2 in 1 (Dua Jiwa dalam Satu Raga)
By Amaya Katsumi
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Genre : Romance, Angst, Hurt/Comfort, Drama, Family
Pairing : NaruHina
Rate : M for save
Warning : Typo, gak jelas, gak nyambung (dan kesalahan lainnya)
Prolog
.
.
.
Di dunia ini, Tuhan menciptakan semuanya berpasang-pasang.
Ada siang dan malam, laki-laki dan perempuan, hitam dan putih, baik dan jahat, bersih dan kotor, cinta dan benci, dan lain sebagainnya.
Di antara pasangan itu semuanya tidak ada yang sama. Mereka adalah satu yang sangat berlawanan dengan yang lainnya.
Begitu pula dengan kami. Walaupun yang orang lain lihat, kami tampak biasa saja. seorang lelaki tampan nan kaya. Para wanita datang kepada kami karena melihat paras kami yang rupawan, serta uang yang sangat peras dari kami. Padahal mereka tidak tahu. Bahwa sebenarnya di dalam aku, ada dia. Kami bisa berganti-ganti peran kapanpun kami mau. Siapa yang terkuat, dialah yang menguasai tubuh ini.
Ini semua berawal dari masa kecilku yang cukup menakutkan. Kenangan yang ingin sekali kukubur dalam-dalam. Masa kecilku tidak seperti kebanyakan anak lainnya. Mereka dibesarkan dengan orang tua yang penuh kasih sayang dan juga saudara yang akan selalu menemani mereka, serta banyaknya teman-teman yang selalu mengelilinginya. Tapi aku tidak! Akan kuceritakan sedikit tentang kisah seorang Uzumaki.
Sedari kecil, aku tinggal bersama seorang wanita bernama Kaguya di sebuah rumah megah yang berisi para pelayan yang mengurusku. Entah apa salahku sampai-sampai dia selalu menyiksaku tanpa ada alasan yang logis. Seorang pelayan bernama Ayame mengatakan kalau hak asuhku telah diwariskan kepadanya oleh ayah dan ibuku. Sampai aku siap memimpin perusahaan, Kaguyalah yang mengatur semuanya. Dia bilang akulah pangeran di rumah ini. Tapi faktanya, aku yang dipelakukan seperti seorang budak atau binatang peliharaan yang dibelenggu. Awalnya aku akan diasuh oleh orang tua Sasuke yang merupakan sahabat dari orang tuaku, tapi mereka meninggal saat aku berumur 2 tahun, saat mereka akan membawaku.
Sampai akhirnya, aku mengetahui semuanya. Ternyata ayah dan ibuku dibunuh! Dan pelakunya adalah bajingan itu! orang tua Sasuke pun dibunuhnya. dia membunuhnya dan menggunakan sihir agar terlihat seperti kecelakaan biasa. Bitch itu yang telah membunuh orang tuaku! Aku bahkan belum pernah melihat mereka. Apakah sekarang aku boleh menyebut bahwa betapa malangnya hidupku?
Suatu hari, aku terbangun dengan keadaan tubuh yang cukup lelah. Entah apa yang telah aku lakukan sehingga hati dan pikiran rasanya seperti ada tekanan. Dan saat aku menuju ruang tamu, ada tubuh terkapar dengan mengenaskannya di ujung tangga. Wanita itu, Kaguya tewas! Polisi mengungkapkan kalau ini adalah kecelakaan biasa. Semalam hujan dan ada langit-langit yang bocor menetes di atas tangga. Kemungkinan dia terpeleset. Dan polisi pun mentup kasus ini. Mereka tidak bisa menyalahkanku yang masih berumur 4 tahun.
Entah apa yang harus kurasakan. Bahagia karena telah bebas dari wanita itu, atau takut karena ada pembunuhan di rumah ini. Yang terpenting adalah aku harus menikmati kebebasan ini. Dan berhati-hati untuk ke depan nanti karena aku tahu Kaguya tidak benar-benar mati. Dia adalah jelemaan iblis leluhur Ootsutsuki yang akan memasuki tubuh siapapun untuk bisa ditampungnya dan menghancurkan hati seorang manusia agar bisa ikut bersamanya ke neraka.
Walau sekarang aku telah bebas dari belenggu seorang Kaguya, aku tetap merasa ada yang aneh di dalam diriku. Begitu tersadar, aku sedang duduk di depan kaca di kamarku. Mataku terbebelalak begitu melihat sosok lain di cermin. Itu bukan aku!
"Hai!"
Aku terkejut karena sosok itu menyeringai kepadaku. Sontak aku berdiri dan langsung mengambil bantal lalu dilemparkan ke cermin. Wajahnya sangat mirip denganku. Hanya saja ekspresi kami yang berbeda dan rambutnya yang berwarna hitam.
"Jangan takut! Kita baru bertemu kan? Kenalkan, namaku Menma. Aku adalah dirimu yang lain, sisi gelapmu, alter egomu. Kita adalah satu dalam tubuh ini."
Setelah pertemuan yang sangat tidak biasa itu, dengan ditemani Iruka aku pergi ke psikolog untuk memeriksakan apa yang salah dalam diriku. Dokter itu mengatakan bahwa aku menderita Multiple Identity Disorder atau yang biasa disebut gangguan pribadi ganda. Penyakit ini diakibatkan karena trauma yang kualami sedari kecil. Siksaan secara lahir dan batin membuat kepribadianku terpisah. Itulah yang menyebabkan adanya dua jiwa dalam satu raga.
Setelah itu, kami selalu bertemu dan berbincang di cermin atau di bawah alam sadarku. Walau begitu, kami tidak pernah akrab. Sifat kami sangat berlawanan. Kami selalu berbeda prinsip. Dia selalu mengambil alih tubuh ini tanpa sepengetahuanku. Saat dia yang mengambil alih, hanya ingatan samar-samar yang ada dalam pikiranku. Tapi, saat aku yang mengambil alih, dia mengetahui semua yang aku lakukan.
Hal itu membuatku stress! Apalagi setelah dia mengaku kalau dialah yang sebenarnya membunuh Kaguya. Pernah terpikir kalau aku ingin bunuh diri. Namun aku gagal dan menyesal melakukannya setelah mendengar bahwa jiwaku tidak akan diterima di alam sana. Kalau begitu, aku tidak akan ada bedanya dengan iblis Ootsutsuki itu.
Suatu hari, Iruka memberikanku sebuah handycam. Aku terkejut melihat gambar di dalam video itu. mataku terus mengalirkan liquid bening saat menyaksikan moment kedua orang tuaku. Terlihat ayahku yang merekam dirinya sendiri lalu mengarahkannya pada ibuku yang menunjukkan perut buncitnya. Mereka berpelukan dengan bahagianya.
"Naruto, jadilah anak yang baik! Kau yang akan menggantikan Tou-chan untuk memimpin keluarga." Ucap ayahku lalu mencium perut ibuku.
"Dan jangan terlalu sering makan ramen sepeti kaa-chan! Hihi!" ucap ibuku.
Selanjutnya video berlanjut saat aku sedang menyusui, setelah itu Tou-chan yang menggendong lalu menciumku. Andaikan saja moment seperti ini masih ada sampai sekarang, tidak akan ada Menma.
Kemudian Iruka membawaku ke makam Tou-chan dan Kaa-chan. Kedua gundukan tanah itu saling bersebelahan. Terdapat nama Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina di batu nisannya. Aku tidak bisa lagi menahan air mataku. Betapa aku merindukan mereka yang sudah kembali ke tanah. Refleks aku terjatuh memeluk kedua makam yang tubuhku pun tidak sanggup menandingi ukurannya. Setelah 7 tahun lamanya, aku baru mengetahui orang tuaku.
Di dalam gudang pun, terdapat banyak foto sesosok orang tuaku. Ada yang berdua dan juga sendirian. Dari mulai mereka berpacaran, sampai aku lahir. Aku mengambil foto-foto itu lalu dipajangnya sebagian dari potret-potret itu. walau kita tidak pernah bertemu, tapi aku dapat melepas rindu kepada mereka dengan melihat potret mereka.
Hampir setiap minggu aku mengunjungi orang tuaku. Dan jarang pula aku ketiduran di sana. Aku tidak tahu lagi harus kemana. Tidak ada tempat untukku mengadu. Tuhan, mengapa hidupku begitu tidak adil? Apa aku harus menyusul mereka?
"Hiks… hiks..!" tanpa sadar aku menangis tersendu-sendu. "Tou-chan… kaa-chan!" aku sudah tidak peduli jika orang lain melihat karena suara tangisku yang cukup keras.
'Hap'
Aku memutar kepalaku ke belakang dan melihat seorang anak perempuan yang mungkin lebih muda dariku beberapa tahun.
"Hei, kenapa kau menangis? Apa kau tersesat? Aku juga tersesat. Ayo kita cari ibu kita sama-sama." tanyanya.
'Plak'
Aku menepis tangannya kesal. Dia pikir dia siapa ingin tahu saja urusanku? Tadi apa katanya? Ibu? Hei, apa kau buta melihat kedua gundukan tanah ini?
"Aku tidak tersesat. Aku hanya ingin sendirian. Kau pergilah!" bentakku sambil melotot kearahnya.
Gadis itu sepertinya terkejut dengan tingkahku. Kedua matanya membulat dan berkaca-kaca.
"Kenapa?" lirihnya.
"PERGI!" teriakku sambil membalikkan badan seketika.
Lalu matanya beralih pada luka goresan yang terdapat di dadaku.
"Kau terluka!" gumamnya lalu mengambil sesuatu di tas selendang yang dia bawa. Lalu dia tempelkan plester di dadaku. "Ini untukmu. Jangan menangis lagi!" ucapnya sambil mengusap air mata laki-laki itu dengan sapu tangan.
"Arigatou!"
Akhirnya kami sama-sama tersenyum walaupun tipis. Melihat senyumnya yang begitu manis, aku terpesona olehnya.
"Oh iya, namaku Hinata! Namamu siapa?" dia menjulurkan tangannya padaku.
"Aku Naruto!"
Dan aku baru menyadari bahwa kisahku baru saja dimulai.
.
.
.
End
.
.
.
Amaya's note :
Hai, kita berjumpa lagi! Gomen karena Amaya hiatus dan memilih menjadi silent rider. Tapi sekarang Amaya bangkit :D. semenjak masuk kuliah, Amaya sibuk banget dan selalu focus ke tugas. Belum ada kepikiran buat ngelanjutin ffn.
Fanfic ini Amaya publish ulang karena banyak yang diperbarui. Tapi ceritanya masih sama kok, tentang Naruto dengan pribadi gandanya. Amaya juga mau ngepublish ulang fanfic yang 'Menggapaimu'. Semoga tidak mengecewakan ya!
Yap, mungkin sekian dari Amaya
See you in next chapter! Bye!
Jangan lupa review untuk memberikan kritik dan sarannya! ;)
Arigatou ^_^
