Silent

Naruto kepunyaan Masashi Kishimoto

[!] OOC, gajeness, abalness (?)


Sepasang bocah berumur 6 tahun tampak sedang bermain pasir disekitar halaman rumah yang cukup luas. Tidak lupa dengan tawa bahagia dan ocehan yang keluar dari mulut mereka berdua, bocah laki-laki itu tampak menyusun istana pasirnya dan bocah perempuan disampingnya sibuk menghias istana pasir itu dengan aksesoris apapun.

Bocah laki-laki berambut raven tersebut terlihat puas dengan karyanya. Sama halnya dengan bocah perempuan berambut cotton candy tersebut sembari menepuk tangannya.

"Wah.. Sasuke-sama, akhirnya kita berhasil menyelesaikan istananya." Ujar bocah itu dengan girang.

"Hn! Siapa dulu yang membuatnya." Dengan percaya diri Sasuke, bocah laki-laki itu, melipat kedua tangannya didada dan memasang muka angkuh.

Bocah perempuan yang bernama Sakura seketika terkekeh melihat tingkah Sasuke, "Jangan lupa, aku kan juga ikut membantu menghiasnya."

"Ah, benar juga. Terima kasih, Sakura."

Sakura membalasnya dengan sebuah senyum dan anggukan. Sebenarnya, ia bukanlah teman dari Sasuke, tetapi bisa dibilang Sasuke adalah majikannya. Karena ibu Sakura adalah pelayan dirumah Sasuke, dan Sakura pun ikut tinggal dirumahnya. Walau begitu Sasuke merasa senang karena seperti merasa punya teman baru.

Saat sedang asyik bermain, tiba-tiba pelayan datang menghampiri mereka dengan tergesa-gesa. Sasuke dan Sakura yang melihatnya hanya memasang tampang kebingungan.

"Ibu, ada apa?" Tanya Sakura kepada pelayan itu yang notabene-nya adalah ibunya, Haruno Mebuki.

"Hhh.. hh.. Sasuke-sama, saya baru saja mendapat telfon kalau tuan dan nyonya mengalami kecelakan."

Deg!

Detak jantung Sasuke seakan berhenti, matanya terbelalak dan hampir mengeluarkan air mata, "Tuan dan nyonya langsung dibawa ke rumah sa-"

Ucapan Mebuki terpotong karena melihat Sasuke yang langsung berlari meninggalkan mereka. Sakura yang sedari tadi diam ikut terkejut atas berita yang disampaikan oleh ibunya, lalu melihat punggung Sasuke yang semakin jauh untuk masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan untuk menuju rumah sakit. Ia pun memeluk ibunya karena tidak percaya dengan kejadian ini.

Sesampainya di rumah sakit, Sasuke turun dari mobil bersama sang supir, Hatake Kakashi dan segera menuju ke unit gawat darurat. Ia tampak panik, dan berusaha menahan tangisnya. Kakashi yang melihat keadaan tuan mudanya sangat tersentuh dan mencoba menenangkannya.

Tidak lama kemudian, dokter pun keluar dari ruang tersebut dengan wajah muram.

"Bagaimana kondisi ayah dan ibu, dokter?!" Tanya Sasuke.

"Apakah kalian keluarganya?"

"Ya, dia anak dari pasien." Jawab Kakashi.

"Kami sudah berusaha dengan semaksimal mungkin, tetapi nyawa mereka tidak bisa tertolong lagi. Mereka mengalami luka yang sangat parah dibagian otak." Jelas dokter tersebut, "Kau harus tegar, nak."

Tangis yang sedari tadi ditahan akhirnya pecah karena mendengar pernyataan dari sang dokter.

"Huaaa.. Ayah, ibu.. jangan tinggalkan aku."

Sasuke terus berteriak sembari mengeluarkan air mata yang terus menerus mengalir. Ia pun memeluk Kakashi dengan erat, Kakashi pun ikut berduka atas kepergian tuan dan nyonya-nya. Ia tidak menyangka akan secepat ini mereka meninggalkan Sasuke, bahkan Itachi, kakak kandung Sasuke yang saat ini berada di Kyoto untuk melanjutkan kuliahnya.

Mereka pun melihat kondisi terakhir Uchiha Fugaku dan Uchiha Mikoto. Sasuke terus berusaha menggoyangkan tubuh mereka berharap kalau ayah dan ibunya bisa sadar kembali. Tetapi nihil.

"Ayah, ibu.. hikss.. Sadarlah." Rengek Sasuke.

Kakashi tidak tahu harus berbuat apa, ia sangat tidak tega melihat anak majikannya terus menangis. Akhirnya, ia pun mengurus seluruh biaya dan bersiap-siap mengurus pemakaman nanti.

Keesokan harinya, acara pemakaman pun telah selesai. Banyak kerabat berdatangan untuk melepas kepergian Fugaku dan Mikoto ke tempat peristirahatan terakhir. Itachi yang mendengar kabar tersebut langsung berangkat menuju Tokyo, ia terlihat sangat terpukul. Apalagi saat melihat adiknya yang jauh lebih terpukul dan tidak berhenti menangis.

Satu persatu, orang-orang pergi meninggalkan pemakaman. Kini hanya tersisa Sasuke, Itachi, Mebuki, dan Sakura. Kakashi sudah jalan terlebih dahulu menuju mobil dan menunggu disana.

Sasuke bahkan tidak mau berdiri dari makam ayah dan ibunya. Itachi sudah berusaha membujuknya, dan mengajak pulang, tetapi Sasuke hanya diam tak merespon. Ia sudah kehabisan akal bagaimana membujuk adik kesayangannya tersebut.

"Sasuke, ayo kita pulang. Besok kita akan kesini lagi, ini sudah sore." Ujar Itachi yang berjongkok disamping adiknya.

"Iya, Sasuke-sama. Jangan bersedih, kau masih punya kita." Sakura akhirnya ikut membuka mulutnya.

Tidak ada balasan yang keluar dari mulut Sasuke. Ia sudah berhenti menangis, tapi matanya menatap kosong ke nisan. Beberapa kemudian, akhirnya Sasuke berdiri dan berjalan menjauhi nisan tanpa mengatakan sepatah kata pun. Itachi dan Sakura saling berpandang dan menatap nanar kearah Sasuke. Mereka pun mengikuti dari belakang dan segera pulang ke rumah.

10 tahun berlalu. Kehidupan di keluarga Uchiha tampak seperti biasa. Namun, mereka mendapat anggota keluarga baru. Itachi pun menikah dengan istrinya yang bernama Konan, dan dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama, Uchiha Izumi. Umurnya baru menginjak 2 tahun.

Itachi setiap minggu selalu mengunjungi rumah orang tuanya, tetapi esokannya ia harus kembali ke Kyoto karena Itachi bekerja dan menetap disana bersama keluarga kecilnya.

Pagi ini, Sakura sudah bangun pagi dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Ia masih tinggal dikediaman Uchiha, lalu bersekolah di Konoha Gakuen bersama Sasuke. Mereka duduk dibangku kelas 2. Bahkan ibunya masih bekerja dikediaman Uchiha, karena Itachi yang mengurus biaya-biaya semuanya.

"Sakura, kau ke kamar Sasuke, kalian harus berangkat." Teriak ibunya dari dapur.

"Baik, bu." Sahutnya.

Saat didepan pintu kamar Uchiha bungsu tersebut, Sakura pun mengetuk pintu tersebut, "Sasuke-sama, apa kau sudah siap?" Tanya Sakura.

"Hn."

Terdengar sahutan yang berasal dari dalam kamar. Tidak lama kemudian, Sasuke pun keluar dengan mengenakan seragamnya. Penampilannya hampir tidak berubah, rambut hitamnya yang mencuat, kulit putih, dan mata onyxnya yang sekarang tampak tajam.

Tapi, semenjak kepergian orang tuanya, Sasuke menjadi sangat pendiam. Dia tidak lagi menangis, tetapi sorot matanya sangat terlihat kosong. Bahkan sampai saat ini, sifatnya sangat berubah. Sasuke yang dulu ceria, sekarang menjadi Sasuke yang pendiam dan dingin. Sakura yang setiap hari berada disekitarnya merasa bingung, namun lama kelamaan, ia sudah terbiasa dengan sifat Sasuke.

Mereka akhirnya berangkat sekolah menggunakan mobil, dan tidak lupa dengan Hatake Kakashi yang setia menjadi supir pribadi tuannya. Disepanjang jalan, tidak ada yang memulai pembicaraan, inilah yang setiap hari dirasakan oleh Sakura. Baginya, Sasuke menjadi sosok asing.

Saat tiba disekolah, Sasuke dan Sakura berjalan menelusuri lorong kelas. Seketika perhatian para murid perempuan tertuju pada Sasuke. Memang, saat pertama kali menginjak sekolah ini, para murid terpesona akan ketampanan paras Sasuke. Tetapi lain halnya dengan Sasuke, ia cuek dengan sekelilingnya dan tampak tidak peduli.

Sakura yang berjalan dibelakang Sasuke juga terkena imbasnya, awalnya ia disangka sebagai kekasih Sasuke. Tetapi akhirnya para murid pun mengetahui kalau Sakura hanya anak dari pelayan Sasuke. Karena mereka mendengar Sakura menyebut Sasuke dengan sebutan 'Sasuke-sama'.

"Aku masuk ke kelas dulu." Ucap Sasuke tiba-tiba.

Kelas mereka memang berbeda, Sasuke yang berada dikelas 1-A sedangkan Sakura dikelas 1-B yang tepat bersebelahan dengan kelasnya.

"Ha'i, Sasuke-sama." Ia pun melanjutkan langkahnya menuju ruang kelas sembari menggigit pelan bibirnya.

'Kenapa kita menjadi asing seperti ini, Sasuke?'

Tbc

""

Hallo, semua. Aku author baru di ff,net, selama ini cuma bisa baca trus review karya orang-orang. Akhirnya kepikiran buat bikin fic sendiri deh hihihi. Maaf ya masih amatiran banget dalam penulisan :')

Apa ada yang minat ini dilanjut (?)

Oh iya, jangan lupa read dan review ya semuaaa *kecup kering*