Naruto © Masashi Kishimoto

Antagonis © debooohhh

Characters: Karin

Warning: no ending, plotless.

Antagonis

Karin.

Begitu mereka memanggilku. Aku tak pernah tahu nama belakangku ataupun nama klanku. Mungkin selamanya aku tidak ditakdirkan untuk mengetahui hal tersebut. Karin, hanya Karin. Manusia-manusia itu bergidik ngeri ketika mendengar namaku. Terkadang ada yang memanggilku setan merah yang selalu marah, tentu saja yang memanggilku begitu selalu pulang berdarah-darah.

Yeah, aku memang kejam.

Aku bisa saja membunuh kalian yang mengumpatiku, kalian yang menganggapku wanita murahan dan kalian yang seringkali menyumpahiku.

Aku bisa karena aku kuat.

Bagaimana dengan kalian? Kalian makhluk lemah yang tak bisa apa-apa. Bahkan untuk menyentuhku saja kalian tak bisa. Yang kalian bisa lakukan hanya menonton drama yang kami perankan, lalu pada ending cerita kalian mengumpati sang antagonis, meludahi poster-poster sang antagonis itu tanpa memikirkan perasaannya.

Hei, kenapa aku membela pelaku antagonis katamu?

Haha, akulah antagonis itu. Maka aku akan membela diriku sendiri.

Diriku sendiri? Aku yang selalu dicaci maki, disumpahi, diejek, diludahi bahkan sampai diinjak-injak.

Aku bahkan dianggap monster oleh orang yang kucintai. Tentu saja itu benar, tapi tetap saja menyakitkan.

Aku menjadi keji karena aku pernah diperlakukan dengan keji.

Aku menjadi jahat karena aku diperlakukan dengan tidak manusiawi.

Aku selalu membenci orang di sekitarku karena aku tak pernah merasa dicintai.

Aku selalu ingin menjadi pusat perhatian karena aku merasa tak pernah diperhatikan.

Aku selalu bersikap seenaknya karena dulu aku diperlakukan seenaknya.

Aku selalu terobsesi memiliki apa yang ingin kumiliki karena aku tak pernah merasa dimiliki seseorang.

Dulu, aku selalu ingin menjadi Putri Tidur yang ada di dongeng-dongeng yang kubaca sendiri—tidak, aku bahkan tak memiliki Ibu untuk membacakannya.

Dulu, aku selalu ingin menjadi Putri Salju yang baik hati.

Dulu, aku selalu ingin menjadi Juliet yang mencintai dan dicintai Romeo sampai akhir hayatnya.

Kalau bisa aku ingin menjadi mereka.

Tapi apa dayaku! Dari awal hingga akhir cerita, kalian menatapku sinis. Aku tak pernah berharap menjadi seperti ini. Takdirlah yang membawaku menjadi seperti ini.

Aku selalu dijadikan iblis yang tak punya perasaan. Hei, kau pikir ini apa? Ini bukan perasaan?

.

Aku pernah merasakan cinta dan aku menyesal telah merasakannya. Aku selalu merasa dimanfaatkan oleh orang yang kucintai. Aku selalu bertekuk lutut di hadapan orang yang kucintai. Aku selalu mati di hadapan orang yang kucintai.

Karena aku tak pernah bisa menjadi antagonis di hadapan orang yang kucintai.

-FIN-

Karin's story. Aish, hanya sebuah curahan hati Karin. Jadi Karin itu gak enak lho, saya sering jadi Karin(?) Saya harap buat Karin-haters bisa sembuh(?) setelah membaca ini. :"

RnR?

PS: Terima kasih buat Snoppi alias Hakuya Rinovi yang sudah bersedia mem-publish fic ini.

[word count: 370]