Title: Hanya satu
Rate: K+
Genre: Family/Drama
Summary: Hanya satu pinta ku, untuk memandang langit biru dalam dekap seorang ibu... Hanya satu pinta ku, untuk bercanda dan tertawa di pangkuan seorang ayah...
© Death Note is belongs to Takeshi Obata and Tsugumi Ohba.
X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.
Hanya satu pinta ku, untuk memandang langit biru dalam dekap seorang ibu... Hanya satu pinta ku, untuk bercanda dan tertawa di pangkuan seorang ayah...
.
.
Near tak pernah meminta lebih dari yang dia dapatkan. Dia selalu menerima apapun yang ditujukan padanya, entah itu adalah sebuah cacian, makian, atau ejekan. Dia tak perduli, dan tak akan pernah peduli.
Near adalah calon penerus utama L, dia tak pernah merasa kalau dia lah yang cocok untuk melanjutkan L, bahkan dia selalu merasa kalau saingannya lah yang lebih baik daripada dirinya...
Near tak pernah menginginkan sesuatu, tak pernah sekalipun. Saat ulang tahun, saat hari natal tiba... Near tak pernah meminta sesuatu, padahal Roger dan guru-guru yang lain sudah menanyakan apa yang dia mau, tapi Near tak pernah mengatakan sebenarnya apakah yang dia inginkan saat ini.
Apabila ini hanya sebuah mimpi... ku 'kan selalu berharap, tak akan pernah terbangun...
.
.
Setiap malam sebelum tidur Near selalu berdoa. Dan dia selalu mengucapkan doa yang sama setiap harinya... "Aku hanya ingin berada didekapan ibuku, dan juga berada dipangkuan ayahku..."
Near tak pernah tahu siapa kedua orang tuanya, Roger hanya mengatakan kalau dulu dia ditinggalkan oleh seorang gadis remaja, saat itu umurnya masih beberapa hari... dibawah hujan salju putih, gadis remaja yang wajahnya hampir tak terlihat karena kerudung yang dia gunakan menangis terisak ketika menyerahkan Near ke tangan Roger.
Roger bisa melihat kalau paras gadis itu sangat mirip dengan Near sekarang. Mereka berdua sama-sama memiliki rambut seputih salju.... Near tak pernah menyalahkan orang tuanya karena membuangnya kemari, dia tahu kalau mereka pasti memiliki alasan yang kuat mengapa mereka membuangnya kemari...
Dan Near tak pernah mengeluh. Dia tak pernah menyalahkan siapa-siapa atau membenci seseorang... diapun melanjutkan doa yang dia panjatkan... "Aku ingin...memandang Langit biru bersama ayah dan ibu..." doa itu dia ucapkan terus menerus hingga dia kehabisan nafas....
Hanya satu pinta ku, untuk memandang langit biru di pangkuan ayah dan ibu...
.
.
Saat memejamkan matanya, Near mulai membayangkan sosok ibunya, dan juga sosok ayahnya. Yang teramat mencintainya, menyayanginya selalu... walaupun dia tahu, kalau semua ini hanya akan membuatnya semakin sakit...
Namun kebahagiaan semu yang dia rasakan berjuta nikmatnya, Near merasa ada seseorang yang menyayanginya, mencintainya, dan membutuhkan ke eksistensiannya... dan dia terbuai dengan semua pancaran semu itu.
Walaupun dia tahu kalau dia akan menyesalinya nanti, melalui setetes air mata kecil yang jatuh dari matanya. Dia akan sangat menyesali kebahagiaan semu yang dia ciptakan sendiri ini.
Apabila ini hanya sebuah mimpi... ku 'kan selalu berharap, dan tak pernah terbangun...
.
.
(Fin)
X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X..X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.
(Music Mode Author: Hanya satu, Mocca)
MATTGASM: it's really a beautiful song :D langsung dibuat setelah mendapatkan ceramah pencerahan ama ustad Dako...hehe xD agak sedikit merasa kalo Near itu mirip dengan saia... *di tampar* hahaha, gila ah...xDD
