あなたが輝いている
(Anata ga Kagayaite iru)
Summary : Lucy heartfilia adalah seorang idol yang sedang naik daun meski umurnya masih 17 tahun. Memiliki nama Lucia sebagai nama panggungnya. Di atas panggung dia adalah idol yang sempurna namun siapa mengira bahwa dia menyimpan kesedihan dan kesepian seorang diri, sampai seorang lelaki datang di kehidupannya dan membuat dirinya merasa berarti. AU! OOC! Want to RnR minna?
Rate: T
Pair : Lucy .H, Natsu .D, Gray .F, Juvia .L.
Genre: Romance,Comedy
Fairy tail belong to Hiro Mashima
Chapter 1: Way to meet him
Prolog:
"Lucy-sama,sudah waktunya anda naik ke panggung." Panggil seorang gadis berambut biru pucat.
"Ah,baiklah. Kamu duluan saja Juvia." Gadis yang akrab disapa Juvia adalah teman Lucy sejak kecil,dan sekarang dia menjadi manajernya.
"Ok,aku akan ke belakang panggung ya."Jawab Juvia sambil menutup pintu pelan dan meninggalkan Lucy sendiri.
"Ayah,Ibu. Doakan aku ya…." Bibir Lucy bergerak pelan,dia menatap dirinya di cermin dan mulai menunjukkan senyum termanisnya.
"Sekarang aku adalah Lucia." Ujarnya sambil membuka pintu dengan kepercayaan diri dan berlari ke atas panggung.
Di dalam tempat konser,semua orang mengelu-elukan nama-nya,yang membuat Lucy semakin bersemangat untuk menghibur mereka semua.
"Minna-san! Koko de Lucia! Watashitachiha issho ni utatte mimashou (Ayo kita bernyanyi bersama) !"
"OU! LUCIA! LUCIA! LUCIA!"
Para penonton semakin heboh apalagi saat instrument lagu Towa no Kizuna berdendang. Lucy tampak menikmati suasana ini. Baginya,berada di atas panggung,di sorot cahaya dan mendengar sorakan penonton adalah hal yang paling menggembirakan
"Juvia,aku capek sekali!" Keluh gadis berambut pirang yang sekarang sedang duduk di atas sofa.
"Lucy-sama,tunggu sebentar lagi ya,di luar masih banyak fans yang menunggumu. Aku akan menyuruh pak sopir untuk menunggu di belakang gedung." Saat itu juga,Juvia segera membuka HP nya dan menelepon sopir. Sedangkan Lucy masih senyam senyum sendiri mengingat saat dirinya di atas panggung.
"Ah,hebat sekali diriku bisa sampai sejauh ini. Padahal dulu aku tidak mempunyai niat bernyanyi."
"Tapi buktinya anda dapat bernyanyi dengan indah Lucia-sama." Celetuk perias yang masih berada di dalam ruangan sehabis membersihkan make up Lucy.
"Yah,itu pasti bakatku. Hahahaha" Jawab Lucy asal. Setelah itu ia menatap bayangannya di jendela,dan terlihatlah sosok gadis dengan wajah muramnya,yang seperti akan menangis.
"Aku lelah…." Ucapnya pelan
"Apa?Lucy-sama?Apa anda mengatakan sesuatu?"Tanya Juvia yang sudah selesai menelepon.
"Tidak kok. Omong-omong,gimana mobilnya?Sudah siap?" Tanya Lucy mengalihkan pembicaraan.
"Nah,itu dia,mobilnya susah keluar karena sudah dikerubungi oleh fans Lucy-sama."
"Loh terus gimana nih?"
"Lucy-sama,aku membawa mobil waktu ke sini. Biar aku yang menyupir!"
"WHAT!?"Teriak lucy hingga sweatdrop.
"Tenang saja, meski aku belum 17 tahun,aku ini lebih jago menyetir daripada Lucy-sama."
Glek,justru itu yang kukhawatirkan. Pasti lah kamu lebih jago menyetir dibanding aku. Kan aku belum belajar menyetir mobil. Batin Lucy.
"Mmm… Baiklah aku akan menunggu di belakang gedung ya."
"Hati-hati Lucy-sama,fans mu berkeliaran di mana-mana."
"Iya,makanya kamu jangan lama-lama."
Setelah itu Lucy berjalan menuju belakang gedung dan Juvia mengambil mobilnya.
Lucy POV
Sudah sepuluh menit aku menunggu Juvia di belakang gerbang,dan huru hara fans juga mulai menghilang. Sepertinya petugas keamanan sudah membereskan mereka.
"Aku lapar…." Ucapku sambil memegangi perut.
Aku melihat jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul duabelas malam. Yah,ini sudah menjadi pekerjaanku yang memilih untuk bergelut di bidang entertainment. Meski awalnya aku ragu,namun karena Juvia berjanji akan menjadi manajerku jika aku berhasil debut,alhasil aku mencoba mengikuti audisi Next Idol. Yaitu audisi untuk para remaja yang memiliki bakat untuk menjadi idol remaja. Dan setelah melewati beberapa tahap dan mengalahkan pesaing-pesaingku,akhirnya aku berhasil menang dan debut. Yah,hanya seperti itu saja. Padahal aku sudah mendapatkan apa yang kumau,tapi kenapa aku terus merasa sedih?Kenapa aku kesepian?Aku tidak mengerti….
Hosh… Hosh…
Loh?Kok ada suara orang ngos-ngosan?Jangan-jangan Fans. Gawat! Aku segera menatap orang yang muncul secara tiba-tiba di sampingku ini.
"KYA-" Tadinya aku akan berteriak,tapi tangan ini justru membungkam mulutku.
"Kumohon,jangan berteriak dan jangan mengeluarkan suara. Atau tidak mereka akan menemukanku"Ucap lelaki ini pelan.
Tak lama segerombolan pria bertubuh besar dan membawa senjata melintas. Dan pria yang mendekapku ini semakin membawaku masuk ke tempat yang tidak terlihat oleh mereka yaitu di belakang tempat sampah. Ya benar,di sana sangat gelap dan mungkin orang tidak akan menyadari kami.
"COBA CARI KE SANA!"
"SIALAN ANAK ITU! BERANI-BERANINYA DIA MENUNJUKKAN WAJAHNYA!"
"SEMUA MENYEBAR! CARI DI SUDUT-SUDUT KOTA!
"OU!"
Pria ini semakin mendekapku erat,aku hanya dapat melihat matanya yang sesekali mengintip lewat celah-celah.
"Gawat!Ada yang menuju ke sini." Ucap pria ini lagi.
Aku dapat mendengar derap langkah yang berat semakin mendekat. Keringatku mulai berjatuhan dan…aku mendengar debaran jantung yang lebih cepat dari jantungku. Pasti detak jantung pria ini,huh… dasar penakut. Eh,tunggu… kita berdua kan dalam situasi yang sama. Kalau dia dihajar,pasti aku juga akan ikut terseret dalam perkelahian ini dan akan masuk berita lalu popularitasku turun dan akhirnya aku akan kembali menjadi….. TIDAAK! Sekarang debaran jantungku lebih cepat dari pria yang mendekapku ini,kepalaku terasa berputar-putar.
Tiba-tiba,derap langkah itu berhenti dan tak lama,suara Sirine polisi mulai terdengar.
"Cih,polisi datang. Lihat saja Natsu Dragneel! Kalau bertemu lagi,kau akan kucincang."Derap langkah pria itu semakin menjauh dan akhirnya kami berdua bisa bernapas lega.
"Puah… Hosh… hosh… hosh… mendebarkan sekali." Ucap pria ini.
"A-anu… ?"
"Hm?"
"Maaf,bisakah kamu melepaskan dekapanmu?Aku merasa sesak."Pintaku. Aku sudah tidak tahan ingin menghirup nafas segar juga.
"Oh iya,maaf ya." Akhirnya dia melepaskan dekapannya dari tubuhku.
"Mm… tidak apa-apa." Jawabku seraya berdiri dan membersihkan bajuku dari debu.
"Maaf sudah ikut-ikutan menyeretmu." Pria ini mulai membuka suaranya.
"Tidak apa-apa. Hanya saja aku bingung,ada apa sih tadi?"
"Mereka mengejarku."
"Kenapa?"
Krruukkk….
Gawat! Kenapa harus berbunyi sekarang sih…..
"WAHAHAHAHA!"
"Geezz… Jangan tertawa…." Kurasakan darahku naik ke kepala. Kepalaku tertunduk. Kejadian tadi membuatku semakin lapar saja. Tiba-tiba pria ini menepuk kepalaku pelan.
"Nih,aku ada roti. Mau?"Tanyanya.
"T-Te-Terimakasih…." Jawabku malu-malu sambil meraih roti di tangannya. Setelah kuperhatikan,ditangan orang ini terdapat banyak sekali luka.
"Kamu berdarah!" Ucapku histeris. Aku memang sangat membenci darah. Karena darah mengingatkan aku pada hal yang menyeramkan.
"Ahh… ini hanya luka kecil saja kok."
"Kecil apanya?Nih saputangan dan hansaplast,pakai saja,tapi lukamu harus disiram air terlebih dahulu." Tangan pria ini menerima saputangan dan hansaplast dan segera melakukan apa yang kusuruh. Kebetulan di dekat sana ada kran air.
Tiinn… Tiiin…
Cahaya mobil menyorot kami berdua. Dan dari jendela,Juvia melambaikan tangannya.
"Maaf,aku sudah harus pergi,kau juga cepatlah pulang."Ucapku kepada pria yang masih membasuh tangannya. Setelah selesai dia menghampiriku,karena cahaya mobil aku dapat melihat sosoknya. Pria ini memiliki warna rambut yang jarang digunakan anak remaja lain yaitu merah muda,dan tubuhnya sangat atletis,dia memakai syal kotak-kotak di lehernya.
"Ya,terimakasih ya… maaf merepotkan…"Ucapnya.
"Mmm dan terimakasih juga untuk rotinya." Setelah itu aku segera membuka pintu mobil,namun pria ini menghentikan langkahku lagi.
"Hei,siapa namamu?"Tanyanya
"Lucy Heartfilia."Jawabku sambil mengulurkan tangan.
"Natsu Dragneel. Kuharap kalau kita bertemu lagi."Dia menyambut uluran tanganku sambil tersenyum . Senyumnya terasa hangat dan tulus. Membuatku nyaman berada di dekatnya.
"Ya…mungkin…"Ucapku dengan suara kecil,lalu masuk ke dalam mobil. Seketika Juvia langsung tancap gas. Aku masih melihat sosok Natsu Dragneel dari kaca spion. Dia melambaikan tangannya.
"Siapa dia?"Tanya Juvia
"Orang aneh…" jawabku.
"Harusnya Lucy-sama jangan dekat-dekat orang itu. Siapa tahu dia fans yang cuma pura-pura dan memanfaatkan kebaikan Lucy-sama." Ucap Juvia ketus,membuatku sedikit kesal entah kenapa.
"Kurasa dia bukan orang yang seperti itu. Dan lagi Juvia,kenapa kamu terlambat 30 menit?Kalau saja kamu tidak telat,aku tidak akan bertemu dengan orang aneh itu!"Rasakan Juvia!Sekarang aku akan balik menasehatimu!Hahahaha!
"Hehe… anu… Juvia terlambat yang pertama karena harus melintasi para fans,yang kedua ada segerombolan mafia yang sedang berkeliaran mengejar seseorang. Untunglah polisi langsung mengamankan"
"Mafia?"
"Iya,tadi ramai sekali loh… Juvia sampai takut banget."
"Juvia kan kuat,tidak mungkin kalah kan?"
"Kyaa… Lucy-sama jangan memuji Juvia dong!" Inilah sifat asli Juvia,dia bisa berubah dari gadis yang kelihatan cool namun saat bersama orang yang dia suka dia akan mulai membuka diri dan rada alay.
"Ngomong-ngomong… Lucy-sama… bagi rotinya ya?Juvia juga lapar."
"Nih,sedikit aja." Karena roti ini dari orang aneh yang membuatku penasaran.
Kriing… Kriing…
Handphoneku bordering dan di sana tertera nama Gray Fullbuster.
"Halo Gray…"
"Lucy! Hebat banget kamu. Aku sudah menonton konsermu dari televisi. Maaf ya tidak dapat mendukung langsung."
"Tidak apa-apa kok. Ngomong-ngomong apa kamu gak lelah?Kamu membantu ayahmu bekerja di perusahaan lagi kan?"
"Tidak apa-apa kok. Kalau aku sebagai anak tunggal tidak bisa menangani perusahaan,ibu pasti akan menangis. Hehehe "
"Santai saja Gray… kamu harus menikmati masa mudamu. Hidup tuh masih panjang tau."
"Iya iya,lagipula mulai besok kamu akan menjadi murid di sekolahku kan?"
"Oh iya! Aku hampir lupa."
"Ya sudah,aku tutup dulu teleponnya ya,besok jangan terlambat. Selamat malam Lucy…"
"Selamat malam Gray…"
"Dari Gray-sama?" Tanya Juvia
"Hmm… ya… dasar Gray selalu khawatir."
"Ya…" Ucap Juvia,raut wajahnya tampak sedih setiap kali aku bercerita tentang Gray.
Akhirnya kami sampai di depan Apartement mewah berlantai 10. Dan ruanganku ada di lantai 9. Dari sana aku dapat melihat seluruh kota. Apalagi saat malam,kelap-kelip lampu kota selalu menemaniku tidur di kamar yang sepi.
"Kalau begitu Lucy-sama,aku akan ke ruang apartement ku. Pastikan Lucy-sama bangun jam setengah delapan."
"Baiklah,terimakasih Juvia."
Nah,sekarang aku sendiri lagi,di ruangan yang luas dan sepi. Benar,hanya aku seorang yang tinggal di tempat ini. Tidak ada orang yang akan menyambut kedatanganku.
07.45 AM
"LUCY-SAMA! Bangun!"
"Argh! 10 menit lagi ya Juvia."
"Gak boleh… sekolah dimulai jam setengah Sembilan. Kalau tidak berangkat jam delapan,kita akan telat di hari pertama sekolah."
Karena mendengar kata terlambat,aku segera membuka mataku dan meregangkan badan. Setelah itu aku bersiap-siap. Tepat jam delapan kita sudah berhasil naik mobil menuju ke sekolah.
"Lucy-sama,ingat ya,kali ini harus memiliki teman."Ujar Juvia tegas.
"Aku kan sudah berteman dengan Juvia,dan Gray."
"Maksudku bukan teman dari kecil,tapi teman SMA,pacar,d ll !"
Mendengar perkataan Juvia,aku tertunduk sedih. Sejak dulu,aku tidak memiliki teman,karena aku lebih cerdas dibandingkan mereka,entah itu kemampuan fisik maupun otak,tidak ada yang bisa mengimbangiku, aku selalu mendapat perlakukan istimewa. Satu persatu teman-temanku pergi meninggalkanku, dan akhirnya orang tuaku menyekolahkanku di rumah/Homeschooling. Memang,lebih tenang dan nyaman,tapi aku merasa kesepian. Waktu itu,hanya Juvia dan Gray yang suka menghampiriku,mereka bilang mereka akan selalu ada untukku. Sejak saat itu aku tidak mempercayai siapapun kecuali mereka berdua.
"Baiklah nona Lucy dan nona Juvia,selamat bersekolah!"Ucap Pak Sopir.
Setelah aku keluar dari mobil ,beberapa anak yang menyadari keberadaanku langsung berteriak-teriak.
"LUCIA SEKOLAH DI SINI!"
"Kyaa!"
"Lucia!Lucia!"
"Ada Lucia!"
Dalam beberapa menit saja,aku sudah dikelilingi oleh puluhan hingga ratusan fans,untunglah petugas keamanan segera mengamankan hingga aku bisa berjalan menuju ruang kepala sekolah dengan selamat.
"Selamat datang Lucy Heartfilia di SMA Fairy Tail,saya adalah Makarov.! " Sambut kepala sekolah dengan senyum lebarnya.
"Terimakasih Makarov-sensei."
"Kelasmu adalah kelas spesial 2-1. Mirajane sensei akan mengantarmu."
"A-anu…. Teman saya di mana?"
"Maksudmu yang berambut biru pucat?Kalau dia,sudah masuk kelas regular sejak tadi."
"Owh…" Kupikir,Juvia akan ikut denganku ke kelas spesial. Lalu,sebuah SMS masuk ke HP-ku.
Lucy-sama… Ganbatte !
From: Juvia L.
Yosh!Aku akan berusaha. Setelah itu aku mulai melihat papan nama kelas 2-1 yang menjadi kelasku. Lalu satu SMS lagi masuk ke HP-ku dari Gray.
Lucy…. Ganbatte… jangan nangis di hari pertama sekolah ya.
"Urushai na!" Ucapku sambil tersenyum senang. Juvia dan Gray benar-benar deh… hampir mirip. Dulu mereka sangat akrab,tapi kenapa sekarang agak renggang ya?kalau mereka bertemu suasana menjadi dingin.
"Lucy,kau sudah sampai di depan kelas. Gildart sensei sudah menunggumu." Ucap Mirajane sensei. Suaranya amat lembut dan senyumnya manis.
"Ya… semuanya,ini Lucy Heartfilia." Ucap Gildart sensei di depan kelas.
"O-Ohayou minna-san… Yoroshiku!" Aku sedikit gugup. Lebih baik bernyanyi di depan banyak orang daripada harus berbicara di depan kelas. Kuperhatikan murid-murid lelaki tampak terpesona dan berusaha menggodaku. Sedangkan murid-murid perempuan tampak tidak peduli. Aku langsung saja berjalan menuju tempat duduk yang ditunjuk oleh Gildart sensei. Disebelahku ada bangku kosong. Entah siapa yang memakainya.
"Mari kita mulai pelajaran hari ini."
Normal POV
Jam pelajaran kelima….
"Hnggg…." Seorang gadis berambut pirang ini meregangkan tangannya. Wajahnya nampak cantik terterpa cahaya mentari. Sedari tadi,ia sudah menjadi pusat perhatian semua anak lelaki di sekolah itu.
"Hah… jam ke lima olahraga ya… Yup! Aku akan mengganti pakaian. Loh ?" Lucy melihat ke sekelilingnya,dan ia tidak melihat satu pun murid perempuan di kelas itu.
"Aduh…. Pada ke mana ya?Aku tidak tahu ruang ganti di mana?"
Akhirnya Lucy mencoba mencari ruang ganti sendiri. Waktu sebelum olahraga di mulai tinggal 10 menit dan dia belum berganti pakaian. Lucy merasa takut,karena dia tadi mendengar anak-anak di kelasnya mengeluh tentang guru olahraga mereka yang galak banget melebihi beruang.
"Ah,sudahlah… aku ganti di ruangan ini saja. Mumpung tidak ada orang."Gumam Lucy sambil membuka ruang laboratorium tua di lantai 1.
Saat Lucy mulai membuka pakaiannya,dia lupa untuk menutup tirai,sehingga anak-anak lelaki kelas regular melihat Lucy.
"LU-LUCIA! Lucia berganti pakaian!" teriak seorang anak lelaki yang sangat menyukai Lucia.
"Di mana?Di mana?" sahut anak yang lain.
"OWH! Benar! Lihat Badannya!" Mereka segera mengambil kamera dan mulai memotret Lucy yang masih dalam keadaan tidak memakai baju atasan.
"KYAAAA!" Teriak Lucy saat tersadar dirinya dipotret. Lucy segera berlari secepat mungkin keluar dari ruangan itu dan melewati pria berambut merah muda.
"Loh?Itu kan… L-Luc-… Argh!" para murid dari kelas regular segera berlari mengejar Lucy dan menginjak-injak badan Natsu Dragneel yang sekarang terkapar di koridor sekolah.
"TEMEE!" Umpatnya. Natsu segera berlari mengejar mereka.
Lucy terkurung di dalam ruangan dilantai 3. Dia pikir,mereka tidak akan bisa masuk ke dalam. Namun dugaan Lucy salah. Kekuatan para fans berhasil memasuki ruangan tersebut. Lucy segera menutup matanya pasrah. Saat itu,seorang pria berambut merah muda melompat dari jendela dan menendang wajah mereka satu per satu.
"Sialan kalian! Berani-beraninya menginjak badanku,apalagi kalian mengganggu murid perempuan di sekolah. Cih…"
"Natsu?" Ucap Lucy tertahan. Dalam hatinya dia sangat senang dan terpesona. What?Terpesona karena apa?
"Kamu! Ikut aku!" Ujar Natsu sambil menggendong Lucy dan membawanya keluar lewat jendela.
"WAAA! Tunggu dulu… I-ini lantai 3!" Teriak Lucy.
"Lalu?Aku juga tahu ini lantai 3." Jawab Natsu santai. Seketika itu juga Natsu langsung melompat dan membuat Lucy berteriak sekencang-kencangnya. Untunglah mereka mendarat dengan selamat.
Lucy dan Natsu bersembunyi di balik semak semak,karena masih banyak fans Lucy yang berusaha mencarinya.
"Natsu… terimakasih…" ucap lucy dengan suara pelan.
"HAH?! Lagipula…." Kata Natsu sambil melihat keadaan Lucy.
"APA-APAAN INI!KENAPA KAMU TIDAK MEMAKAI BAJU!"
"A-Aku bisa menjelaskan…. Tolong jangan berteriak,nanti mereka menemukan kita." Natsu segera menutup mulutnya dan melepas jas sekolahnya dan memberikannya pada Lucy.
"Setidaknya kau memakai itu." Wajah Natsu sedikit memerah,namun ia memalingkan wajahnya.
"Ah… arigatou… maaf merepotkan." Lucy segera memakai jas sekolah Natsu dan mulai menjelaskan kenapa dia bisa sampai pada keadaan seperti ini.
"Oh… jadi intinya,semua ini terjadi karena kamu tidak tahu ruang ganti. Konyol!" Lucy hanya tertunduk lemas.
"Memangnya tidak ada teman yang memberitahumu?" Lanjut Natsu.
"A-Aku… tidak punya teman…" Lucy semakin tertunduk lemas. Natsu menjadi merasa bersalah. Seharusnya dia tidak mengatakan hal itu pada Lucy.
"Kalau begitu,aku akan menjadi teman pertamamu." Ucapan Natsu membuat Lucy menaikkan kepalanya dan melihat wajah Natsu yang tersenyum hangat.
"Benarkah?" Tanya Lucy
"Benar! Aku akan memberitahumu semua tentang sekolah ini." Ucap Natsu meyakinkan.
"Janji?" Ujar Lucy sambil mengulurkan jari kelingkingnya.
"Janji!"Jawab Natsu sambil menautkan jari kelingking mereka.
"Ternyata kamu disini Lucy! Aku segera mencarimu saat kudengar kamu diculik."Ucap Gray yang kemudian melihat Natsu yang sedang bersama Lucy.
"Jadi kamu yang menculik Lucy. Dasar maniak!" Gray sangat kesal saat melihat Natsu,dan Natsu membalas tatapan Gray tajam. Lucy tampak bingung melihat suasana tegang keduanya ,apa yang harus harus dia lakukan?
To be Continue….
Author: Hello minna-san… Author baru di fandom ini. Terimakasih sudah membaca FF ini. Maaf kalau masih banyak kekurangan disana sini (apalagi bagian komedi,maaf ya author kurang baik dalam membuat cerita komedi). By the way,cerita ini terinspirasi dari manga shoujo ikeyamada (kalau yang tahu manga suki desu Suzuki-kun hehehe). Mohon dukungannya ya semua…. Tolong berikan review kalian mengenai cerita ini. Arigatou… ^^
