30 Desember 2013

[Jungkoo Side]

Senyuman itu tak pernah luntur dari wajahnya, matanya yang berbinar indah akibat air mata yang menggenang dibiaskan cahaya mentari sungguh perpaduan yang luar biasa. Kim Taehyung begitu indah, ah tidak, Jeon Taehyung benar-benar luar biasa indah.

...

Pintu kayu itu terbuka memperlihatkan seorang lelaki paruh baya dengan senyuman lembut tengah menggadeng seorang gadis ramping dengan balutan gaun seputih susu di sebelah tubuhnya. Tangannya yang rapuh menggenggam lembut jemari lentik putrinya, bukannya ia tak rela hanya saja Tuan Kim terlalu bahagia melihat putrinya yang terlihat begitu gembira dan nampak lebih hidup. Hari ini ia akan melepaskan putri kesayangannya untuk tinggal bersama laki-laki yang akan mengambil alih tugasnya untuk menjaga putrinya Kim Taehyung. Jeon Jungkook memperlihatnya senyuman sepuluh ribu wattnya ketika ia melihat pintu gereja yang terbuka itu dari depan altar. Satu kata yang dapat mendeskripsikan hidup Jungkook saat ini, sempurna.

.

.

.

Semua cast milik Tuhan, orang tua and Agency mereka tapi ceritanya tetep milik saya meskipun rada nggak nyambung antara isi dan judul (?) .

Typo(s)

-Bacanya sambil dengerin I NEED U & Save ME-

Plagiat (?) biar Tuhan yang bales

.

.

.

Happy reading... ^^

...

"Berhenti menonton drama picisan menjengkelkan itu nona."

"Hey..apa masalahmu Tuan Jeon."

"Mwo..kau memanggilku apa Nyonya Jeon."

Jungkook berlari menghampiri Taehyung yang sedang asik menonton TV dengan semangkuk snack dipangkuannya. Tawa Taehyung pecah ketika Jungkook mulai menggelitiki badannya usil, keduanya tertawa begitu bahagia menikmati setiap waktunya tanpa ingin melupakan setiap momen yang mereka buat.

Pagi ini Jungkook berangkat ke kantor dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajahnya. Sebagian staff memandang kagum sekaligus terpesona tapi ada juga yang menatapnya horor seperti Kim Mingyu yang saat ini tengah duduk di hadapan presdir sekaligus sahabat yang di hormatinya itu.

"Errr...kau baik-baik saja Kook ?"

Mingyu bertanya takut-takut yang hanya di balas dengan anggukan dari orang di hadapannya itu.

"Apa sarapan mu pagi ini ?"

Mingyu kembali bertanya disambut dengan kerutan alis dari Jungkook yang menjawab dengan santai.

"Japcae , memangnya kenapa Mingyu ? apa ada yang salah denganku sehingga kau menatap ku sangat intens dan membuatku merinding sekarang."

Protes Jungkook menginterupsi kelakuan sahabatnya itu yang menatapnya lekat dari tadi.

"Ani...hanya saja aku sedikit ngeri melihatmu tersenyum sepanjang hari seperti orang gila."

"Yah! Apa yang kau lakukan Jeon itu sakit pabo."

Mingyu berteriak setelah mendapat pukulan dari Jugkook dengan gulungan kertas yang ada di tangan kanannya.

"Apa kau bilang, gila ?"

"Apa kau mau ku adukan pada nuna ku bahwa kemarin kau pergi futsal denganku dan tidak menjemputnya karena lelah bukan karena rapat dadakan."

Jungkook menunjukkan smirknya yang menjengkelkan menurut Mingyu karena telah berani membawa-bawa noonanya Jeon Wonwoo.

"Yah ! jangan sampai kau berani melakukannya adik ipar kurang ajar."

"Siapa yang sudi jadi-"

Tok..tok..

Suara ketukan pintu mengiterupsi perdebatan antara Mingyu dan Jungkook siang itu. Jeonghan gadis dengan rambut blonde sebahu yang terkenal dingin itu terlihat sedikit gelisah. Jungkook yang menyadari perubahan sikap sekretarisnya langsung saja mendekat karena khawatir. Jeonghan tampak enggan berbicara pada atasannya atau lebih tepatnya seorang laki-laki yang sudah dianggap seperti adik itu dan tampak menghindar ketika Jungkook mulai menatapnya. Suaranya bergetar ketika memulai percakapan itu dan setelahnya semua tampak hening. Hanya terdengar suara ribut langkah seseorang yang tengah berlari dalam kepanikan yang luar biasa.

"Nyonya..ani,, Taetae ditemukan pingsan di toko bunga siang ini dan segera dilarikan ke rumah sakit oleh asistennya Baekhyun."

1 detik..2 detik.. 3.. Jungkook berusaha mencerna kata-kata Jeonghan yang entah mengapa membuatnya tak mengerti. Hening menyelimuti ruangan yang sekarang sedang diisi oleh tiga orang dengan ekspresi yang sulit diartikan. Jantung Jungkook hampir saja terlepas ketika sadar dengan apa yang terjadi pada istri tercintanya itu. kakinya bergerak lebih cepat dari otaknya, langkahnya yang serampangan membuatnya beberapa kali menabrak karyawan dan hampir membuatnya jatuh terjungkal. Pikiran Jungkook kini sedang menerawang jauh, membayangkan istrinya..tidak, tidak akan terjadi apa-apa pada istrinya saat ini.

"Beri aku alasan untuk menerima lamaran mu orang asing."

[Jungkook POV]

Demi nama keluarga Jeon, bahkan senyum mengejek itu terlihat begitu indah dimata Jungkook. Otaknya terus berpikir bagaimana caranya menaklukkan gadis dingin di hadapannya saat ini. Well, ini memang pertama kalinya Jungkook melihat gadis itu di Gereja. Jungkook memang bukan jemaat yang patuh, hell dia bahkan tidak mempercayai adanya Tuhan, tapi entah kenapa hari ini ia mengakui betapa cantik ciptaanNya saat ini. Hari itu setelah acara pernikahan kakak perempuannya dan sahabat terbaiknya (sebenarnya Jungkook tidak ingin mengakuinya) Jungkook berpikir untuk tinggal sejenak di gereja yang terlihat anggun dengan desain yang unik. Matanya menelisik satu persatu bagian gereja hingga ia menemukan sosok malaikat yang sedang berdoa sambil bersimpuh dihadapan patung yang orang bilang itu Putra Bapa. Sepasang kakinya melangkah pasti tanpa ragu mendekat pada ciptaan Tuhan yang bagi Jungkook luar biasa sempurna. Gadis itu mulai mengangkat tubuhnya dan terkejut ketika ia membalikkan badannya dan menemukan sosok laki-laki asing di hadapannya. Matanya menatap lurus kedalam sepasang mata indah sang gadis yang entah kenapa Jungkook pikir terlihat beribu luka di dalamnya. Entah keberanian dari mana sehingga Jugkook tiba-tiba saja mengucapkan kata sakral yang akan mengubah hidupnya seratus delapan puluh derajat di masa depan.

"Maukah kau menikah denganku agashi?"

...

[Taehyung POV]

"Tuhan..jika kau memberi ku sedikit waktu lebih lama, aku berjanji akan memberi segenap cintaku untuk yang Kau pilih."

Menyedihkan, satu kata yang mampu menggambarkan keadaanku saat ini. Wajah cantik (kata orang), otak pintar dan keluarga kaya, apa yang kurang dari hidup seorang gadis pewaris tunggal Kim Family. Seharusnya memang tidak ada yang kurang, kecuali kepribadiannya. Aku tak pernah kekurangan kasih sayang, bahkan ayah dan ibuku selalu menyempatkan waktunya untuk sekedar bercengkrama dengan ku sepanjang waktu, hanya saja, aku tidak menyukai orang lain selain orang-orang terdekatku. Bukan salahku jika aku bersikap dingin pada semua orang, bahkan pada sosok yang saat ini ada di hadapanku. Semuanya sama, mendekatiku karena kecantikan, kecerdasan atau kekayaan. Teman? Aku tidak membutuhkannya jika yang kau maksud adalah orang yang setiap hari menempel padamu dan memintamu memberikan apa yang mereka mau untuk status yang disebut pertemanan.

...

"Maukah kau menikah denganku agashi?"

...

Apa katanya? Menikah? Apa dia sudah tidak waras, bahkan aku tidak mengenalnya. Setahuku tidak ada media yang memberitakan tentang putri semata wayang pemilik perusahaan furniture Kim Family, bahkan jika hal itu terjadi ayah pasti sudah mengatasinya dengan baik dan berakhir dengan rumor yang akan hilang dimakan waktu. Siapa dia tiba-tiba melamarku disini huh?

"Beri aku alasan untuk menerima lamaran mu orang asing."

Semoga Tuhan mengampuni ku kali ini, aku tidak bermaksud menyakiti orang lain hanya saja aku sedikit waspada. Tidak mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin, aku banyak belajar tentang itu. kerabat, teman, sahabat bahkan kekasih mereka hanya sekumpulan orang bodoh yang mengincar hartaku atau hanya aku yang bodoh disini karena menganggap semua orang yang sok baik karena mereka memang tulus menyayangiku. Persetan dengan segala ilusi tentang perasaan dan yang lainnya. Aku terpaku pada duniaku sendiri tanpa ingat bahwa ada orang lain di hadapanku yang memintaku untuk menikah dengannya, apa-apaan itu.

"Ehem..Aku Jeon Jungkook, akan memberikan segalanya untukmu gadisku."

Laki-laki itu berdehem sebelum menjawab pertanyaanku, dan apa itu? memberikan segalanya? Bisakah dia memberiku kehidupan yang lebih baik? Tunggu...apa ini jawabannya?

Aku membalikkan tubuhku menatap ke arah patung seorang laki-laki dengan domba yang mengelilinginya, orang bilang mintalah padaNya maka kau akan mendapatkannya, tapi apa itu benar?. Kupejamkan mataku sejenak, aku bertanya sekali lagi, bertanya pada hatiku apakah ini jawaban Tuhan untukku?

"Baiklah, jika kau berhasil membujuk ayahku. Aku tidak keberatan."

Next ?

Haiii haiiiii... ketemu lagi sama gue .

Dan apa ini, nggak ngerjain revisian malah bikin cerita gak jelas (lainnya) padahal akhir bulan ujian dan dosennya killer *nangis di pojokan

Terinspirasi setelah baca reviewan, makasih yang uda mau ninggalin jejak *cium dulu =*

Dan buat silent reader love you all 3

Teruntuk yang tercinta:

KimVArmy : aku juga baper nulisnya T.T, btw makasih uda mau baca cerita gak jelas ini buat Real Player? Masih buntu jadi gabisa update dulu *peluk Tae

RamA.R.M.Y : oke gue uda bikin sequel jadi jangan di begal .

IfaVTae : Iya ini uda next :v makasih uda ngasih semangat

A.m.s taetae95 ; here's we go dear :*

Dan spesial buat Clou3elf : gue uda berusaha T^T dan maap kalo kurang panjang~ aku kepikiran revisian tugas akhirku lol

Buat yang uda fav dan follow makasih banget 3 gue terharu T^T dan jangan panggil author :v panggil aja "Apel" kayak biasanya temen gue manggil

Yauda gue capek ngetik, bakalan lanjut kalo yang review up 20 *evil laugh

Bye bye~

Oya, jangan lupa nengokin akun soundcloud gue *promosi :3

Ok ini beneran Bye *cium dulu atu-atu