Our Secret Abot Love
Disclaimer : Engkong Masashi Kishimoto #PLAK
Pairing : Sasuke Ino
Genre : Romance & Drama (maybe)
Rating : T semi M (buat jaga-jaga)
Warning : Typos, abal, GaJe, Cerita pasaran, dan segala bentuk kekurangan lainnya.
Summary : cerita antara gadis cantik dan sexy dengan seorang pemuda tampan dan kaya namun, seorang GAY!. yang ternyata adalah bosnya sendiri. mampukah sang gadis mengubah sang pemuda menjadi normal ? bad summary
.
.
Chap 1
First Meet, and First Kiss
Seorang gadis cantik bernama Yamanaka Ino, tengah bergelung dengan selimutnya. suara alarm yang nyaring pun, tak di hiraukannya.
ngomong-ngomong tentang Ino, Ino adalah seorang pekerja kantor yang bekerja di perusahaan Uchiha Corp. dia tinggal di sebuah apartment kecil yang terletak di perkotaan. dia adalah putri tunggal dari Yamanaka Inoichi, penjual bunga sekaligus pemilik toko bunga kecil Yamanaka Florist. Itulah beberapa informasi tentang Ino.
Gadis cantik itu mulai membuka selimutnya, kemudian mengambil Samsung S6 yang sejak tadi berdering untuk membangunkannya.
"Hmmm... baru jam 6 ternyata. Hoaam" Ino menguap sebentar. kemudian bangun dari tidurnya.
memang dia sudah bangun, namun manik aquamarine itu masih tertutup. tiba-tiba saja HP-nya berdering, menandakan ada pesan yang masuk.
"Nomor baru" gumam Ino
'Pig, cepat bangun. hari ini ada rapat' tulis sang pengirim.
Ino sweat drop membaca pesan itu. Ino tau siapa pengirim pesan itu. namanya Haruno Sakura, sahabatnya sejak masik TK.
'Iya Forehead, aku sudah bangun sekarang' balas Ino. tak lama kemudian, hp-nya berdering lagi.
'Kau tau pig ? bagaimana bisa ?'
Ino jaws drop membaca pesan sahabat pink-nya itu.
'Baka, mana ada orang lain yang memanggilku PIG, selain dirimu. Forehead'
setelah selesai dengan pesan terakhir itu, Ino bangkit dan berjalan menuju kamar mandi yang satu ruangan dengan kamarnya. suara gemericik air dan aroma susu mulai menyelimuti ruangan serba ungu itu. tak lama kemudian, sang gadis keluar dengan handuk sebatas paha menyelimuti tubuhnya.
Ino mengambil Sebuah rok model pensil berwarna Hitam dan sebuah kemeja berlengan hingga siku berwarna putih dari lemari. dan memakainya (tak lupa dengan pakaian dalam) (*-*)b
Kemeja dipakai di bagian dalam kemudian rok-nya di bagian luar (Kyk iklan magnum itu lho, yg cwe-nya pke baju kantoran)
selesai dengan outfit-nya, Ino duduk di bangku meja rias. wajahnya dan bibirnya di poles dengan make up tipis, seprti BB Cream dan lip-gloss rasa cherry. rambutnya di gerai, dan di beri sebuah jepit rambut berbentuk kepala kucing berwarna hitam untuk menjepit poni-nya. tak lupa, sebuah kaca mata berbentuk kotak berwarna hitam dan sepasang sepatu hak tinggi berwarna hitam menambah kecantikannya.
"I'm ready" gumam Ino.
Ino keluar dari kamar dan berjalan menuju pintu keluar. saat tangannya berada di depan pintu, tiba-tiba saja dia teringat sesuatu
"Hand phone dan tas. jangan sampai ketinggalan" Ino kemudian kembali ke kamar, mengambil sebuah tas kulit berwarna putih dan tak lupa SGS6 yang tergeletak begitu saja di ranjang. tak lupa dia juga membuat sekotak kecil bentou di dapur, dan segera memasukannya ke tas putih itu.
"Tas, dokumen, HP, bentou, dan charger. Pas, semua sudah lengkap" gumamnya girang. kemudian keluar apartmen, menguncinya, dan pergi meninggalkan bangunan itu.
Letak apartment Ino dengan kantor, tak terlalu jauh. sekitar 15 menit jika jalan kaki, karena hari masih pagi. Ino memutuskan untuk berjalan kaki. alasannya, tentu saja karena pada pagi hari udara masih bersih. jadi, tak ada polusi. sekalian, berolah raga dan menghemat uang. meskipun, ada satu alasan tersendiri. yaitu, melihat-lihat toko atau boutique yang menyediakan Discount.
Maniknya melirik berbagai pakaian yang ada di etalase toko, sehingga matanya tak memperhatikan jalan.
BRUK... Ino menabrak seseorang.
"Aw, Ittai" Ino meringis. kemudian berdiri dan mengusap bagian belakang roknya yang kotor.
"hey kau, kalau berjalan gunakan matamu" ucap sang korban dingin.
"Gomen" Ino membungkuk.
"Sudahlah, kau menyusahkanku saja. minggir" sang korban mendorong Ino pelan, menurutnya. namun, Ino sampai terjengkang beberapa langkah di buatnya. Ino yang tak terima di perlakukan kasar seperti itu, akhirnya naik pitam.
"Kau! , aku sudah bilang aku minta maaf, kenapa kau berbuat kasar pada ku. Hah ?" Ino sedikit membentak sang pemuda. Pemuda yang sudah berjalan beberapa langkah di depannya, tiba-tiba berhenti dan berbalik.
DEG... Onix vs Aquamarine.
"Aku tak berbuat kasar, salahkan badanmu yang terlalu lemah" Ucap sang pemuda dingin dan sinis.
"ka-kau..."
'Every night in my dreams
i see you
i feel you'
suara merdu dan indah Celine Dion, memotong ucapan Ino
"Moshi moshi"
"oh, kau forehead. ada apa ?"
"hei, inI BARU JAM 7 ?" suara Ino yang awalnya sopan dan tenang tiba-tiba menjadi panik bercampur kaget.
"Ha'i, Arigatou sudah memberi tahuku. bye" Ino menutup teleponnya dan berjalan cepat meninggalkan sang pemuda yang tengah mentapnya datar. kemudian, sang pemuda berjalan searah dengan sang gadis.
.
.
di sinilah Ino bekerja, di sebuah perusahaan terbesar seantero konoha bahkan dunia. perusahaan yang bergerak pada bidang elektronik, fashion, dan perhotelan ini bernama Uchiha Corp.
Ino memperhatikan penampilannya. setelah merasa cukup, dia memasuki gedung megah itu dengan santai. senyuman manis terkembang dari bibirnya, yang membuat para pegawai pria meleleh.
"Ohayou" sapa Ino ramah pada para pegawai yang di lewatinya.
"Ohayou, Ino-san" balas mereka.
"Ino-san, kau cantik sekali" puji seorang pemuda berambut coklat jabrik, dengan tato berbentuk segitiga terbalik di pipinya, Kiba.
"Arigatou, Kiba-kun." Ino tersenyum manis sekali. Kiba merona
"Er... apa nanti malam kau ada acara ?" tanya Kiba hati-hati.
"Ummm... sepertinya tidak" Ino memasang pose berpikir.
"Bagaimana kalau nanti malam kita ke club ?" Tanya Kiba antusias
"Tentu saja. tapi... di mana ?"
"Bagaimana jika Akatsuki club? ku dengar mereka ramah terhadap perempuan"
"Tentu saja"
TING... lift terbuka.
"Kiba-kun tidak masuk ?"
"Kau duluan saja, aku masih ada urusan. jaa ne".
"Jaa" Ino melihat sosok Kiba yang semakin menjauh.
saat pintu lift nyaris tertutup, tiba-tiba saja sebuah kaki beralaskan sepatu mengganjal pintu lift, sehingga pintu lift kembali terbuka.
Ino melihat sepatu itu kemudian keatas dan
DEG... dia orang yang tadi !
"Kau, kenapa kau di sini" Ino menunjuk-nunjuk wajah pemuda itu
"..." sang pemuda diam saja, kemudian menyingkirkan tangan Ino yang asyik menunjuknya.
"Aw, Hei. tak bisakah kau lembut sedikit pada ku?"
"Bukan" ucapnya datar dan dingin.
"Huh ?" Ino menenglengkan kepalanya, pose bingung.
"Bukan urusanmu" ucapnya datar dan dingin
TING... pintu Lift terbuka, kemudian Pemuda itu keluar dan meninggalkan Ino yang masih melongo.
"Dasar pantat ayam" omelnya setelah tersadar.
TING... Pintu lift kembali terbuka, Ino keluar dari lift tersebut dan menuju ke ruangannya.
saat sampai di ruangannya, tiba-tiba saja sahabatnya memeluknya.
"Inoooo... selamat" Sakura mengeratkan pelukannya.
"He-hei sak-sakura, henti-hentikan a-aku tak bisa ber-napas" Ino hampir kehabisan napas.
"Eh ? Gomenasai" Sakura membungkuk kemudian menggaruk tengkuknya, pose gugup.
"Tak apa. ngomong-ngomong, kenapa kau mengucapkan selamat padaku ?" Ino berjalan melewati Sakura dan duduk di kursinya.
"Kau tak tau pig ? kau akan di pindahkan menjadi asisten presdir lho." Mata Sakura berbinar.
"Oh, kalau itu aku sudah tau. kemarin malam nona Tsunade yang memintaku untuk menjadi asisten presdir baru kita" Ucap Ino santai.
"Kau tega pig, kau tak memberi tahu pada ku soal itu" Sakura cemberut.
"sebenarnya, aku akan memberia tahumu pagi ini. tapi, kau sudah tahu duluan"
"Hm... ngomong-ngomong, presdir baru kita seperti apa ya ? mungkinkah dia setampan Neji ? atau sebaik Kiba ? atau jangan-jangan dia sudah tua dan bau amis seperti Kisame ? Hii... aku jadi merinding jika teringat dia" wajah Sakura berubah setiap kali dia menyebutkan nama-nama para karyawan pria itu. Mulai dari berbinar, merona, hingga expresi jijik.
"Hei, jangan berpikiran yang macam-macam Sakura" Ino menasehati Sakura.
"Aku hanya menebak" Bela Sakura.
"Ohiya, kira-kira rapatnya di mulai jam berapa ?" Tanya Ino
"Entahlah, Mungkin setengah jam lagi"
"Hn. kau sudah bersiap belum ?"
"Sudah. Eh, ngomong-ngomong kau tau tidak, Hinata sepupunya Neji datang hari ini lho."
"Benarkah ?" dan selanjutnya, terjadilah pergossipan antara kedua gadis itu.
NEXT TIME
Ino dan Sakura berjalan melewati beberapa ruangan sambil bergossip. hingga mereka sampai di ruang rapat.
mereka duduk bersebelahan pada dua kursi yang tak terlalu di ujung.
CKREK... Pintu ruangan terbuka, tampaklah seorang pemuda berambut unik memakai setelan serba hitam dengan dasi berwarna biru dongker memasuki ruangan itu dengan wajah datar dan dingin, khas seorang Uchiha.
"Baiklah, bisa kita mulai rapatnya" Ucap Kisame.
"Tuan, anda bisa memperkenalkan diri sekarang" Kisame berkata sangat sopan.
" Perkenalkan, nama saya Uchiha Sasuke" Sasuke melirik Ino sekilas.
DEG...
"Saya adalah presiden direktur baru di sini"
DEG... jantung Ino berdegup 2 kali lebih cepat.
'Nani ? dia presdirku?' Inner Ino berteriak GaJe
"Saya akan memanggil asisten baru saya. Yamanaka Ino" Sasuke menyeringai tipis, hingga tak terlihat.
seluruh mata melihat ke arah Ino. Ino yang masih belum bisa mencerna apa yang terjadi hanya bengong. Sakura menyikut Ino agak kuat. Ino terkejut, kemudian menatap tajam Sakura.
"Maaf. perkenalkan, nama saya Yamanaka Ino" Ino membungkuk.
"Baiklah, ayo kita mulai rapatnya" Ucap Kisame.
dan acara rapat pun di mulai, yang untungnya berjalan lancar. namun, hanya Ino yang tak tenang pada rapat tersebut.
"Kau tak apa pig ?" Tanya Sakura ketika rapat telah usai.
"Aku tak apa, terima kasih" Ino tersenyum tulus.
"Kau tak berbenah ?"
"Tentu saja. ayo, bantu aku" Ino menggandeng tangan Sakura. tanpa mereka sadari sepasang mata onix tengah menatap mereka dengan tatapan datar. kemudian, sang pemilik mata tersebut pergi entah kemana.
Ino dan Sakura tengah berbenah untuk perpindahan Ino, pindah ruangan lebih tepatnya.
"Forehead, foto-foto kita jangan sampai ketinggalan"
"tenang saja, semua sudah beres" Sakura mengacungkan jempolnya.
"Bagus. kau jangan rusakkan meja ku ya" Ino mengerling jahil.
"Hei, apa maksudmu" Sakura bekacak pinggang, tak terima dengan tuduhan Ino.
"Hihihi... tidak, aku hanya bercanda kok."
"Iya. hey, kenapa kau masih di sini ?"
"Kau mengusirku ?" tanya Ino tak percaya.
"Bukan begitu. lihatlah ini sudah jam berapa, kau tak mau bos tampan itu menunggumu kan?" tanya Sakura jahil.
Ino memutar bola matanya
"Hn, aku pergi sekarang. hubungi aku jika ada perlu" Ino memeluk Sakura sekilas.
"Iya-iya. kau juga"
Kemudian, Ino keluar dari ruangan itu dan menghilang di balik pintu. Sakura yang melihat Ino pergi, hanya menghela napas pelan, kemudian kembali ke mejanya.
Ino berjalan menuju lift. di tangannya terdapat dua buah kotak kardus yang tidak bisa di bilang kecil. bahkan, wajahnya hampir tertutup kardus yang penuh dengan barang-barang dan dokumen tersebut.
Ino berhenti tepat di depan lift, sekarang.
TING... Pintu lift terbuka, Ino akan masuk sebelum kotak bagian atasnya di angkat oleh seseorang. mata Ino membulat ketika melihat sang pelaku.
"Kiba-kun, Arigatou telah menolongku" Ino tersenyum.
"Hn, kau kenapa membawa barang seberat ini ?" tanya Kiba sambil memasuki lift. Ino mengekor di belakangnya.
"Aku di pindahkan menjadi asisten presdir"
"Benarkah ?" tanya Kiba antusias, Ino mengangguk.
"Wah, kalau begitu kau harus mentraktirku nanti malam"
"Boleh saja"
"Eh ? benarkah ? "tanya Kiba. Sekali lagi, Ino mengangguk
"Baiklah, kalau begitu nanti kau akan ku kenalkan dengan teman-teman ku. bagaimana, kau mau tidak?"
"Tentu" jawab Ino girang.
"Jangan lupa membawa Sakura juga, ya"
"Ehem... kau menyukainya ya ?" Ino menggoda Kiba
"Bukan, aku akan memperkenalkannya dengan sesorang."
"Oohh"
TING... Pintu lift terbuka.
"Kiba-kun, arigatou. kau boleh meletakkannya di atas kardusku"
"Baiklah. aku pergi dulu Ino-chan. jaa" Kiba pergi kemudian melambaikan tangannya.
"Jaa" Ino tak membalas lambaian tangan Kiba, tentu saja. dia masih membawa kardus di tangannya.
Ino menurunkan kotaknya di depan pintu sang presdir.
KNOCK... KNOCK...KNOCK.. Ino mengetuk pintu.
"Masuk" sahut seseorang di dalam sana.
Ino membuka pintu coklat itu. tak sampai 2 detik Ino melihat ruangan itu, sepasang mata onix sudah menatap tajam dan dingin ke arahnya. Ino yang di tatap seperti itu, merasa risih.
"Maaf jika saya mengganggu" Ino membungkuk.
"Hn" jawab Sasuke cuek, kemudian kembali berkutat dengan dokumen di hadapannya.
Ino mengambil barang-barangnya yang ada di luar dan menaruhnya di atas meja kerja baru miliknya. Ino mulai menyusun barang-barang bawaannya, mulai dari foto-foto, alat tulis, dan dokumen. tanpa di sadarinya, sejak tadi sepasang mata onix memperhatikannya.
Ino yang merasa ada yang sedang memperhatikannya berhenti sejenak. kemudian menolehkan kepalanya ke samping.
Onix vs Aquamarine. Ino mengernyit, Sasuke menatap datar. tak sampai 5 detik mata mereka beradu. Ino memutuskan pandangannya dan kembali berkutat dengan barang bawaannya.
5 menit kemudian.
"Huft... akhirnya, selesai juga" Ino menyenderkan badannya dan menghela napas panjang.
"Hei, kau. tolong atur jadwalku untuk besok dan selesaikan hari ini juga." Sasuke memberikan, atau lebih tepatnya melemparkan sebuah map.
"Ha'i Uchiha-sama" Ucap Ino lembut. sedangkan di dalam hati.
'Apa? yang benar saja! aku baru selesai beberapa detik yang lalu. dan sekarang, dia menyuruhku untuk menyelesaikan tugas? bahkan, harus selesai hari ini juga? HARI INI? you're kidding me, right? Kami-sama, tolong lindungi dan tabahkanlah hambamu yang cantik bin sexy ini' Inner Ino berteriak dan memohon Gaje.
namun, itu hanya di dalamnya saja. sedangkan, di luarnya dia hanya menghela napas sambil mengerjakan tugasnya dengan giat. errr... mungkin dengan terpaksa?
Sasuke menyeringai tipis melihat reaksi Ino. kemudian, dia keluar dari ruangan tersebut. Ino yang menyadari sang bos telah pergi, hanya menghela napas berat dan mengelus dada.
"Dasar pantat ayam. seenaknya saja menyuruhku, tidakkah dia melihatku kelelahan? huh, lihat saja nanti. aku akan..."
"Akan apa? " Suara dingin Sasuke menginterupsi Ino.
"Hah? eh? bukannya kau? ah, sudahlah. maaf, tidak ada apa-apa Uchiha-sama" Ino gelagapan melihat Sasuke datang. namun, dengan mudah dia dapat menetralkan kegugupannya.
Sasuke menggedikan bahu, kemudian kembali memasuki ruangannya. Ino agak heran dengan Sasuke. sepertinya beberapa detik yang lalu, pemuda itu pergi. namun, kenapa dia kembali lagi? Ino mengernyit.
"Aku malas berjalan ke kantin sendirian. lagi pula, aku juga tak di mana letak kantinnya. aku mau kau menemaniku" seperti bisa membaca pikiran Ino, Sasuke menjawabnua dengan enteng dan seenaknya.
Ino melongo dan membulat.
"Kau sudah selesai belum? aku sudah lapar" tanya Sasuke polos. Ino yang tak tega melihat sang bos lapar, akhirnya memilih mengalah.
"tugasku belum selesai, tapi kalau kau memang sudah lapar, aku akan menemanimu" Ino tersenyum.
"Hn" wajah Sasuke yang datar tak menunjukan expresi apapun. biasanya orang-orang yang mendapat senyuman Ino akan langsung meleleh atau merona. namun, entah mengapa hal itu tak terjadi pada Sasuke.
Ino bangkit dari duduknya, dan berjalan beriringan bersama Sasuke menuju ke kantin. saat di perjalanan, seluruh pegawai kantor, melihat kebersamaan mereka. bahkan, ada yang sampai berbisik-bisik menggossipi pasangan SasuIno ini.
Ino yang di gossipi seperti itu merasa risih dan canggung. namun, entah mengapa Sasuke seperti tak perduli dengan mereka. Ino kembali mengernyit.
Mereka pun, sampai di kantin. kantin itu sangat ramai dan sedikit berisik. namun, saat pasangan SasuIno datang, seluruh orang yang berada di kantin tersebut langsung terdiam. seluruh pasang mata melihat kearah mereka, banyak yang menatap mereka dengan pandangan takjub dan terpesona, namun tak sedikit pula yang memandang mereka dengan pandangan tak suka atau iri.
Manik aquamarine Ino meneliti setiap inchi kantin tersebut, untuk mencari tempat duduk. namun nihil, tak ada sebangku pun yang kosong. Ino menghela napas. tiba-tiba saja, dia menjetikan jarinya.
"Aku tadi membawa bento, bagaimana kalau kita makan bersama? " tanya Ino pada Sasuke.
Sasuke mengernyit.
"Ck,sudahlah ayo ikut saja denganku" Ino menarik tangan Sasuke.
seluruh pasang mata yang melihat kejadian itu hanya membulat.
Ino menarik tangan Sasuke menuju kembali ke ruangan mereka. kemudian, Ino melepaskan pegangannya dan menuju ke mejanya untuk mengambil sebuah kotak bento di bawah meja kerja miliknya.
"kalau kau lapar, kau boleh memakan bento ku" Ino menyodorkan kotak bento itu ke Sasuke
"Bagaimana denganmu? "
"Aku bisa memesan salad di kantin. jadi, kau tak perlu khawatir" Ino meyakinkan.
"Hn" Sauke berbalik, berjalan mendekati sebuah sofa yang lumayan besar berwarna merah cerah tak jauh dari meja kerjanya. kemudian, makan dengan pelan.
Ino yang melihat ke polosan Sasuke hanya tersenyum. kemudian, Ino membenarkan letak kaca matanya, dan kembali ke pekerjaannya yang sempat tertinggal.
jam sudah menunjukan pukul 2 siang, namun Ino belum sempat sarapan atau makan siang. jadi, dia memutuskan untuk menelepon Sakura untuk membelikannya salad di kantin.
"Forehead, aku butuh bantuanmu"
'apa pig? '
"Tolong belikan aku semangkuk besar salad buah ya"
'Huh...dasar. baiklah'
"Hei, nanti malam datanglah ke rumahku. kita akan pergi ke Akatsuki Club dengan Kiba"
'Eh? benarkah? baiklah kalau begitu'
dan, percakapan mereka selesai. karena Sakura memutuskan sambungan teleponnya.
setelah menunggu selama 10 menit, pintu ruangan Ino di ketuk. Ino sudah tau siapa pengetuk pintu itu. tanpa Babibu lagi, Ino langsung membukanya. dan benar saja, di hadapannya ada seorang gadis serba pink membawa semangkuk penuh salad buah.
"Ayo masuk" ajak Ino
"Tak perlu, aku masih ada urusan" Sakura mengibaskan tangannya.
"Benarkah? kau tak apa? "
"Tentu saja. aku pergi dulu, jaa" Sakura berbalik dan melambaikan tangannya.
Ino kembali masuk ke ruangannya, dan makan dengan lahap. selesai makan, dia kembali melakoni tugasnya.
NEXT TIME
setelah selesai dengan tugasnya, Ino langsung kembali ke rumahnya. jam sudah menunjukan pukul 7 malam. dan tak lama lagi, Kiba akan menjemputnya. Ino juga mengajak Sakura, namun Sakura belum datang. sembari menunggu, Ino memutuskan untuk berdandan.
Ino sekarang memakai dress ketat tanpa lengan sebatas paha berwarna ungu tua yang berhiaskan manik-manik, penuh di bagian dada hingga atas pinggang. di bagian pinggang dress tersebut terdapat pita berwarna hitam yang mengelilinginya. dress itu berkesan simpel, namun sexy dan elegan. rambutnya di gerai dan di beri sebuah pita berukuran sedang, berwarna senada dengan dressnya. Ino berdandan agak lain dari biasanya, kali ini dia memakai soft lense berdiameter 18mm berwarna babby blue, foundation, maskara, bulu mata palsu, eye liner, blush on pink, eye shadow, conseclear, dan lip gloss rasa cherry. (Ala Venus angelic)
TOK...TOK...TOK.. Pintu apartmen-nya di ketuk.
Ino mendekati pintu putih itu.
CKLEK...
"Mari masuk" Ino menggandeng tangan Sakura.
"Wow, kau cantik sekali Sakura" Ino memuji penampilan Sakura. Sakura merona.
"Tidak, biasa saja" jawab Sakura dengan wajah merona.
Sakura kali ini memakai pakaian yang minim juga. tubuhnya di balut sebuah mini dress lengan pendek di atas lutut berbahan chifon berwarna pink muda. bagian bawahnya di hiasi renda-renda. bagian pinggulnya di beri pita berwarna pink tua. rambutnya di gerai dan di beri jepit rambut berbentuk strawberry berwarna merah. kakinya di hiasi sepasang heels tinggi berwarna pink muda dengan pita di tengahnya. tak lupa makeup tipis dan sebuah tas jinjing berwarna pink muda menambah penampilannya. sexy dan manis adalah ciri khas dari seorang Haruno Sakura, ini.
tak menunggu lama kemudian, pintu kembali di ketuk.
"Akhirnya, kau datang juga" mengomel ketika melihat sang pengetuk.
"Gomen, aku telat. kau sudah siap kan?" tanya Kiba.
"Sudah, bahkan sejak tadi" Ino menyilangkan tangannya di depan dada.
"Hehehe... ayo pergi"
"Tunggu sebentar, aku panggil Sakura dulu"
"Hn" Ino berbalik dan sedikit berlari menuju ke ruang tengah.
"Sakura, ka duluan saja. aku akan mengambil sepatu dan tas ku dulu"
"Hm, kau cepatlah sedikit" Sakura bangkit dari duduknya kemudian, menuju ke pintu depan.
Ino segera mengambil tas hitam miliknya, dan sepasang sepatu hak tinggi berwarna ungu tua metalik dari dalam lemarinya.
setelah itu, dia kembali keluar menuju Kiba dan Sakura yang telah menunggunya. Ino mengunci apartment-nya dan berjalan bersama Kiba dan Sakura ke arah parkiran.
Kiba membawa mobilnya kali ini. mereka bertiga masuk ke mobil dan pergi dari gedung apartment tersebut menuju ke club yang tak jauh dari apartment Ino.
tak menunggu waktu lama, mereka sampai di club tersebut. saat mereka berjalan menuju pintu masuk, banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka.
saat mereka masuk ke dalam pun, berpasang-pasang mata yang melihat ke arah mereka. namun mereka tak menghiraukannya. suara dentuman musik yang memekakkan telinga seolah sudah menjadi hal biasa bagi mereka. aroma alkohol dan bau rokok sudah menyebar di mana-mana.
"Kiba-kun, kita duduk di mana?" Ino sedikit berteriak.
"Tunggulah, mereka pasti datang" teriak Kiba.
"Mereka? kau bawa anggota? " teriak Sakura.
"Tidak, hanya teman semasa SMA saja. hei, lihat itu mereka" Kiba menunjuk sekumpulan orang yang tengah duduk di salah satu meja tak jauh dari dari mereka.
mereka pun mendekati sekumpulan manusia itu. manik Ino memperhatikan wajah-wajah orang asing tersebut. ada yang berambut merah, kuning, abu-abu, bahkan raven. eh, tunggu dulu. raven? mata Ino membulat ketika melihat sang pemilik rambut raven.
"Ino, Sakura. ini teman-temanku,yang rambut merah ini namanya Gaara" tunjuk Kiba
"Gaara" Gaara tersenyum tipis. Sakura dan Ino memerah.
"Ino" Ino bersalaman dengan Gaara dengan wajah merah.
"Sakura" Sakura juga melakukan hal yang sama
"nah, yang kuning itu Naruto, sedangkan yang di sebelahnya Kakashi"
"Yo, Kakashi" Pria itu menyalami Ino dan Sakura.
"perkenalkan, namaku Namikaze Naruto." ucap Naruto dengan girang. mereka pun bersalaman.
"Err... kalau yang di ujung sana, kalian pasti sudah tau kan? " tanya Kiba hati-hati. kedua gadis itu mengangguk. kemudian, duduk di kursi panjang itu.
"keluarga Hyuuga dan Nara mana? apakah mereka terlambat lagi? " tanya Gaara.
"kalau Shikamaru, aku sudah biasa. tapi, kenapa Neji dan Hinata belum datang ya? " tanya Kiba entah pada siapa.
semua menggeleng.
Ino melihat sekelilingnya, merah, kuning, abu-abu, daan... kemana si raven? Ino celingukan mencari si raven. namun nihil, Sasuke tak ada. saat matanya melihat ke arah toilet, dia melihat sosok berambut raven di sana. tanpa pikir panjang, dia langsung mendekati sosok itu. namun, matanya membulat ketika sang pemuda tersebut memeluk seorang... PRIA?
'Hah? yang benar saja! Sasuke yang sangat tampan itu, memeluk seorang Pria? tunggu dulu, itu pria atau bukan ya? tapi, sepertinya memang pria' batin Ino gaje.
"Aku mencintaimu, Deidara" Ino membulat ketika mendengar pernyataan cinta dari Sasuke.
"Aku tak bisa, Sasuke" orang yang di panggil Deidara itu melepaskan pelukannya.
"tapi, kenapa? "
"Kita sejenis, dan aku ingin hidup normal. aku harap kau bisa mengerti. aku permisi" Deidara pergi menjauhi Sasuke yang masih mematung.
Ino yang masih melihat kejadian itu hanya melongo. di lihatnya wajah Sasuke yang masih Shock. Ino berjalan pelan mendekati Sasuke.
"Sasuke-kun" di panggilnya dengan lembut pemuda yang ada di depannya itu. Sasuke sedikit terkejut melihat Ino datang tiba-tiba.
"Ino. sejak kapan kau ada di sini?" tanya Sasuke gugup.
"Err... Gomen, sejak kau memeluk pria tadi" Jawab Ino jujur. Sasuke membulat.
"Kau sudah tau ya?" Sasuke membelakangi Ino.
"Sasuke" Ino menyentuh pundak Sasuke.
"Pergilah" Sasuke berkata dingin. Ino tak bergeming
"Aku akan menolongmu" ucapnya dingin dan serius. entah setan apa yang membuat Ino seperti ini.
"Kheh... kau pikir mudah? " Sasuke berkata sinis. kemudian, membalikan badannya. menghadap Ino.
"Tentu saja. kau pikir aku belum pernah mengalaminya? " Ino menyeringai. Sasuke menatap Ino tak percaya.
"Aku pernah mengubah seorang pria gay, dan sekarang dia sudah kembali normal. jadi, kenapa kau pikir aku tak bisa mengubahmu?" Ino mengelus wajah Sasuke.
"Terserah. aku tak perduli" Sasuke memalingkan wajah
"kau bukan tak perduli, tuan. tapi, kau hanya berpura-pura. Aku berjanji akan membuatmu kembali normal" Ino memegang dagu Sasuke.
CUPS... Ino mengecup bibir Sasuke sekilas.
"Tahap awal. ingatlah, aku tak akan menyerah" Ino kemudian berlalu meninggalkan Sasuke yang masih mematung.
"First kiss" gumamnya.
"sepertinya, akan ada hal menarik setelah ini" Sasuke menyeringai. kemudian, berjalan santai meninggalkan lorong toilet tersebut dengan seringai yang mengembang di bibirnya.
T.B.C
ao (salam ala teletubbies) minna-san. masih ingat Sarah kah?
Kali ini Sarah bawa fic yang ANEH bin ABSURD lhooo *Di lempar pisau*
fic yang Sarah bawa Pairingnya SASUINO #YEAY (〜^∇^)〜└(^o^)┘
di fic ini, Ino bakalan jadi malaikat penolong Sasuke. ada yang bisa nebak, kenapa Ino bilang dia pernah merubah seorang Gay jadi power ranger? #PLAKK.
eh, sorry. maksudnya, jadi normal ? dan adakah yang bisa menebak siapa orang yang di maksud? o(×_×)o
jawabannya adalaaaaaaaah... di jawab di chap depan!
→_→ └(^o^)┘ ↖(^ω^)↗ *Di rajam readers* (T▽T)
betewe, gimana nih ficnya? sudah baguskah? sudah layak baca kah? garing kah? aneh kah? jelek kah? jawab di riview yaaaaa ;)
udah, segini aja. pegel
REVIEW KALIAN, MOTIVASI KU !
