A/N (Reborn Angel): Yak! Disini Reborn Angel From the Past, melaporkan dari Kuburan Tanah Abang(?) *digilas* maksudnya Pasar Angso Duo *dijitak* Nah... Jadi mana yang benar?
Narrators: LOE TOH DI WARNET! NYADAR, MBAK!
Reborn Angel: Oh iya! Sori, Bapak-bapak! Maklum, Author lagi strez karena udah 5 bulanan gak bikin fanfic *ditendang* Makanya Author bikin fanfic ini sebagai hiburan *Ho?* karena udah lama gak publish cerita baru sekaligus Special Request from Author's Best Friend: faricaLucy! XD Iya nggak, Jeng farica? Nah... lho? Mana orangnya?
Narrators: Orangnya gak ada , mbak. Jadi dia minta supaya kita ngetik ini. *Ngasih kertas*
Reborn Angel: Oh... Oke, bos! XD BTW, buat yang menunggu Lebaran Day tunggu aja 1-2 minggu lagi. Author usahakan secepatnya~... (Kalau lewat silakan geplak saya dengan harisen *serius*)
A/N (faricaLucy): Yeiy! Special fict for our best friends, Lora Elviana dan Efraim Vincent! ^^ (Reborn Angel: Wah, nyebut nama mereka langsung! Gak apa, nih?)
To Lora dan Efraim: Hoho... Kami berdua baik 'kan buatin fict lagi untuk kalian berdua setelah fict aku yang judulnya My Star? *Promosi* Kalian nih kapan jadiannya? Udah deadline, nih! Kalian berdua tuh COCOK! Gak perlu tanya orang lain, dilihat aja udah COCOK BANGET! Kalau gak jadian nanti nyesel, loh! Kalian tahu 'kan yang lagi bicara ini siapa? Hohoho... Berhati-hatilah dengan saya sebelum kalian jadian! #off
To Readers: Yeay! Review please! XD *PLAK!* (Reborn Angel: Not me! Not me! Gue lebih takut digeplak HarrySen Potter-nya Jeng farica! T^T) Belum apa-apa sudah minta review. =P
Reborn Angel: Nah, itulah pesan dari Jeng faricaLucy! XD Author HEBAT yang telah memberi ide untuk fict ini dan menyerahkan pengetikan pada saya. Baca juga cerita buatannya, ya! XD
Okay, Readers~... Gak perlu basa-basi lama-lama lagi. Silakan nikmati hidangannya~...
Pandora Hearts © Jun Mochizuki-Sensei~...
I Love You © faricaLucy & Reborn Angel From the Past
Rate: K+ (Masih aman dikonsumsi)
Genre: Romance & (Sedikit) Humor
WARNING!: Kemungkinan OOC, typo, miss typo, abal, gajhe, lebay bombay, gonta-ganti POV, Author yang ngetik buru-buru *Digeplak HarrySen Potter*
Special Request From faricaLucy To Lora Elviana dan Efraim Vincent
Summary: Ketika dua orang yang saling mencintai bertemu, seharusnya mereka akan saling menyatakan luapan emosi yang bergejolak dalam hati mereka satu sama lain… Namun, lain halnya dengan kedua orang ini…
I Love You
Chapter 1.
Ketika dua orang yang saling mencintai bertemu, seharusnya mereka akan saling menyatakan luapan emosi yang bergejolak dalam hati mereka satu sama lain…
Namun, lain halnya dengan kedua orang ini…
"ELLIOT! KURANG KERJAAN BANGET, SIH! BALIKIN BUKU GUE SEKARANG JUGA!"
"BERISIK LOE, ADA! GUE KAN CUMA PINJAM SEBENTAR!"
"TAPI YANG LOE LIHAT ITU BUKU OCCULT GUE! BALIKIN SEKARANG JUGA!"
"OH? Apa ini? Ramuan untuk mengubah guru menjadi kucing? Campurkan kumis kucing, kacamata milik sang guru, lalu…"
"NGAPAIN LOE BACA ISINYA PIANIS GEBLEK? BALIKIN SEKARANG JUGA ATAU KUKUTUK!"
"BERISIK LOE, CEWEK OCCULT! GUE KAN CUMA LIHAT DOANG!"
Seperti itulah percakapan –yang lebih tepat disebut pertengkaran- yang terjadi di antara mereka setiap harinya. Entah siapa yang memulai, mereka sering bertengkar tentang hal-hal kecil dan sederhana setiap harinya dimana saja. Entah itu di kelas, kantin, perpustakaan, bahkan di gerbang sekolah.
Namun, justru teman-teman sekelas mereka menganggap mereka pasangan serasi, dan selalu menyoraki mereka setiap kali mereka bertengkar, terutama Sharon dan Alice, sahabat Ada. Bahkan guru bahasa mereka, Pak Oscar-yang juga paman Oz dan Ada-, sering menjuluki mereka pasangan serasi tahun ini.
Walau mereka selalu bertengkar setiap harinya, namun jauh di lubuk hati mereka masing-masing, sebenarnya mereka saling mencintai satu sama lain. Hanya saja, mereka tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya satu sama lain.
Karena itulah, mereka hanya bisa menyimpan perasaan itu di dalam hati mereka saja. Walau terasa menyakitkan, mereka tetap menyimpannya… sampai sekarang…
"Udah deh, Ada. Gak capek apa bertengkar dengan Elliot tiap hari? Kalo suka tinggal bilang aja napa? Gak repot amat, kan?" komentar Alice, sahabat Ada, yang juga menyandang gelar ketua geng berandalan di sekolah mereka, Abyss Gakuen.
"Iya, benar kata Alice. Bilang aja kamu suka sama dia. Dia juga suka sama kamu, kok." Sambung Sharon, sahabat Ada yang satu lagi, yang juga menjadi ketua klub minum teh di sekolah mereka.
"Kalian ini! Udah kubilang aku gak suka sama dia! Lagian tahu darimana coba dia suka sama aku?"
"Tahu, dong. Buktinya dia selalu menanggapi perkataanmu. Dia juga sering menjahilimu. Iya nggak, Sharon?"
"Betul, Alice. Tambah lagi, dia juga sering minjam buku sama kamu, padahal dia tahu pasti kamu bakalan nolak lalu kalian bakalan bertengkar satu sama lain."
"Agh! Udah deh kalian! Gak usah ngomongin dia melulu! Mending urus sana gebetan-gebetan kalian! Si Badut Sekolah dan kakak gue yang ada disana!" Teriak Ada marah sambil menunjuk Badut Sekolah dan kakaknya, yang tidak lain adalah Break dan Oz yang sedang asyik mengobrol di koridor depan kelas mereka.
Ya, sudah menjadi rahasia umum bahwa Break dan Oz adalah gebetan Sharon dan Alice. Tapi sama seperti Ada dan Elliot, mereka masih malu mengakui satu sama lain. Walau begitu, setidaknya hubungan mereka tidak se"panas" dan seheboh Elliot dan Ada sehingga disoraki oleh satu kelas.
"Ih, Ada. Gak usah sibuk mikirin kami, deh. Lebih baik pikirkan cara untuk menyatakan perasaanmu pada Elliot. Duluan, ya! Aku ada rapat dengan anggota klub minum teh sekolah. See You!" Kata Sharon, lalu pergi meninggalkan Alice dan Ada.
"Oi, Alice!" Mereka berdua berbalik, lalu mendapati Alyss, ketua OSIS Abyss Gakuen sekaligus saudara kembar Alice.
"Kenapa, Aly? Gue mau dihukum lagi karena mecahin kaca jendela Lab. IPA kemarin?"
"Woi, jangan panggil gue dengan Aly! Emang gue cowok kayak elu? Panggil gue Alyss! Lu dipanggil Mr. So Cool ke ruangannya karena mecahin kaca jendela Lab. IPA. Jangan libatin gue dengan masalahmu melulu, dong. Gue masih ada kerjaan OSIS, nih." Yang Alyss maksud dengan Mr. So Cool adalah Glen Baskerville, kakak angkat mereka sekaligus teman masa kecil kakak kandung mereka, Lacie, yang meninggal dalam kecelakaan mobil bersama orang tua mereka beberapa tahun yang lalu. Saat ini Glen adalah guru BK baru di sekolah mereka.
"Grrr… Nyebelin banget, sih! Kenapa sih dia selalu ikut campur urusan orang lain?"
"Mana gue tahu. Mending cepat ke ruangannya, atau di rumah dia bakalan menghukummu."
"Iya, deh! Gue pergi! Udah ya, Ada. Sampai ketemu nanti." Kata Alice lalu berlari menuju ruangan Mr. So Cool yang dia benci. Alyss pun lalu pergi kearah yang berlawanan setelah mengucapkan 'Bye' pada Ada. Kini tinggal Ada sendirian saja di koridor. Yah… tidak sepenuhnya sendirian.
"Woi, Ada! Pinjam buku catatan IPA-mu, dong! Kemarin gue gak sempet nyatat, gurunya cepat banget ngomongnya." Kata Elliot yang muncul tiba-tiba dari belakang Ada. Refleks Ada berbalik dan tanpa sengaja menginjak kaki Elliot.
"SAKIT, NEK! NGAPAIN PAKE ACARA NGINJAK KAKI ORANG SEGALA? KALO GAK MAU YA BILANG!" Teriak Elliot.
"BERISIK LOE! SUKA-SUKA GUE KAN? YANG PUNYA BUKU JUGA GUE! KALO GUE GAK SETUJU TERUS NGINJAK KAKI ORANG ITU MASALAH YA BUAT ELU?" Balas Ada, walau sebenarnya dia tidak menyangka akan menginjak kaki Elliot saat berbalik.
"IYA, MASALAH! KARENA YANG LOE INJAK ITU KAKI GUE!"
"BERISIK!" Bukan Ada yang berteriak, ataupun Elliot. Melainkan Rufus Barma, guru komputer sekaligus guru kesenian di sekolah mereka. Mereka berdua menghentikan pertengkaran mereka, lalu menghadap guru mereka yang sudah memasang muka galaknya kepada mereka berdua.
"Sebagai hukuman karena selalu membuat ribut, kalian berdua harus membereskan gudang arsip komputer di sekolah sampai malam! Aku sendiri yang akan mengawasi kalian selama kalian menjalani hukuman." Kata Rufus mengumumkan hukuman mereka. Tentu saja mereka sama sekali tidak setuju.
"APA? Gue gak mau membersihkan gudang sama orang sinting kayak dia!" kata Ada protes sambil menunjuk Elliot.
"Emang loe pikir gue juga mau membersihkan gudang sama penggila occult kayak loe!" balas Elliot sengit kepada Ada.
"CUKUP! Kalau kalian tidak setuju, maka orang tua kalian akan kupanggil!" bentak Rufus karena gusar dengan pertengkaran mereka yang seolah tidak ada habisnya.
Akhirnya Ada dan Elliot hanya bisa pasrah saja menjalani hukuman mereka. Mereka saling melempar tatapan kesal, lalu berjalan kearah yang berlawanan.
.
.
.
Elliot's POV
Aku berjalan dengan kesal menuju perpustakaan, dan tampaklah disana kedua sahabatku, Oz Vessalius dan Xerxes Break.
"Konichiwa, Elliot. Kau kelihatan gusar sekali." Ucap Oz memberi salam kepadaku.
"Coba kutebak? Kau baru saja bertengkar dengan Ada lagi, ya?" Kata Break sambil duduk di atas meja.
"Iya! Nyebelin banget gak? Masa gue dihukum sama Pak Rufus Cuma gara-gara ribut dengan dia? Dan yang lebih parah, hukumannya membersihkan gudang arsip computer yang berantakannya amit-amit itu sampai malam sama dia? Gue gak bisa kursus piano di rumah, dong!" Ujarku panjang lebar kepada kedua sahabatku itu.
"Woah! Kesempatan bagus, tuh! Lu jadinya bisa berduaan sama dia!" Ujar Break sambil mengeluarkan senyum khasnya.
"Iya! Pasti romantis banget! Kalo gue bilang sama Alice dan Sharon, kurasa mereka bakalan langsung teriak-teriak kayak baru lulus ujian Matematika yang diajarin sama Mrs. Kate yang galak itu." Sambung Oz sambil tersenyum ala sales. Aku yakin dia sedang membayangkan apa jadinya kalo adik perempuannya itu dan aku berduaan.
Pernah dia berkata kepadaku seperti ini: "Bukan hanya makin 'romantis', tapi ruangan tempat kalian bertengkar itu bakalan makin ancur keadaannya gara-gara ke'romantis'an kalian" Sambil tersenyum ala sales mesum. Teringat hal itu membuat emosiku menuncak.
"WOI! Kenapa malah senang gue berduaan sama dia! Bukannya menjelek-jelekkan adikmu Oz, tapi gue ogah bersihin gudang sama maniak occult kayak dia! Mending gue berhenti dari kursus piano lalu jadi balerino!" Teriakku kesal, walau aku menyadari bahwa saat ini kami sedang ada di perpustakaan.
"Hahaha… Walau maniak occult, loe tetap suka sama dia, kan? Udah deh, Elliot. Ngaku aja loe suka sama dia. Kami mendukung banget, lho!" Kata Break sambil tertawa. Kurasa dia tertawa mendengar perkataanku yang terakhir yang kuucapkan secara spontan.
"Iya. Kelihatan banget lho kamu suka sama Ada. Tenang aja, Elliot. Sebagai Kakak Ada aku mendukungmu, kok." Kata Oz sambil menepuk punggungku.
"Apa? Siapa yang bilang gue suka sama dia! Gue benci banget sama dia, tahu!"
"Ya ampun, Elliot! Loe itu keras kepala banget, deh. Udah ketahuan dari dulu, lho. Buktinya kamu lebih sering menjahili Ada ketimbang Alice atau Sharon, terus loe juga lebih sering pinjam buku sama dia ketimbang dengan Break atau aku, tambah lagi pas pelajaran olahraga voli loe lebih sering latihan pemanasan dengan Ada dan kalian satu tim." Ujar Oz panjang lebar.
"Iya, Elliot. Loe gak usah takut hubungan kalian bakalan berjalan sulit. Gue perhatiin kayaknya Ada juga suka sama loe. Dan menurut gue, saat-saat kalian menjalani hukuman nanti adalah saat yang paling tepat untuk mengungkapkan perasaaanmu. Ayolah, jangan terus –menerus mengulur waktu yang sudah semakin sempit." Sambung Break.
Mendengar perkataan kedua sahabatku, aku terdiam. Memang, aku menyukai Ada. Sangat menyukainya.
Tapi aku terlalu malu untuk mengungkapkan perasaanku ini kepada Ada, sekalipun sikapku selama ini terhadapnya menunjukkan segalanya.
Aku takut, takut cinta pertamaku ini tidak menyukaiku. Aku takut hatiku terluka karena mengetahui kenyataan itu, walau aku sendiri belum mengetahui bagaimana perasaannya terhadapku. Aku merasa diriku ini begitu pengecut.
Namun waktu sudah terlalu lama berlalu. Sudah hampir tiga tahun aku terus menunda waktu untuk mengungkapkan perasaanku. Sebentar lagi kami akan menghadapi ujian akhir sekolah, dan begitu kami lulus tak ada jaminan kami bisa terus bersama lagi.
Aku mendengar jam dinding besar dalam ruangan itu terus berdetak, berdetak seolah ingin berkata kepadaku bahwa waktu semakin sempit. Benar apa kata sahabat-sahabatku, waktunya sudah tiba. Sudah tiba saatnya untuk jujur, jujur terhadap diriku sendiri dan orang yang kucintai.
.
.
.
Ada's POV
Aku berjalan dengan kesal sambil menyusuri jalanan yang terbuat dari bebatuan yang ada di taman belakang sekolah. Begitu aku tiba didekat kolam air mancur yang ada di tengah taman, aku duduk di bangku yang ada di dekat kolam itu.
Aku begitu kesal, mendapat hukuman bersama orang yang kuharapkan adalah orang yang paling terakhir di dunia yang dihukum bersamaku. Tambah lagi, hukumannya adalah membersihkan gudang arsip komputer yang merupakan sarangnya para laba-laba dan serangga-serangga lain yang paling kubenci.
Aku bergidik ngeri membayangkan semua itu, dan berusaha untuk menyingkirkan semua bayangan buruk itu dari kepalaku, lalu menghela nafas panjang. Rasanya hari ini begitu melelahkan, pikirku.
"Ada~…! Rupanya kau ada disini!" Tiba-tiba saja aku mendengar suara teriakan Alice yang sangat khas di telingaku. Kulihat Alice berlari-lari kecil ke tempatku, disusul oleh Sharon.
"Kami mencarimu kemana-mana. Lho? Kenapa kau kelihatan lesu sekali?" kata Sharon, lalu duduk di sisi kananku, sementara Alice duduk di sisi kiri.
"Aku cuma kesal. Tadi aku cuma bertengkar dengan Elliot, lalu kami dihukum membersihkan gudang arsip computer sampai malam oleh Pak Rufus. Kalian tahu kan gudang itu banyak dipenuhi laba-laba dan serangga lain? Walau beberapa serangga dihormati dalam dunia occult, tapi tetap saja ngeri kan membayangkan makhluk-makhluk itu berada di tempat yang harus kita bersihkan?" Terangku panjang lebar.
"Oh… Rupanya cuma itu masalahmu." Kata Alice dengan santai. Aku terkejut mendengarnya.
"Lho? Bukannya itu kabar bagus Ada?" Kata Sharon, dan kata-katanya makin mengejutkanku.
Aku menatap kedua sahabatku itu bergantian, begitu terkejut dengan tanggapan mereka.
"Kenapa kalian mengatakan itu kabar bagus? Aku dihukum dengan orang yang paling kubenci! Tapi kalian malah menanggapinya dengan santai dan mengatakan itu kabar bagus?" Kataku setengah berteriak.
"Ya kabar bagus, dong! Bukannya saat itu bisa jadi kesempatan yang bagus untukmu berduaan dengannya, dan juga kesempatan bagus untuk mengungkapkan perasaaanmu selama ini kepadanya?" Kata Alice, masih tetap santai.
"Benar kata Alice. Tambah lagi malam ini adalah saat dimana kita bisa melihat banyak bintang jatuh sekali dalam beberapa ribu tahun. Bukannya itu saat yang paling romantis untuk mengungkapkan perasaan cinta kita kepada orang yang kita sukai?" Terang Sharon panjang lebar.
"Apa maksud kalian? Aku sama sekali tidak menyukai Elliot!" Teriakku ngotot.
"Duh, Ada. Gak usah berteriak begitu, deh. Sakit nih telinga gue." Ujar Alice sambil mengusap telinganya.
"Ada, jangan berbohong pada dirimu sendiri. Kamu menyukai Elliot, kan? Akui saja perasaanmu. Kami semua-Aku, Alice, Break, Oz-, kami semua mendukungmu. Bahkan teman-teman sekelas kami juga mendukungmu." Kata Sharon lembut.
"A… Apa? Aku…"
"Udah, deh. Gak ada gunanya mengelak." Potong Alice. "Menyimpan perasaan terlalu lama pada akhirnya hanya akan membuat kita menyesal. Apalagi waktu makin sempit. Walau kita tidak menyadarinya, tapi kenyataannya memang begitu." Kata Alice, dan kata-katanya itu benar-benar penuh wibawa. Sangat berbeda dengan perkatannya yang biasanya.
"Benar kata, Alice. Ayolah, Ada. Sekaranglah saatnya. Kami ingin melihatmu bahagia, sebelum semuanya terlambat." Kata Sharon sambil menggenggam kedua tanganku.
Aku terdiam. Aku tertunduk sambil merenungkan segala kalimat yang diucapkan kedua sahabatku. Memang benar, tidak ada gunanya menyimpan perasaan terlalu lama. Semua itu hanya akan menjadi kesia-siaan belaka.
Meskipun begitu, rasanya begitu menakutkan jika harus berkata jujur. Aku takut terluka, terluka sama seperti ketika aku menyukai cinta pertamaku. Walau aku belum mengungkapkan perasaanku, tapi aku tahu bahwa orang yang kucintai pada waktu itu sudah punya orang lain di dalam hatinya. Rasanya seperti seorang penakut.
Aku tidak ingin terluka seperti dulu, namun aku tahu bahwa waktu semakin sempit. Cahaya keemasan yang mulai tampak bersinar di ufuk Barat telah mengungkapkan semuanya. Benar apa kata kedua sahabatku, kini sudah tiba saatnya. Sudah tiba saatnya untuk jujur, jujur terhadap diriku sendiri dan terhadap orang yang kucintai.
To Be Continue
Reborn Angel: Lanjutannya dan Endingnya ada di Chapter 2! XD
Review, please~... *Puppy Eyes* *Digampar karena lebay bombay*
