini, silahkan tekan tombol 'back'. Terimakasih ^_^
Keluarga Oenyoe-Oenyo hijrah ke Bandung
Rate : K+ - T
Genre : Humor – Family
Pairing : Ada beberapa di chap ini silahkan lihat nanti :3
Main Chara : Akatsuki
Summary : Keluarga Oenyoe-oenyoe aka Akatsuki (baca: Unyu-Unyu) yang tadinya mau berlibur untuk nonton konser di Hollywood malah nyasar ke tempat dimana lalapan dan goreng-gorengan terlahir (?). Apa yang akan Keluarga Oenyoe-oenyoe itu lakukan? Don't like, don't read, if you mind to read, please read and enjoy :D
Warn : OOC, maybe AU..maybe not, anggap saja Keluarga Oenyoe-oenyoe ini berbahasa Jepang oke? Dan ada transgender di sini. Don't like, don't read, if you mind to read, please read and enjoy :D
Chapter 1 – Perkenalan
Pain Nagato – Kepala keluarga alias Bapak
Pria berusia 38 tahun ini adalah seorang pengusaha Ace Hardware(?). Karena dia memiliki kemampuan Shouten no Jutsu alias menduplikasikan berbagai macam kunci inggris, kunci prancis, kunci belanda, dan berbagai macam kunci lainnya (?). Selain itu dia juga menjual obeng plus dan minus berukuran 10 sampai 20. Pokoknya jika anda berminat membeli alat perkakas, semuanya lengkap ada di perusahaan Pain! Saat ini Pain juga sering membuat berbagai macam alat-alat yang aneh dan ajaib (?).
Kata orang-orang, Pain tuh ganteng tapi serem. Rambutnya lancip, memiliki tindikkan banyak diidungnya (mentang-mentang mancung), rambutnya asli warna jingga entah keturunan siapa. Hobi banget make cincin di jempol kanannya. Pasalnya waktu dia kawin sambil lari sama pujaan hatinya, tuh dia dibeliin cincin ukurannya gede banget, berhubung jempol Pain itu gede-gede makanya jadi muat. Baiklah, lupakan soal jempol gede, sepertinya Author sendiri merasa tersindirkan #duagh.
Pain juga punya ilmu telepon dalem hati alias ilmu telepati. Jika istrinya ketauan selingkuh di ujung sana (walaupun itu sangat jauh beribu-ribu kilometer hingga menyebrang pulau-pulau), Pain akan segera menegurnya melalu ilmu telepati. Waktu Pain belum sukses dan kaya raya, sempat ia mangkal sebagai ketua Genk di tempat-tempat aneh. Hidup merajarela sama seperti namanya, (Pain=menyedihkan). Gak di gang, di kolong jembatan, sampai pernah membuat markas yang di sana terdapat patung aneh yang dipenuhi banyak pipa (entalah itu septic tank atau apa yang jelas benar-benar tempat misterius).
Walau dulu preman yang hobi malakin anak-anak kampung, tapi dia akhirnya insap juga, iyakan?
Konan Nagato – Istri Pain alias Emak
Nah ini dia bininya si Pain, Konan berasal dari daerah yang sama seperti Pain, Amegakure. Ini ibu-ibu usianya udah 35 tahun, seorang guru TK yang suka ngoleksi kertas origami. Suka pakai cincin di jari tengah di tangan kanannya. Katanya jari tengah itu lebih panjang dari jari lainnya, itu artinya kisah perjalanan cintanya dengan sang suami akan terus berlangsung panjang (?) Suka memakai aksesoris rambut yang terbuat dari kertas origami berbentuk macem-macem kembang. Rambutnya dulu item kayak Titi Kamal, tapi sayang karena sesuatu 'kejadian' mengharuskan dirinya memiliki rambut biru permanent yang menurutnya aneh.
Dulu, (10 tahun yang lalu) pertama kali Konan bertemu Pain, rasanya dia ingin mati ketawa melihatnya. Kenapa? Kan tadi Author bilang kalau dulu si Pain itu masih jadi anak berandalan. Baju compang-camping, muka ditindik, rambut aneh, senyuman kuda lima jari, gimana Konan enggak mati-matian nahan ketawa? Tapi, mungkin karena kena hukum karma, Konan jadi jatuh cinta kepada Pain. Author mulai curiga kepada si Pain yang kayaknya make santetan macam apa, tapi yang jelas, Konan mulai tergila-gila akan kekerenan yang dimiliki Pain.
Walau kelek bau kecut, tapi muka sedikit mirip curut. Walau enggak punya harta dan kaya raya, asal ada cinta. Yaa mungkin pantun yang cocok untuk mewakili kisah cinta mereka adalah, 'Dulu delman sekarang dokar, dulu teman sekarang pacar'.
Demi cinta masa muda (?), akhirnya Konan selaku anak orang dibawa kawin sambil lari ke desa yang sangat jauh dari Amegakure yakni desa Konoha. Dan disanalah mereka menempuh hidup baru dan memiliki generasi penerus yang semoga tidak hepi ending (?)
Kakuzu – Kakek pungut (usia 55 tahun)
Walau sudah tua, tapi soal uang dia tidak pernah lupa. Itulah motto seorang aki Kakuzu yang demen sama uang. Kakuzu bukanlah ayah Pain maupun Konan, dia hanya sebagai kakek-kakek biasa yang dulu pernah terkapar di depan rumah Pain karena kelaparan. Pain mendapati si kakek udah tergeletak pasrah dengan mulut seperti ikan kehabisan nafas. Merasa kasian dan ingin mendapat pahala, si Pain langsung membawa si kakek ke dalam rumahnya dan memberinya makan dan minum.
Tiba-tiba muncullah ide Pain dari otak seperapatnya, karena dia udah terlanjur kawin lari tanpa mertua, akhirnya dengan seenak jidatnya, dia menjadikan Kakuzu sebagai ayah semata wayangnya dan hidup bahagia bersama Pain dan Konan. Kakuzu ga banyak komen, dan satu kata kalimat yang dapat mewakili perasaannya saat itu,
'Yang penting makan dan minum gratis,'
Uchiha Itachi – Abang pelarian (usia 22 tahun)
Sebenarnya, Itachi ini adalah anak yang berasal dari keluarga kaya raya nan terpandang. Tapi karena ada suatu permasalahan di dalam keluarganya, Itachi pernah ngancem minggat dari rumah dan akhirnya minggat beneran. Apa permasalahannya? Dirinya selalu dipandang rendah karena kalah ganteng dengan adiknya. Itachi sempat pundung dan mogok bicara (fakta : Itachi enggak bisa mogok makan karena Itachi adalah orang yang doyan makan) gara-gara enggak dibolehin beil kosmetik anti aging oleh Ayah dan Ibunya. Uchiha gituloh, cowok pula, gengsi dong! Karena Itachi kesel ga pernah di puji ganteng, dia pun akhirnya minggat dengan seperangkat alat kosmetik yang dicuri dari laci ibunya dan baju-baju miliknya tentunya. Itachi juga sempat meninggalkan sepucuk surat cinta untuk keluarga tersayang. Fugaku yang notabenya sang Ayah yang pertama kali membaca surat itu menangis penuh haru akan perjuangan anak sulungnya,
'Heh, gue balik nanti, liatin kalian semua! Muka gue bakalan mirip Christian Sugiono KW SUPER!' begitulah kira-kira isi suratnya.
Sepanjang perjalanan, Itachi sempet nyesel juga karena dia udah ninggalin keluarganya. Tapi ini demi 'KW Super'nya, dia terus berjalan tanpa tujuan yang jelas. Karena kecapean dan butuh tempat peristirahatan, Itachi menemukan sebuah rumah sederhana yang tak jauh dari Hutan tempat dimana ia tersesat. Itachi bersyukur dalem hati dan langsung beranjak menuju rumah itu. Dengan gentle dia mengetok tuh pintu rumah.
"Permisi, Assalamu'alaikum! (?)" seru Itachi. Tak lama kemudian, celah pintu terbuka sedikit dan menampakkan wajah kakek-kakek yang hanya terlihat setengah.
"Sape lu? Tagihan listrik? Tagihan air? Minta sumbangan korban bencana alam? Maaf kami sedang bokek, kami juga orang susah," cletuk kakek-kakek itu. Itachi sweatdrop ria.
"Anu, saya—sekedar mampir untuk beristirahat sejenak. Apa saya boleh beristirahat di sini selama beberapa hari? Karena saya merasa betis saya tambah besar saja," alasan enggak elit. Kakuzu menajamkan kedua matanya.
"Kau bawa uang?" tanya Kakuzu. Itachi meneguk air liurnya takut. Nih kakek-kakek serem amet sih? -.-a
"Ba-bawa kok!" jawab Itachi. Kakuzu tersenyum manis lalu mempersilahkan Itachi masuk dan duduk sejenak di ruang tamu. Saat itu, Pain dan Konan sedang asyik bulan madu di Thai-Land sebulan. Itachi udah main seneng aja tuh diberikan makanan enak, tidur di kasur enak, bahkan ada peralatan kosmetik (milik Konan) limited edition yang seenaknya ia pakai. Tanpa Itachi sadari, sudah hampir 2 minggu Itachi menginap di rumah itu. Dan tanpa ia sadari, wajahnya mulai –hampir- mirip seperti Christian Sugiono KW 2 karena dia selalu memakai produk kecantikan Konan (dalam 14 hari, wajah anda akan bebas dari masalah keriput dan noda hitam). Akhirnya saat itu pula ia memutuskan untuk pamit pulang.
"Aduh, maaf ya jadi merepotkan Kakek. Terimakasih banyak saya sudah di bolehkan menumpang di sini. Kalau begitu saya permi—"
"Woi! Enak aja lu main permisi sembrono! Bayar dulu tagihan lu!" teriak Kakuzu galak. Itachi mengernyitkan sebelah alisnya.
"Tagihan apaan?" tanya Itachi.
"Tagihan makan steak, makan mie goreng, makan sate, belum lagi kau sudah menggunaan shower selama 1 jam penuh saat kau mandi, kau juga menghabiskan persediaan kosmetik Nyonya Nagato, kau nonton tv hampir 3 jam, dan kau juga telah menghabiskan persediaan sampo bulan ini. Kau tau berapa harga tagihan listrik, air, dan belanja bulanan kali ini? Ini dunia modern, harga pasti akan membengkak!" cerocos Kakuzu tanpa jeda. Itachi hanya diam mematung di tempat.
"Pokoknya lu bayar deh cepet!" perintah –paksa- Kakuzu. Itachi sempat merogoh kantung celananya dan mendapati dompetnya keluar kupu-kupu kecil yang sudah berdebu saat Itachi membuka dompetnya. Sejak kapan uangnya hilang begitu saja?
"Hey kakek tua, kau yang telah mengambil uangku ya? Hah?" kini giliran Itachi yang berteriak kesal. Kakuzu nyengir.
"Tau aja kamu," jawabnya.
"Grrr—kalau begitu aku pergi sa—"
"Eitts—emang uang lu itu lebih dari cukup hah? Karena lu enggak sanggup bayar utang lu, lu terpaksa harus jadi babu di rumah ini. Selama-lamanya!"
….Selama-lamanya…..selama-lamanya…(menggema). Itachi tidak bisa membayangkan lagi tampang wajahnya saat dia tua nanti. Dengan penuh penyesalan, terpaksa Itachi diangkat sebagai Babu yang udah di anggap abang oleh Pain hingga kini. Ckck…
Tobi Nagato alias Anak Kandung (kini usianya sudah 16 tahun)
Jika berada di serial-serial pilem Naruto, Uchiha Madara aka Tobi itu adalah kakeknya Itachi sama Sasuke, nah di sini beda lagi. Kita sebut saja, Tobi ini adalah anak kandung Pain dan Konan. Kita awali cerita dari 10 tahun yang lalu, Waktu Pain dan Konan sedang bulan madu, kebetulan si Konan diperkirakan sedang hamil. Pain langsung jadi overprotektif. Si Konan ga boleh makan makanan yang beracun dan mengandung narkoba alias Nasi goreng + kopi + bala-bala #jduak. Ahaha tentu saja bukan begitu. Setelah mereka pulang dari acara bulan madu, beberapa bulan kemudian, Konan sudah hamil 9 bulan.
Suatu ketika, Pain sedang menonton televisi yang menyiarkan acara ilmu biologi. Di dalem tv (?) ada seorang ibu-ibu membawa dua gelas kaca yang di sebelah kanan berisi air putih biasa dan di sebelah kiri berisi air arak. Si Ibu-ibu itu memasukan seekor cacing ke masing-masing gelas kaca itu. Beberapa detik kemudian, cacing yang berada di dalam gelas kaca berisi air putih berenang ke dasar gelas dan cacing yang berada di dalam air arak mati.
Dari situlah Pain menyimpulkan bahwa jika anda ingin bebas dari cacingan, minumlah air arak. Dengan tingkat ke-sotoy-annya, Pein meminumkan istrinya air arak, Konan kejang-kejang dan dibawa ke rumah sakit. Pain dan keluarga (Kakuzu, dan Itachi) panik-panik ceria sambil komat-kamit. Beberapa jam kemudian, sang dokter telah keluar dari kamar pasien sambil mengelap keringatnya.
"Dok, bagaimana dengan keadaan istri saya? Apa acara melahirkannya sukses?" cletuk Pain bego. Dokter itu tersenyum penuh arti.
"Selamat Tuan, anak anda lahir dengan sukses. Mungkin ini pengaruh dari air arak yang anda minumkan kepada istri anda sehingga terjadi kontraksi hebat di dalam perut istri anda dan membuat si bayi langsung keluar dengan sukses. Tapi sayang, efek samping dari air arak yang anda minumkan membuat bayi anda cacat Tuan," jelas si dokter panjang lebar. Pain shock, Kakuzu shock, Itachi biasa aja (lho) tapi dalem hati dia shock (gengsi lah Uchiha main shock sembarangan).
"Ca-cacat mentalkah? Atau tangan dan kakinya? Oh Kami-sama," Pain mulai mendramatisi dengan wajah-wajah sedih yang selalu ditampilkan di sinetron-sinetron.
"Cacat muka Tuan. Pasalnya, bayi anda sama sekali tidak mirip dengan Tuan apalagi dengan istri Tuan. Malah kalau saya boleh jujur, mukanya sama persis mirip anda, tuan Itachi!" seru dokter dengan polosnya menunjuk Itachi. Itachi cengok, Pain melotot kaget, Kakuzu nyengir gaje.
"Whot? Heh Itachi, jangan-jangan lu—" Pain udah main siap kuda-kuda. Itachi langsung siap-siap dengan pose defense.
"Yey bang, ane kagak pernah ada maksud ngehamili istri ente! Ane masih suci!" jawab Itachi ketakutan.
"Nah, terus kenapa anak gue mukanya sama kayak muka loe?" tanya Pain dengan bahasa gaulnya. Si Kakuzu main nyeletuk,
"Mungkin waktu emaknya Itachi ngidam dulu, emaknya minum air arak juga makanya mukanya jadi begini!"
"….." semua sweatdrop berjamaah. Dan satu hal yang perlu kita simpulkan, 'Ingin muka anda ganteng seperti keluarga Uchiha? Minumlah air arak' #dihajar seluruh keluarga Uchiha.
Sasori alias anak tersesat (kini usianya sudah 17 tahun)
Setelah 2 tahun Pain dan Konan memiliki sang buah hati abnormal alias Tobi, Tobi tumbuh menjadi anak baik dan penurut. Tobi terobsesi dengan pahlawan bertopeng yang suka dia tonton di film bernama Crayon Shinchan. Makanya sampai sekarang, Tobi suka pake tompeng orange yang kayak lollipop lalu bolongan matanya cuma sebelah. Tobi selalu menganggap Itachi sebagai Ayahnya karena ciri fisiknya mirip, rambut item, kulit putih, mata item. Dan si Ayah Original aka Pain langsung menggeram marah.
"Tobi bukan anak baik, Tobi anak nakal!" hal itu membuat seisi kampung harus menutup telinga mereka karena tangisan Tobi yang sangat keras. Pain menghela nafas juga karena dia kewalahan mengurus anak bernama Tobi ini. Sifatnya hiperaktif dan juga kadang menyebalkan, kadang menjadi anak baik (?). Suatu ketika, Pain memutuskan untuk keliling-keliling desa mencari udara segar. Pas dia lagi ngelewatin gang kecil, di sana ada seorang anak kecil berambut merah menarik ujung baju Pain. Pain teriak histeris di siang bolong.
"TUYUL LOE! Eh?" matanya membulat mendapati seorang anak lelaki bertampang memelas –dalam arti sengsara nan menderita- sambil membawa boneka Barbie kecil dengan tampang compang-camping enggak make sepatu.
"Om-om, boleh ga saya minta sedikit aja makanan? Boleh?" tanyanya dengan mata berkaca-kaca. Pain yang melihatnya mau tidak mau luluh juga. Dengan tampang om-omnya itu, dia memberikan sedikit uang kepada anak kecil itu.
"Nih, buat beli roti sama minum nanti! Kasian amat, kamu tinggal dimana?" tanya Pain sok baik. Si anak yang diberi uang cemberut.
"Lho kok? Kan saya mintanya makanan, kok dikasih uang sih? Om ini gimana!"
CTAK! Timbul empat sudut siku-siku dijidat Pain. 'Ini anak untung-untung gue bantu, dikasih hati malah minta jantung!' batinnya.
"E-ehehe, sebenarnya om lagi enggak punya makanan dek!" jawab Pain.
"Kalau enggak punya makanan, kenapa enggak ngemis aja kayak saya?" tanya anak itu polos.
'Gue gini-gini mantan preman juga punya harga diri dasar bocah!' batin Pain marah.
"Ah iya udahlah, kalau gitu kamu ikut ke rumah om aja, om punya banyak makanan! Eits—tapi makannya jangan banyak-banyak juga ya," kata Pain. Sebenarnya Pain ini ikhlas apa kagak sih ngebantuin anak kecil? Anak itu mengangguk nurut lalu menggengam jempol Pain dan mengikutinya ke rumah Pain.
Setelah berada di rumah, si anak diberi berbagai macam masakan Konan yang begitu lezat. Ada tempura udang, sushi, bakpao, ramen, dan kawan-kawan (?). Konan yang begitu melihat anak yang dibawa Pain dari luar langsung teriak gaje,
"Kyyaaaaa Kawaii~ Ini anak kiyut banget, beli darimana nih anak Pain?" tanya Konan enggak kira-kira.
"Di gang, eh? Apa-apaan maksudmu ngebeli? Kau pikir nih anak air galon apa dibeli?" cletuk Pain yang mulai sedikit pintar.
"Hohoho, bercanda~ Hehe anak manis namanya siapa?" tanya Konan berbinar-binar.
"Namaku Sasori. Dan jangan panggil aku manis, panggil aja aku ganteng," jawab si anak narsis.
"Aahh~ habis tampangmu ituloh! Ohiya kau berasal darimana? Kok kamu menyendiri di gang-gang begitu sih kayak Pain dulu? Kamu punya keluarga, sayang?" tanya Konan pake sayang-sayangan. Pain yang seumur-umur jadi suami aja belum pernah dipanggil sayang.
"Punya tante. Keluarga saya berada di Suna. Waktu itu saya inget lagi main petak nyumpet sama temen sambil bawa boneka Barbie punya pacar saya (?), lalu saya nyumpet digundukan pasir-pasir. Eh tidak tahunya gundukan pasirnya bergerak dan baru saya sadari saya telah masuk ke truk angkutan pasir. Terus dibawa ke kapal pesiar dan nyasar ke desa ini. Saya sempet histeris tapi tidak ada yang mendengar saya karena pembawa angkutannya sedikit tuli. Saat saya sampai di pelabuhan, saya langsung lari aja pergi masuk ke desa dan tidak tahu harus kemana lagi," jelas Sasori pajang lebar nan sopan. Konan sampai menintikkan air matanya. Pain mengeluh bosan.
"Oh begitu, kenapa kau tidak minta diantar balik saja ke Suna?" tanya Konan sambil sedikit terisak.
"Mau gimana lagi tante? Jaman sekarang udah berubah. Saya pindah ke desa ini juga kebetulan. Mau pindah lagi harus bayar, kemana-mana serba mahal. Dan Masashi Kishimoto juga sudah mencantumkan passport di cerita Naruto kali ini! Saya jadi bingung, sejak kapan kita harus punya passport atau visa? Bayangkan waktu di serial Naruto aslinya, para ninja aja kemana-mana tuh lompat-lompatan dari pohon ke pohon, lari-larian tanpa butuh passport atau visa," cletuk Sasori.
"Yaa, itu sih bukan salahnya Kishimoto-sensei nak, itu salahnya Author yang buat cerita ini make ngarang segala. Kalau dicerita aslinya, gue sih ogah nikah sama si Pain," bisik Konan. Pain langsung bersin saat sedang menonton televisi di ruang tv.
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita hajar rame-rame si Authornya pas udah fic ini selesai?" usul Sasori diam-diam. Konan angguk-angguk. Author akan langsung kabur saat fic ini selesai #author dirajam.
"Ah bek tu setori, keluarga kamu yang di Suna pasti merindukanmu, aduh aku jadi sedih mendengar kisah hidupmu nak~" kata Konan hiperbolis.
"Enggak juga tuh, disana akukan anak pungutan juga. Kedua orang tua kandungku sudah meninggal,"
"….." Konan makin tersentuh. Karena kasian melihat Sasori yang masih bocah hidup merana terlantar tanpa sanak saudara, jadi Konan memutuskan menjadikan Sasori sebagai anaknya, tanpa mau mendengar kicauan Pain yang tidak rela harus punya 2 anak. 1 anak sudah membuatnya kewalahan apalagi 2? Tapi sayang, banyak poster mengatakan, "Dua anak itu cukup, 1 anak, kurang! Enggak bisa ditawar!" #author mati ditindas.
Kisame Hoshigaki – Paman (Usia 30 tahun)
Kisame ini anak asli dari Kirigakure, dia pergi ke Konoha sebagai pelampiasan iseng plus nyari Istri buat dinikahin nantinya. Selama ini, dia tuh udah lama jadi janda kembang karena penampilannya yang tidak mendukung dan berbau amis seperti ikan asin#duagh. Maksudnya dia masih single gitu. Kisame yang dulu berprofersi sebagai tukang susu enggak pernah laku karena setiap hari dia cuman ngejual susu basi. Akhirnya dia berpindah profersi sebagai tukang jual ikan laut–terutama ikan hiu-. Partnernya selama berada di Kiri adalah Zabuza Momochi yang dulunya ity penjual Mochi tapi memiliki nasib yang sama seperti Kisame. Akhirnya mereka kerjasama membangun toko jual ikan dipinggiran desa Kirigakure dengan jumlah peminat yang lumayan banyak.
Lalu apa alasan Kisame untuk pindah ke Konoha? Kan tadi udah dibilang sebagai pelampiasan iseng. Di desa Konoha, penduduknya lebih banyak, jadi dia berfikir jka berdagang di Konoha itu akan memiliki untung yang lebih besar dari sebelumnya. Tapi jujur ya, kata si Kisame dalem ati, dia pindah ke Konoha katanya di Konoha banya gadis cantik dan seksi seperti artis sekaliber Mei Terumi #gaploked.
Lupakan soal wanita, ntar jadi nyasar ke Jiraya lagi. Kisame memutuskan untuk berdagang ikan keliling desa. Siapa tahu jadi langganan penduduk desa. Dan akhirnya dia bertemu dengan keluarga Oenyoe-Oenyoe yang ternyata hobi makan ikan. Tiap minggu 3 kali, Itachi sering banget disuruh Konan beli ikan dagangannya Kisame. Sampai sekarang pun sudah semakin terasa dekat hubungan Itachi dan Kisame #chidori. Maksudnya hubungan antara keluarga Oenyoe-oenyoe dan Kisame.
Saat itupun, dengan seenak jidatnya Pain, Pain memutuskan menjadikan Kisame sebagai Paman plus tukang jual ikan langganannya tiap minggu. Kisame enggak banyak komen, dalem ati dia berbatin,
'Yang penting dagangan gue laris manis~' batinnya bahagia.
Akasuna no Deidara (Tante Original, usia 29) & Akasuna no Hidan (Om Original, usia 34)
5 tahun kemudian, ada pasangan sejoli yang baru ingin menikah ini nampaknya sedang bersedih hati. Kenapa? Pernikahan mereka tidak diterima mertua. Hello, Deidara gituloh, wanita cantik, baik, sholeha, dan tidak songong menikah dengan Hidan si ustad yang statusnya enggak jelas, pengajar aliran sesat, dan sudah om-om. Tapi itu tidak membuat cinta Deidara kepada Hidan terkuras sedikit pun. Kebetulan, Deidara ini temen deketnya Konan waktu dia masih SMA. Mati-matian Deidara mencari informasi tentang keberadaan Konan melalui burung-burung tweety pengantar pesan penggantinya twitter. Jaman di Konoha maupun desa lain di cerita Naruto satu ini, Alexandar Grahambell belum mengekspor ciptaannya ke Konoha dds (dan daerah setempat), terpaksa mereka tidak bisa menggunakan yang namanya telepon atau menggunakan komputer bahkan internet. Istilah halusnya, Konoha itu sedang masa jadul-jadulnya # author dibunuh Kishimoto-sensei.
Setelah beberapa bulan mencari informasi keberadaan Konan (lama bener), barulah dia dapati dari salah seorang teman di Konoha. Deidara dan Hidan pergi ke Konoha dengan menggunakan perahu layar karena tidak punya uang untuk naik kapal, dan berjalan gempor sampai berada dikediaman Konan dkk.
Sampai di sana, bertemulah dua teman lama yang sudah jarang sekali bertemu. Lalu mulailah penyakit seorang wanita yaitu 'Curhatitis'nya kambuh. Deidara bercerita bagaimana kisah dia bertemu dengan Hidan si Lebai aka penjaga masjid, lalu jatuh cintrong, lalu Hidan melamar, lalu tidak direstui, lalu mencari informasi tentang keberadaan Konan, lalu membuat perahu layar untuk menuju ke Konoha, lalu—ah kepanjangan, langsung saja ke latar waktu yang sekarang. Konan merasa iba akan cerita temannya itu, lalu dia memutuskan….
"Kau tinggal saja disini untuk sementara. Lagi pula kitakan teman, sama-sama senasib pula, biar rumah jadi tambah rame nih!" kata Konan dengan entengnya. Deidara yang mendengarnya terharu plus hepi langsung memeluk sahabatnya. Rumah terasa makin ramai saja. Awal-awalnya Hidan kurang setuju dengan tawaran Konan karena –sepertinya- seorang Itachi sudah 'main mata' dengan istrinya itu. Nasehat Author nih, kawin aja sama yang berondong, daripada sama yang daun tua! #author ditendang Hidan. Tapi akhir-akhirnya juga berjalan seperti biasa.
Sepertinya Pain harus memperbesar rumahnya karena sudah mulai diisi banyak orang dari berbagai macam asal-usulnya (?).
Zetsu Namaikina (baca: Zetsu Cakep) alias Om Selingkuhan (Usia 26 tahun)
Hohoho ternyata nasehat Author ada yang menjalankannya juga. Ehem-ehem, Zetsu ini awalnya tukang kebonnya si Pain. Dulu tuh, Zetsu dibilang Kanibal oleh orang-orang di kampungnya, Kusagakure. Soalnya nih, Zetsu itu anak turunan Kanibal Shu no otoko e (baca : Soo man to aka Sumanto) yang jelas-jelas pernah di penjara sama pemerintahan Kusagakure. Karena merasa dikucilkan padahal Zetsu itu anak baik (?) alias enggak punya sifat Kanibal, dia merantau jauh menuju desa Konoha. Di sana, dia hendak mencari kerja, namun tidak ada satupun orang yang mau menerimanya karena tampang Zetsu yang menyeramkan. Entahlah, Zetsu ini nge-fans sama Michael Jackson apa? Sampai-sampai lagunya yang berjudul 'Black or White' jadi trend berdandan Zetsu.
Lupakan, MJ sudah berada di alam semestinya, kita berlanjut kepada Zetsu. Zetsu ingin diperhatikan, punya teman, punya keluarga, yang terpenting punya pekerjaan. Setelah lama dia berkeliling di desa Konoha, akhirnya dia gempor juga. Haus, lelah, lesu, lemah, letih, lunglai, dan akhirnya amnesia #plak. Dan akhirnya dia menemukan sesosok bidadari yang sedang berada di dalam toko kue-kue kering.
Sosok bidadari kuning cerah itu sangat menyantol hatinya (?), kulitnya yang mulus, manis, lembut, dan seandainya dia bisa memakannya sekarang juga dia pasti tidak akan merasa lapar hingga sekarang. Bahkan bidadari itu sampai disukai monyet sekalipun, Oh 'PISANG' betapa mengugah selera nafsu makanku~ #author ditimpuk readers. Inilah kalau perut sedang keroncongan, ehem—sosok bidadari yang dimaksud Zetsu itu adalah Deidara. Deidara telah membuka toko kue-kue kering bersama Konan untuk membantu biaya rumah tangga juga.
Lama Zetsu berdiam diri di tengah jalan, tak banyak berfikir dia langsung berjalan menuju toko kue tersebut. Dengan ganjennya dia menatap Deidara yang sedang mengemasi kue-kue cokelat ke dalam kantong plastik bening. Merasa risih ditatap oleh orang gajelas, Deidara menegur Zetsu segera.
"Maaf Pak, anda mau beli atau mau saya bogem nih?" cletuk Deidara ketus.
'Wuih, cakep-cakep tapi galaknya edan!' batin Zetsu. Zetsu nyengir.
"Hehehe, anu—saya disini mau nanya boleh ga? Err—saya mau lamaran pekerjaan! Saya datang dari Kusagakure. Jadi bolehkan saya bekerja di sini?" tanya Zetsu dengan tampang memelas. Deidara yang melihatnya eneg juga karena udah tampang Zetsu yang aneh, tambah puppy eyes segala.
'Oh iyaya, kata Konan-nee pernah bilang kalau toko kita butuh pegawai baru untuk membantu mengurus-ngurus kue lainnya ya. Tapi—masa sih orang ini..' batin Deidara ga enak. Zetsu terus memasang puppy eyes hingga Deidara menghela nafas.
"Baiklah, tunggu di sini aku akan minta izin ke Konan-nee dulu!" jawab Deidara sambil beranjak ke dalam toko. Zetsu langsung ber"Yes" ria sambil jingkrak-jingkrakkan. Bukan hanya dapat pekerjaan, tapi cewek pun ikut dapat! Sesaat hari pertama Zetsu diterima di toko kue, dia memutuskan untuk menyewa sebuah apartement yang pastinya dia ngutang dulu. Setelah sekian lama bekerja di toko kue Dei dan Konan, gelagat Deidara membuat sang suami curiga. Tiap pulang ke rumah senyum-senyum sendiri, suka ngelamun dan tidak memperhatikan suami tercinta. Karena itu, Hidan yang mulai sangat curiga, memutuskan untuk ikut Deidara ke toko kuenya. Dan akhirnya bertemu dengan si biang kerok yang membuat Deidaranya tercinta menjadi aneh akhir-akhir ini.
"Hai kau wahai manusia adam, janganlah kau merebut istri orang karena itu adalah hukumnya HARAM. Kau mengerti wahai manusia adam? Ingatlah, janganlah kau mere—"
"Berisik lu ah! Manusia adam, manusia adam, nama gue Zetsu! Pak Haji macem apa lu? Udah dulu dikatain manusia kanibal sekarang manusia perebut istri orang! Aduh, ojan-ojan!" cletuk Zetsu yang lagi ngolesin krim cokelat ke kue berbentuk bunga bangke. Hidan sweatdrop udah. Entah kenapa dan kok bisa si Deidara suka sama si Zetsu? Deidara bagaikan lalat yang sudah terperangkap oleh tanaman Venus Flytrap (?) alias Zetsu. Oh Dewa Janshin, manusia jaman sekarang sudah mempercayai yang namanya santet rupanya, jangankan Zetsu, Pain sang kepala keluarga juga pernah melakukannya #dibunuh Zetsu dan Pain. Gelagat Deidara jika ada di rumah memang berbeda dari biasanya, yang biasanya suka deket banget sampe peluk-pelukan sama Hidan jadi suka ngelamun dan telepon-teleponan sama 'orang misterius'. Semua anggota keluarga yang melihatnya juga sudah mulai curiga kalau si Deidara itu selingkuh. Sama siapa? Siapa lagi kalau bukan Zetsu!
Pekerjaan Zetsu di toko kue kacau sudah, banyak orang hampir keracunan karena kue yang dibuat Zetsu. Merasa rugi sekaligus iba karena Zetsu tidak bisa memasak, Deidara menganjurkan Zetsu untuk bekerja sebagai tukang kebon di rumahnya (rumah Pain). Saat itu, Zetsu diputuskan untuk tinggal di rumah Pain dan bekerja di sana. Hal ini membuat kedekatan Deidara dan Zetsu makin menjadi-jadi.
Dan saat itu juga, semua anggota keluarga Pain telah mencamkan Zetsu sebagai Om Selingkuhan.
Begitulah awal kisah pertemuan yang tragis dan ironis antar keluarga Oenyoe-oenyoe. Kenapa mereka disebut keluarga Oenyoe-oenyoe? Itu hanya author yang tau #plak. Keluarga ini walaupun bukan dari darah daging mereka tetapi mereka tetap akur, damai, dan harmonis. Yaa walaupun isinya hanya sekedar orang-orang gaje dan aneh semua, tetapi yang penting, cita-cita Pain untuk membangun suatu keluarga besar yang sakinah ini terwujudkan. Selain itu, keluarga Oenyoe-oenyoe ini keluarga pengasuh dan penyayang, bayangkan, ada kakek-kakek dan anak kecil aja mereka pungut. Sudah lupakan.
Sekian dulu perkenalan dari keluarga Oenyoe-oenyoe ini. Maaf kalau gaje atau enggak lucu dll, karena fic ini memang sangat garing krenyes-krenyes kayak ayam kremes. Bagi kalian para readers yang mau ripiuw, Macho segera tunggu ripiuwnya. Saran dan kritikkan juga boleh =)
(ps: Bagi yang menunggu cerita 'My School Life' akan Macho update nanti ^_^)
Oh iya, ini ada bocoran chapter selanjutnya :
Konan yang hobi arisan di rumah temannya yang notabenya juragan kaya raya, berhasil mendapatkan tiket liburan gratis nonton konser di Hollywood sekeluarga. Konan dan keluarga langsung sujud syukur (?) dan memulai belajar bahasa Inggris. Tapi sayang, mereka enggak punya passport dan visa untuk pergi ke Hollywood dan yang terpenting lagi, di desa Konoha dkk enggak punya bandara + pesawatnya. Naik kapal? Mahal bo! Dan apa yang akan Pain lakukan untuk menyelamatkan keluarganya agar bisa bertemu dengan Robert Pattinson dkk?
Kita tunggu chap berikutnya…
Oke mind to review?
Please Review, please… Arigatou Gozaimasu ^_^
