yoo!
Kali ini aku membuat fiction tentang Sasuke Sakura!
Semoga kalian menikmati cerita yang satu inii~ Ini pertama kalinya aku membuat cerita yandere dalam bahasa indonesia XD
Chech this out and review please~
"Aku ingin mempunyai seorang kakak, Ma.." Ujar seorang gadis berambut pink itu mendatangi Mamanya, wanita berambut pirang yang sedang memasak di dapur.
"Jangan ngawur, Sakura!" Wanita itu membentak gadis kecil itu, sehingga gadis itu gemetar dan pergi ke kamarnya. Wanita itu menyesal dan hanya menatap ke bawah, menyesali perbuatannya pada anak tunggalnya.
Sakura, gadis berambut pink itu menatap jauh ke langit. Dia kesepian, sangat kesepian. Papanya jarang pulang ke rumah, dan Mamanya, Tsunade selalu marah dan kasar padanya. Ya, keluarganya berantakan. Entah sejak kapan hal itu terjadi, tetapi itu cukup membuat gadis yang masih SMP itu terguncang dan merindukan kasih sayang.
Saat sedang memandangi langit, tiba – tiba pintu kamarnya terbuka, dan Sakura merasakan seseorang mengelus rambut pinknya. "Maafkan Mama, ya.." Ujar wanita berambut pirang itu, dan memeluknya anak perempuannya. Gadis berambut pink itu tersenyum, "Iya, Ma.. Aku baik – baik saja, kok!"
"Kau memang gadis yang kuat." Ujar Tsunade sambil mengelus kepala anaknya, lalu tersenyum – dan bergegas kembali ke dapur lagi. Aku baik – baik saja.. Pikir Sakura sambil memandang jauh ke arah Mamanya pergi.
oOoOo
"Sakura, kau kenapa?" Seorang gadis berambut pirang merusak lamunan Sakura di tengah jam makan siang.
"Oh, tidak, aku hanya sedang melamun," kata gadis itu, dan mengambil makan siang di tasnya. "Hey, lihat siapa yang datang!" Ujar Ino, gadis berambut pirang itu girang sambil menunjuk ke arah seorang cowok bermata tajam – datang ke kelas Sakura.
"Ah, Sasuke!" Kata Sakura girang dan berlari ke arah cowok itu. Uchiha Sasuke adalah teman masa kecil Sakura. Dialah yang selama ini selalu menemani Sakura disaat kedua orang tuanya bertengkar. Gadis berambut pink itu sangat menyayanginya.
"Mau makan siang?" Tanya cowok itu datar dan membalikkan badannya. Sakura menggangguk dan mengikuti Sasuke berjalan ke arah taman.
Semua anak di SMP Konoha Kaidan itu menganggap Sasuke dan Sakura pasangan yang cocok, kecuali Karin. Gadis berkacamata itu sangat membenci Sakura karena kedekatannya pada Sasuke. Karin adalah teman sekelas Sasuke yang menyukai cowok dingin itu sejak pandangan pertama.
"Dasar manja!" Kata Karin kesal melihat Sasuke dan Sakura makan siang bersama di taman belakang sekolah.
"Tenanglah, Karin, jangan terbawa emosi.." Ujar temannya, Tenten yang juga ikut menyaksikan momen taman belakang sekolah itu.
Karin yang sedang dipenuhi emosi itupun menghentakkan kakinya dan menendang kursi di belakangnya. BRAAKK! Anak – anak di kelasnya hanya terdiam. "Dia harus diberi pelajaran." Bisik Karin sambil berjalan keluar kelasnya.
Sepulang sekolah, Sakura dicegat oleh Karin dan Tenten. Gadis berambut pink itu kaget dan panik, sementara Karin kesal dan menarik Sakura ke gedung olahraga di samping sekolah. Sesampai di sana, Karin memulai aksinya, mengeluarkan emosi yang dia tahan sejak jam makan siang.
"JANGAN DEKATI SASUKE! Dasar kau gadis manja!" Teriak Karin sambil menarik rambut pink Sakura – sehingga gadis itu merintih kesakitan.
"Sa-sakit..!" Rintihnya sambil berusaha melepaskan diri dari Karin, tapi sayangnya gadis berkacamata itu lebih kuat dibandingkan Sakura. "Lepaskan aku!" Teriak Sakura.
Tenten yang menahan pintu hanya cekikikan, geli melihat Sakura yang kesakitan. "Bagaimana bisa Sasuke terpikat padamu? Aku yakin dia hanya kasihan padamu!" Ujar Karin sambil tersenyum sinis. Sakura yang mendengar hal itu hanya diam – tidak memberikan reaksi apapun.
"Dengar ini, gadis centil!" Gadis berkacamata itu semakin menarik rambut Sakura, "Sasuke itu hanya kasihan padamu, karena kau teman kecilnya! Harusnya kau mengerti itu, bodoh!" Kata Karin puas mengeluarkan unek-uneknya.
Gadis berambut pink itu masih diam, tidak bereaksi apapun. Kesal tidak menerima respon dari Sakura, Karin dan Tenten pun meninggalkan gadis itu di gedung olahraga – sendirian. '...dia hanya kasihan padamu!' Kata – kata Karin masih terngiang – ngiang di kepala Sakura. Gadis itu hanya diam dan memegang kepalanya – berusaha melupakan apa yang dia dengar. Tidak! Itu tidak benar, Sasuke tidak mungkin begitu!
oOoOo
Beberapa jam kemudian, Sakura akhirnya berhasil keluar dari gedung olahraga, dan berjalan pulang ke rumahnya. Jangan menangis, jangan menangis. Pikirnya sambil tetap melihat ke bawah. Jangan takut, Sakura.. Kau kuat! Ujarnya pada dirinya sendiri yang ketakutan berjalan di tengah gelapnya malam saat itu.
"Sakura." Tiba – tiba Sakura mendengar suara seseorang yang tidak asing lagi bagi gadis itu.
"Sa – Sasuke..?" Gadis berambut pink itu terkejut, dan berbalik melihat Sasuke yang terengah – engah dan berkeringat.
"Dasar bodoh!" Teriak Sasuke pada Sakura – sehingga membuat gadis itu terdiam – tidak bisa mengatakan apapun. "Apa yang kau lakukan sampai malam begini! Hah?" Teriak Sasuke semakin kuat.
"Aku-.." Gadis itu gemetar, bingung dan panik – juga takut untuk mengatakan apa yang dia alami. "Aku.. Aku tadi.."
Belum lagi Sakura menyelesaikan kata – katanya, cowok bermata hitam itu memeluk Sakura – dan sukses membuat Sakura terdiam. "Aku khawatir, bodoh!" Serunya semakin memeluk gadis itu erat – sehingga Sakura sulit untuk bernafas.
"Maafkan aku.." Ujar Sakura di dalam pelukan Sasuke – dan air matanya mulai menetes. Melihat Sakura menangis, Sasuke panik dan akhirnya mengajak Sakura pulang untuk menceritakan semuanya.
Sesampai di rumah Sakura, gadis itu menceritakan semua yang dia alami hari itu. Sasuke yang mendengar itu hanya diam melihat Sakura yang masih menangis. "Kenapa kau menangis?" Tanya Sasuke dingin pada gadis itu.
"Aku tidak tahu.." Ujar gadis berambut pink itu. "Saat mengingat kata – kata Karin, aku tidak tahu entah kenapa air mataku-.."
Cowok bermata hitam itu mengacak – acak rambut hitamnya. Dia kesal, marah – sangat marah pada Karin, dan dirinya sendiri yang tidak bisa menolong Sakura saat itu. Tak lama kemudian, Sakura berhenti menangis, dan menatap mata hitam Sasuke – ya, menatap lurus ke matanya.
"Apa yang dikatakan Karin itu benar, Sasuke..?" Tanya Sakura dengan tegas – seakan-akan dia tidak sedang menangis sebelumnya.
"Kau tahu itu tidak benar, Sakura. Aku sayang padamu, kau sudah seperti adikku sendiri. Kau tidak perlu mendengar hal bodoh seperti itu!" Seru Sasuke meyakinkan Sakura. Gadis itu hanya tersenyum dan memalingkan mukanya dari Sasuke. Gadis itu menundukkan kepalanya sejenak – sehingga suasana rumahnya menjadi hening.
"Hehe, iya Sasuke, aku tahu.. Terima kasih sudah menganggap aku adikmu.." Kata Sakura tiba-tiba – memecahkan keheningan. "Kau tidak akan meninggalkan aku seperti Papa, kan?" Tanya Sakura sambil mencoba tersenyum lagi.
Cowok berambut hitam itu mendekap kepala Sakura. "Tentu saja, bodoh!" Ujarnya dengan senyuman kecil di bibirnya.
