Standar Disclaimer Applied
.
.
Short Ficlet SasuSaku © Tsurugi De Lelouch
Bab I : Hujan
.
.
Sasuke Uchiha and Sakura Haruno
.
.
Enjoying For Reading and Review
.
.
.
Terpaan angin kencang dengan rintik-rintik air air bergema keras serta percikan kilatan petir menyambar membuat suasana desa salah satu dari lima aliansi agak mencekam. Apalagi himbauan Hokage ke enam untuk warganya tidak keluar rumah.
Tampak terdengar tangisan pilu diiringi badannya yang gemetaran melanda seorang bocah berumur lima tahun seraya menyembunyikan dirinya didalam selimut tebal. Suara kilatan cahaya menggelegar kencang membuat rasa takutnya semakin meningkat.
Dhuarr—
Mata Onyx kecilnya membulat, dirinya langsung bergegas keluar dari kamarnya.
.
.
.
Aroma harum Ocha hangat menusuk hidung pria berpangkat ketua anbu yang sibuk dengan beberapa gulungan-gulungan berserakan di meja tak jauh dari letak Ocha miliknya.
"Minumlah selagi hangat, Sasuke-kun."
"Hn."
Wanita musim semi segera duduk di sofa bersebelahan dengan suaminya. "Kira-kira Sei sudah tidur belum?"
"Sepertinya—"
"—Tou san … Kaa san."
Seketika dua iris mata keduanya kaget akan mendapati buah hati pertamanya dengan muka memerah menahan ketakutan di dalam dirinya tampak diam.
"Ada apa jagoan?" tanya Sasuke.
Tanpa aba-aba sang anak menerjang tubuh Sasuke hingga gulungan yang ia pegang terlepas dari tangannya.
"Tou san, aku takut—"
—Dhuarr…
"Hyaaa—" pekik bocah bermata kelam itu menenggelamkan kembali tubuhnya di pelukan ayahnya.
Sasuke—pria itu mengelus punggung Sei dengan penuh kasih sayang. "Apa yang membuatmu takut, Sei?"
"Su-suara petir itu … seperti mengejar Sei," jawab Sei panik.
Memang kondisi cuacanya buruk dengan suara memekikkan telinga. Dia dan Sakura bahkan tidak diperbolehkan keluar.
Dhuarr—
Lagi suara itu mengembalikan wajah Sei bersembunyi di tubuh Sasuke.
"Sei, ayolah. Itu hanya suara petir, kembalilah ke kamarmu," ucap sekaligus perintah Sasuke.
"Sasuke-kun…" seru Sakura. Pria itu menoleh dan mendapati kilatan tajam iris Sakura, "biarkan aku yang menanganinya."
Tangan Sakura menepuk pundak Sei, "sayang kemarilah."
Kemudian Sei merespon ucapan Sakura dan segera berpindah ke tubuh ibunya. Sasuke yang tidak terima tapi tak digubris oleh istrinya, "Sakura…"
"Kau tidur bersama kami malam ini ok," seru Sakura.
"Sakura…" ucap memelas Sasuke kini terpotong karena Sakura memberi isyarat kepada suaminya untuk mengelus tubuh anak mereka yang agak gemetaran.
Dengan sentuhan hangat dari kedua orang tuanya, lama kelamaan Sei terlelap tidur yang kini dipangkuan Sasuke dan Sakura.
"Tidak apa-apa Sei tidur bersama kita, Sakura?" tanya Sasuke menatap lembut Sei.
"Dia ketakutan dengan petir, Sasuke-kun. Biarkan malam ini saja tidur bersama kita."
Sasuke berkilah, "ta-tapi…"
"Kali ini saja, lagipula kalau kita biarkan—nanti kondisi psikis Sei terganggu."
"Sejak kapan istriku jadi dokter jiwa?"
Sakura mengerucut bibirnya sebal, "walau aku dokter umum. Setidaknya aku tahu tentang anak-anak."
"Hn."
Seraya mengelus rambut mencuat anaknya, "Sei bersyukur mendapat kehangatan dari kita."
Pria bermata kelam menautkan alisnya, "maksudmu?"
"Kehangatan keluarga didapatkan dari kebersamaan bersama orang tua … menghabiskan waktu bersama… semuanya," ucap Sakura tersenyum simpul.
Menghela napasnya sesaat dan merengkuh dua orang yang ia cintai, "setidaknya Sei lebih beruntung daripada kita."
"Ya."
.
.
.
.
*Owari*
Bab 1 End
Tsurugi Notes (Wulanz Aihara)
Karyaku lagi dengan bertemakan Sasusaku Family, dibuat berbeda setiap bab-nya. Maaf ini agak mengecewakan, berkat support dari Windy—saya berhasil menyelesaikan ini.
Palembang, 19 Oktober 2012
21.04 p.m
Tsurugi De Lelouch
