Oke.. Ada fanfics Sasusaku baru. hope u like guys.

WARNING: CHAPTER INI MENGANDUNG LEMON! DON'T READ IF U R NOT MATURE ENOUGH! Not for child aka NC -21. Author gak bertanggung jawab buat resikonya lho. Huhu.. apalagi buat yang lagi fasting!

Naruto milik MK

Summary : Skenario untuk memisahkan Sasuke dan Hinata yang melibatkan Mikoto, Sakura dan Shion di masa lalu berakhir dengan terlukanya enam hati. Sebuah dendam tak berkesudahan. Seorang pria yang gagal move on, ibu yang terpisah dengan anaknya, istri yang tak mendapatkan cinta dan dilema antara kata hati atau janji suci pernikahan. RnR, (don't read if don't like/AU/Lemon/Sasusaku, Naruhina)

Sebuah cahaya masuk ke dalam sebuah kamar yang gelap. cahaya itu terlalu kecil bahkan sinarnya tak mampu menerangi isi kamar yang ukurannya tak lebih luas dari sebuah lapangan badminton. Hanya menunggu beberapa menit saja sampai sang pemilik energy terbesar di bumi ini mampu menerangi kamarnya.

Di balik jendela kamarnya terdapat beberapa tetesan air bekas hujan semalam. Jam dindingnya menunjukkan pukul 5.00 pagi. Mata emeraldnya menatap nanar tetesan air hujan di jendela, sayup ia dapat melihat pohon pinus berusia ratusan tahun yang berada di atas bukit. Karena pohon itu terlalu besar maka setiap ruangan rumah ini yang menghadap timur mampu melihat pohon itu jelas. Batangnya yang besar dan dahannya yang banyak bahkan sampai melilit-lilit pohon itu sendiri serta daun yang lebat. Sudah tak terkira berapa banyak badai, salju dan gersangnya cahaya matahari yang telah sang pinus lewati.

Pernah ia berpikir jika mungkin saja pohon itu keramat dan memiliki kekuatan magis di dalamnya. Mungkin pohon itu dihuni penyihir jahat yang suka menculik anak-anak tiap bulan purnama, atau tempat perjanjian sesat dengan iblis untuk orang demi mendapatkan kekayaan dan segala keinginan manusia. Imajinasinya mengantarkannya kembali ke alam mimpi yang tertunda.

Tok.. tok..

"Sakura-chan.. Bangun.. Apa kau lupa hari ini kita akan pergi. Sasuke, Naruto dan Sasori sudah menunggu dibawah?" ujar Hinata dari balik kamar Sakura.

Mengingat hal itu Sakura segera bangun dari tempat tidurnya. Memasukkan dokumen penarikan dana asuransinya yang berserakan di kamarnya ke dalam laci kamarnya, Hinata ataupun keluarganya tak boleh tahu perihal pertemuanya dan ayah kandungnya itu.

Sejak orang tuanya dinyatakan meninggal akibat kecelakaan itu, Sakura tinggal bersama keluarga Hyuuga. Mereka menganggap Sakura sebagai anak mereka sendiri. Perlahan ia sudah melupakan perihal kesedihan karena ditinggalkan oleh orang tuanya. Namun ketika ia sudah merelakan kepergian orang tuanya, mereka malah datang dalam keadaan hidup pada Sakura.

Ternyata selama ini mereka merahasiakan soal kematian mereka pada semua orang demi menghindari hutang besar yang diakibatkan bisnis ayahnya yang pailit, mereka tak memiliki banyak pilihan. Membayar hutang berserta bunganya atau mati membusuk dipenjara atau di tangan renternir. Sedangkan mereka sudah tak lagi memiliki apa-apa akhirnya untuk opsi pertama dengan terpaksa mereka membuat scenario seperti itu.

Lalu kenapa sekarang mereka hadir lagi dalam kehidupan Sakura? bukankah lebih baik mereka bersembunyi saja dan hidup tenang sampai ajal menjemput. Mereka malah datang dan memberikan beban berat pada Sakura. tentu, sekarang ia terlibat dalam kegilaan orang tuanya dan harus merahasiakan ini dari orang lain.

Awalnya Sakura senang mengenai fakta orang tuanya yang masih hidup tapi ketika tahu mereka hanya menginginkan uang dari dana asuransi kematian yang jatuh ke tangannya pada usianya tepat ke-18 tahun ia menjadi kecewa. Rupanya mereka telah lama menanti uang itu, selama tujuh tahun mereka hidup bersembunyi dan mengalami kehidupan yang berat. Akhirnya tepat kemarin Sakura melakukan penarikan dana asuransi kematian orang tuanya dan memberikan semua uangnya seperti yang mereka selalu inginkan.

Keluarga Hyuuga belum mengetahui perihal penarikan dana ini, jika mereka tahu tentu mereka akan bertanya-tanya buat apa Sakura menarik dana sebesar itu? sedangkan ia tak memiliki alasan yang tepat, ia juga tak mau berbohong makanya Sakura berdoa semoga keluarga Hyuuga tak akan mengetahui hal ini apalagi sampai mereka tahu tentang orang tua Sakura yang masih hidup. Bukan ia tak percaya dengan keluarga Hyuuga, mereka terlalu baik. hanya saja ia tak mau mengambil resiko jika orang lain tahu orang tuanya masih hidup. Jika hal ini sampai ke telinga perusahaan asuransi atau renternir sudah pasti orang tuanya akan mendekam di jeruji besi dan merasakan lantai dingin penjara.

Sakura membuka pintu kamarnya dan berbicara pada Hinata yang berada di depan pintu.

"Ya.. Aku akan siap-siap, aku akan selesai dalam 15 menit!"

Bremm.. bremm..

Naruto tengah memanaskan mobil yang akan mereka pakai untuk pergi ke tempat penginapan milik keluarganya. Sasuke tengah berbincang-bincang dengan keluarga Hinata. Naruto mendecih kesal melihat tingkah Sasuke yang sedang mencari muka di depan calon mertuanya itu.

Keluarga Hyuuga terlalu baik pada Sasuke yang tanda kutip adalah anak keluarga Uchiha, rival terberat Hyuuga. Mereka selalu bersaing dalam segala hal. Baik dalam segi bisnis, kekayaan dan politik (Uchiha adalah oposisi pemerintah, sedangkan Hyuuga adalah pendukung pemerintah).

Sasori sedang sibuk dengan ponselnya, ia pasti sedang mengirim sms gombal pada Sakura. anak itu pantang menyerah juga rupanya. Sakura adalah orang yang berpikiran bebas, tak suka komitmen dan tak mau memiliki anak. Sakura bilang ia tak akan melahirkan anak ke dunia yang buruk ini. kejahatan, konflik, uang, tahta dan hal rumit lainnya.. tidak akan..

Naruto melihat Shion yang sedang membenarkan make up di belakang kursi mobilnya, eh.. entah siapa yang mengajak gadis manja dan menyebalkan itu ke acara liburan musim panas mereka. Uh. Pasti bibi Mikoto yang memaksa Sasuke untuk mengajak Shion bersama mereka.

Tapi ini tidak terlalu buruk, di penginapan nanti pasti Sasori akan sibuk mendekati Sakura dan Sasuke sibuk berpacaran dengan Hinata. Sedangkan dirinya? Ia Cuma bisa menangis cemburu melihat kemesraan Hinata dan Sasuke. tapi untunglah Shion ada besama mereka, dia itu kan cinta mati pada Sasuke, dia pasti mempunyai seribu satu cara untuk memisahkan Sasuke dan Hinata. Dengan begitu ia bisa mendekati Hinata selagi Shion bersama Sasuke pikirnya jahat. Haha.. tapi Naruto tahu ia tak mungkin melakukan hal itu, Sasuke adalah sahabat terdekatnya dan Hinata adalah gadis yang ia cintai. Melihat mereka berdua bahagia, Naruto juga turut bahagia, menyedihkan memang tapi ia sedang berusaha move on.

"Aku sudah siap! Ayo.. kita pergi" ujar Sakura yang tiba-tiba datang sambil menyeret-nyeret koper dan tasnya.

"Heh.. Kita ini Cuma mau liburan 3 hari bukannya 3 minggu. Kenapa bawa barang sebanyak itu?" ketus Naruto. Tanpa perlu basa-basi lagi Sakura segera memberikan hantaman maut ke kepala si kuning.

"Kau tak tahu apa-apa jadi jangan banyak komentar!"

"Hei.. Sakura-chan.. sini barangmu kubawakan"

Sasori segera memasukkan barang bawaan Sakura ke belakang mobil bersama barang-barang lainnya. karena semuanya telah lengkap mereka berpamitan pada keluarga Hyuuga sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil lalu pergi ke tempat liburan tujuan mereka.

Penginapan Uzumaki

Nyaris dua belas jam mereka melakukan perjalanan darat, akhirnya sampai juga di tempat penginapan pemandian air panas milik Naruto. Setelah beberapa kali beristirahat di jalan. Mereka tak menyangka Naruto mempunyai penginapan diujung dunia begini. Langit telah gelap dan jam telah menunjukkan pukul tujuh.

Setelah turun dari mobil mereka segera mengistirahatkan diri mereka di kamar. Pelayan penginapan membawakan barang-barang mereka ke dalam kamar masing-masing. Tiap orang mendapatkan kamar satu persatu. Hanya Hinata dan Sakura saja yang tidur sekamar.

Makan malam telah siap di hidangkan, setelah melakukan perjalanan yang melelahkan mereka memerlukan energy yang banyak. Sasuke, Naruto, Sasori dan Shion telah berada di ruangan tengah untuk makan. Pemandangan tempat makan itu sangat asri, di samping mereka ada beberapa kolam ikan serta kolam pemandian air panas. Di atas kolam ikan koi itu ada bamboo yang mengeluarkan air jernih. Disekeliling kolam terdapat tanaman-tanaman bonsai hias khas jepang dan lampion hias.

"Kenapa Hinata-chan dan Sakura-chan lama sekali, hei.. Sasori tolong sms Sakura,suruh mereka cepat datang kemari kita sudah lapar menunggu mereke disini"

"Sakura bilang kita makan duluan saja, mereka mau membereskan pakaian dulu. Setelah itu mereka akan menyusul kesini."

"Kenapa tak suruh pelayan saja, ayahku tak menggaji mereka untuk bermalas-malasan disini. Lalu ia bilang apa lagi?" ujar Naruto sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Ia bilang kau akan mati jika menghabiskan udon kesukaannya" jawab Sasori dengan senyum diwajahnya. Naruto bergidik ngeri mendengarnya.

Tiba-tiba Sasuke beranjak dari tempat duduknya, membuat semua mata tertuju pada Sasuke.

"Kau mau kemana teme?"

"Aku akan ke kamar mereka" ujar Sasuke dingin, Sasori terlihat bingung sementara Naruto dan Shion terlihat kesal, pasti Sasuke ingin menemui Hinata. Cih.. mereka sulit sekali di pisahkan.

"Kau dengar kana apa yang Sasori katakan, mereka akan menyusul kesini setelah mereka membereskan pakaian mereka. jadi kau hanya perlu menunggu disini" ujar Naruto ketus sambil menutupi rasa kesalnya. Shion yang sedari tadi diam tiba-tiba bergelandutan di tangan Sasuke, melarang pria itu untuk pergi.

"Benar.. Sasuke-kun. Kita menunggu disini saja"

Namun bukan Sasuke namanya jika ia menuruti apa kata orang lain. Sasuke menyingkirkan tangan Shion dari tubuhnya, membuat wanita itu tak bisa berkata apa-apa. Dirinya hanya mendengus kesal melihat Sasuke yang terus menerus menolaknya. Tubuh pria itu membelakanginya dan pergi menjauhi, dari kejauhan Shion tersenyum kecut. Malam ini Sasuke akan menjadi miliknya, ia menyentuh serbuk yang ia siapkan bibi Mikoto disakunya.

"Kenapa sih gadis menyebalkan itu harus ikut" gerutu Sakura sambil bersandar diatas kasur empuk.

"Sasuke bilang bibi Mikoto yang memaksanya untuk mengajak Shion kesini" jawab Hinata yang tengah sibuk mengatur pakaian dan peralatan kamar mandi.

"Cih, kenapa sih bibi Mikoto begitu tak menyukaimu? Apa karena kau keluarga Hyuuga? Kau itu orang yang baik, cantik, terpelajar dan sempurna. Sasuke patutnya bersyukur mendapatkan gadis se-sempurna dirimu. Dan apa bagusnya si gadis manja itu, dia Cuma anak mami yang tak bisa apa-apa. Ku jamin seumur hidupnya ia pasti belum pernah masak air sekali pun!" cecar Sakura penuh emosi sedangkan Hinata hanya membalasnya dengan penuh senyuman.

Topik ini sebenarnya hal yang sensitive untuk Hinata, fakta tentang bibi Mikoto yang membencinya memang benar. Ia jadi teringat ketika pertama kali Sasuke membawanya ke rumahnya. Bibi mikoto mengatakan hal yang menyakitkan padanya, ia dituduh merayu Sasuke dan memperdayainya demi menghancurkan Uchiha, demi tuhan. Itu tak benar sama sekali, ia bahkan tak mengerti persoalan bisnis atau politik yang tengah mereka perselisihkan. Pertemuan itu berakhir dengan bertengkarnya Sasuke dengan ibunya. Dan itu adalah terakhir kalinya ia kerumah Uchiha, sebuah dilemma baru pun muncul apakah Hinata harus mempertahankan hubungannya dengan Sasuke atau tidak. Di sisi lain ia begitu mencintai Sasuke namun ia juga tak ingin Sasuke menjadi anak durhaka yang menentang keluarga besar Uchiha.

"Penginapan Naruto sangat bagus ya?" ujar Hinata mengalihkan pembicaraan mereka, Sakura hanya tersenyum dan mengiyakan. "Kayu ini pasti terbuat dari kayu jati"

Hinata menyentuh lemari kayu yang terletak di samping tempat tidur mereka. Sakura menatap mata Hinata dalam, terpancar sebuah kesedihan. Ia tahu sahabat sekaligus saudaranya itu menyimpan sesuatu yang tak ia ketahui. Pasti ini mengenai keluarga Uchiha, andai saja ia dapat membantu permasalahan itu.. tapi rasanya tak mungkin, ini menyangkut nama kedua keluarga besar dan Sakura tak memiliki wewenang apa-apa dalam hal itu.

"Kenapa kalian tak makan?"

Suara bass seorang pria mengagetkan mereka berdua, Sakura yang sedari tadi asyik tidur berkangkang diatas kasur dengan dalamannya kemana-mana segera memperbaiki posisi tidurnya.

"Heh.. Kalau masuk ketuk pintu dulu, bisa kan?" cecarnya penuh emosi.

"Hn, pintunya tak di kunci!"

Sebuah jawaban telak membuat Sakura tak mampu berkata apa-apa lagi, ia memang bodoh.. ia sendiri yang lupa menutup pintu kamar tadi. bagaimana jika pelayan pria atau yang lain masuk pasti sangat memalukan melihatnya dalam posisi seksi seperti tadi, untung saja hanya Sasuke.

"Hinata-chan.. ayo kita ke bawah!" ujar Sasuke, duh.. disana bukan hanya ada Hinata-chan saja kan. Masih ada dirinya, apa Sakura tak dianggap orang? Hinata segera menghampiri pangerannya itu dan pergi meninggalkan Sakura sendirian di dalam kamar. Serius? Hinata? Kau meninggalkanku begitu saja gerutu Sakura dalam hati.. dasar dua burung merpati yang sedang kasmaran, Sakura harus membiasakan hal itu mulai dari sekarang.

Jadwal hari pertama di penginapan tak terlalu banyak, karena mereka sampai sana saja sudah malam maka mereka sepakat untuk memulai rencana mereka besok. Setelah makan malam mereka mandi di kolam air panas karena pemandian pria dan wanita terpisah jadi mau tak mau Sakura dan Hinata harus bersama Shion, sedangkan para lelaki mandi di tempat pemandian sebelah.

Hubungan Hinata dan Shion sangat kaku, untung saja ada Sakura bersama mereka. percintaan memang rumit, Hinata adalah kekasih Sasuke sedangkan Shion adalah calon tunangan Sasuke. entah bagaimana Sasuke menghadapi semua ini, suatu saat Sakura harus berbicara serius mengenai hal ini pada Sasuke, ia tak mau jika kelak hati Hinata hancur karena dia. Hubungan tanpa restu memang jarang yang berhasil. Apalagi mereka semua tahu karakter Uchiha seperti apa.

Selama berendam tak banyak percakapan keluar dari bibir mereka. hanya Sakura dan Hinata saja sesekali bercanda menyiramkan air kolam ke wajah masing-masing. Shion menatap keduanya dengan intens. Sakura tak nyaman dengan tatapan Shion itu dan mungkin Hinata juga merasakan hal yang sama. Tumben gadis manja itu tak berkata hal yang menyebalkan lagi pada Hinata seperti jangan dekat-dekat dengan Sasuke atau Sasuke adalah tunanganku.

Air yang terlalu tenang mungkin bertanda akan terjadi hal buruk begitu pikiran Sakura, ia tahu tatapan Shion itu mengandung arti dan ini hanya perasaanya saja atau apa. Tapi tadi ia seperti melihat Wanita itu tersenyum kecut, apakah ia sedang merencanakan sesuatu yang jahat. Sakura sebenarnya orang yang sensitive atau Hinata sering bilang ia adalah orang yang terlalu banyak berpikir, mungkin iya. Contohnya sekarang saja ia berpikir jelek saat Shion sedang menatap Hinata dan tersenyum misterius.

Setelah berendam mereka kembali ke tempat tidur mereka masing-masing. Naruto, Sasori dan Sasuke telah masuk ke kamar mereka masing-masing terlebih dahulu, Sasuke telah memberi pesan pada Hinata tadi. Ya.. Menyiapkan tenaga untuk besok jauh lebih baik.

Jam telah menunjukkan pukul 00.30 Sakura masih belum bisa menutup matanya, ia masih merisaukan senyuman Shion tadi. Apa maksudnya? Ia terus berpikir dan berpikir dan jawabannya ialah ia harus pergi ke kamar gadis itu untuk memastikan sendiri. letak kamarnya di lantai satu sebelah kanan kamar Naruto dan Sasuke tak jauh dari dapur.

Perlahan Sakura menuruni anak tangga satu persatu, lampu ruangan telah dimatika hanya lampu ponselnya saja yang menjadi pencahayaan Sakura. dari arah dapur ia bisa mendengar suara percakapan pelan antara dua orang perempuan. Ragu-ragu Sakura mendekati mereka, memastikan apa yang sedang mereka lakukan di tengah malam seperti ini.

Seorang perempuan berambut pirang panjang dengan seorang pelayan. Itu adalah Shion, setelah memberikan sesuatu pada pelayan itu Shion segera kembali ke kamarnya. Shion melirik kanan dan kiri memastikan tak ada yang melihatnya, gerak-geriknya sangat mencurigakan. Sedangkan sang pelayan memasukkan sesuatu ke dalam minuman berwarna putih persis susu.

Pelayan itu membawakan minumannya ke dalam kamar Sasuke, ketika dia keluar dari kamar Sasuke Sakura segera membekap mulutnya dan mengancamnya agar tak teriak. Pasti ada yang tak beres di dalam kamar itu, Sakura memaksa si pelayan untuk mengirim pesan pada si pemerintahnya. Melapor jika pekerjaannya sudah beres, si pelayan tak memiliki pilihan lain saat Sakura mengancam akan melaporkan hal ini pada Naruto.

Setelah beberapa saat mereka menunggu, akhirnya Shion keluar dari kamarnya dan alangkah terkejutnya ketika ia melihat sosok Sakura di depan kamar Sasuke. Shion meruntuki dalam hati, rupanya rencana jahatnya telah di ketahui oleh Sakura.

"Apa yang sedang kau rencanakan?" Tanya Sakura dengan nada mengancam, Shion tak menjawab ia malah tertawa.

"Kenapa? Apa kau pikir aku akan memperkosa Sasuke"

"Pelayan itu telah menceritakan semua rencanamu padaku"

Sakura menunjuk sang pelayan suruhannya yang sedari tadi diam membatu diantara mereka.

"Maaf" jawab pelayan itu pelan kemudian pergi dari hadapan mereka.

Shion geram, kacaulah sudah rencana yang ia susun. Itu karena pelayan bodoh itu padahal ia sudah memberikan uang tutup mulut untuknya apa itu tidak cukup?

"Kau sangat memalukan. Tapi tenang saja aku tak akan menceritakan hal ini pada Sasuke atau Hinata, lebih baik pergilah diam-diam dari kehidupan cinta mereka. kau tak akan mendapatkan apa-apa"

Sialan, berani-beraninya Sakura meremehkannya.

"Kita lihat saja, akhirnya siapa yang akan menang diantara kita"

Shion beranjak pergi masuk ke dalam kamarnya. Kali ini rencananya boleh gagal tapi lain waktu tidak, setelah memastikan Shion benar-benar pergi Sakura mengetuk pintu kamar Sasuke. ingin memastikan bahwa pria itu tak apa-apa. Tapi tak ada jawaban dari si empunya kamar, ia mendorong kenop pintunya. Rupanya tak dikunci, dilihatnya sekeliling kamar tak menemukan siapa-siapa. Ia mengambil gelas kosong bekas Susu yang dibawakan oleh pelayan. Apa Sasuke telah meminumnya? Oke sekarang ia boleh khawatir, susu itu adalah obat perangsang. Jika Sasuke meminumnya maka ia dalam bahaya.

Ceklek..

Bunyi suara pintu terkunci, Sakura menoleh ke arah pintu. Di sana berdiri sesosok maskulin bertelanjang dada,di bawah sinaran rembulan Sakura dapat melihat otot-otot sempurna bak dewa yunani. Pemilik mata tajam itu menatapnya dengan tatapan yang sulit ia artikan. Nafasnya memburu kencang. Sakura tahu ini bertanda kurang baik, apa yang terjadi pada Sasuke? dia terlihat seksi dan menggairahkan.

Perlahan tubuh atletis itu mendekati Sakura, pertama memegang pipi ranumnya. Debaran jantung sakura memompa dengan cepat. Tanpa adanya aba-aba terlebih dahulu Sasuke mencium bibirnya dengan paksa, intens dan penuh nafsu. Sakura berusaha menolak sentuhan itu, sekarang ia paham rupanya pengaruh obat itu yang membuat Sasuke menjadi buas seperti ini. ia berusaha setenang mungkin, ia hanya perlu melepaskan ciuman Sasuke pada bibirnya dan semua seperti tak pernah terjadi apa-apa.

Namun sayang, semakin Sakura menolak semakin sasuke memperdalam ciumannya dan sekarang itu bukan lagi sebuah ciuman tapi lahapan. Tekanan yang Sasuke berikan membuat mereka ambruk ke dalam kasur. Tangan Sasuke meremas payudaranya, membuat Sakura menggelinjang kesakitan. Ia berusaha melawan sekuat tenaga menyingkirkan tubuh Sasuke dari atas tubuhnya.

Karena sudah tak tahan lagi Sasuke merobek gaun malam Sakura, membuat Sakura kaget tapi tetap berusaha tenang.

"Sasuke.. hentiikan.. kau akan menyesali ini saat sadar, sekarang kau harus menguasai dirimu, oke.."

Tapi ucapan itu seperti tak dihiraukan Sasuke, ia pun semakin menjadi menjamah tiap inci tubuh Sakura. desahan keluar dari bibir Sakura

AKhh…

"Hinata-chan.. kau sangat seksi"

"BAKA, aku bukan Hinata.. Baka.. Apa kau tak bisa membedakan tubuh kekasihmu sendiri?"

Mustahil bukan Sasuke tak bisa membedakannya. Dirinya yang tipis dan Hinata yang sempurna, kadang ia iri akan oppai Hinata. Ia yakin orang yang sedang dibius juga memiliki indra perasa yang baik. atau mungkin standar tertentu.

Kecupan Sasuke semakin turun ke bawah leher Sakura, gadis itu tak bisa tahan. Bulu romanya berdiri merasakan hembusan nafas Sasuke, tangan kanannya masuk ke dalam celana dalam Sakura, mencari bagian yang paling berharga dari tubuhnya dan memasuki intinya.

"Kau sudah basah.. Hinata-chan.."

"BAKAA.. BAKAA.. SASUKE.. BAKA.."

Mulut Sasuke masih sibuk memberikan tanda cinta di tiap inci lehernya, tangan kirinya membuang jauh gaun yang menghalangi tubuh indah Sakura, hingga kini ia tak mengenakan apapun. Pikiran Sakura telah kosong, sensasi demi sensasi merajai tubuhnya, tubuhnya berhenti meronta dan membiarkan Sasuke melakukan apa yang ia inginkan.

Inner Sakura meronta dalam dirinya 'baka.. kenapa kau terbuai oleh permainan pacar temanmu sendiri?' 'hei diamlah.. aku juga tahu ini salah, tapi apa yang bisa ku perbuat, mustahil melawannya. Biarkan dia melakukan apa pun yang dia inginkan. Setelah Sasuke selesai ia pasti dilepaskan' 'tapi ini adalah yang pertama buatmu,kau akan ketahuan. Perawan yang malang!' 'aku yakin Sasuke akan merahasiakannya!' 'dasar bitch.. bilang saja kau rela melakukannya karena ini adalah Sasuke, pria tampan dan kaya yang Cuma bisa kau khayalkan dalam mimpi. Untung ia tak sadar, jika tidak mana mau ia melakukannya denganmu' ' dasar inner sialan apa aku seburuk itu!'

Perdebatan mereka berhenti ketika Sasuke menggigit titik sensitive di tubuhnya.

"Bakaa.. Kau menggigit putingku!"

Karena saking gemasnya Sasuke bertindak liar dan di luar batas seperti ini. wajah merona Sasuke seperti tak menunjukkan rasa bersalah atau apapun, Sasuke memang sedang tak sadar. Yang ia lakukan saat ini hanyalah insting atau dia memang memiliki sisi liar dalam dirinya.

"hn"

"Baiklah.. lakukan sesukamu, aku tak melawan bukan berarti aku menginginkannya. Berbuat pelan-pelan lebih baik bagi kita. Aku ini.. ehm.. tak berpengalaman, jadi lebih lemb-!"

Sasuke kembali melahap bibir manisnya, setelah puas bermain dengan bibir Sakura, ia membuka celana boxernya untuk membebaskan benda berharganya didalamnya. Sakura sengaja menutup matanya, ia tak mau melihat benda terlaknat itu. pikirannya hanya satu, cepatlah Sasuke menyelesaikan itu. sebelum ia berubah pikiran lagi karena jujur saja ia sangat takut. Bagaimana jika ada yang tahu perihal kejadian memalukan ini.

Perlahan Sakura dapat merasakan sesuatu diujung benda kecintaannya, benda itu memaksa masuk. tangannya meremas kasur menahan rasa sakit tak terperi. Ia tahu benda apa itu, ia tak tahu bagaimana bentuk panjang atau ukuran benda itu. Tapi merasakan benda itu memaksa masuk menerobos pertanannya sepertinya itu bukan ukuran yang ia harapkan. Rasa sesak menjalar dari pangkal pahanya, menggetarkan syaraf-syaraf yang selama ini tak tersentuh. Merasakan sensasi asing dan sakit yang bersama.

Dengan hentakan yang keras, ia tersentak kaget. Benda itu masuk sempurna,terjepit diantara dinding cintanya. Seluruh badannya bergetar hebat dan kakinya gemetaran bertumpu di antara pinggang Sasuke. tubuhnya terasa terbelah dua bersamaan dengan koyaknya selaput yang menemaninya selama ini. ia menyesal tak melihat benda itu, setidaknya jika ia melihat ia tak sekaget ini. butuh beberapa menit bagi Sakura beradaptasi dengan anaconda yang bersarang di tubuhnya.

Awalnya sakit namun perlahan mulai tak terlalu. Tak tahu kapan tepatnya, kini tiap hentakan pinggang Sasuke ke dalam cintanya seperti sebuah irama, pikiran Sakura kosong. Desahan demi desahan adalah lirik yang keluar dari mulut mereka berdua. Ini lebih indah dari syair atau lagu seniman dimana pun di seluruh dunia. Terasa eksotis dan bernilai tinggi.

"Akhh.. emhh.. Akh.."

"Uh, akhh.. akhh.."

Mereka seperti berada di dunia asing, dengan rotasi yang cepat. seperti menaiki kereta api dengan kecepatan beribu kilometer perjam. Sebuah roller coaster yang tak bisa Sakura kendalikan kecepatannya. Detak jantung mereka melaju secepat kilat. Sasuke membuka matanya tapi ia buta, semuanya berubah menjadi putih. Yang terasa hanyalah gesekan kenikmatan dan perasaan penuh. Gerakan Sasuke semakin cepat dan intens. Membuat setiap otot di tubuh Sakura berkontraksi meremas dan menyedot jiwa Sasuke. cairan yang keluar dari tubuh telah membasahi mereka berdua. Sebuah kesenangan dari hormone estrogen dan hormone testoteron yang mereka produksi. Puncaknya ketika suara teriakan mereka menggema.

Sakura dapat melihat ribuan burung terbang dalam imajinasinya, perasaan damai serta tenang. Dan semburan hangat yang masuk ke dalam cintanya mengantarkannya pada sebuah sungai, sungai yang jernih dan terdapat ribuan ikan koi sedang berenang. Sakura ingin membawa salah satu ikan itu dan merawatnya. Tapi ikan itu sulit sekali untuk ditangkap.

Penglihatan Sakura sudah kembali normal, nafas mereka berdua masih memburu, ia menatap wajah tampan Sasuke. pipi mereka merah merona dan mata Sasuke sedikit mengerjap. Jika kalian berpikir ini sudah berakhir maka salah besar, tak butuh waktu lama untuk Sasuke memulihkan vitalitasnya kembali dan Sakura harus mempersiapkan tubuhnya untuk ronde selanjutnya. Kesenangan ini terlalu sayang untuk dilewatkan.

Drrt.. drrtt..

Bunyi suara alarm ponsel membangunkan Sasuke dari tidur lelapnya. Ia melihat kesekeliling tempat tidurnya. Semua terlihat sangat kacau dan yang paling mengejutkan adalah kehadiran sesosok wanita yang sedang tidur di sampingnya. Rambut pink, kulit pucat dan dada rata. Sakura Haruno. Kenapa gadis itu ada di ranjangnya? Apalagi dalam keadaan telanjang? Apa jangan-jangan semalam mereka melakukan hal yang tidak-tidak.

Ia mengguncang-guncang tubuh Sakura, gadis itu mengerjap dan membuka matanya. Apa yang Sakura rasakan sekarang adalah rasa pegal dan sakit tak berperi di bagian kewanitaannya. Ia menatap wajah stoic Sasuke, dari ekspresinya ia seperti tak terlalu terlihat kaget melihat hal ini.

"Apa kau bisa menjelaskan semua kekacauan ini?" Tanya Sasuke datar.

Sakura terlalu capek untuk menjelaskannya, setidaknya ia memerlukan setengah jam lagi untuk istirahat. Mereka baru tidur sejam yang lalu, setelah pertempuran yang panjang.

"Hm…"

"Aku yang bertanya padamu!"

Mata sakura kembali terbuka, ia menatap Sasuke dengan dalam. Sebenarnya ia penasaran ekspresi seperti apa yang Sasuke keluarkan ketika ia sadar, karena dia adalah salah satu orang yang jarang berekspresi. Tapi percuma saja, apa yang benar-benar Sakura harapkan dari manusia emotionless?

"Dari ekspresimu sepertinya kau tak terlihat kaget"

"Aku memang memiliki firasat buruk. Aku hanya tak menyangka itu kau"

"Nani? Heh.. dengar ya ini tak seperti yang kau pikirkan. Semalam Shion berusaha menjebakmu dengan mencampurkan obat perangsang di minumanmu untung saja aku mencegahnya jika tidak kau pasti sudah berbuat macam-macam pada Shion dan mengkhianati Hinata. Kau harus berterimakasih padaku!"

Sekarang Sasuke baru mengingatnya, semalam ia memang meminum susu yang diberikan oleh pelayan. Setelah itu ia tak ingat lagi dan kapan Sakura masuk ke kamarnya saja ia tak ingat.

"Hn.. Terima kasih"

"Aku akan menerima tanda terima kasih itu dengan gaun malam yang baru, oke?" ujar Sakura dengan sedikit bercanda. Sasuke menjadi tidak enak dan merasa bersalah, pasti semalam ia telah berbuat kasar pada Sakura bahkan gaun malamnya saja sampai robek tapi untung saja gadis itu tak mempermasalahkannya.

"Maaf soal yang semalam."

"Tak apa, anggap saja semalam tak pernah terjadi apa-apa dan tolong rahasiakan hal ini dari siapapun ya" ujar Sakura dengan penuh mohon. Sasuke tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Sasuke mengambil baju kemeja besar berwarna biru dari dalam koper dan memberikannya pada Sakura, sekarang masih jam 4 pagi dan orang-orang masih belum bangun.

Dengan tertatih-tatih Sakura jalan perlahan ke kamar mandi, melihat hal itu Sasuke merasa janggal. Untuk memastikan kecurigaannya ia membalik selimut dan mendapati bercak yang ada di kasurnya. Ia kaget dan semakin merasa bersalah. Apa Sakura kehilangan itu karenanya? Dan bukannya Hinata pernah bilang Sakura sudah pernah melakukan hal itu dengan mantan pacarnya, Gaara?

"Sasuke-kun!" panggil Sakura dari dalam kamar mandi, ia segera berlari menemuinya.

Disana sakura sedang duduk bersimpuh di atas lantai kamar mandi, badan polosnya hanya tertutup kemeja yang ia berikan.

"Kenapa?"

"Sepertinya aku pendarahan"

"APA? Bagaimana mungkin? Kau pernah melakukannya kan?"

Sakura ragu-ragu menjawab pertanyaan Sasuke, sebenarnya ini memalukan. Hinata pasti mengatakan hal macam-macam pada Sasuke tentang dirinya dan Gaara. Sekarang terbongkarlah sudah kebohongan ini. siapa yang menyangka ia akan kehilangan hal itu justru dengan pacar sahabatnya sendiri.

"e-ehmp.. Sasuke-kun, tolong rahasiakan hal ini juga ya oleh siapapun. Sebenarnya aku berbohong pada Hinata mengenai aku dan Gaara. Aku melakukan itu karena aku peduli padamu, kau tahu kan betapa polos dan konservatifnya Hinata. Niatku hanya ingin memprovokasinya. Jadi.. aku.."

"Aku mengerti"

"Sasuke-kun.."

"Hal itu tak penting sekarang kita harus menghentikan pendarahanmu ini"

Ketika Sasuke hendak memeriksa daerah pribadinya Sakura menghentikan itu. ini sangat memalukan walaupun mereka telah berbuat jauh. Waktu itu Sasuke tak sadar tapi sekarang?

"Kurasa ini luka di dalam, semalam kau melakukannya dengan kasar."

"Maaf"

"sudahlah, lebih baik kita memikirkan cara yang lain. Aku juga tak bisa berjalan dengan normal. Mereka pasti akan curiga denganku dan aku tak mau menjawab berbagai macam pertanyaan."

"Beristirahatlah.. aku akan bilang kau sedang sakit"

TBC

RnR